✧˖*°┊❝ 𝘍𝘭𝘰𝘸𝘦𝘳ᵕ̈೫˚∗
╰─▸ ❝ 𝑫𝒂𝒚 𝑭𝒐𝒖𝒓 : ℱ𝓁ℴ𝓌ℯ𝓇
╰─▸ ❝ 𝑻𝒐𝒅𝒂𝒚'𝒔 𝑷𝒂𝒊𝒓 : 𝘈𝘬𝘪𝘬𝘰 𝘠𝘰𝘴𝘢𝘯𝘰 𝘹 𝘌𝘥𝘰𝘨𝘢𝘸𝘢 𝘙𝘢𝘯𝘱𝘰
╰─▸ ❝ 𝑻𝒂𝒈𝒔 : 𝘕𝘰𝘯𝘦.
˗ˏˋ ⁱᵐᵖᵒʳᵗᵃⁿᵗ! ᵃˡˡ ᶜʰᵃʳᵃᶜᵗᵉʳˢ ᵇᵉˡᵒⁿᵍˢ ᵗᵒ ˢᵃⁿᵍᵒ ʰᵃʳᵘᵏᵃʷᵃ ᵃⁿᵈ ᵏᵃᶠᵏᵃ ᵃˢᵃᵍⁱʳⁱ!¡ 'ˎ˗
︶꒦꒷♡꒷꒦︶
𝑶𝒏𝒄𝒆 𝒖𝒑𝒐𝒏 𝒂 𝒇𝒍𝒐𝒘𝒆𝒓.
︶꒦꒷♡꒷꒦︶
Bunga. Sebenarnya Yosano tidak memiliki ketertarikan terhadap makhluk hidup yang satu itu. Yang selalu muncul bermekaran sesuai dengan musimnya layaknya kucing pada musim kawin mereka. Yosano tidak begitu tertarik kepada bunga, kecuali jika dijadikan parfum, pengharum, atau barang-barang berguna lainnya. Yosano tidak begitu tertarik bunga, karena bunga juga tidak memiliki momen yang menarik selama hidupnya.
Setidaknya, sampai ia diberi sebuket penuh bunga berwarna merah muda. Lalu sang lelaki di hadapannya berseru "Tolong jadi kekasihku!" dengan wajah yang memerah.
Lelaki itu tak lain dari Edogawa Ranpo. Dektektif hebat, detektif genius, dan segala remtetan pujian-pujian tak berakhir layaknya gerbong kereta barang. Edogawa Ranpo yang terkenal dan dielu-elukan hampir semua orang yang bekerja pada bidang polisi dan pembunuhan.
Yosano terkadang membantunya, jika ia butuh detail lebih lanjut untuk suatu kasus sehingga dilakukan autopsi. Atau ketika Ranpo hanya butuh seseorang untuk membelikannya permen — biasanya Yosano lebih senang menyuruh Atsushi karena si pemuda bersurai putih itu nampaknya tidak punya pekerjaan lebih baik selain dari mengurus ulah Dazai — yang jelas, Yosano memandangnya sebagai kolega.
Memang sebuah rahasia umum kalau dulu Ranpo pernah menyelamatkan dirinya dari ambang keputusasaan. Tapi seiring berjalannya waktu, Yosano tak lagi berkelut pada masa lalu dan memutuskan untuk tegap memandang ke depan, begitu pula perasaan campur aduknya kepada Ranpo. Yosano memutuskan agar ia menjadi lebih independen karena ia yakin kalau perasaan ini tak akan membawanya kemana-mana.
Tapi Yosano salah, karena ia, di hadapan sebuket bunga Krisan merah dengan bunga lilac, Yosano hanya bisa membatu. Perasaannya tak menentu antara senang atau malu. Ia malu karena Ranpo menyatakan perasaannya di hadapan semua orang. Semua, artinya lebih dari 1 dan mencakup beberapa pihak, karena itu Yosano malu. Ia yakin, Dazai pasti akan menjadikan hari ini sebagai satu dari sekian banyak cara untuk menjahili Yosano. Jangan lupakan juga, kalau sekarang mereka sedang berada di taman pusat kota Yokohama dimana semua orang berkumpul. Baik tua maupun muda, baik yang memang menikmati taman maupun yang sedang ogah-ogahan mengikuti temannya.
