๐.| ๐๐จ๐ฆ๐ฉ๐๐ญ ๐๐ข๐ซ๐ฎ ๐ฅ๐๐ง๐ ๐ข๐ญ
Meskipun mengidap sakit parah. Itu tidak menghentikan haikal untuk tetap berangkat bekerja. Ia tak bisa membiarkan jian bekerja sendirian saat dia dengan enak nya rebahan di kasur.
Meskipun dengan alasan sakit sekalipun, ia tak memperbolehkan diri nya istirahat ketika adik nya yang lain masih berjuang.
Haikal meringis pelan ketika kepala nya berdenyut sakit. Tangan nya bahkan dengan sigap mengusap pangkal hidung nya dengan tisu ketika merasakan sesuatu yang cair hendak keluar dari sana dan secepat mungkin membuang nya ke tempat sampah.
"Bang, lu gapapa ?"
Jian menatap khawatir abang satu-satunya itu dengan raut wajah cemas. Jujur, raut wajah haikal yang sedikit pucat membuat pikiran jian tak ada henti nya bertanya-tanya tentang kondisi abang sulung nya. Tapi jawaban yang sama selalu Ia lontarkan berulang kali membuat jian kesal.
"Gw gapapa ji, santai aja kali"
Jian berdecak kesal. "Bang, lo tuh gk bisa bohong tau gak. Jelas-jelas muka lo tuh pucet begitu, lo masih bilang gapapa !. Mau lo apa sih ?!. Lo bilang ke kita semua klo kita harus jujur dan terbuka sama lo, tapi lo sendiri nya aja masih gk mau terbuka sama kita !"
Jian terus mengoceh beragam hal dan haikal pun tak dapat menahan senyum nya. Jian itu tipe orang yang peduli kelewat banget, tapi dengan cara yang berbeda.
Memang jian lebih tegas dan keras di banding dirinya dalam hal mengatur adik-adik nya. Tapi di balik sifat yang tegas itu, ada kekhawatiran yang sangat besar terhadap mereka semua. Cuman salah pengungkapan aja.
"MAKSUD LO APA BANG NGEBIARIN ADEK IKUT KEMAH ?! NTAR KLO ADA APA-APA GIMANA ?!"
"Ini kan acara sekolah juga ji..., Percayalah sama adek..."
"NANTI KLO ADEK DISERANG HEWAN BUAS GMN ?! ATO JATOH KE JURANG ?! NANTI ADEK GK ADA YG NOLONGIN !!"
"Santai ji, adek kemah nya di lapangan deket sekolah doang ! Ngapain lo mikir sampe segitu nya ?!"
"MESKIPUN DEKET SEKOLAH GK MENJAMIN ADEK BAKALAN GAPAPA BANG ! LU GK TAU AJA SEKARANG BANYAK ANAK REMAJA YANG DI CULIK BUAT DI AMBIL ORGAN NYA BUAT DI JUAL ! GMN KLO ADEK JADI TARGET PENCULIK NYA !"
Haikal tertawa geli ketika memori perdebatan nya dengan jian kala itu kembali terputar di kepala nya. Jian sontak memukul pelan pundak sang abang agar ia tersadar dari lamunan nya.
"Gila lo bang ? Di tanyain malah ketawa ga jelas" sungut jian.
Haikal malah tertawa lebih keras sembari mengusap kepala sang adik. Jian malah semakin kesal saat haikal bukannya menjawab pertanyaan nya malah mengacak-acak rambut nya.
"Gw gapapa jiii..., Beneran dah, pasti klo ada apa-apa gw pasti lapor ke lo pertama kali. Percaya dah sama gw"
Jian menghela napas dan beranjak dari kursi nya. Haikal pikir jian masih marah ke padanya dan butuh waktu untuk sendiri. Haikal pun memikirkan cara untuk meyakin kan adik nya itu sembari melanjutkan pekerjaan nya yang sempat tertunda.
Tapi beberapa saat kemudian, Jian kembali dengan secangkir teh hangat, sebotol air mineral dan beberapa bungkus vitamin.
"Diminum bang, mumpung masih anget. Ato perlu gw paksa lo buat minum" ujar nya tanpa memandang ke arah haikal se-senti pun.
Senyum haikal lantas mengembang kembali. Di luar mungkin ia terlihat kasar dari perkataan dan tindakan nya, tapi sebenarnya jian itu punya hati yang lembut dan penuh perhatian pada seluruh saudara-saudara nya.
Haikal lantas mengambil vitamin yang jian belikan, memasukkan beberapa ke dalam mulut nya dan meneguk teh hangat agar obat-obatan itu tertelan sempurna.
