Tarararara-1.O

hawa panas mulai memanggang daratan, tak sedikitpun awan yang berada di langit menunjukkan tanda - tanda jika mereka akan meneduhkan para manusia yang berada di bawahnya. terkecuali Huang Renjun dan juga Shin Ryujin yang kali ini berdiam di ruangan mereka.

menjauh dari para anak - anak yang tengah tidur siang bersama - sama di ruangan mereka masing - masing dengan pendingin ruangan yang menyala.

namun di sinilah mereka berdua, saling berbincang hingga si lelaki dengan rambut gelap sebahu menceritakan kisahnya dan juga Seungmin setelah wanita muda nan cantik itu pulang terlebih dahulu akibat tak di bolehkan untuk pulang terlalu larut malam.

tawa renyah yang sedikit terpendam oleh kue yang tengah di kunyah itu mulai memenuhi seisi ruangan, satu - satunya wanita di sana dengan pakaian kasual dan juga apron berwarna kuning yang bertandakan day care mereka itu kembali menutup mulutnya. menelan kue mahal yang di bawakan oleh ayah Haruto siang ini dengan perlahan - lahan sebelum kembali tertawa.

"jadi kau berdebar hingga segitunya!? astaga, memangnya kau ini apa? anak baru gede?"ejek Shin Ryujin, meraih kue lainnya yang berada di atas meja dan menjejalkannya ke dalam mulutnya sendiri.

sang oknum yang sejak tadi di ejek hanya dapat merotasikan matanya, terlalu malas untuk berdebat dengan wanita kelewat barbar yang sayangnya adalah temannya itu.

"terserah apa kata mu, ngomong - ngomong Seungmin masih belum bisa kembali ya?"

wanita muda itu kembali menelan kuenya dengan perlahan - lahan dan menggeleng, "belum, dosen pembimbingnya datang telat. katanya. atau bisa jadi dia tengah berduaan dengan salah satu seniornya yang namanya... Changbin? ntahlah, aku tidak tahu. namanya terlalu aneh untuk di sebutkan di mulut."

jelas Ryujin, menunjuk mulutnya dan kembali menatap Renjun yang tetap diam di hadapannya.

"kau sendiri sudah selesai? karena tentu saja aku belum!"ucapnya bangga, berhasil membuat Renjun menunjukkan ekspresi maklum sebelum mengangguk untuk menjawab pertanyaan Ryujin sebelumnya.

keduanya kembali diam untuk sementara, menikmati kue mahal dari ayah Haruto yang mulai habis karena keduanya kelaparan namun terlalu malas untuk membeli makanan ataupun hanya sekedar untuk memesan makanan lewat handphone mereka masing - masing.

tak ada hawa canggung sedikitpun di antara mereka, hanya kesunyian yang nyaman untuk sekedar istirahat sebelum para bocah - bocah kelebihan energi yang sejak tadi sedang tidur akan bangun dan membuat keduanya kelelahan.

namun wanita di hadapan Renjun itu mulai berbicara, "oh ya... tadi Na Jisung tidak datang. aku tak melihat batang hidung ayahnya atau pun Jisung sendiri hari ini. kau setidaknya tau tidak mereka berada dimana?"tanyanya, menatap Renjun dengan sebelah alis yang di naikkan.

pria cantik itu hanya menggeleng, "tentu saja tidak. aku tidak sedekat itu dengan ayah Jisung. mungkin mereka memang sedang tidak butuh ke day care?"

Shin Ryujin mengangkat kedua alisnya terkejut, sebelah tangannya yang bersih pun ia angkat guna mengusap dagunya, "hmm itu aneh, seingat ku ayah Jisung sangat sibuk, ia ikut bekerja di kafe miliknya sendiri dan terkadang mampir keberapa cabang yang bisa di bilang cukup jauh satu sama lain."

wanita itu menatap dengan pandangan kebingungan ke arah Renjun, "kau pikir apakah bisa seorang single father melakukan itu dengan anak kecil di sisinya?"lanjut Ryujin.

Huang Renjun hanya dapat menggidikkan bahunya acuh, "mungkin bisa, Jisung adalah anak yang baik dan ayahnya terlihat begitu sabar dan menganggap semuanya selalu baik - baik saja. ataupun mungkin Jisung bersama ibunya?"

Shin Ryujin merotasikan matanya, "hey! aku tadi sudah mengatakan jika ayah Jisung adalah seorang single father. tentu saja Jisung tak bersama ibunya."

"mungkin saja Jisung di antarkan ke ibunya karena ibunya rindu? ayolah insting seorang ibu tetap tak akan hilang meskipun ia sudah bercerai dengan ayahnya."

"mungkin saja, tapi seingat ku ibu Jisung malah tidak peduli dengan Jisung ataupun ayah Jisung. karena itulah aku berpikir itu tidak mungkin saja."

