4. | πππππ πππ ππππ πππ πππππ
Bel pulang sudah berbunyi sejak 30 menit yang lalu. Gerbang depan sekolah pun ramai dengan para murid yang berbondong-bondong pulang. Matahari tampak berwarna jingga di ufuk barat. Angin semilir pun bertiup membuat suasana terasa damai sore itu.
Aerin pulang di temani jeongwoo dan junghwan yang kebetulan searah jalan pulang dengan nya. Wonyoung ? Aah gadis itu langsung berlari ke arah kekasih nya yang duduk di sebuah motor sports mewah di trotoar begitu sampai di gerbang. Mereka berpelukan dan saling melontarkan kata2 penuh cinta sampai tak menghiraukan sekitar, merasa kalau dunia ini hanya milik mereka berdua.
3 orang yang melihat itu sontak memperlihatkan raut wajah yang bermacam-macam seperti, Jeongwoo yang menatap itu jijik dengan tangannya yang menutupi mata sang adik. "Belum cukup umur, belum legal lu wan. Ga usah ngadi2 liat beginian" begitulah katanya. Si bungsu hanya bisa terdiam menunggu sang kakak menyingkir kan tangan nya, Sedangkan aerin hanya diam membeku melihat adegan drama korea yang biasa ia tonton di laptop nya kini ada di depan mata.
"Ngomong2 kemana jihoon-sunbae ? Bukan kah kalian seharusnya pulang bersama nya ?" Tanya aerin memecah keheningan.
"Dia ada ada rapat, ntah bahas apa. Kepala sekolah kita banyak maunya emang" ujar jeongwoo.
Mendengar itu aerin hanya mangut2 saja. Ia meremat jaket nya kuat, atmosfer apa ini ? Canggung sekali. Ia memutar otak nya, mencari cara untuk menghilang kan kecanggungan ini. Ia menatap jeongwoo dan junghwan yang lebih tinggi dari nya. Seperti nya mereka juga menyadari nya.
Jeongwoo menggaruk leher nya yang tak gatal dan junghwan yang sok fokus dengan ponsel nya, padahal ia hanya menggeser geser home screen nya tanpa melakukan apapun.
"Canggung banget ya noona ?"
"I-iya wan...."
"Bang, cari topik kek, dari tadi geser layar mulu. Gk ngapa2in juga...."
Mendengar itu, jeongwoo mendelik sebal dan memilih memasukkan ponsel nya ke saku celana. Ketiga nya masih diam mencari topik yang bisa menghilangkan kecanggungan ini.
"Rin gue boleh tanya gk ?" Tanya jeongwoo
"Boleh"
"Sebenarnya lu itu siapa ?"
Junghwan dengan cepat memukul bahu sang kakak yang langsung disambut dengan tatapan jeongwoo . 'cari topik sih iya, tapi gak nanya itu juga kali' begitu lah batin junghwan. Ia heran, mengapa pikiran kakak nya ini terkadang sangat pendek.
"Hah ? Apa yang kau maksud ?" Tanya aerin.
"Ahh, maksud bang uwo itu noona itu sebenarnya siapa ? Ko bisa dapet beasiswa yang lumayan sulit itu. Bahkan wawan aja gak dapet loh" ujar junghwan, ngeles.
"Aaah, iya sih memang sulit. Aku bahkan harus begadang belajar buat tes masuk
nya" jawab aerin.
Junghwan mendelik sebal ke arah jeongwoo yang kini hanya menggaruk leger nya yang tidak gatal.
Sebenarnya aura putih itu masih menguar kuat dari tubuh aerin. Dan aerin tak tau, kalau dua pemuda park itu kini sedang menahan hasrat mereka untuk melahap nya saat ini. Bahkan mata junghwan berulang kali berubah menjadi biru akibat ia kesulitan mengontrol hasrat nya.
Jeongwoo mencengkram tali tas selempang nya erat2. Dia harus menahan nya atau semuanya akan kacau. Jeongwoo tiba2 menyadari kalau junghwan tertinggal di belakang, ia melihat sang adik yang kini tengah menatap aerin tajam dengan mata biru nya. Jeongwoo melotot, oh tidak, john sudah mengambil alih raga nya.
