Tarararara-O.9

"kau lelah?"Kim Seungmin yang sejak tadi hanya diam pun kini menoleh menghadap Renjun yang menatapnya dengan pandangan bertanya, sang empu yang di tanya hanya dapat menggeleng dengan perlahan. berusaha semaksimal mungkin untuk tidak menggangu anak lelaki mungil yang saat ini tengah tertidur dengan kepala yang di sandarkan ke pundak sempitnya.

"engga, hanya melihat pesan yang baru saja di kirimkan oleh Ryujin. dia sudah sampai di rumah dengan selamat."jelas lelaki dengan surai coklat tersebut, meletakkan handphonenya di atas meja dan kembali menyandarkan punggungnya di kursi, mengusap surai gelap nan lembut milik Haruto dengan penuh kasih sayang.

si rambut panjang dengan warna pirang yang menyembul sedikit di balik telinganya hanya dapat mengangguk, menatap temannya dengan pandangan kosong sebelum sebuah pertanyaan usil hinggap di otaknya.

"jadi bagaimana hubungan mu dengan ayah Jeongin, apa sudah membaik? atau istrinya semakin melunjak kepada mu?"kekehan usil keluar dari kedua belah bibir Renjun saat mendapatkan tatapan tajam dari Seungmin.

pemuda bersurai coklat itu hanya dapat menghela nafasnya kasar, "bisakah kita berhenti membahas lelaki brengsek tukang bohong itu? aku sama sekali tidak tahu menahu istrinya masih berhubungan dengannya karena jelas - jelas ia mengatakannya kepada ku jika ia sudah cerai dengan istrinya setelah Jeongin lahir, okay?"desisnya penuh bisa, melontarkan kebenciannya secara langsung ke arah temannya yang hanya membalas dengan sebuah tawa yang tertahan. 

"jadi hubungan mu dengannya..."lanjut Renjun, semakin mendorong Seungmin yang sudah emosi ke jenjang ingin membalik semua meja di kafe itu seperti seekor king - kong yang mengamuk.

namun setidaknya Lee Haruto berhasil menahannya dengan tidur lelap di atas pundak sempitnya tanpa terganggu sedikitpun dengan percakapan mereka berdua.

lelaki manis itu menghela nafasnya panjang sebelum menolehkan kepalanya ke arah Huang Renjun, menatap laki - laki itu tepat dia kedua maniknya sebelum berkata, "iya, hubungan kami sudah berakhir."

Huang Renjun menyeringai dengan jawaban tersebut, "bagus, setidaknya dengan itu kau bisa mendapatkan pasangan yang lebih baik lagi."Kim Seungmin tersenyum mendengar itu, ia ikut mengangguk, sebuah senyuman manis terukir dengan indah di atas bibir tipisnya.

"yah... terimakasih atas doanya. ngomong - ngomong... mengapa ayah Haruto masih belum kembali hingga sekarang ya?"

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"owh ayolah Jae, bisakah kau lebih cepat? ini sudah malam brengsek."lelaki jangkung dengan punggung tegap yang sejak tadi di keluhkan oleh Lee Taeyong tetap diam, tak terusik sedikit pun dari acara 'berlove dovey dengan sang kekasih tercinta' di luar mobil. membuat si bungsu yang sudah lelah mendengar rengekan sang kakak sulung dan juga pemikiran akan Renjun dan juga Haruto yang masih ia tinggal di kafe pun tanpa pikir panjang menekan bel mobil dengan kencang.

berhasil membuat Lee Jaehyun maupun Kim Doyoung terpenjat di tempat mereka berdiri. 

kekasih Jaehyun yang hanya dapat tersenyum canggung ke arah Lee Taeyong dan Lee Jeno dengan cepat membalikkan tubuh besar kekasihnya, mendorong Jaehyun untuk segera masuk ke bangku belakang dan kembali menatap dua saudara kandung kekasihnya dengan tatapan bersalah.

"maaf ya Jeno, kak Tae. hati - hati di jalan!"ucap Kim Doyoung penuh rasa bersalah.

Jeno hanya dapat tersenyum dan mengangguk, berkebalikan dengan Taeyong yang tersenyum dan berucap, "it's okay sweetheart, don't sweat it." dan berhasil mendapatkan pukulan di kepala dari Jaehyun yang merasa terancam kekasihnya akan di rebut oleh sang kakak.



♤ ♧ ♡ ♢



"ah kafenya sudah tutup."tunjuk Jaehyun, berhasil membuat sang bungsu yang sejak tadi hanya diam dengan perasaan khawatir semakin berdebar ketakutan. apa yang di katakan oleh si tengah memang benar adanya, semua toko yang tadinya berjajar dengan lampu - lampu yang berbinar terang kini sudah menjadi remang. tak ada satupun kafe atau restoran yang buka di sana.