Yosano menahan diri agar ia tidak menjerit malu. Memang, pengakuan cinta Ranpo untuknya termasuk sesuatu yang sangat matang mengingat bagaimana si detektif ini selalu ogah-ogahan dalam melakukan sesuatu — kecuali Fukuzawa yang memintanya secara langsung atau diberi imbalan berupa makanan manis yang Ranpo inginkan — terlebih jika sesuatu itu tidak ada sangkut pautnya dengan pekerjaan atau bidangnya.
Tapi yang di hadapan Yosano kali ini adalah kenyataan. Kenyataan kalau Ranpo memang dengan sepenuh niat dan hatinya merencanakan bagaimana ia akan menyatakan perasaannya kepada Yosano. Dan, pada waktu itu, Yosano dengan senang hati menerima perasaan dari koleganya. Walau sebenarnya, Yosano berpikir hubungan ini tidak akan berlangsung lama mengingat betapa sibuk dan cueknya mereka akan hubungan satu sama lain.
Dengan perasaan yang begitu amburadul di hatinya, Yosano menerima buket bunga dari Ranpo. Sekali lagi, ia berpikir hubungan ini tidak akan berlangsung lama — sambil tersenyum setengah hati.
︶꒦꒷♡꒷꒦︶
Pengakuan cinta dari Ranpo adalah satu dari hal tak terduga yang Yosano alami. Hal kedua adalah ketika ia bangun di pagi hari dan mulai menggunakan Shiromuku dibantu dengan beberapa perempuan lainnya. Ketika Yosano melihat kalender barulah ia ingat kalau hari ini adalah hari pernikahannya.
Belum lama ini, mungkin sebulan? Dua bulan? Yosano tak begitu ingat karena rasanya ia masih berjalan di atas awan saking cepat dan bahagianya. Kalau Yosano tidak salah ingat, Ranpo lagi-lagi mengajaknya ke tempat dimana Yosano mendapat pengakuan cintanya, kemudian dengan buket yang lebih besar daripada buket sebelumnya, juga dengan kotak cincin putih bermotif kupu-kupu seperti hiasan rambutnya, Ranpo mengatakan "Ayo kita Menikah!" dengan senyum yang sangat lebar.
Kala itu Yosano bukan ingin menjerit malu, tapi ia ingin menjerit bahagia. Tapi ia tak perlu melakukan itu, karena Yosano dengan cepat merengkuh Ranpo dan berseru "Iya!" dengan sangat lantang hingga semua orang tua, orang muda, anak kecil yang sedang iseng membunuhi semut hitam, menoleh ke arah mereka. Tapi, toh, Yosano tidak peduli.
Lamunan Yosano buyar ketika Naomi memintanya untuk sedikit membuka mulut agar cat pemerah bibir bisa dipakaikan dengan benar untuknya. Yosano menurut, sedikit membuka mulutnya dan Naomi, dengan segera, memakaikan pemerah bibir dengan telaten. ketika Naomi selesai memoleskan pemerah bibir, Yosano pun menutup mulutnya.
"Wah, aku benar-benar tidak menyangka kalao Yosano-san akan menjadi pengantin wanita pertama di antara kita!" Seru Naomi memecah keheningan.
Yosano tersenyum simpul, "Aku juga tidak menyangka kalau aku akan menjadi pengantin wanita pertama," katanya dengan kekehan.
Kyouka yang sedang sibuk menyanggul rambut Yosano pun ikut membuka mulutnya, "Kenapa Yosano-san mau menerima lamaran Ranpo-san?" Tanya sang gadis berkuncir dua.
Pertanyaan Kyouka memang ada benarnya. Beberapa kali mungkin mereka melihat Yosano kelelahan menghadapi Ranpo dan sifat kekanakkannya. Beberapa kali pula Kyouka dan Naomi menjadi penonton dadakan adu mulut Yosano dan Ranpo, berujung silent treatment kepada masing-masing selama hampir seminggu. Jujur saja, menurut Kyouka — dan sebenarnya Yosano sendiri juga berpikir seperti itu — hubungan Ranpo dengan Yosano sangat penuh dengan lika-liku.
