✧˖*°┊❝ 𝘊𝘰𝘯𝘧𝘦𝘴𝘴𝘪𝘰𝘯ᵕ̈೫˚∗

╰─▸ ❝ 𝑫𝒂𝒚 𝑶𝒏𝒆 : 𝒞ℴ𝓃𝒻ℯ𝓈𝓈𝒾ℴ𝓃 

╰─▸ ❝  𝑻𝒐𝒅𝒂𝒚'𝒔 𝑷𝒂𝒊𝒓 : 𝘖𝘬𝘬𝘰𝘵𝘴𝘶 𝘠ū𝘵𝘢 𝘹 𝘖𝘳𝘪𝘮𝘰𝘵𝘰 𝘙𝘪𝘬𝘢

╰─▸ ❝ 𝑻𝒂𝒈𝒔 : modern/highschool au, all characters are on their highschool days and age (16-17 y.o), might be a little ooc but enjoy your reading. 

˗ˏˋ  ⁱᵐᵖᵒʳᵗᵃⁿᵗ! ᵃˡˡ ᶜʰᵃʳᵃᶜᵗᵉʳˢ ᵇᵉˡᵒⁿᵍˢ ᵗᵒ ᵍᵉᵍᵉ ᵃᵏᵘᵗᵃᵐⁱ!¡ 'ˎ˗

︶꒦꒷♡꒷꒦︶

𝑨 𝑭𝒍𝒂𝒗𝒐𝒖𝒓𝒆𝒅 𝒀𝒐𝒖𝒕𝒉.

︶꒦꒷♡꒷꒦︶

Yang paling manis dari sebuah kenangan masa remaja adalah Cinta. Tentu saja cinta, dan selalu cinta. Pahit-manisnya sebuah liku perasaan dikarenakan hormon juga buncahan emosi muda, layaknya kepompong kupu-kupu yang terbuka ketika sudah saatnya ia keluar mengepakkan sayapnya kepada dunia walau tujuan hidupnya hanya untuk bertelur, menghasilkan ulat, lalu mati dimakan usia. Cinta pada masa remaja mirip seperti itu. Emosinya mirip seperti kupu-kupu yang baru saja keluar dari kepompongnya, namun pengalamannya lebih mirip seperti rasa wasabi imitasi yang sangat buruk, alias rasanya sangat pedas dengan aroma yang menusuk hidung juga tenggorokan.

Mungkin kalian tidak tahu, tapi rasa wasabi imitasi itu jauh berbeda dengan wasabi yang baru dipetik dan di parut. Wasabi yang baru di parut memiliki rasa manis dan lembut sehingga mudah untuk ditelan, walau pedasnya terasa di hidung, tetapi pedasnya tidak seburuk rasa wasabi imitasi. Para pembuat Sushi di restoran-restoran lebih memilih untuk memarut tanaman wasabi daripada membeli wasabi imitasi dari pasar swalayan. Kalau kalian menemukan pembuat Sushi yang menggunakan wasabi imitasi, lebih baik kalian cepat pergi dari restoran itu daripada harus terjebak dalam neraka pedas menyakitkan yang mungkin bisa membuat kalian batuk-batuk karena rasa terjebak yang tak enak di hidung serta tenggorokan.

Intinya, pengalaman romansa dan cinta masa remaja itu tak seindah bacaan dimana protagonis menabrak murid pindahan di persimpangan kemudian berpacaran dengannya. Kalau kalian beruntung — mungkin ini pengalaman 2 dari 10 orang — kalian bisa menjadi protagonis dalam kisah romansa kalian sendiri, jika tidak, kalian akan menjadi tokoh sampingan atau mungkin malah menjadi tembok cinta antar dua orang. Bisa juga kalian menjadi si tokoh sampingan yang hanya berandai-andai bersama dengan pujaan hatinya, seperti Orimoto Rika.

Orimoto Rika, sejujurnya ia hanyalah gadis biasa dengan rambut hitam yang mencapai bahu, juga mata dengan warna hitam serupa. Tubuhnya kecil, bisa dikatakan kurus alih-alih ideal. Yang menjadi ciri khas dari Orimoto Rika adalah tahi lalat di dekat bibirnya. Selain dari itu, Orimoto Rika hanyalah karakter latar belakang dari beberapa kisah cinta teman-temannya. 