Ketiga park bersaudara ini adalah seekor werewolf. Dalam raga mereka terdapat dua jiwa, jiwa nya dan jiwa serigala nya. Dan kini pemuda park bungsu ini sedang berdebat hebat dengan sang seriagala di dalam batinnya. Di satu sisi, junghwan tak ingin melukai sang noona yang baru saja ia temui beberapa jam lalu dan menuruti perintah sang kakak. Namun tidak dengan sang serigala, john, ia ingin menerkam dan mengambil darah si gadis sesuai dengan hasrat nya.
Jeongwoo dengan cepat menarik lengan aerin dan menarik nya menjauh dari junghwan. Justin memang memiliki hasrat yang sama, tapi ia tak se gegabah adiknya. Aerin yang tiba2 di tarik itu terkejut namun ia berusaha menyesuaikan langkah nya dengan jeongwoo.
"Jeongwoo ! Ada apa ?!" Tanya aerin setengah berteriak.
"Udah ikut dulu !, Percaya ama gue !" Balas jeongwoo.
Dua orang itu berlari, menyusuri trotoar yang agak senggang karena letak nya yang agak tersembunyi dari pusat keramaian kota seoul. Sedangkan junghwan berjalan terseok dengan badannya yang berkali2 bersandar ke tembok. Napas nya tersengal dan tangan nya mengepal kuat.
"LO MAU NGAPAIN HAH ?!"
"meminun darah gadis itu"
"GAUSAH NGADI2 LO JOHN !!"
"GADIS ITU ISTIMEWA JUNGHWAN ! Kita akan mendapat kan kekuatan jika kita meminun darahnya barang setetes"
"GUA GAK BUTUH !! INGET KATA JIHOON-HYUNG !! KITA GK BOLEH GEGABAH !"
"mungkin kau tak membutuhkannya saat ini, tapi ramalan itu pasti terjadi. Dan saat itu kau juga akan mengharapkan darah gadis itu. Sebelum klan lain mengetahui nya, lebih baik kita memulai nya lebih dulu"
"GAK AKAN !!!"
Junghwan mengerang hingga mata nya Berubah menjadi biru sepenuhnya, taring terlihat di deretan giginya. Ia sudah mengambil ancang-ancang untuk berlari menyusul dua orang yabg tadi meninggalkan nya. Namun tiba-tiba sepasang tangan memeluk tubuh nya dari belakang. Ia menahan kedua tangan junghwan dengan kuat, junghwan meronta, tapi pegangan itu terlalu kuat.
"JUNGHWAN SADAR WAN !!" jihoon, pemuda itu menahan junghwan yang kini tengah di kuasai john. "JOHN TENANG ! INGET JUNGHWAN ITU TUAN LO !" Kata jihoon.
"INI JUGA DEMI KEPENTINGAN NYA !"
"GUE TAU TAPI JANGAN GEGABAH !, INGET DIA BELUM TENTU ORANG YANG DIMAKSUD DI RAMALAN ITU ! DIA BISA JADI BENCANA !!" pekik jihoon sekali lagi.
Mendengar itu junghwan perlahan berhenti meronta, Badan nya berangsur melemas dan berakhir pingsan. Ia menghela napas sejenak, kekuatan junghwan sama sekali tak bisa ia remehkan, ia hampir kewalahan. "Kau tumbuh dengan cepat junghwan-ah" ujar jihoon seraya tersenyum tipis.
Jihoon membopong sang adik di pundaknya, ia celingukan sebentar mencari tas junghwan yang sudah hilang ntah kemana. Masa bodo, ia gendong junghwan di punggung nya, dan ia pun membungkuk. Ia menggeram pelan hingga ia berubah menjadi seekor serigala berbulu kelabu dengan mata biru yang sedalam lautan.
Ia melompat ke atas gedung, tas nya ia gigit di mulut nya. Ia melompat dari atas satu gedung ke gedung lainnya. Di punggung jihoon junghwan mulai sadar dari pingsan nya, pemuda itu sedikit terkejut melihat kakaknya.
"J-jihoon-hyung..."
"Tidur lah junghwan-ah, semua nya masih di bawah kendali, dan seperti nya lo harus ngajarin john tata krama. Dia mulai gk sopan sama tuannya" ujar jihoon lewat telepati. Junghwan yang mendengar itu hanya bisa mengangguk pelan.
-----β’------
Jeongwoo dan aerin kini ada di sebuah jalan yang lumayan ramai orang berlalu lalang. Mereka berdua menghirup napas tersengal setelah berlari tadi.
"A-apa... Apa yang terjadi ??" Tanya aerin.