Tetapi semakin lama mereka berada dalam hubungan, semakin paham pula Yosano akan sifat Ranpo, begitu pula sebaliknya. Semakin mereka memahami dan berkomunikasi, perlahan-lahan pondasi acak-acak menjadi sempurna, ketika pondasi itu telah hampir sempurna, Ranpo menjadikannya sempurna dengan tiga kalimat ayo-kita-menikah.
"Kalau boleh jujur, aku rasa semuanya di awali dengan bunga," Jawab Yosano pada akhirnya.
"Ranpo memberiku bunga krisan merah dan lilac saat pertama kali mengungkapkan perasaannya. Beberapa kali juga ketika kita merayakan hari jadi kami, Ranpo selalu membawakan bunga krisan merah untukku,"
"Lalu saat dia melamarku, buketnya lagi-lagi berisi bunga krisan merah dan lilac. Sejujurnya aku tidak tahu dan tidak tertarik pada bunga atau hanakotoba. Tapi entah kenapa Ranpo selalu memilih dua bunga itu untuk diberikan kepadaku, jadi aku sedikiiit mengintip apa artinya," Lanjut Yosano.
Yosano diam selama beberapa detik, begitu juga dengan Naomi dan Kyouka yang saling diam menunggu Yosano untuk memberitahukan arti dua bunga tersebut kepada mereka. Yosano pun terkikik dengan merdunya, kemudian dia berkata,
"Krisan merah artinya Aku mencintaimu memang mirip dengan mawar merah. Tetapi setelah aku cari tahu lagi, bunga krisan lebih tahan lama daripada bunga mawar, karenanya arti dari Aku mencintaimu di bunga krisan lebih tahan lama, seperti mengatakan kalau cintanya kepadaku akan bertahan lama. Dan bunga Lilac mewakili awal cinta atau cinta pertama. Kalau aku berpikir lagi, mungkin Ranpo mengingat bagaimana kita pertemu bertama kali. Bukan pertemuan manis, tapi sepertinya kami sudah saling tersihir."
Ketika Yosano selesai bercerita, selesai pula pemakaian Shiromuku padanya. Yosano mengucap terima kasih kepada dua gadis yang kini terpesona akan bagaimana romantisnya sang pasangan. Setelahnya Yosano pun melangkah keluar dimana seorang perempuan dan lelaki — yang sepertinya utusan dari kuil — berkimono hitam sudah menunggunya dengan payung.
Dengan langkah ringan, Yosano pun berjalan bersama kedua orang tersebut di jalan setapak kuil. Mungkin kebetulan, atau mungkin ini pertanda Tuhan memberkatinya dengan Ranpo, jalan setapak kuil dipenuhi oleh bunga krisan merah dan semak lilac. Di ujung jalan, Yosano dapat melihat Ranpo dengan ramput disisir ke belakang, juga montsuki haori hakama yang melekat pada tubuhnya.
Ranpo terlihat gugup. Tapi Yosano juga tak bisa bilang kalau ia tidak gugup, karena ia sebenarnya juga sangat amat gugup. Namun Yosano tahu, ia tidak akan salah langkah atau ragu. Di setiap langkahnya, memori bagaimana ia dan Ranpo bertemu, memulai hubungan baru, dan memori-memori lainnya berputar. Dan setiap langkah mendekatkan mereka. Hingga Yosano tiba di hadapan pasangannya yang sudah mengulurkan tangan.
Dengan senyum bahagia, langkah lebar, juga nyanyian hening dari angin, Ranpo dan Yosano saling berjalan dengan tangan bertaut satu sama lain. Mereka berjalan di antara mekarnya bunga krisan merah dan semak lilac, yang menjadi simbol hubungan mereka. Dan kini, menjadi simbol awal kebahagiaan mereka untuk selama-lamanya.
- ̥۪͙۪˚┊❛ めでたしめでたし ❜┊˚̥۪͙۪◌
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top