๐.| ๐๐๐๐๐ญ๐๐ซ ๐ญ๐ซ๐ข๐ฉ๐ฅ๐๐ค
"ih kak citra ngestan treasure juga ?! Bias nya kak citra siapa ??"
"Bias kakak kemaren tuh junkyu sih, tapi sekarang lagi oleng bentar ke jeongwoo"
"IHH SAMA TAU KAKK !!"
Sudah hampir 2 jam aerin dan citra bertukar cerita satu sama lain. Langit senja yang tadinya berwarna orange pun sudah digantikan dengan gelap nya langit malam.
Jian dan mahesa seperti biasa, menyiapkan makan malam untuk mereka semua. Apalagi kini mereka kedatangan tamu istimewa. Mereka terlihat bersemangat menjamu tamu mereka itu.
Haris, joshua dan johan tengah bermain PS di depan televisi. Sesekali salah satu dari trio itu berteriak yang memekakkan telinga yang berakhir melayang nya piring plastik yang dilempar jian dari dapur.
Klo kaca nanti jadi pembunuhan tak disengaja.
Lukisan aksa sudah selesai 10 menit yang lalu. Ia pun membereskan peralatan lukis nya dan tatakan kanvas nya untuk di letakkan ke kamar. Saat tengah membereskan bercak cat yang jatuh di lantai, mata pemuda itu menangkap jendral yang tengah duduk di sofa tak jauh dari citra dan aerin. Wajah nya lesu dan sesekali ia tertangkap sedang curi pandang ke 2 perempuan di dekat nya.
"Napa lo ? Pacar lo mampir tapi muka lo kusut banget", Tanya aksa.
"Bete dia, di cuekkin pacar nya.", Saut haikal yang baru datang dengan handuk di tengkuk leher nya. Baru selesai mandi.
Aksa terkekeh pelan. Wajah kembaran nya itu terlihat sangat memelas. Ia menatap trio laksana yang sedang bermain ps itu dengan tatapan yang tak bisa di artikan.
"Sabar jen..."
Pemuda itu pun berlalu menuju kamar nya, memasukkan peralatan lukis nya ke kotak dan menata kaleng-kaleng cat ke dalam sana. Getaran ponsel mengalihkan perhatian nya sejenak. Terlihat sebuah notifikasi pengingat terpampang di lockscreen ponsel aksa.
"Tomorrow : jadwal besuk ayu ๐"
Spontan, sebuah senyuman tipis terukir di wajah nya.
Besok nya setelah kelas, aksa mengambil arah yang berlawanan dari jalan pulang yang biasa ia lewati. Ia mampir di sebuah stan kaki lima di pinggir jalan. "Kang, maklor nya 10rb dua ya"
"Pedes den ?"
"Yang satu bumbu nya jagung bakar, yang satu barbeque aja kang"
"Siyapp"
Aksa merogoh saku nya, meraih ponsel nya dan memotret maklor yang masih di goreng. 'gw beliin maklor, lu mau nitip yang lain gk ?' seperti itu lah caption foto yang akan ia kirimkan. Belum sampai semenit, ia sudah mendapat kan balasan dari chat nya.
Mate๐โจ
Mate๐โจ
'Pengen seblak~~'
You
' ga ada seblak-seblak an'
Mate ๐โจ
' ishhh'
Aksa tertawa pelan. Lantas ia memotret sebuah cafe yang buka di dekat stan maklor tempat ia membeli.
You
'croissant keju kan ? Ato tiramisu ?'.
Mate ๐โจ
'TIRAMISU !!'
Kali ini aksa tertawa kecil. Aksa menggigit bibir dalam nya menahan gemas. Maklor alias makaroni telor nya sudah jadi. Ia pun memberikan dua lembar uang berwarna ungu dan masuk ke cafe yang ada di dekat stan maklor tadi.
Ia memesan sepotong tiramisu yang langsung di bungkus oleh sang pelayan ke dalam sebuah kotak kecil. Setelah membayar kue nya, aksa pun pergi melanjutkan perjalanan nya.
Di punggung nya ada tas dan tabung gambar yang berisikan tugas-tugas mata kuliah nya. Ayu meminta nya membawa karya-karya milik nya yang telah di nilai oleh dosen nya, ingin lihat katanya. Aksa memang tidak memperbolehkan gadis itu melihat nya sebelum ini dengan alasan belum jadi.
Aroma obat-obatan yang memabukkan menusuk indra penciuman nya ketika ia masuk ke dalam lobby rumah sakit. Dengan langkah cepat, pemuda itu menaiki lift menuju lantai 5. Ia sesekali melihat angka yang terus berjalan menandakan lantai yang telah ia lewati.
Kamar peony 06.
