๐Ÿ๐Ÿ.| ๐”๐ซ๐ข ๐’๐ฎ๐ง๐ฌ๐ก๐ข๐ง๐ž

seorang pemuda mengerjap kan mata nya setelah terlelap cukup lama. kepala nya berdenyut sakit saat dirinya mencoba bangkit dari tidur nya dan duduk di pinggir ranjang. jelas, dia sudah tertidur sejak kemarin sore. dirinya agak terkejut melihat jam digital di atas nakas yang memperlihat kan bahwa ini sudah tengah hari.

ia berjalan menuju cermin. astaga, mata nya bengkak karena menangis semalaman. untung saja para saudara nya tidak menyadari hal itu. tapi tidak setelah ini. mata bengkak ini akan membuat nya di interogasi panjang lebar oleh haikal dan jian.

dia membuka pintu kamar haikal sedikit. mengintip dari sana memastikan semua orang udah pergi. syukurlah, ia sendirian sekarang. dengan langkah lunglai ia menuju dapur. tenggorokan nya kering karena meraung tanpa suara sepanjang malam.

di buka nya kulkas, dan tangan nya meraih sebotol air dingin untuk melegakan tenggorokan nya.

"udah bangun bang?"

arjuna tersedak. ia terbatuk-batuk sambil berusaha agar air yang ada di dalam mulut nya tidak tersembur keluar. si bontot wahyu itu pun menengok ke belakang sembari melotot kan mata nya. "JANCOK HES! LO BIKIN JANTUNG GW PINDAH KE LAMBUNG TAU GK!!"

Mahesa Satya Adinata. pemuda yang bergelar mahasiswa tata boga itu hanya tersenyum miris. ia tak menyangka bawa sapaan simpel nya bisa membuat sang kakak hampir terkena serangan jantung seperti ini.

"maap bang hehe..."

arjuna mengusap sudut bibir nya kasar sambil menatap adik nya itu tajam. "btw bang..., lo... habis nangis ?". skakmat. arjuna terdiam sesaat lalu segera berlalu dari hadapan mahesa. "nggak, efek kelamaan tidur aja".

"lo pernah tidur dari jam 4 sore dan bangun jam 7 malem besokannya kalo lo lupa, dan mata lo gak kenapa-napa tuh"

lawan bicara nya tak menjawab. mahesa pun mendengus dan mengerjakan apa yang ingin ia lakukan tadinya. ia pun menuju dapur dan mengambil apron nya yang tertinggal. saat hendak kembali ke kampus, ia melihat kepulan asap dari balkon.

mahesa mendecak dan berjalan cepat menuju posisi sang abang. secepat kilat, ia merampas lilitan tembakau yang tengah diisap arjuna, membuat sang empunya mendelik tak suka. "lo lupa klo adek gk suka kalau kita ngerokok ?".

"adek gk disini".

"meskipun gitu, cepat atau lambat dia bakal tau bang! lagian lo itu klo ada masalah cerita, gk malah nyebat gini bang!" bentak mahesa. arjuna mengalihkan wajah nya agar tak menatap wajah murka sang adik. ia memilih untuk menatap hiruk-pikuk jalanan. beberapa saat keheningan melanda mereka hingga mahesa menepuk pundak sang abang cukup keras.

"lo belum makan kan? mau makan apa? semur atau cah kangkung?"

"lo gak balik ke kampus?"

"cuman kerkel doang, kerjaan gw juga dah selesai. gw disana cuman bantu-bantu aja"

mahesa pun berlalu membuat kan makanan untuk sang kakak dan meninggalkan arjuna sendirian di balkon apartemen. setelah kepergian mahesa, sebutir cairan bening meluncur turun dan menetes jatuh dari pelupuk mata arjuna. pemuda itu terisak. tangan nya menggenggam pagar pembatas balkon itu erat seolah ingin menghancurkan nya.

tungkai nya melemah hingga ia tubuh nya merosot ke bawah. tangan nya memukul-mukul kepala nya brutal sambil terus menggumam kan kata 'bodoh' berulang kali.

kemarin sore setelah kelas terakhir, dosen pembimbing skripsinya memanggil arjuna keruangannya siang tadi. pria botak itu membanting skripsi hasil kerja keras arjuna selama berbulan-bulan itu ke meja. alis nya menukik tajam seiring lontaran kata-kata kasar terucap dari mulutnya yang ia layangkan untuk arjuna yang hanya bisa menunduk dalam.

begitu banyak yang perlu di revisi.

begitu banyak, hingga ia tak bisa mengikuti proses sidang yang akan diselenggarakan beberapa minggu lagi.

mendengar itu arjuna mengangkat wajah nya. mata nya membola tak percaya mendengar kata-kata sang dosen. ia tak boleh mengulang semester ini. jika ia mengulang maka ia harus mengambil satu tahun lagi, satu tahun berarti 2 semester, yang berarti abangnya itu harus mengeluarkan biaya tambahan untuk 2 semester pengulangan nya.

langkah nya maju mendekat ke arah meja sang dosen dan memohon agar ia bisa diikutkan untuk sidang yang akan datang. tapi pria itu menggelengkan kepala nya pelan. tangan gemuk nya meraih pulpen dan menorehkan sebuah tulisan besar di halaman depan skripsi nya. "MENGULANG"

"goblok lo juna...., lo udah ngecewain bang haikal. lo goblok banget anjing..." ia kembali memukul kepala nya seolah menghukum dirinya sendiri. "lo adek yang gk guna jun!! lo tuh beban tau gk! lo nyusahin bang Haikal! jian bahkan gak kuliah demi nguliahin elo yang goblok nya malah lo sia-siain anjing!! GOBLOK LO JUNA! LO GOBLOK!"

