IX. Skandal
Masih draf, jangan dibaca dulu. Di posting hanya untuk setoran event.
***
Setelah berbagai kejadian yang telah terjadi, satu minggu telah berlalu sejak Deva bergabung dengan akademi sulap. Rutinitas mingguan para pionir, yaitu para siswa senior, adalah saling mengunjungi asrama masing-masing untuk mempererat hubungan antar teman sekelas.
Deva tinggal di asrama Waru, sementara Jun tinggal di asrama Keriting. Mereka telah menjalin persahabatan yang kuat sejak awal kedatangan Deva di akademi sulap. Setiap minggu, mereka berencana untuk bertemu dan menghabiskan waktu bersama. Namun, ketika Deva tiba di asrama Jun untuk pertemuan rutin mereka, sesuatu terasa tidak beres.
Jun tampak tak acuh terhadap kehadiran Deva. Wajahnya terlihat murung dan ekspresinya menyiratkan ketidakpedulian. Deva merasa tidak nyaman dengan sikap Jun yang berbeda ini. Ia mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dan alasan di balik perubahan sikap tersebut.
Deva mendekati Jun dengan hati-hati, "Jun, apa yang terjadi? Kamu terlihat sangat tidak peduli padaku. Apa aku melakukan sesuatu yang salah?"
Jun menatap Deva dengan mata penuh kekecewaan dan kesedihan. Lalu ia menghela nafas dan menjawab dengan nada rendah, "Deva, maafkan aku. Aku sebenarnya tidak bermaksud untuk bersikap acuh kepadamu."
Deva merasa lega mendengar penjelasan Jun, tetapi tetap ingin tahu alasan di balik perubahan sikap itu. "Lalu apa yang terjadi, Jun? Apakah aku bisa membantu?"
Jun menatap lantai dengan raut wajah yang terluka. "Aku menjadi korban penyelidikan yang dilakukan oleh Deva. Mereka menganggap aku terlibat dalam praktik sulap terlarang dan mencurangi di kelas."
Deva terkejut mendengar kabar itu. Dia tidak bisa membayangkan Jun melakukan hal seperti itu. "Tapi Jun, aku tahu bahwa kamu adalah seorang pesulap yang jujur dan berbakat. Apa bukti yang mereka miliki?"
Jun mengangguk dengan kepala yang tertunduk. "Mereka menemukan beberapa alat sulap yang ditempatkan di lokerku. Aku yakin seseorang telah memanfaatkanku dan menyimpan barang-barang itu di sana tanpa sepengetahuanku. Namun, akademi tidak mempercayai alibiku dan memutuskan untuk menyelidiki."
Deva merasa iba pada Jun. Ia memahami betapa sulitnya berada dalam situasi seperti itu, terutama saat seseorang yang dekat denganmu tidak mempercayaimu. "Jun, aku percaya padamu. Aku akan melakukan segala yang aku bisa untuk membantumu membuktikan kebenaran ini."
Mereka berdua sepakat untuk bekerja sama. Deva tahu bahwa kepercayaan dan keberadaannya sangat penting bagi Jun, terutama di saat seperti ini. Ia memutuskan untuk menc
Kini, setelah pengalaman yang mengecewakan dengan Jun, Deva mulai merasa curiga terhadap siapa pun di sekitarnya. Ia merasa terasing dan kesulitan memahami rekan-rekannya di kelas sulap. Waktu terus berlalu dan kelas-kelas berjalan begitu saja, tanpa ia benar-benar memahami satu pun dari para siswa.
Suatu hari, ketika kelas berlangsung seperti biasa, sebuah kejadian menarik perhatian Jun. Ia secara tidak sengaja mendengar percakapan di antara dua siswa paling berkuasa di akademi. Mereka membicarakan sesuatu yang menarik perhatian Jun.
"Kamu yakin tidak akan ada yang mencurigai kita?" bisik salah satu siswa.
"Santai saja, semua siswa terlalu sibuk dengan masalah mereka sendiri. Mereka tidak akan menyadari apa yang sedang kita rencanakan," balas siswa yang lain.
Jun menjadi penasaran dengan apa yang mereka bicarakan. Ia merasa ada kaitan antara rencana misterius tersebut dengan kasus yang menimpanya. Ia memutuskan untuk berbicara dengan Deva dan membagikan penemuannya.
Deva, meskipun masih berhati-hati, bersedia mendengarkan penalaran Jun. Mereka berdua mendiskusikan kemungkinan adanya hubungan antara rencana rahasia tersebut dan kasus yang menimpa Jun. Deva mengakui bahwa ada kemungkinan seseorang di antara para penguasa akademi yang terlibat dalam penyelidikan palsu terhadap Jun.