"Makasih ji"
"Sama-sama bang, kan emang gini guna nya punya sodara, klo lo lupa"
"Jadi babu gitu ?"
"Bangsat"
Ponsel jian bergetar. Sebuah pesan dari jendral terpampang di lock screen smartphone pemuda itu. Jian menyerengit bingung ketika adiknya itu mengirim kan sebuah berkas foto ke dalam room chat mereka. "Siapa ji ?" Tanya haikal.
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, sebuah tawa kecil lolos dari mulut jian yang mengundang rasa heran haikal.
"Adek lo dah sold out satu bang"
"Hah ?"
-----โข-----
Di cafe yang ada di pusat kota. Ada dua orang yang baru saja menjalin suatu hubungan tengah menikmati sore hari itu bersama secangkir cappuccino dan hot chocolate. Mereka tertawa bahkan berbincang seperti dunia ini hanya milik mereka berdua.
Siapa lagi kalau bukan jendral dan pacar nya citra. Mereka mengenal satu sama lain ketika jendral sedang bolos satu kelas kuliah nya dan tanpa sengaja, ia bertemu dengan citra yang tengah menunggu kelas selanjutnya. Mereka kebetulan mengantri di satu warung yang sama dan juga membeli makanan yang sama pula.
Mereka tidak berbicara apapun saat itu, sampai jendral menemukan sebuah dompet milik citra yang tertinggal saat gadis itu terburu-buru menuju kelas nya.
Jendral yang sudah berusaha memanggil dan mengejar gadis itu pun tak berhasil. Ia pun terpaksa membuka isi dompet biru langit itu. Betapa terkejut nya ia ketika mendapati segepok uang tunai, dan beberapa kartu kredit di dalam sana.
Astaga, gadis itu pasti orang kaya, Pikirnya waktu itu.
Ia pun mengambil ktp dan berniat mengembalikan dompet ini ke alamat yang tertulis disana ketika kelas nya selesai.
Kelas nya selesai pada sore hari. Jendral segera menuju alamat yang tertulis di dompet itu dan betapa terkejut nya dia ketika yang ia temui bukan lah perumahan biasa tapi sebuah mansion yang lumayan besar di kawasan perumahan elit.
Dengan ragu-ragu jendra menekan bel nya yang langsung di jawab oleh seseorang dari dalam rumah tersebut lewat radio. Jendral pun mengatakan keperluan nya datang kemari dan orang itu membiarkan nya masuk.
Jendral tak berhenti mengatakan 'wow' ketika salah satu pelayan menyilakan nya masuk ke dalam rumah itu. Nuansa romawi mewah yang sangat terasa di padukan dengan interior classic yang di dominasi warna emas, membuat nya terasa seperti di sebuah istana alih-alih sebuah rumah.
Lamunan nya buyar ketika mendengar derap langkah kaki dari arah tangga. "Loh, elo ?" Itu gadis yang ia temui di warung fakultas tadi siang.
"Iya, gw mau balikin dompet ini. Ini punya lo kan ?" Jendral menyodorkan nya dompet biru langit itu. Gadis itu pun menerima nya dan mengecek kembali isi dompet nya.
Syukurlah jendral sama sekali tidak mengambil sepersen pun uang yang ada di sana. Uang itu baru saja ia ambil dari atm untuk membayar uang kuliah nya, namun urung karena dengan bodoh nya ia malah meninggalkan dompet nya di warung dekat fakultasnya.
"Wah... Makasih banyak udah mau ngembaliin Dompet gw. Mana lu gk ngambil uang nya lagi.... Makasih bangett"
"Santai, gw bukan tipe orang yg gitu kok" dusta sekali kau jendral. Padahal barusan kemarin arjuna uring-uringan karena uang receh nya di colong jendral buat beli cilor.
Citra tersenyum menganggapi ucapan jendral. Jujur, jendral terpesona dengan senyuman gadis itu.
Citra lantas mengambil beberapa lembar uang dan menyerahkan nya ke pada jendral. Bukan menyerahkan sih, lebih tepat nya meletakkan nya di genggaman jendral. "Nih sebagai balasan dah jadi orang baik"
"EH ?! apa-apaan ! Gk usahhh !"
"Udah, terima aja ! Sebagai rasa terima kasih gw !"
Jendral masih ngotot untuk menolak beberapa lembar uang merah yang di berikan citra, begitupun sebaliknya.
Jendral menatap gerbang rumah citra dengan tatapan yang tak bisa di artikan.