Orimoto Rika tidaklah populer seperti temannya, Zenin Maki yang berkali-kali menang dalam kejuaraan bela diri, atau Okkotsu Yūta yang menjuarai Kendo hingga tingkat nasional. Orimoto Rika hanyalah Orimoto Rika, sekretaris kelas yang membaur dengan hiruk-pikuk lingkungannya.

Ketika Rika dan Maki berkumpul bersama, membahas hal-hal terkait Sekolah atau sekedar meluangkan waktu mengobrol, Rika selalu menjadi orang yang paling pasif. Ia hanya sekedar menjawab iya, atau benarkah? atau aku tidak begitu tahu atau hanya mengangguk-angguk mengikuti obrolan Maki, tak jarang juga kembaran dari Maki, Mai, ikut mengobrol. Meski begitu Rika akan tetap mengangguk-angguk saja ketimbang ikut masuk ke dalam obrolan. Rika lebih banyak diam walau tangannya sibuk bergerak menghabisi kudapan kecil yang disediakan. 

Orimoto Rika juga, seperti orang-orang kebanyakan, ia tidak begitu menyukai rasa wasabi. Jika bukan sushi langsungan atau tidak di campur dengan kecap asin, Rika tidak akan menyentuh wasabi. Walau ia sering lihat kedua orangtuanya memakan wasabi dengan nasi hangat, Rika lebih memilih untuk memakan nasinya dengan umeboshi atau telur daripada harus merasakan rongga hidungnya yang terasa panas.

Dan, karena Orimoto Rika tidak suka rasa wasabi —kecuali jika itu ada di Sushi— maka ia juga tidak berani mengutarakan perasaannya kepada Okkotsu Yūta, teman sekaligus seseorang yang ia sukai sejak lama sekali. Rika tidak berani menyatakan perasaannya karena ia takut akan merasakan rasa wasabi pada masa remaja manisnya. Walau ia hanya berperan sebagai karakter pendukung pada kehidupan teman-temannya, setidaknya, ia ingin menjadi seorang karakter pendukung dengan masa remaja penuh warna-warni meski nanti ia akan terlihat seperti pecundang.

Karena itu juga, surat berisi perasaannya akan Okkotsu Yūta ia simpan dalam-dalam di tas sekolahnya, ia biarkan tertumpuk dengan buku-buku pelajaran, tempan pensil, payung, juga botol minum serta makan siang. Anehnya, walau sudah ditumpuk-tumpuk dengan berbagai macam barang sekolah, amplop surat berwarna putih dengan coretan merah muda itu selalu rapih tak terlipat, seolah berseru kepada Orimoto Rika cepat berikan aku ke siapa aku seharusnya diterima!!  dengan suara nyaring.

Sayangnya Orimoto Rika masih tak ingin merasakan rasa wasabi pada masa remajanya. Karena itu, setiap ia mendengar suratnya berteriak, Rika akan menutup resleting tasnya dan berpura-pura kalau semuanya baik-baik saja.

︶꒦꒷♡꒷꒦︶

"Rika, ayo kita pulang!"

Rika berhenti menepuk-nepuk penghapus papan tulis, ia memutarkan badannya ke belakang dan menemukan Okkotsu Yūta sudah berdiri di ambang pintu dengan senyum lebar yang Rika balas dengan senyuman juga. Yūta pun mencelos masuk ke dalam kelas Rika, ia mendudukkan pantatnya di atas meja Rika.

Setelah beberapa saat menepuk-nepuk penghapus papan tulis guna menghilangkan debu, gadis dengan surai coklat itu meletakkan penghapus papan tulis pada tempatnya, mengucapkan perpisahan kepada teman-teman piketnya, dan akhirnya berjalan menuju mejanya dimana Yūta sudah menunggu. Rika menghampiri Yūta dengan langkah ringan serta senyuman. Yūta yang melihat kedatangan Rika pun membalas senyuman temannya.

