Tarararara-O.4

"kak injuun! "panggil seorang anak lelaki manis, surai hitamnya yang tampak kempyur itu bergoyang dengan menggemaskan seiring dirinya berlari mendekat. seragam ala pelaut berwarna putih dan biru muda itu tampak menggemaskan pula di tubuh mungilnya.

Huang Renjun merendahkan badannya, merentangkan kedua tangannya lebar - lebar guna mengundang anak kecil tersebut untuk masuk ke dalam pelukan hangatnya.

"selamat siang Aien! bagaimana hari mu hari ini? senang heum? "tanyanya, mengangkat tubuh mungil itu dengan mudah seraya menggesek kan hidung mancung nya dengan hidung mungil Jeongin.

"selu! tadi Aien ketemu sama icung di jalan! "ucapnya sedikit bersemangat, menggerakkan tubuh mungilnya dengan kuat hingga membuat pengasuh manis tersebut kewalahan.

Huang Renjun hanya dapat terkekeh, ia dengan perlahan kembali mendaratkan tubuh kecil Jeongin ke atas tanah. membiarkan anak lelaki itu untuk bergabung bersama anak - anak lain yang sudah sejak tadi datang ke dalam penitipan.

belum sempurna ia bangkit, sebuah tubrukan keras menghantam tubuh rampingnya. membuat Renjun yang belum siap sama sekali itu terjatuh ke atas tanah dengan berat badan ekstra di atas tubuhnya.

"Jisung! Renjun! astaga! "pekik seorang pria bertubuh jangkung di belakang keduanya. pria cantik dengan surai hitam panjang yang saat ini masih berbaring di tanah itu sedikit memiringkan kepalanya. tersenyum manis saat melihat ayah kandung Jisung dengan panik berlari mendekat.

Na Jaemin dengan sigap mengangkat tubuh mungil anak semata wayangnya, membiarkan Jisung berada di gendongannya sebelum membantu salah satu pengasuh day care itu untuk bangkit.

"aku meminta maaf akan perilaku Jisung, Renjun. aku sendiri kewalahan untuk mengasuhnya, apalagi dirimu. "ringis Jaemin, membersihkan debu - debu yang menempel di tubuh Renjun sebelum kembali menyerahkan anak lelakinya ke dalam pelukan Renjun.

pria cantik tersebut menunduk, sebuah sapuan lembut di pipinya berhasil menimbulkan debaran dua kali lipat lebih cepat di jantungnya.

"nah, lebih baik. ngomong - ngomong a-"

"JIIICUUNGGG!!!"

"hai Haruto. "

teriakan melengking dari salah satu anak lelaki di sana dengan cepat memotong perkataan Jaemin, seorang anak lelaki mungil dengan surai hitam legam itu menghantamkan tubuhnya yang berbalut seragam taman kanak - kanak berwarna kuning ke arah kaki Renjun yang berbalut apik celana jeans.

Huang Renjun tentu saja dengan senang hati kembali merendahkan tubuhnya, membiarkan Jisung turun untuk memeluk tubuh Haruto yang memiliki tinggi yang sama dengan dirinya.

Lee Haruto, anak lelaki manis dengan surai hitam legam dan senyum yang sangat menggemaskan itu menggenggam lengan kecil Jisung. tubuh kecilnya berbalik, melambaikan tangannya dengan semangat ke arah pria bertubuh jangkung dengan surai pirang yang hanya diam di depan pagar day care.

sebuah senyuman lebar ia tunjukkan kepada sang ayah, "dadah, Daddy! Haluto masuk dulu! "

pria dengan garis wajah keras dan ekspresi yang selalu terlihat dingin itu melebur begitu saja. senyum tipis ia ukir di atas bibir tipisnya, tak lupa sebelah tangannya ia angkat guna membalas lambaian tangan sang anak semata wayangnya.

"have fun, little one. "

Lee Haruto masuk begitu saja setelah mendapat jawaban yang begitu manis dari sang ayah, anak lelaki tersebut tak lupa untuk menarik tangan Jisung yang sejak tadi hanya diam hingga ia memekik pelan akibat pergerakan mendadak dari Haruto.

kejadian tersebut tentu saja tak luput dari penglihatan Na Jaemin maupun Huang Renjun, kedua pria dengan perbandingan tinggi yang ketara itu secara bersamaan mengalihkan pandangan mereka saat Lee Jeno membalas tatapan keduanya. membuat Jaemin dan Renjun secara tak sengaja saling bertatapan sebelum yang lebih manis dan mungil memilih untuk berdehem.

pria cantik itu kembali menoleh ke arah ayah Haruto, yang dengan tajam menatap kedua pria yang masih berdiri saling berhadapan itu. "selamat siang ayah Haruto. "

sambutnya, dengan suara lembut yang berhasil kembali meleburkan ekspresi dingin milik pria Lee tersebut.