Ia akhirnya hanya menghela napas dan memasukkan uang yg tidak sedikit jumlah nya itu ke dompet nya. Pada akhirnya ia menerima uang yang gadis itu berikan.
Sungguh, jendral hanya berniat mengembalikan barang yang bukan milik nya dan tak mengharapkan imbalan apapun. Bahkan jika ia di tuduh mencuri pun ia siap dengan seribu satu alibi.
"Hahhh... Rejeki emang gk akan kemana sih..." Ujar jendral. Dengan lesu ia memakai helm nya dan pulang.
Sejak saat itu, jendral dan citra jadi sering bertemu di kampus. Seolah takdir yang menyatukan mereka, mereka semakin sering bertemu baik itu di kantin, di satu kelas yang sama, atau bahkan rekan satu kelompok.
Yah, takdir berhasil karena itu membuat mereka jadi semakin lebih dekat. Berawal dari sebuah dompet, teman satu fakultas, rekan satu kelompok, teman dekat, hingga sahabat.
Dua orang ini selalu terlihat bersama. Mereka telah terkenal di sekitar anak-anak jurusan bisnis sebagai pelesetan dari satu peribahasa, "dimana ada citra disitu ada jendral" begitu pula sebaliknya.
Bahkan teman-teman nya akan keheranan jika hanya terlihat salah satu dari mereka seolah-olah, dunia sedang tidak baik-baik saja ketika dua orang ini berpisah.
Pada akhirnya, jendral berani mengungkapkan isi hati nya pada citra. Rasa yang telah terlalu lama ia pendam sendiri akhirnya terbalaskan juga.
Citra menerima jendral sebagai kekasih nya tanpa pikir panjang, tepat setelah jendral menyatakan cinta nya.
Mereka berdua secara resmi menjadi sepasang kekasih hari itu.
"Jendral, gmn keadaan saudara-saudara lo ? Mereka semua gapapa kan ?" Jendral telah menceritakan semua keluh kesah hidup nya pada citra. Gadis itu sudah memiliki kepercayaan nya seutuh nya untuk menjadi tempat berlabuh pemuda itu.
Jendral tersenyum. "Saudara-saudara gw gapapa. Kita untuk saat ini ngungsi di apart nya bang haikal dulu untuk sementara, seenggak nya sampai suasana nya kondusif dan adek udah lumayan membaik dari trauma nya.
"Maaf, klo gw gk bisa banyak luangin waktu buat lo ya cit. Gw juga gk bisa ngajak lo nge date mewah kek orang lain...."
Citra menggeleng cepat. Tangan jendral ia genggam dengan hangat. "Gk usah mikir begitu. Gw udah seneng bisa keluar bareng lo. Gk harus mewah, pokok nya ada jendral aja, citra dah seneng banget"
Jendral tersenyum mendengar ucapan gadis itu.
"Jendral"
"Hm ?"
"Gw mau ketemu saudara-saudara lo, boleh nggak ?"
-----โข-----
Suara pintu apartemen yang terbuka mengalihkan atensi aksa dari kanvas nya. Dia sekarang tengah mengerjakan tugas kuliah nya di ruang tengah. Ia alih kan wajah nya dari kanvas agar ia dapat melihat siapa yang pulang.
"Yo ! Lagi nugas sa ??" Tanya jendral.
Aksa hanya menjawab nya sebatas anggukan. Sorot mata nya kini terkunci pada sosok gadis yang tengah tersenyum di samping jendral.
"Wah, jendral bawa tamu, siapa nih ??" Mahesa datang ke ruang tamu sembari mengusap-usap tangan nya dengan celemek yang ia kenakan.
Jendral dengan bangga nya memeluk bahu citra mesra. "Gebetan gw bang. Gmn ? Cantik gk ??"
"Citra kak, salam kenal" sapa citra malu-malu.
"Wah, pas banget nih gw baru aja selesai nugas. Lo berdua cobain ya ! Harus jujur review nya, soalnya mau gw buat laporan nanti" mahesa pun kembali ke dapur.
Citra memandang jendral meminta penjelasan.
"Bang mahes tuh kembaran gw, lebih tua 6 menit, dia mahasiswa tehnik boga semester 4. Masakan nya gk pernah gagal, tenang aja"
"Klo yg itu aksa, kembaran gw juga tapi duluan gw brojol nya. Mahasiswa seni rupa semester 4"
Citra hanya mangut2 mendengar penjelasan jendral. Mereka pun duduk di sofa di dekat aksa yang tengah melukis. Citra memandang kagum lukisan aksa sampai tak sadar kehadiran mahesa yang tengah membawa nampan berisi kue hasil karya nya.