Kamar yang berada di ujung lorong lantai 5 ini lah yang ia tuju. Aksa menghela nafas sebentar menetralkan jantung nya. Ia geser pintu kamar inap itu. Kedatangan nya di sambut dengan sebuah boneka robot yang di lemparkan tepat ke wajah nya.
Di atas ranjang rumah sakit, ada seorang gadis dengan rambut se-bahu yang menatap nya kesal sambil menggembungkan pipi nya. Aksa tersenyum tipis. 'Gemes banget...', pikir nya.
"Lu kenapa ??"
Ayu tak menjawab, melainkan memaling kan wajah nya masih dengan raut wajah kesal. Aksa berjalan mendekat. Bukan ke ayu, tapi ke nakas dekat ranjang. Tangan nya menelisik obat-obatan yang tergeletak di atas sana.
"Ngapain lu liatin situ ?", Tanya ayu
"Ngecek, barang kali obat nya habis jadi lu kumat"
Sebuah hantaman bantal pun sukses mengenai aksa. "GW TUH SAKIT KANKER ! BUKAN SAKIT JIWA !"
"Permisi..., Saya membawakan makanan untuk pasien dengan nama ayu prameswari"
"oh iya sus, terima kasih banyak"
Aksa menerima nampan makanan itu dan suster itu pun pergi. Aksa meletakkan makanan itu di nakas. Ia juga meletakkan oleh-oleh yang di beli juga dan mengambil mangkuk bubur ayam dari nampan.
"Gk mau, hambar, makan maklor aja"
"Lu itu lagi sakit yu, makan ini dulu baru makan maklor sama tiramisu nya"
"Ishh !! Ga mauuu !! Gk enak bubur nyaa !"
"Sedikit doang deh, beneran", aksa pun mengaduk-aduk bubur ayam itu dan menyuapkan nya ke mulut ayu.
"Nggak usah, gw bisa makan sendiri"
"Pasien kanker itu kudu nurut, klo nakal berarti beneran sakit jiwa "
Ayu sudah hendak memukul wajah aksa dengan gulungan majalah, tapi urung. Untung ganteng, batin ayu.
Aksa pun menyuapi ayu dengan telaten. Ada saat dimana aksa menyuapi diri nya sendiri dengan bubur yang sama, dan ternyata memang se-hambar itu. Pantas saja kekasih nya ini ogah-ogahan memakan makanan yang disediakan dari rumah sakit.
"Udah, kenyang gw sa", ujar ayu.
"Ini terakhir deh, suwer"
"Gk mau saa"
Aksa pun mengangkat sendok itu agak tinggi dan meliuk-liukkan nya di udara. "Pesawat nya terbang nih, fiuhhhh~~". Ayu menatap aksa datar, sedangkan pemuda yang sedang di tatap malah menaik-turunkan alis nya sembari tersenyum. Memang nya dia bocah yang perlu di bujuk seperti itu untuk makan.
Tapi mau tak mau, akhirnya ayu pun melahap bubur itu.
Selesai dengan bubur nya, aksa memberikn segelas teh hangat itu kepada ayu yang langsung di teguk hingga tinggal setengah gelas. "Mau yang barbeque !", Pinta ayu kala aksa meraih kantung plastik berisi maklor.
"Gk mau makan tiramisu nya dulu ?", Tanya aksa.
"Gk, tiramisu nya buat pencuci mulut aja"
Ayu pun melahap maklor. Ia tertawa di sela kunyahan nya menikmati betapa lezat nya maklor ini setelah berhari-hari makan makanan hambar rumah sakit. Kepala nya bergoyang ke kanan-kiri seperti bocah sd yang di belikan es krim.
Yah, gk jauh beda sih. Cuman ini beda umur sama pake maklor aja.
Aksa yang juga tengah memakan maklor miliknya menatap ayu dengan senyuman tipis. Bagaimana bisa sebuah jajan jalanan seperti ini membuat nya sesenang itu hingga bersenandung di sela kunyahan nya ?.
Ia jadi bertanya-tanya, sebenarnya dia ini memacari seorang gadis kuliahan atau bocah sd sih ??.
Belum sampai 5 menit, maklor itu ludes di tangan ayu. Aksa kira gadis itu akan meraih air putih dari nakas, jadi ia berinisiatif membantu nya. Tapi tidak.
Gadis itu malah meraih kotak kue yang ada di dekat gelas air putih dan membuka nya dengan wajah sumringah.
"Ronde 2", kata ayu.
Ayu pun melahap kue coklat itu. Sekali lagi, ayu memekik senang saat melahap kue yang aksa belikan. Kepala nya kembali bergoyang-goyang ke kanan-kiri menggambar kan suasana hati nya yang bahagia karena tiramisu yang ia idam-idamkan beberapa hari ini akhirnya bisa ia rasakan.