"hey ayolah! insting ibu, Shin Ryujin!"

"apa yang tengah kalian debatkan? suara kalian menembus dinding dan juga pintu. setidaknya jangan bikin anak - anak bangun. aku ingin istirahat sebentar."

Huang Renjun maupun Shin Ryujin yang sejak tadi berdebat hampir saja melompat saat mendengar suara lainnya yang ikut masuk ke dalam perdebatan mereka. menatap ke arah ambang pintu dimana seorang Kim Seungmin tengah berdiri dengan kemeja dan juga celana jeans yang terlihat kusut.

surai coklat yang biasanya tersisir rapi kini sudah tampak di terpa oleh angin dan berbau seperti matahari. wajah lelah yang terpampang jelas di wajah manis Seungmin membuat kedua temannya diam dan menyingkir agar pria itu dapat menidurkan dirinya di atas sofa empuk yang sejak tadi di tempati oleh Renjun seorang diri.

"bagaimana hari mu?" tanya Renjun, duduk di single sofa lainnya yang berdekatan dengan milik Ryujin.

"buruk."gumam Seungmin, sebelum perlahan - lahan diam hingga sebuah suara lembut keluar dari kedua belah bibir Seungmin.

"biarkan dia tidur, ayo kita pindah ke ruang tunggu. sekalian melanjutkan pembahasan tentang ayah Jisung tadi."ajak Ryujin, berhasil membuat Renjun menghela nafasnya lelah namun tetap mengekori wanita itu keluar dan menuju ke arah ruang tunggu.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

pria dengan surai hitam itu menggumamkan sesuatu yang indah, kedua tangannya tak berhenti untuk membuat dua cangkir yang berisikan ice cream dan juga masing - masing gelas yang lebih kecil lagi untuk tempat kopi yang akan ia tuangkan.

kali ini ia mengambil libur, hitung - hitung untuk istirahat dan menghabiskan waktu bersama mereka. ia juga mengijinkan anak semata wayangnya untuk tidak sekolah dulu hari ini.

sebuah senyuman tipis hadir di bibirnya saat mengingat bagaimana lebarnya senyuman Jisung pagi ini, kikikan manisnya yang tak pernah semanis itu dan juga sebuah senyuman yang terus berada di bibir anaknya sejak tadi.

kedua alisnya pun kembali mengerut sedih, hampa akan rasa saat mengingat kapan terakhir kali anaknya seceria itu bahkan di umurnya yang masih sangat belia.

Na Jaemin mengedipkan kedua maniknya, kembali menginjak daratan realita saat mendengar suara pintu yang di tutup dengan halus, ia berusaha sekeras mungkin untuk tidak menoleh kebelakang. memfokuskan pikirannya ke arah affogatto yang sejak tadi berada di hadapannya.

"hei... kau sudah selesai di sana?"tanya suara dari seorang wanita yang mengalun dengan lembut dan penuh akan masa lalu indah yang sangat ia rindukan. mendengarkan langkah kaki yang kian mendekat sebelum kedua tangan kurus dengan warna seputih susu itu melingkar di perutnya.

sebuah kepala pun di tumpukan di atas punggungnya, berhasil membuat pria yang di peluk membeku.

Na Jaemin yang sudah tak dapat menahan rasa rindu yang ia bendung selama ini pun berbalik, menarik tubuh wanita kurus di hadapannya ke dalam pelukannya. mendekapnya dengan hati - hati seakan - akan jika ia terlalu keras memeluknya wanita itu akan hancur bagaikan abu.

"hey... tidak apa - apa."bujuk wanita itu. "ini adalah perpisahan yang kita inginkan bukan? agar tidak ada pihak satupun yang tersakiti."

pria dengan surai hitam itu mulai menangis, mendengar kalimat perpisahan yang sama sekali tak ingin ia dengar dari sang wanita yang berada di dekapannya.

"kita harus melakukan ini okay? orang tua ku tetap tak bisa menerima kehadiran mu dan juga Jisung di dalam hidup ku. dan aku juga kesal dengan itu. kita sudah melakukan semua usaha namun orang tua ku tetap tak bisa menerima mu dan juga Jisung. jadi tidak apa - apa. setidaknya kita sudah pernah berusaha."

tenangnya kembali, kali ini dengan tangan yang mengusap punggung kekar milik Jaemin dengan gerakan penuh kasih sayang.

keduanya hanya diam di posisi yang sama. dan Jaemin masihlah sesenggukan di dalam pelukan wanita tersebut.

pria jangkung itu hanya dapat memeluk tubuh wanita di dekapannya dengan erat.

"aku sangat mencintaimu Minju."

wanita di dekapannya hanya mengangguk.

"aku juga sangat mencintai mu Na Jaemin."




















to be countinued......






















################################################################################

double up deh ^^

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top