Tarararara-O.1
"papa! "
"daddy! "
Huang Renjun mendongakan kepalanya, kedua anak manis yang sejak tadi berada di genggamannya itu berhambur ke arah dua pria yang sudah sama - sama membungkuk, siap menerima kedua anak lelaki tersebut kedalam pelukan mereka.
baru saja ia akan melangkah maju, namun seorang pria dengan surai pirang sangat pucat itu mendongakan kepalanya. sepasang lengan kekar yang melingkar posesif di tubuh Haruto tampak memeluk anak lelaki itu dengan erat, pria tersebut bergerak maju.
tubuh mungil Renjun bergetar, pria tersebut memiliki garis wajah tampan yang sangat keras dan kaku—tampak seperti orang yang membosankan—tatapan dari sepasang kepingan hitam nan tajam itu terasa menusuk nya. dengan susah payah ia meneguk salivanya, mencoba merapatkan hoodienya dengan meremas ujung pakaian berwarna cream tersebut.
"kau? kau siapa? berani - beraninya membawa anak semata wayang ku pergi! tanpa ijin ku!? "ucap pria tersebut, menusuk tepat di jantung Renjun yang saat ini mengerutkan keningnya penuh akan rasa tersinggung.
pengasuh day care itu menatap Haruto, lelaki mungil itu masih menikmati ice cream di tangannya. tak terganggu sama sekali akan suara tajam milik pria yang tengah menggendongnya.
Huang Renjun hampir saja terjatuh ke belakang —untung saja kaki - kakinya dapat menapak lebih cepat— saat merasakan hempasan kuat di pundak sempit nya.
"jawab pertanyaan ku, brengsek! siapa kau berani - beraninya membawa anak ku keluar dari day care tanpa ijin ku? "
"pardon me? anda yang siapa? "
"saya ayahnya Haruto! Lee Jeno! "bentak pria tersebut, baru saja akan melangkah mendekatinya dan membogem mentah pipinya jika saja sebuah tangan tidak mengahalau kegiatannya baru saja.
seorang pria jangkung bertubuh tegap lainnya hadir di antara Renjun dan juga Jeno, surai hitamnya tampak berantakan, kemeja berwarna putih yang tampak kusut tersebut dengan dasi yang menggantung sembarangan di lehernya menunjukkan jika pria itu baru saja usai dari pekerjaannya.
seorang anak lelaki mungil bernama Na Jisung pun berada di gendongannya, sama - sama tengah memakan ice creamnya tanpa sama sekali terganggu.
anak tersebut bahkan melambai senang ke arah Renjun yang baru saja menampakkan ekspresi horror, dia baru saja akan di bogem jika pria yang entah siapanya Jisung ini tidak menghentikan Ayah Haruto.
pria bersurai pirang pucat itu menaikkan alisnya, "kau ikut terlibat dalam masalah ini? "
"tidak, tapi kau tidak berhak main hakim sendiri di wilayah masyarakat tuan. jika kau seorang pria mengapa tidak menanggapi nya dengan kepala dingin? "sindir lelaki tersebut tampaknya berhasil melukai harga diri ayah Haruto.
pria dengan wajah kaku tersebut melirik sekilas ke balik punggung pria dengan surai hitam kelam tersebut, "memangnya kau tau dia siapa? "
pria yang sejak tadi memunggungi Huang Renjun itu pada akhirnya berbalik, tampak wajah rupawan dengan garis yang lebih lembut, sebuah senyuman manis terukir di atas bibir tipisnya, manik coklat yang menatap dengan teduh itu tampak sangat atraktif di mata Renjun saat ini.
"dia salah satu pengasuh di day care, Shin Ryujin yang mengatakannya padaku saat kau pergi terlebih dahulu untuk mencari your little one. dia pengasuh bilik tiga, maka itulah kita tidak pernah melihatnya sama sekali. "
Lee Jeno melirik tak minat kepada Renjun sebelum berbalik menghadap —mungkin saja ayah Jisung— pria dengan surai hitam yang masih saja tersenyum.