"Ada anjing.... Junghwan.... Gk sengaja bangunin anjing tadi, trus dia dikejar..." Jawab nya asal. 'Maaf wan' batin jeongwoo.
"apa yang kau lakukan ?! Kita harus menolong nya ?!" Pekik aerin
"Gk, gk perlu rin. Junghwan itu atlit taekwondo. Dia pasti bisa ko" tutur jeongwoo. Namun sebuah pukulan di bahu nya di layang kan oleh aerin. "Itu gk ada hubungannya sama kabur woo !"
'bener juga y'
Saat aerin masih bersikeras menyusul junghwan ponsel jeongwoo berdering nyaring. Pemuda manis itu mengambil ponsel yang ada di saku celana nya dan menjawab panggilan itu.
"O hyung"
"....."
"Beneran ? Oke"
Aerin menatap jeongwoo penuh tanya. "Jihoon hyung, katanya junghwan dah di rumah. Masih utuh ko" ujar nya sambil nyengir. Aerin kembali memukul bahu lelaki itu yang di balas dengan tawa renyah pemuda berkulit tan itu.
Mereka berpisah ketika aerin harus menaiki bus yang kebetulan berhenti di halte yang dia duduki. Gadis itu melambai pada jeongwoo yang di balas oleh nya dengan senyuman manis. Setelah bis itu lumayan jauh, pemuda itu berbalik menatap jalanan dengan tatapan datar.
Ia terus melangkah melewati bangunan2 yang menjulang tinggi. Jauh, ia melangkah semakin jauh dari pusat kota melewati hiruk pikuk orang2 yang semakin berkurang dari pandangan nya seiring ia melangkah.
Tiba2 dia berhenti, menengok sekitar sejenak, di rasa tak ada orang yang ada di sana ia melangkah cepat masuk ke dalam hutan. Ia berlari kecil, hembusan angin yang sejuk menerpa wajah nya. Jalan nya semakin menanjak mengingat ia sedang berada di kaki gunung. Ia sangat rindu dengan suasana ini, dulu ia sering kemari dengan kedua saudara nya. Namun sekarang tidak, ia harus sekolah, kerja paruh waktu dan lain2 membuat waktu nya untuk merasakan kedamaian ini di telan oleh kesibukan.
Ia berhenti dan membuang tas nya di dekat pohon yang agak besar dari yang lain. Sebenarnya ia lapar, justin sudah ingin makan daging babi hutan sejak 5 hari yang lalu namun jeongwoo disibukkan debgan segala urusan tang ada membuat nya tak bisa untuk sekedar memberi camilan sang serigala. Dan ini lah saat nya.
Jeongwoo membungkuk, menggeram pelan membiarkan justin mengambil alih tubuhnya. Dia pun berubah menjadi serigala berbulu coklat dengan mata hijau menyala. Serigala itu menoleh ketika mendengar suara ranting patah, beruntung sekali ia hari ini, Babi hutan yang tak terlalu besar tengah berlari terbirit-birit melihat serigala besar di hadapanya.
Tanpa babibu lagi, ia langsung berlari mengejar sang buruan, dengan lincah ia mengikuti dan menghindari semua halangan yang ada. Jika dilihat dari dekat serigala itu sedang tersenyum menyeramkan saat ini. Hingga sebuah cakaran nya berhasil membuat hewan itu terguling dan tak bisa kabur kembali. Jeongwoo langsung membunuh babi itu dan kemudian melahapnya.
Terus begitu, hingga bulan purnama sempurna membumbung tinggi di langit. Jeongwoo berjalan ke tempat dia melempar tas nya asal sembari menenteng kemeja seragam nya yang penuh darah. Bisa ribut jika orang melihat nya seperti ini, ia melipat nya asal dan memasukkan nya ke dalam tas, ia melangkah pulang setelah menatap lekat2 ke dalam hutan yang kini gelap gulita namun tidak dengan penglihatannya.
Ia akan merindukan masa berburu seperti ini lagi. Ponsel nya berdering ribut, terpampang nama "hyung syaland" di layar membuat nya mendecih pelan.
"Yoeboseo hyung-"
"LO DIMANA PARK JEONGWOO ?! JAM SEGINI BLOM BALIK JUGA !! MAU GUE TUMBUK LO ?!"