Keduanya memutuskan untuk melakukan penyelidikan sendiri. Mereka mencoba mengumpulkan informasi dan mencari tahu identitas orang-orang yang terlibat dalam rencana misterius tersebut. Dalam prosesnya, mereka menemukan beberapa petunjuk yang mengarah ke satu nama, yaitu seorang siswa senior yang memiliki reputasi sebagai orang yang cerdik dan manipulatif.
Deva dan Jun mencoba mengumpulkan lebih banyak bukti untuk menegaskan kecurigaan mereka. Mereka menghadapi berbagai rintangan dan tantangan di sepanjang jalan, termasuk menghindari kecurigaan dari orang-orang yang mereka selidiki. Namun, mereka berdua tetap teguh dan bertekad untuk mengungkap kebenaran.
Akhirnya, setelah menyusun potongan-potongan kecil informasi, Deva dan Jun menemukan bukti yang mengarah pada pelaku sebenarnya. Orang itu adalah seorang siswa senior yang memiliki hubungan dekat dengan para penguasa akademi. Motifnya adalah untuk menguasai akademi dan memanipulasi situasi untuk keuntungannya sendiri.
Deva dan Jun tidak membuang waktu dan menghadapkan bukti mereka kepada otoritas akademi. Setelah melalui proses penyelidikan yang lebih mendalam, kebenaran akhirnya terungkap. Siswa senior yang terlibat dalam rencana misterius itu dijatuhi sanksi dan dikeluarkan dari akademi.
Kemenangan ini membawa perubahan besar dalam din
Di akademi sulap yang misterius itu, Jun dan Deva selalu terlihat sibuk. Mereka terus terlibat dalam berbagai kegiatan dan sering pergi ke tempat-tempat yang tidak diketahui oleh teman sekelas mereka. Keberadaan mereka yang misterius dan kejadian-kejadian aneh yang telah mereka alami menarik perhatian siswa lainnya.
Salah satu cerita yang membuat siswa lain penasaran adalah tentang pesulap yang meninggal di dalam akademi. Deva pernah menyebutkan hal tersebut dalam sebuah percakapan. Kejadian itu membuat siswa-siswa lain menjadi semakin penasaran tentang apa yang terjadi di balik dinding-dinding akademi sulap ini.
Namun, karena kebingungan dan ketidaktahuan mereka, beberapa siswa malah menganggap Jun dan Deva sebagai penyebab dari kematian pesulap tersebut. Mereka merasa bahwa Jun dan Deva terlibat dalam skandal atau bahkan melakukan kejahatan di dalam akademi. Desas-desus dan tuduhan semakin membesar seiring berjalannya waktu.
Tidak ada yang tahu mengapa Dwipa, salah satu teman sekelas mereka yang biasanya tidak terlalu terlibat dalam urusan lain, memilih untuk membela Jun dan Deva. Dwipa yang selalu tenang dan penuh pertimbangan tiba-tiba menjadi pembela mereka. Ia percaya bahwa ada sesuatu yang terjadi di balik semua kejadian ini dan bahwa Jun dan Deva tidak bersalah seperti yang dituduhkan oleh siswa-siswa lain.
Dwipa dengan bijak memutuskan untuk melakukan penyelidikan sendiri. Ia mengumpulkan informasi dari berbagai sumber dan memeriksa kejadian-kejadian yang terjadi sebelum kematian pesulap tersebut. Dalam prosesnya, Dwipa menemukan petunjuk-petunjuk yang tidak terlihat oleh orang lain.
Berkat dedikasinya, Dwipa berhasil mengungkapkan kebenaran yang tersembunyi di balik kematian pesulap dan kejadian-kejadian lainnya. Ia menemukan bahwa pesulap itu sebenarnya meninggal karena kecelakaan yang tidak terkait dengan Jun atau Deva. Mereka hanya menjadi saksi tidak sengaja yang menemukan tubuh pesulap itu.
Dengan bukti yang solid, Dwipa mempresentasikan temuannya kepada seluruh siswa dan otoritas akademi. Tuduhan dan desas-desus terhadap Jun dan Deva terbantahkan dengan kebenaran yang diungkapkan oleh Dwipa. Semua siswa akhirnya menyadari bahwa mereka telah salah memahami dan menghakimi Jun dan Deva.
Jun dan Deva merasa lega dan terharu dengan tindakan Dwipa yang membela mereka. Mereka merasa diberikan kesempatan untuk membuktikan diri mereka tanpa prasangka. Persahabatan mereka bertiga menjadi lebih kuat setelah melalui situasi yang sulit ini.
Dari pengalaman ini, siswa-siswa di akademi sulap belajar untuk tidak cepat menghakimi orang lain tanpa memiliki fakta yang jelas. Mereka menyadari bahwa kebenaran sering kali lebih kompleks darip
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top