"bukan berarti dia bisa membawa Haruto dan juga anak mu pergi begitu saja bukan? "
"oh... kalau itu Jisung sudah di janjikan akan di belikan ice cream oleh pengasuh nya ini, dan Haruto juga mau. mangkanya dia mengajak anak ku dan juga anak mu. aku tau dari pengasuh yang bernama Kim Seungmin. "
"tunggu? apa!? "
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"ah jadi begitu ceritanya? untung saja wajah rupawan mu tak kenapa - kenapa. "sahut Ryujin, menyesap teh dingin yang berada di tangannya seraya bersedekap dada.
saat ini Huang Renjun maupun Shin Ryujin tengah menunggu kepulangan Seungmin yang entah mengapa sepertinya tengah di cegat oleh salah satu wali dari anak kecil yang di asuh oleh nya.
seorang pria jangkung dengan surai hitam yang di pangkas se rapi mungkin itu tampak seperti tengah membincangkan sesuatu yang serius dengan Seungmin. kedua pria itu saling berdebat, yang satu tampak seperti tengah menjelaskan sesuatu, dan yang satunya lagi tampak seperti selalu mengelak adu banding dari yang lebih jangkung.
"have an idea what they both talking about? "tanya Ryujin, berhasil menarik perhatian dari pria dengan surai hitam panjang yang saat ini tengah menumpukan sikunya di atas jok motor.
Huang Renjun menaikkan bahunya tak tertarik, "nope. lagi pula aku tak tertarik, kau sendiri bagaimana? "
"masalah rumah tangga mungkin? "canda gadis itu, terkekeh penuh ejekan di selingi dengan seringai menjengkelkan.
Renjun menoleh, cukup antusias. "maksud mu Seungmin mungkin saja merusak rumah tangga ayah Jeongin tetapi dirinya tak tau? "
"pfft, mungkin saja. "
keduanya berhenti berteori saat sang tokoh utama dari pembicaraan mereka datang, dengan wajah jengkel dan mendumal ia merebut salah satu helm yang berada di jok motor Renjun.
"sudah ayo makan malam, aku kesal. ingin melampiaskan kejengkelan ku kepada makanan kali ini. "rengutnya, mulai naik ke atas motor tersebut.
Shin Ryujin membunyikan bel motornya, "hey ingat! terakhir kali kau melampiaskan amarah mu kepada makanan berat badan mu naik lima kilo! "
"fuck you, "
♤ ♧ ♡ ♢
Kim Seungmin datang, dengan struck panjang yang terus ia pantau duduk di samping pria cantik dengan surai hitam panjang tersebut.
"kau habis berapa? "tanya satu - satunya gadis di meja tersebut. menjulurkan sedikit kepalanya sebelum tangan lentik milik Seungmin mendorongnya untuk kembali. "bukan urusan mu Ryu, biarkan aku makan dengan tenang! "
"memangnya kau ada masalah dengan ayah Jeongin? "sang empu menoleh, dahi bersihnya mengernyit dalam penuh akan kejengkelan. sebelah tangannya ia lambaikan sebelum kembali menghadap ke arah handphonenya, ekspresi kembali datar.
"bukan apa - apa, lupakan saja. bukan masalah penting, hanya kesalah pahaman. "
"jangan lupa untuk diet. "
"bisa diam tidak? sebelum aku mencabik mu dengan garpu ini!? "
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Huang Renjun dengan malas melangkah keluar dari dalam kamar mandi. kedua tangannya ia ulurkan guna di cuci hingga bersih. tak lama kemudian ia merapikan surai kelam panjangnya.
"sepertinya aku harus memangkasnya. aku juga mau mewarnai nya dengan warna pirang... "
"tampak bagus untuk mu! namun sepertinya lebih baik jika tetap seperti itu. "pria mungil itu berjingkat seraya berbalik. tersenyum canggung saat menemukan lelaki yang menyelamatkan nya tadi berada di belakangnya.
"oh ya ngomong - ngomong aku belum memperkenalkan diri ku... dimana sopan santun ku. "kekehnya menyesal sebelum bergerak maju.
sebelah tangannya ia julurkan, "perkenalkan, Na Jaemin. ayah Na Jisung. "
to be continued.......
##################################
holaaaaa saya balik! selamat berbuka puasa bagi yang merayakan^^
ngomong" selama puasa nanti aku bakalan update setiap Maghrib atau engga sebelum adzan subuh. jadi selamat menikmati^^
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top