Tangan kiri nya mulai terangkat untuk ikut memukuli kepalanya. sesekali ia menjambak rambut hitam legam itu, melupakan jika si bungsu sangat menyukai rambut nya.

ia terus saja mengguman kata yang tak pantas untuk dirinya sendiri. ia selalu marah pada dirinya sendiri. padahal ia adalah salah satu barisan sulung di keluarga nya, tapi ia tak bisa bersikap layaknya seorang kakak yang menjadi panutan bagi adik-adik nya.

tapi dunia ini terlalu melelahkan untuk seorang arjuna wahyu adinata.

"GOBLOK LO JUNA! GOBLOK!! MATI AJA LO BEBAN! MATI- "

sebuah tangan menggenggam tangan arjuna yang hendak kembali memukul kepalanya nya erat, menghentikan perbuatannya yang semakin menyakiti dirinya sendiri. dengan mata yang sudah sembap arjuna mengangkat wajah nya.

"m-mahes...."

benar, itu mahesa.

ini lah yang pemuda itu takutkan. kakak nya ini memang terlihat penuh senyuman dan selalu membagikan kebahagiaan pada semua orang di sekitar nya. tapi sekali nya arjuna terpuruk, ia akan tak berhenti menyalahkan atau bahkan menyakiti dirinya sendiri. ia lebih memilih untuk memendam rasa sedih nya di banding membagi nya dengan semua saudara yang ia miliki.

mahesa langsung berlari menghampiri sang kakak begitu mendengar suara ribut dari balkon. ia segera menggenggam tangan arjuna, mencegah nya untuk memukuli kepala nya sendiri. ia juga menatap nya lembut dengan mata yang berkaca-kaca. arjuna pun memberontak berusaha melepaskan tangan nya dari genggaman mahesa.

tangan mahesa mengusap rambut abangnya yang berantakan itu lembut. ia pun menyatukan dahi nya dengan dahi sang adik yang masih terdiam tanpa kata.

"gw goblok banget hes...., gw gagal...."

"ssttt... lo gak gagal bang... lo gak gagal..."

"t-tapi gw ngulang hes...., gw gk bisa lulus tahun ini..."

"lo ngulang bukan berarti lo gagal bang..., lo masih bisa lulus taun depan dan bisa lakuin yang terbaik dari yang sekarang..."

"tapi gw nambahin beban bang haikal hes...., dia harus biayain kuliah gw buat 2 semester kedepan... . gw cuma beban di keluarga ini hes... gw cuma beban..."

mahesa menggeleng ribut. tangan nya memeluk erat sang kakak yang sedang berada di titik paling rendah nya. jad itulah sebabnya sang kakak menjadi sedikit lebih pendiam akhir-akhir ini. sifat nya kekanakan, hiperaktif dan manja seperti seekor kola itu menghilang digantikan dengan wajahnya murung dan tatapan yang selalu kosong. ia pun sering mendapati kakaknya ini melamun di balkon menatap luas nya kota.

tangis arjuna ditemani dengan deras nya hujan yang mengguyur kota bandung sore itu. seolah langit pun merasakan apa yang pemuda itu rasakan.

"lo bukan beban bang... kita semua itu berharga. kita semua lengkap dengan ciri khas nya masing-masing. Dan lo salah satu orang yang bikin hari kita semua beharga karena senyum lo, lawakan receh lo, dan kelakuan konyol lo itu bikin ari kita jadi berwarna.

kita semua bersyukur dan seneng punya lo diantara kita. makasih banyak bang udah jadi bagian dari adinata..."

-----โ€ข-----

mahesa meletakkan sepiring penuh capcay dan telur dadar. "ini dia capcay seafood ama telor dadar buat bang ajunn~~". arjuna yang sudah duduk di meja makan itu mengukir senyum tipis. tangannya pun menyendokkan nasi ke piring nya sesaat setelah mahesa meletakkan lauk yang ia request.

Ia pun menyuapkan makanan pertama nya di hari itu. Junkyu tersenyum. "Kek biasa, masakan lo gk pernah gagal hes...." Ujar junkyu di sela kunyahan nya.

"yodah makan yang banyak bang" ujar mahesa sambil duduk di bangku seberang sang kakak. baru saja ia duduk, bel apartemen haikal berdenting, menandakan ada orang di luar pintu.

"siapa bang?"

"maha gufe tahu" arjuna menjawab dengan mulut yang penuh dengan nasi. bahkan beberapa butir nasi keluar dari mulut nya karena ia berbicara.

"ck, jangan ngomong bang kalo lagi makan, kan jadi keluar semua nasinya"

mahesa bangkit dari duduk nya dan berjalan menuju pintu sedangkan arjuna menatapnya tajam. 'tadi nanya, dijawab sewot. ni boncel satu maunya apa si ' batin arjuna sambil menyuapkan telor dadar ke mulut nya.

Mahesa mengelap tangan nya ke celemek sebentar sebelum membukakan pintu untuk tamu yang ada di depan. Mahesa agak terkejut ketika seorang gadis cantik berdiri di depan nya saat ini.













"Halo, apa benar ini rumah nya Yoga Wahyu Adinata??"


-----โ€ข-----

1377 kata

HOLAAA~~~

Sapa tu yg mampir ke apart nya haikal ??

Ada yg kangen ama adinata's siblings gk nih ??
Klo kangen jangan lupa tinggalin jejak ya biar ruu semangat buat update book ini~

Makasih juga udah mau baca tulisan ruu yg abal2 ini hehe...
Btw kalian nemu book ini tuh gmn sih ? Penasaran gw :""))
Dah itu aja, Lop u semua~~~

see u in the next chapter guyss~~~

TEU-BAAAA!!!!!

Bแบกn ฤ‘ang ฤ‘แปc truyแป‡n trรชn: AzTruyen.Top