"ini semua salah mu Jae! kau tadi berkata jika kau bisa pulang sendiri dengan mobil mu."tuduh si sulung, berhasil mendapatkan rotasian mata sebagai jawaban sarkas.

"owh ayolah!? bukan aku juga yang merencanakan mobil ku untuk rusak malam ini juga?!"bentak si tengah, menimbulkan sebuah perdebatan yang berhasil di hentikan dengan suara Jeno yang terdengar sangat lelah.

"sudah dong... daripada bertengkar bagaimana jika kalian membantu ku untuk mencari Haruto saja? ini sudah hampir tengah malam, kasian Huang Renjun dan juga pengasuh - pengasuh lainnya yang harus ku titipkan Haruto di saat mereka seharusnya istirahat."lerai Jeno dengan suara serak.

sebelah tangannya yang sejak tadi sudah berada di atas wajah ia gunakan untuk mengurut pangkal hidungnya akibat rasa pening yang mendera kepalanya dengan keras. mencoba untuk memikirkan dimana keberadaan anak semata wayangnya dan juga Huang Renjun di hari yang sudah selarut ini.

tak lama dengan pemikirannya, handphone mahal yang sejak tadi berada di saku celananya pun bergetar, berhasil menarik atensi sang ayah yang dengan kecepatan penuh meraih benda persegi berwarna hitam tersebut.

sebuah helaan nafas lega ia keluarkan hingga menarik perhatian dari kedua kakaknya yang sejak tadi hanya diam. "sudah menemukan mereka?"

sang empu yang di tanya mengangguk dengan senang, kali ini dengan perasaan tenang mulai mengencangkan kembali sabuk pengamannya. senyuman lebar dengan cepat terukir di atas bibirnya hingga membuat kedua matanya menyipit membentuk sebuah bulan sabit yang lucu.

"yap! mereka ada di mekdi."

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Huang Renjun tersenyum saat melihat bocah Lee yang sejak tadi berada di atas pangkuan temannya itu menggeliat lucu dengan sebuah kentang di masing - masing tangannya. kedua pipinya yang sudah tembam semakin tembam dengan makanan yang berada di dalamnya, senyuman anak itu juga tak kalah manis setiap Seungmin menyuapkannya dengan nasi dan juga ayam.

"okay okay... kereta terakhir!!! choo...choo!"ucap lelaki manis di hadapan Renjun, menyuapkan nasi dan juga ayam terakhir ke dalam mulut Haruto yang dengan patuh membuka mulutnya lebar - lebar. kembali menunjukkan tarian kecilnya yang menggemaskan sebelum meraih minuman dinginnya dan juga kentang yang tersisa sedikit di atas meja.

kini ketiganya sudah berpindah ke salah satu restoran cepat saji yang selalu buka hingga larut malam akibat kafe yang tadi mereka tempati sudah waktunya untuk tutup, dan beruntung pula Lee Haruto bangun dan mengatakan jika anak itu sudah lapar dengan ekspresi cemberut yang menggemaskan dengan tangan mungilnya yang menepuk - nepuk pelan perut buncitnya.

baru saja Huang Renjun akan membuka mulutnya untuk memuji anak lelaki itu sebelum sebuah bel mobil mengehentikannya dan juga teriakan heboh Haruto di hadapannya.

"daddy!!!!"

tak lama sang empu pun muncul dari balik pintu mobil mahal tersebut, sebuah senyuman lega di wajah tampan sekaligus lelah dari Lee Jeno tak seharunya membuat dada Renjun berdebar hingga merasa jika dadanya terlalu sempit untuk jantungnya yang berdebar dengan kencang.














to be countinued....












################################################################################

Hai hai!!!!! di sini ada yeon!!! udah lama sekali yaa aku udah ga up cerita apapun di akun ini hehe... maaf banget karena aku harus sibuk dengan tugas sekolah ku dan juga organisasi - organisasi yang aku ikutin selama ini.

dan juga aku jadi gampang sakit akhir - akhir ini hehehe...

apalagi aku juga lagi di landa writer block yang bener - bener dasyat dari agustus kemarin. chapter kali ini menurut ku pribadi kurang maksimal karena itu mungkin aku bisa menerima tanggapan yang sedikit kurang enak untuk chapter kali ini karena aku juga merasa chapter ini kurang maksimal.

aku nulis chapter kali ini karena aku ngerasa aku terlalu lama ngengantungin kalian dengan cerita - cerita ku, bahkan salah satu cerita udah ku hiatus kan dan aku masih aja kena writer block.

jadi aku minta tolong untuk pemaklumannya yaa, feel free to comment about anything or sent me some message on my dm. atau kalian juga bisa chat aku di twitter yang udah aku cantumin di bio.

segini dulu yaaa, maaf kalau kalian belum puas dengan chapter kali ini, its okay ^^

see you in the next chapter!!!!


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top