"gue di gunung hyung, laper"
"Yaelah kan di supermarket ada"
"Gk seru, bosen, toh gue udah jarang banget berburu gini"
"Ya udah pulang sekarang lo ! Kalo gk gua kunciin tidur di luar sono lu !"
Dan panggilan terputus. Jeongwoo menghela napas lelah dengan sikap hyung nya yang overprotektif itu. Ia menenteng tas nya dan berlari menuruni gunung hingga ia tak sengaja tersandung sebuah akar pohon yang membuat nya terguling menuruni gunung, Ia meringis tertahan sembari mengusap punggung nya ketika sampai di jalan.
Ia kembali berlari begitu melihat sebuah bis melaju di dekat nya. Bis nya tak terlalu ramai mengingat ini tengah malam, namun jeongwoo langsung menekuk wajah nya kala melihat orang yang duduk di bangku paling belakang.
"Gue nyium bau anjing busuk disini" ujar orang itu.
Tak peduli, jeongwoo beranjak duduk di bangku bari ketiga dari depan dan memainkan ponsel nya seolah tak acuh. Orang itu tersenyum, Earphone yang menyumpal kedua telinganya ia lepaskan.
Ia memandang pemuda yang duduk di depan nya dengan tatapan teduh.
Beberapa menit berlalu dengan keheningan. Tak ada yang ingin membuka suara, mereka benar2 seperti tak mengenal satu sama lain.
"Lo udah banyak berubah ya wo"
"Lo udah kayak laki dewasa, bahkan lo udah bisa ngendaliin kekuatan lo. Gue masih inget, dulu lo masih lemah banget, buat nyium bau mahluk di sekitar lo aja lo gk bisa"
"Apa mau lo ?, Apa yang bikin lo nungguin gue sampe tengah malem begini ?" Ujar jeongwoo yang akhirnya angkat bicara.
"Emang gk boleh y nungguin sahabat sendiri-"
"Gue bukan sahabat lo"
"Kita sahabatan dulu, dan lo tau itu"
"Itu dulu, sekarang gak lagi"
"Kenapa ?"
"Gue berbeda sama lo !! Ras kita musuhan dan masih musuhan sampe sekarang ! Lo musuh gue, dan gue gk mau jadi pengkhianat !" jeongwoo menaikan intonasi nya kala suara di seberang masih terdengar tenang.
"Kalo gitu kenapa lo gk bunuh gue aja ?"
Jeongwoo melotot, dengan cepat ia menatap pemuda yang kini tersenyum lembut padanya, hati nya sedikit teriris kala melihat senyuman itu. Jujur, ia juga merindukan senyuman itu.
"Kenapa ? Gk bisa ?". Jeongwoo spontan berdiri kala mendengar pemuda itu berbicara seolah meremehkan nya. Ia menatap orang itu penuh amarah berbanding terbalik dengan pemuda yang kini berjalan mendekati jeongwoo dengan senyuman tenang di wajah nya.
"Gue tau, gue paham ko. Gue tau lo gk bisa benci gue seperti apa yang klan lo ajarin. Gue harap kita bisa temenan kek dulu lagi, kalo lo mau. Gue bakalan nungguin lo" ujar nya sembari menepuk pundak pemuda manis itu dan berlalu turun dari bis. Jeongwoo mengerut kan kening nya kala melihat pakaian pemuda itu yang berantakan dan ada beberapa bercak darah di sana. Lengan nya pun terlihat sedikit lebam di beberapa sisi.
"Lo habis nantang dia lagi ?" Tanya jeongwoo saat pemuda itu ada di ambang pintu.
"Klan dia dan gue masih gk akur asal lo tau"
"Dan lo kalah lagi ?"
Pemuda itu tersenyum simpul.
"Bodoh banget sumpah" kata jeongwoo.
Bis kembali melaju menyusuri jalanan kota yang sunyi. Jeongwoo menatap ke arah pergi nya pemuda tadi dengan tatapan sendu. Ia menghempaskan badannya ke kursi dan mengusap rambut nya kasar.
"Gue cuma gak mau lo kenapa-napa yoon jaehyuk..." Ujar nya pelan.
-----β’-----
2124 kata
TEU-HAAA !1!1!1!1
hehe gimana sama part ini ??
Jujur aku rada maksa sih nulis nya, bayangin aja, 1 hari langsung jadi loh ini.
Ngebut banget ya
jangan lupa vota and comment juseyoo~~
BαΊ‘n Δang Δα»c truyα»n trΓͺn: AzTruyen.Top