"Nah cobain ya~~ review nya harus jujur no tipu-tipu" ujar nya.
"Wah... Apaan nih bang ?" Tanya jendral.
"Dessert, tapi kali ini dosen nya ngajarin cara nya bikin caramel yang baik jadi kali ini dessert, jadi salted caramel cheesecake" jelas mahesa.
Jendral dan citra pun mengambil sepotong kue yang mahesa suguhkan. Mereka menyuapkan cake itu ke mulut mereka dan seperti biasa. Rasa luar biasa yang belum pernah mereka rasakan menyambut mereka.
"BANG GILAKK !! INI ENAK BANGET !!"
"Iya kak, cake nya gk terlalu manis. Caramel nya juga pas matang nya" ujar citra.
"Yang bener ??"
Mahesa pun mendekat dan mencicipi nya sendiri. "Caramel nya masih agak hangus sih..., Tapi overall dah enak"
Aksa melongok kan wajah nya mendekat, kode ingin minta. Mahesa yang mengerti kode itu langsung menyuapi nya. "Enak begini..., Ada rasa pait2 nya dikit..., Gk terlalu manis" ujar aksa.
"Yee klo itu mah suka elu sa, ini kan buat tugas gw-"
"KITA PULANG WAHAI PARA ABANG KU SAYANGG~~~"
"Berisik dek. Jangan teriak-teriak"
Anak-anak SMA baru saja pulang setelah yoga menjemput mereka. Tentu saja mereka terkejut melihat kedatangan tamu yang tak terduga di ruang tamu mereka.
"Siapa bang ?" Tanya joshua.
Jendral sekali lagi merangkul citra dengan mesra nya. "Pacar gw, kenalin, namanya citra". Citra pun menanggapi dengan senyuman. "Salam kenal semua". Citra mengucapkan salam pada semua saudara jendral.
Suara yang halus dan perilaku nya yang anggun menyulap semua orang yang masih terpaku di depan pintu. Dia beneran pacar jendral ?? Kenapa perilaku nya sangat jomplang dengan nya.
Hampir itu yang ada di pikiran semua lelaki yang ada di sana, tapi tidak untuk aerin. Gadis itu sudah kepalang senang dan menangkup tangan citra yang tengah terulur di hadapan nya. "Aku aerin kak ! Adek nya bang jendral ! Salam kenal kak citra !"
Citra tersenyum lembut. "Salam kenal juga rin, km cantik banget !"
Aerin menggeleng. "Kakak lebih cantik, akhirnya aku punya temen cewek. Capek tau kak setiap hari ketemu sama kaum adam mulu"
Haris, joshua dan johan yang ada di belakang nya sontak menyerengit ka kening nya tak terima. Citra tertawa pelan. "Yodah kalo gitu kakak bakal sering-sering deh main kesini"
Aerin dan citra mulai berbincang berbagai hal di sofa ruang tamu. Raut wajah senang terlihat jelas di wajah nya karena akhirnya ia mendapat teman mengobrol yang paham akan segala masalah yang tidak bisa ia katakan ke para abang nya.
Mereka berdua cepat akrab di pertemuan pertama. Beberapa kali tawa aerin maupun citra terdengar memenuhi ruang tamu. Yoga, mahesa, jendral, dan aksa melihat mereka berdua dari kejauhan.
"Adek kek nya seneng banget punya temen ngobrol..." Ujar yoga.
"Lah trus kita disini apa ?" Timpal jendral
"G gitu, maksud gue, akhirnya adek punya temen ngobrol yg paham masalah cewek. Emang lu paham mereka ngomongin apa dari tadi ??"
"Paham ko ! Toner-toner gitu"
"Apaan toner ?" Tanya mahesa
"Masa lo g tau bang ? Itu lo cairan campuran cat" ujar jendral.
Aksa pun menggeplak kepala jendral. "Itu thiner goblok ! Toner tuh posisi main voli itu loh"
"ITU TOSER TOLOL ! Sama tolol nya lu sa !" Sungut mahesa.
"Heran gw punya abang tolol semua" ujar haris.
"Abang lo tuh" timpal joshua.
"ABANG LO JUGA YE ITEM !"
2232 kata
Ada yg kangen sama selusin adinata gk ??
Jangan lupa vote dan komen ya gess
Maap klo scene jendral ama citra nya kurang uwu, masih belajar bikin yg uwu2 gitu.
Lop u sekebon ~~
Bแบกn ฤang ฤแปc truyแปn trรชn: AzTruyen.Top