Tarararara-O.5
"Lee Jeno, ayah Haruto. "
"Na Jaemin, ayah Jisung. "
sebuah deheman yang berasal dari seorang pria mungil dengan wajah cantik itu berhasil menarik atensi dari kedua pria yang masih saja berjabat tangan.
Lee Jeno yang memilih untuk menguraikan jabatan tangan tersebut sebelum pada akhirnya menghadap sepenuhnya ke arah pengasuh day care anaknya.
"apakah... aku harus mengenalkan diriku juga? "tanya pria Huang itu canggung, sedikit mengusap tengkuknya saat sadar jika dua buah pasang mata tengah menatapnya dengan intens.
Na Jaemin terkekeh, sebelah tangan besarnya ia angkat guna mengusap surai legam milik lelaki cantik tersebut, "aku sudah berkenalan dengan mu, kau bisa berkenalan dengan Lee Jeno..."
Huang Renjun maupun Lee Jeno saling bertatapan, kalimat menggantung milik Jaemin entah kenapa menimbulkan debaran tersendiri bagi keduanya. "...jika kalian sendiri tidak keberatan. "lanjutnya enteng.
lelaki dengan tubuh jangkung, wajah tampan dengan garis muka yang tegas itu berada di hadapannya, di gantikan dengan sebuah senyuman tipis yang dapat menimbulkan rona samar di atas permukaan lembut pipi gembil milik Renjun.
lelaki dengan surai terang itu menyodorkan lengannya, "Lee Jeno. "
"Huang Renjun, salah satu pengasuh di sini. "jawabnya, dengan penuh kelembutan menjabat lengan besar milik pria Lee itu.
pria cantik itu mendongak, tersenyum dengan manis hingga kedua matanya tertutup. tak menyadari sebuah ikatan yang akan timbul di antara ketiganya hanya dengan awalan sebuah senyuman manis dari salah satu pengasuh day care anak mereka.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
'senyumannya'
pekik suara hati Jeno, pria berusia terang itu kembali menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan besarnya. tak menyadari sebuah rona merah saat memutar kembali adegan dari senyuman seorang Huang Renjun di dalam otaknya.
"brengsek brengsek brengsek brengsek breng-"
"hey, kau lihat kak Tae? "Lee Jeno dengan sigap menegakkan punggung nya kembali, tempurung lutut yang secara reflek menghantam meja itu berhasil menarik ringisan dan juga erangan keras dari sang empu.
Lee Jaehyun terpengarah, pria jangkung dengan surai hitam itu sedikit memundurkan langkahnya saat melihat gelagat aneh dari si bungsu.
"kau baik - baik saja, no? "
"yeah, I'm fine. kau bertanya apa tadi kak? "alih Jeno, tetap mengusap lutut nya yang mungkin saja memar seraya menatap sang kakak. sebuah senyuman masam ia tunjukkan kepada si anak tengah.
"emm... aku bertanya dimana kak Taeyong? kau melihatnya? "
Lee Jeno bergumam dan mengangguk, "yah... kak Taeyong sedang beristirahat. seingat ku dia berkata jika dia ingin pergi kencan dengan Ten... entahlah, katanya salah satu model. "
Lee Jaehyun mengerut kan keningnya kesal, "si bajingan itu. ia melarang ku untuk berkencan dengan Doyoung di tengah - tengah pekerjaan sedangkan dia malah berkencan dengan selingkuhannya! "ucap Jaehyun, mengurut pangkal hidungnya yang berdenyut pening.
sang bungsu hanya dapat menyengir, "ngomong - ngomong ada apa dengan mu hari ini? mengapa kau tampak seperti orang linglung? "tanya Jaehyun, bersandar para daun pintu dengan sebelah alis yang ia angkat, tampak seperti mencurigai sang bungsu yang saat ini tengah gelagapan dalam menjawab.
"mmm itu... bukan apa - apa. aku hanya kelelahan... "
pria tampan di hadapannya itu mengangguk tak yakin, "okay... kelelahan. "
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Jaemin! "
prannk!
