✧˖*°┊❝ 𝘚𝘪𝘤𝘬𝘯𝘦𝘴𝘴ᵕ̈೫˚∗

╰─▸ ❝ 𝑫𝒂𝒚 𝑻𝒘𝒐 : 𝒮𝒾𝒸𝓀𝓃ℯ𝓈𝓈

╰─▸ ❝ 𝑻𝒐𝒅𝒂𝒚'𝒔 𝑷𝒂𝒊𝒓 : 𝘕𝘢𝘬𝘢𝘫𝘪𝘮𝘢 𝘈𝘵𝘴𝘶𝘴𝘩𝘪 𝘹 𝘐𝘻𝘶𝘮𝘪 𝘒𝘺𝘰𝘶𝘬𝘢

╰─▸ ❝ 𝑻𝒂𝒈𝒔 : Mention of sickness and vomitting.

˗ˏˋ ⁱᵐᵖᵒʳᵗᵃⁿᵗ! ᵃˡˡ ᶜʰᵃʳᵃᶜᵗᵉʳˢ ᵇᵉˡᵒⁿᵍˢ ᵗᵒ ˢᵃⁿᵍᵒ ʰᵃʳᵘᵏᵃʷᵃ ᵃⁿᵈ ᵏᵃᶠᵏᵃ ᵃˢᵃᵍⁱʳⁱ!¡ 'ˎ˗

︶꒦꒷♡꒷꒦︶

𝑻𝒘𝒐 𝒎𝒖𝒈𝒔 𝒐𝒇 𝒕𝒆𝒂.

︶꒦꒷♡꒷꒦︶

Izumi Kyouka sangat benci yang namanya jatuh sakit. Bukan terjatuh kemudian kesakitan, namun sakit yang disebabkan oleh virus seperti demam, flu berat, meriang, dan macam-macam penyakit lainnya. Izumi Kyouka benci jatuh sakit. Selain karena hidungnya menjadi tersumbat akan cairan-cairan, matanya berair karena panas tubuh, serta mimpi buruk yang terus datang apabila dia ingin beristirahat sejenak.

Jatuh sakit bukanlah hal menyenangkan. Mungkin menyenangkan jika kita jatuh sakit beberapa hari sebelum ujian mata pelajaran yang kita benci. Atau jatuh sakit di hari dimana kita ingin bertemu orang yang tidak kita sukai. Keinginan jatuh sakit itu relevan, namun Kyouka tidak pernah menginginkannya. Selain karena hal-hal yang telah disebutkan di atas, Kyouka membenci fakta kalau dia akan lebih lemah ketika sakit. Ketika ia lebih lemah, ketakutan dan paranoia akan lebih sering datang ketimbang emosi biasanya.

Sayang sekali kalau ternyata kebenciannya kepada jatuh sakit justru menjadi pemicu datangnya sakit. Mungkin dengan tawa mengejek, sakit menghampiri Kyouka lalu menempel padanya, mengakibatkan Kyouka bangun dengan kepala pening dan suhu badan lebih tinggi dari biasanya. Dia sempat ingin memaksakan diri — mengingat hari ini dia memiliki klien penting dan tugas baru — namun tertahan karena melihat wajah khawatir Nakajima Atsushi.

Dengan wajah khawatir dan suara panik — atau mungkin ini memang Atsushi yang biasanya — Atsushi meminta agar Kyouka berisitirahat seharian di Apartemen kecil tempat mereka berdua tinggal. Kata Atsushi, ia yang akan mengurus surat izin sakit dan klien Kyouka hari ini.

Jadilah Kyouka kini berbaring di atas futon dengan kompres penurun panas menempel pada dahinya. Ditemani dengan suara nyanyian cicada pada musim panas, suara ranting pohon yang bergerak, serta jarum jam di dinding apartemen mereka. Meski begitu, Kyouka tak kunjung merasakan berat kantuk pada matanya.

Dulu sekali, sebelum insiden yang menewaskan kedua orangtuanya, Kyouka sering dibuatkan okayu dengan umeboshi sebagai pelengkap. Okayu hangat buatan Ibunya, ah, Kyouka benar-benar rindu dengan rasanya. Bagaimana hangatnya okayu dan masamnya umeboshi membuat nafsu makannya kembali. 

Sekarang pun ia tak bisa makan. Setiap makanan yang masuk, keluar begitu saja dari mulutnya karena tak ada nafsu dan rasa sama sekali. Hanya teh dan air lemon buatan Atsushi yang bisa ia cerna dengan baik, walau bau menyengat teh tetap membuatnya ingin memuntahkan isi perut.

Kantuk bisa ia rasakan beberapa saat setelah obat penurun demam diminumnya. Kyouka kembali menidurkan dirinya di atas futon sambil menatap langit-langit yang terasa jauh dan berputar. Kyouka berganti-ganti posisi dan berkali-kali menendang selimut futon, sampai akhirnya Kyouka pun tidur dengan posisi seperti kura-kura.

︶꒦꒷♡꒷꒦︶

Kyouka membuka matanya ketika ia merasakan sesuatu mengusik tidurnya. Rasanya seperti hantu berbulu lembut sedang mengusap-usap pipinya. Tapi, alih-alih menemukan hantu berbulu lembut, ia malah menemukan Atsushi yang sedang menatapnya dengan lembut seolah menatap seekor anak kucing yang kedinginan.

"Oh, sudah bangun? Mau makan?" Tanya Atsushi begitu melihat Kyouka membuka matanya.

Kyouka tidak menjawab. Dia mengedipkan mata beberapa kali seolah berusaha untuk mengembalikan pengelihatan buramnya. Setelah memastikan kalau ia sudah benar-benar sadar, Kyouka pun mengubah posisinya. Kini Kyouka duduk di atas bantalan futon dan menatap Atsushi yang juga sedang menatapnya.

"Sudah pulang?" Tanya Kyouka.

Atsushi mengangguk, "Aku baru saja sampai. Panasmu sudah turun?"

Kyouka mengangguk sebagai jawabannya. Plester penurun panas ia lepas dari jidatnya yang terasa begitu pengap dan lengket. "Aku sudah minum obat tadi, apa kita punya makanan?" Tanya Kyouka lagi.

Atsushi berpikir sebentar, "Aku rasa aku bisa membuat Chazuke," ucapnya.

"Kalau begitu aku mau, Chazuke, dan teh lemon seperti tadi pagi," Kata Kyouka.

Atsushi terkekeh ringan, tangannya mengelus kepala Kyouka dengan gerakan lembut, "Syukurlah kalau nafsu makanmu sudah kembali. Aku akan membuat Chazuke dan teh kalau begitu."

Kyouka tersenyum kecil, "Terima kasih."

Kyouka memandang punggung Atsushi yang berbalik menuju dapur kecil di Apartemen mereka. Atsushi gagal menyadari semu kemerahan di pipi Kyouka, gagal menyadari kalau gadis itu merasa nyaman akan keberadaannya.

Begitu Atsushi berbalik dengan dua mangkuk Chazuke dan dua cangkir dengan asap mengepul di atasnya, Kyouka sudah mengembalikan ekspresinya seperti sedia kala. Kini mereka saling berbagi cerita sambil menikmati Chazuke ditemani dengan dua buah cangkir berisi teh hangat, sesuai dengan suasana hati mereka.

- ̥۪͙۪˚┊❛ めでたしめでたし ❜┊˚̥۪͙۪◌

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top