"Katanya tadi kenyang, kok lu masih bisa makan jajan sebanyak itu sih ?", Aksa yang masih memakan maklor yang bahkan belum habis setengah itu menatap ayu heran.
Ayu menancapkan sendok nya ke kue nya sebelum menjawab pertanyaan aksa. "Jajan dan kue itu ada tempat tersendiri di perut gw. Jadi, meskipun gw makan sebanyak apapun, jajan sama kue gini pasti gw sikat"
Aksa geleng-geleng memahami kerandoman kekasih nya ini. Pada saat itu lah ponsel nya bergetar. Ada notifikasi chat dari jendral. Aksa mengerutkan kening nya heran.
"Kenapa sa ?", Tanya ayu.
"Ini, jendral ngirimin gw foto. Tumben banget"
"Buka aja, siapa tau penting kan ?"
Aksa pun membuka berkas gambar yg jendral kirimkan, tapi sedetik kemudian aksa langsung mendecak kesal. Pasalnya saudara kembar tak berakhlak nya itu mengirimkan sebuah selfie dirinya bersama sang pacar, citra , yang sedang berada di taman hiburan.
Ayu mengintip layar ponsel aksa. "Ih seru banget, jalan-jalan. Lucu banget topi nya couple-an."
"Lo Masih sakit, gk boleh keluar"
Ayu cemberut, "bukan jalan-jalan nya, tapi foto pake barang couple itu loh. Kita aja hampir gk pernah foto berdua. Gw juga punya foto lo, tapi cuman sedikit. Mana gk keliatan muka nya semua lagi. Gw kan juga pengen pamer, punya pacar ganteng yang kek sungokong."
Aksa menyerengit, "kenapa sungokong ?"
"Ya gapapa". Jawaban ayu membuat aksa berpikir dan tanpa di sadari, ia sudah menggaruk belakang kepala nya walau tidak gatal.
"Nah sungokong kan monyet, mirip tuh lu garuk-garuk nya, macam monyet."
Aksa pun memukul kan sendok bersih ke dahi ayu, hingga gadis itu mengaduh kesakitan.
Senja sudah menghiasi langit dengan warna orange nya. Ayu pun sudah terlelap setalah mengoceh berbagai hal, dan aksa pun hanya bisa mendengarkan nya dengan khidmat.
Setelah membereskan barang-barang, pemuda itu kembali menggendong tas punggung dan tabung seni nya. Bersiap untuk pulang.
Memang, aksa baru akan pulang jika kekasihnya itu sudah terlelap dalam tidurnya. Saat hendak pergi, aksa kembali melihat ayu yang terbaring di bankar rumah sakit, dengan selang infus yang tertancap di tangan kiri nya.
Lantas, aksa pun meraih ponsel nya dan memotret wajah tenang ayu dari berbagai sisi. Jujur, gadis yang biasa nya berisik dan kekanakan itu terlihat anggun dan damai dalam tidur nya.
Selesai memotret ayu dengan ponsel nya, ia ganti mengambil ponsel ayu. Tak sulit bagi aksa untuk menebak kata sandi layar ponsel gadis itu. Tanggal jadian mereka.
Ia buka aplikasi kamera dan mengganti kamera nya menjadi kamera depan.
Pemuda itu bingung sendiri harus berpose seperti apa untuk foto nya. Berulang kali ia menghapus foto nya dan mengambil nya kembali saat di rasa kurang bagus.
Setelah satu jam berkutat dengan kamera, pemuda itu berhasil mengambil 5 selfie dirinya sendiri di ponsel ayu. Iya, cuma 5.
Aksa membuka ponsel nya. Ia menggeser-geser deretan foto ayu yang barusan ia jepret.
"Caption nya apa ya ??", Gumam nya.
5 menit ia habiskan untuk memposting foto ayu yang sedang tertidur nyenyak di story instagram nya. Bukan nya tidak mau, tapi butuh keberanian lebih untuk melakukan itu sebagai seorang Aksara Satya Adinata.
Aksa keluar dari ruang rawat inap ayu dengan wajah memerah karena malu, Tapi dengan raut wajah nya yang masih sedatar triplek.
Dentingan notifikasi tak ia hiraukan sepanjang perjalanan nya pulang. Prioritas nya saat ini adalah pulang dan membenamkan wajah nya ke bantal untuk meluruhkan rasa malu nya.
โข Aksara S. A
10 minute ago
"Sleep tight my lady, hope you have a nice dream about me"
-----โข-----
1735 words
AKHIRNYAAAA ADA ADEGAN UWU2 NYAA
maap klo masih kurang sweet ya
Jangan lupa vote dan komen ya
TEU-BAAA !!!
Bแบกn ฤang ฤแปc truyแปn trรชn: AzTruyen.Top