Mungkin tak ada yang mengerti, namun Yūta dan Rika bisa saling memahami isi pikiran masing-masing hanya dengan saling bertatap dan melempar senyum. Sebuah koneksi yang terbentuk karena mereka sudah bersama sejak masih bocah ingusan hingga sekarang. Seperti tadi, Yūta sebenarnya bertanya kau mau membersihkan meja? dan Rika menjawabnya dengan benar, sekarang singkirkan pantatmu sebelum aku yang menyingkirkannya dengan nada galak walau ia tersenyum. 

Hanya Yūta yang mengerti bagaimana galaknya nada batin Rika, karenanya Yuta buru-buru menyingkirkan bokongnya dari meja milik Rika. Dan karena Yuta  sedang terburu-buru, tak sengaja ia  menjatuhkan tas milik Rika hingga isinya berhamburan ke lantai kelas. 

Rika melotot galak kepada Yūta yang gelagapan. Tak perlu disuruh, mereka berdua langsung berjongkok membereskan alat-alat tulis, buku-buku, tempat pensil, map berisi surat-surat penting dan latihan soal, juga tempat minum milik Rika. Beberapa anak mengucapkan perpisahan mereka kepada Yūta dan Rika yang masih sibuk membereskan barang-barang milik Rika — terutama map berisi surat-surat penting dan latihan soal karena kertasnya berhamburan ke lantai kelas — yang mereka balas dengan lambaian tangan.

"Ah! Kertas kunjungan orangtuanya!"

Rika buru-buru bangkit, ia berlari mengejar lembar kertas yang — entah bagaimana caranya, mungkin kebetulan — terbawa angin. Yūta menggelengkan kepalanya melihat Rika melompat-lompat berusaha mengambil kertasnya yang masih dimainkan oleh angin. Rambut coklatnya bergoyang naik-turun seirama dengan lompatan kakinya.

Iris biru Yūta kembali fokus membereskan barang-barang yang berhamburan di lantai kelas. Ia memasukkan beberapa lembar kertas ke dalam map, menyusun buku-buku pelajaran sesuai dengan namanya, sampai akhirnya ia menemukan amplop berwarna putih bersih dengan beberapa coretan merah muda yang ia yakini sengaja diberikan agar menambah kesan modis dan imut tipikal seorang gadis. 

Amplop itu masih bersih, tak kusut walau diletakkan di dalam tas milik Rika dengan bertumpuk-tumpuk barang di dalamnya. Yūta berpikir sejenak, ia tak pernah mendengar Rika menyukai orang lain. Lantas, apakah ini surat yang diberikan kepada Rika? Apa ada seseorang yang sengaja menyelipkan suratnya untuk menyatakan perasaannya kepada Rika? 

Sebagai seorang lelaki di masa remaja, Yūta memiliki hormon dengan nama hormon ingin tahu. Ia ingin tahu segala-galanya tentang segala hal, bahkan jika itu hal tidak penting seperti kenapa Suguru-sensei memiliki mata yang sangat sipit walau ia tidak tersenyum? atau berapa banyak sebenarnya siswa yang merasa dirugikan oleh tingkah laku Satoru-senseidan hal tak penting lainnya yang ingin Yūta ketahui. Karena itu lah sifat remaja dan sifat lelaki, remaja yang ingin tahu segala hal dan lelaki yang penasaran.

Karena itulah, Yūta membalik amplop untuk mengetahui nama pengirim atau penerimanya, namun ia malah menemukan namanya sendiri tertulis dengan tinta hitam di bagian belakang amplop. Tulisannya tipis dan miring, tipikal tulisan perempuan, tipikal tulisan Orimoto Rika.
Selalu bersama dengan Rika dan menyalin catatan dari sang gadis tentu membuat Yūta hafal bagaimana tulisan teman masa kecilnya. Dan ia tak mungkin salah, tulisan di amplop surat cinta yang ia pegang sekarang sudah pasti adalah tulisan Rika. 