Lee Jeno tersenyum tipis, "selamat siang Renjun, ayah Jisung. "

pria jangkung dengan surai hitam yang masih terdiam di hadapan Renjun itu tersenyum, "panggil saja Jaemin, Na Jaemin. kau Lee Jeno kan? "

"ya... "sahut Jeno, pria jangkung itu mulai bangkit, menggerakkan tungkai - tungkai jenjangnya untuk mendekat ke arah Jaemin dan juga Renjun.

dengan sigap ia menyodorkan tangannya hingga berada tepat di hadapan lelaki Na tersebut, "Lee Jeno, ayah Haruto. "

Na Jaemin menyambut nya dengan sebuah senyuman hangat di bibirnya, "Na Jaemin, ayah Jisung. "

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Ryu a.k.a Shin Ryujin, dengan ekspresi menyebalkan ala kadar yang selalu di benci oleh Renjun maupun Seungmin itu kembali timbul. gadis tersebut tengah menahan tawa, tentu saja. terlihat sangat jelas dari bibirnya yang sewarna dengan ceri itu ia tekan hingga membentuk garis tipis lurus, kedua manik indah gadis itu menyipit.

Kim Seungmin menghela nafasnya, dengan sebuah senyuman jenaka menghadap ke arah satu - satunya gadis yang telah menjadi rekan mereka—atau bahkan sahabat mereka—sejak lima tahun silam.

"kau bisa tertawa, jikalau kau lupa. "dengan itu gadis Shin itu tertawa, terlampau lepas bahkan.

sang oknum hanya dapat mengusap matanya yang berair, sebelah lengannya ia tekankan kepada perut rampingnya yang saat ini di Landa keram akibat terlalu lepas tertawa.

"sial, jadi sekarang kedua teman ku ini tengah terjebak dalam hubungan rumit para orang tua dari anak kecil yang tengah kita asuh? "kekeh Ryujin, berhasil membuat kedua lelaki yang duduk di sampingnya merotasikan mata mereka.

Renjun mengusap surai hitam panjangnya dengan kesal, "aku tidak terjebak! hanya kedua lelaki itu secara tiba - tiba berkelakuan tidak seperti biasanya, kau tau!? "jawab Renjun, membentuk kutip dengan kedua tangannya yang berada di udara.

Shin Ryujin menyeringai jahil, "yah tentu saja. siapa tau jika kau hanya terlalu percaya diri. setidaknya kita tidak salah berasumsi akan hubungan Seungmin dan ayah Jeongin. "

Huang Renjun tersinggung tentu saja dengan kalimat pertama gadis itu, namun sebuah kekehan ia tunjukkan saat sadar keduanya saat ini tengah memojokkan Seungmin.

Kim Seungmin mengerang frustasi, "okay baiklah! aku memiliki hubungan terlarang dengan ayah Jeongin, tetapi aku tidak tau jika hubungan kami adalah hubungan terlarang pada awalnya! "ucap Seungmin, lelaki cantik itu saat ini mengusap wajahnya dengan kasar. ekspresi dan juga intonasi yang jatuh begitu saja dalam kalimat akhir berhasil menarik iba dari Renjun maupun Ryujin.

"apa yang kau maksud? "tanya Ryujin, mulai beringsut mendekat guna memeluk Seungmin.

lelaki Kim itu menghembuskan nafasnya panjang, ia hanya tersenyum saat merasakan usapan pelan di pundaknya yang berasal dari Ryujin. dengan pelan ia mulai bangkit, sebuah senyuman manis ia tunjukkan kepada kedua temannya yang masih terduduk di atas kursi kayu yang berada di taman belakang.

"kalian tahu? sepertinya aku tak apa, ayo kita giring anak - anak ini masuk untuk tidur siang. "





















to be continued.......























##################################

haloooo aku kembali setelah selesai PAS! enjoy ༼ つ ◕‿◕ ༽つ

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top