"oh astaga... "bisik Jaemin, menatap ke arah lantai di mana ia baru saja menjatuhkan gelas bening hingga pecah berkeping - keping.
pria cantik yang tadinya memanggil nama Jaemin itu terkesiap, "oh astaga! apakah aku mengejutkan mu? maafkan aku! maafkan aku! "
Na Jaemin menoleh ke balik punggungnya, ia tersenyum saat melihat lelaki tersebut mendekat. "tidak apa - apa. bukan kesalahan mu, aku yang melamun tadi. "
Lee Felix mendekat, ekspresi dari wajah cantik tersebut tampak penuh akan rasa bersalah. "aku juga salah, seharusnya aku memanggil mu dengan suara pelan. tidak mengejutkan seperti itu. "
kedua lelaki tersebut saling membantu membersihkan serpihan gelas kaca tersebut. sedikit berbincang di tengah lenggangnya cafe mereka saat ini.
suara bel berbunyi dari arah kasir, membuat kedua lelaki yang masih bersimpuh di atas lantai saling berhadapan.
Lee Felix tersenyum, "aku bisa urus ini, kau saja yang mengambil pesanan. aku bantu untuk siapkan yang lain. "Na Jaemin tersenyum, pria jangkung tersebut dengan cepat bangkit dari posisi bersimpuh nya. sedikit membersihkan debu - debu yang berada di apron yang melekat apik di tubuh tegapnya sebelum mendongak.
"Jaemin..."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"kau brengsek! kau selingkuhan suami ku kan!? tidak usah menunjukkan ekspresi tidak bersalah seperti itu! aku tau kau memiliki sifat busuk! "Ryu dan Injun yang sadar akan sedikit keributan di halaman depan saling melempar tatapan, keduanya memilih untuk mengintip dari balik puing - puing gedung penuh warna tersebut.
menatap salah satu teman mereka yang tampaknya tengah di labrak oleh seorang pria cantik bertubuh ramping dengan surai coklat keemasan. sudah terlihat dari pakaiannya jika lelaki itu adalah salah satu wali murid dari anak - anak kecil yang mereka asuh, dan pastinya sangat kaya raya.
"saya meminta maaf atas ketidak nyamanan anda, tapi saya perjelas lagi saya tidak paham dengan apapun yang anda katakan. saya hanya mengasuh anak - anak yang di titipkan di day care. "
pria di hadapan Seungmin itu mencemooh, "huh? kau yakin? kau bukan Kim Seungmin itu? seorang lelaki berwajah cantik dan mungil yang tinggal bersama temannya akibat keadaan keluarga ya kacau? bahkan kau tak berhasil melanjutkan pendidikan mu jika saja suami ku tak datang dan mengabulkan semua impianmu! "
Kim Seungmin merotasikan matanya malas, "itu bukan saya. lagipula anda juga mengobrak - abrik privasi kehidupan saya. "
"kurang ajar cara kau berbicara dengan ku! "pria itu akan mengangkat tangannya tinggi - tinggi. siap menampar Seungmin jika saja tak ada Renjun dan juga Ryujin yang dengan cepat menarik mundur temannya itu dan juga menahan tamparan dari pria yang tidak mereka kenali orang tua dari siapa.
"wow wow, tenang dulu. ada apa ribut - ribut di depan day care. anak - anak bisa bangun dan pertengkaran ini tentunya akan mengecap day care ini tidak bagus. kalian bisa menangani permasalahan ini dengan tenang bukan. "
pria itu mendengus, tangan kurusnya ia tarik dengan paksa dari genggaman Renjun yang tengah menahannya tadi.
"aku tidak peduli, lagi pula aku kemari untuk memperingati teman kerja mu ini. dan juga aku akan menarik anak ku dari day care ini dan memindahkannya ke day care lain. "
Huang Renjun berdehem, dengan sopan ia menatap pria dengan tubuh tinggi di hadapannya itu.
"mohon maaf kalau boleh tau anda orang tua dari siapa ya? "
"Jeongin, Jeongin Bang. aku ibu kandungnya, Woojin Bang. dan aku adalah istri sah dari Christopher Bang. "
to be continued....
##################################
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top