Yūta bisa merasakan wajahnya memanas. Dan Rika — yang telah sukses mengambil lembar kertas kunjungan orangtua walau harus melompat-lompat hingga uratnya tertarik ke atas — berseru melihat apa yang ada di tangan Yūta. Tak lain adalah surat berisi pengakuan cinta Rika untuk Yūta.

"Kembalikan!" Seru Rika dengan wajah memerah.

Yūta menghindar. Dengan wajah yang sama merahnya, ia bertanya, "Ini, ini untukku kan? Ini tulisanmu kan?"

Rika tak menjawab. Dia mengalihkan pandangan ke arah kaki beralaskan uwabaki putih dengan spidol bertuliskan Orimoto Rika, 2-3 miliknya. Wajahnya memerah, telinganya terasa panas. Kalau ditanya apakah dia malu? Maka Rika akan menjawabnya dengan berseru Aku sangat malu!! tapi jika ditanya lagi, apakah kau senang? Rika akan menjawabnya dengan mengangguk tentu saja aku senang! — perasaannya sedang bercampur aduk sekarang.

Yūta, ah, kalau Yūta masih menatap Rika yang menatap uwabaki. Kalau ditanya apakah Yūta senang? Maka Yūta akan melompat kegirangan sambil mengangguk dan berseru kalau dia benar-benar senang! — siapa yang tidak akan senang kalau mendapat surat cinta dari pujaan hatinya? Tidak ada! Karena itulah Yūta merasa amat senang ketika ia mendapat amplop surat — walau sebenarnya itu adalah ketidaksengajaan belaka — dari Rika.

"Rika, Rika," Panggil Yūta.

Rika menjawab dengan hm kecil. Sang gadis masih menatap uwabaki putih miliknya dengan wajah semerah kepiting rebus, atau semerah kesemek matang di halaman rumah Pak Gakuganji, atau semerah Apel masak pada musimnya, atau semerah acar jahe kesukaan adik Yūta. Meski begitu, menurut Yūta wajah memerah Rika sangatlah manis, seperti bokong bayi yang baru lahir lalu menangis hingga seluruh tubuh mereka memerah.

"Rika, aku menyukaimu juga! Ayo kita berpacaran mulai sekarang!" Seru Yūta.

Rika langsung mengalihkan pandangan dari uwabaki putihnya ketika mendengar konfesi yang sangat tidak romantis dari Yūta. Rasanya memang tidak seperti wasabj yang begitu ia benci karena perasaannya terbalas. Namun bukan konfesi seperti ini yang ada di kepalanya! Rika ingin mengerang frustasi atau melotot galak kepada Yūta karena kesal.

Sayangnya sebelum ia sempat melakukan itu, Yūta sudah memegang tangannya dengan senyum berseri-seri dan wajah memerah seperti muka jelek bayi menangis. Yūta pun berkata sekali lagi dengan wajah memerahnya, "Kita berpacaran mulai sekarang!"

︶꒦꒷♡꒷꒦︶

Jika Rika ditanya apakah masa remajamu rasanya seperti wasabi? Maka Rika akan menggeleng dan tertawa dengan senang seraya memperlihatkan cincin yang tersemat di jari manisnya, ia akan berkata rasanya bermacam! Seperti wasabi atau permen apel di gerai-gerai musim panas! Masa remaja itu, rasanya semua rasa bercampur menjadi satu!

Konfesinya dengan Yūta memanglah bukan konfesi romantis dimana tokoh utama dan pasangannya berdiri di bawah pohon Sakura. Ia dan Yūta berdiri di antara buku-buku serta kertas yang berserakan di kelas sebelum akhirnya dimarahi oleh Satpam sekolah, berseru agar mereka segera pulang. Namun, walau itu bukan pernyataan cinta manis, Rika tak akan salah kalau pernyataan cinta saat itu berhasil membuahkan rasa manis menjalar pada dadanya. Seperti musim semi dimana wasabi akan memunculkan daun mereka. Bagi Rika, rasanya tak seperti wasabi namun kesemek masak yang manis.

- ̥۪͙۪˚┊❛ めでたしめでたし ❜┊˚̥۪͙۪◌

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top