โฏ ๐๐๐๐๐๐๐ข๐ : ๐โ๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐ โ๐ ๐๐๐๐๐๐? โฏ
| ๐๐๐ฅ๐ฅ๐ฎ ๐๐๐๐๐๐ฃ๐ |
โฅ๏ธ One song
โฅ๏ธ I have but one song
โฅ๏ธ One song
โฅ๏ธ Only for you
โฅ๏ธ One heart
โฅ๏ธ Tenderly beating
โฅ๏ธ Ever entreating
โฅ๏ธ Constant and true
โฅ๏ธ One love
โฅ๏ธย That has possessed me
โฅ๏ธ One love
โฅ๏ธ Thrilling me through
โฅ๏ธ One song
โฅ๏ธ My heart keep singing
โฅ๏ธ Of one love
โฅ๏ธ Only for you
Wanita dengan surai keemasan itu terus bernyanyi sembari menjemur cucian di halaman rumah, dari atas balkon sosok gadis kecil tampak menikmati alunan lagu yang tengah ibu angkatnya nyanyikan.
Suara yang lembut bersama sejuknya udara yang mengelitik tubuhnya untuk bersantai, sepoi sepoi angin bersama cuitan manis burung burung yang bertengger di pohon ikut memeriahkan harinya.
Gadis itu bergegas turun, hatinya dipenuhi rasa penasaran mengebu-gebu ingin bertanya siapa pencipta lagu yang begitu sederhana namun indah itu. Wanita bersurai keemasan itu tertawa saat melihat gadis kecilnya berlari ke arahnya dengan kaki kecilnya yang kuwalahan menyeimbangkan langkahnya.
"Ella, apa nama lagu yang kau nyanyikan?"
Gadis itu bertanya dengan manik besarnya yang berbinar penuh rasa penasaran, Ella tersenyum lalu mengelus surai [Hair color] yang tersisir rapi.
"Oh itu rahasia dear, tapi apa kau mau tahu kisah tentang lagu itu?"
"Umm.."
Ella membawa gadis kecil itu duduk dibawah pohon, membawa gadis itu duduk dipangkuannya lalu mulai menata rambut [Hair Color] yang mulai berantakan.
"Apa kau tahu lagu ini dinyanyikan seorang pangeran yang jatuh cinta pandangan pertama pada seorang putri, bukankah itu romantis?" kata Ella dengan seulas senyum miliknya, gadis yang berada dipangkuannya hanya tersenyum melihat ibu angkatnya mengoceh tentang cinta pandangan pertama.
"Ella aku menemukan buku puisi yang belum pernah aku lihat, puisi itu karangan John Clare dari abad romantic-victorian"
"Oh dear kau membaca puisi itu? Silly girl, puisi itu salah satu puisi favorit ku"
"Hee, Ella sudah membacanya ternyata. Dari semua buku yang kita punya buku apa yang belum kau baca?" tanya gadis kecil itu saat ingat ruangan penuh buku di rumah keduanya, ia baru membaca setengah dari buku yang ada.
"Oh dear, aku sudah membaca semuanya dari yang terbaru hingga buku kuno yang tertata di rak nomor tujuh"
Gadis itu hanya bisa memanyunkan bibirnya membuat Ella yang gemas gencar mencubit pipi gembul milik gadis kesayangannya.
"Kecewa? Sayang sekali Ella mu suka membuatmu kecewa" tawa terdengar dari bibir wanita yang tampak berusia kepala dua.
"Mau menyanyikan lagu itu bersama?" tawar Ella yang dibalas anggukan gadis itu, buku yang dibawanya ia letakkan diatas rerumputan yang hijau.
Ella membawa tangan kecil itu berdansa membiarkan gelak tawa dan suara lembut miliknya bersatu dengan manisnya panorama padang rumput yang ditumbuhi bunga bunga berbagai warna.
"One song, my heart keep singing"
Gadis itu melanjutkan lirik lagu yang bergema di ingatannya, "Of one love, only for you"
Gelak tawa dan senandung lembut membingkai pesona kedua hawa yang berharap semuanya tak lekang oleh waktu.
"Ella, kau tidak akan pergi kan?" ucap gadis itu dengan tatapan penuh harap, Ella yang berdiri di hadapannya menunduk guna menatap manik [Eyes Color] yang berkilau diterpa mentari.
"Silly girl, tentu saja aku tidak akan meninggalkanmu. Siapa yang akan merawat gadis introvert yang suka mengurung diri di rumah untuk membaca buku dan bernyanyi di tengah luasnya padang rumput?"
"Dengarkan aku dear, walau suatu saat aku akan pergi ingatlah aku akan terus berada di sini"
Ella menunjuk tempat jantung gadis itu berada, "Selama jantungmu terus berdetak, aku akan selalu berada disampingmu"
"Janji?"
Gadis itu memperlihatkan jari kelingking miliknya, Ella tersenyum lalu menautkan kedua kelingking mereka.
"I promise my dear"
"Kalau kau pergi apa kau tak bisa membawaku?" tanya gadis itu dengan tatapan sendu, tak pernah terbayang bagi gadis itu untuk berpisah dari wanita yang telah menemaninya tumbuh.
"I'm sorry dear, but I can't do that" ungkap Ella dengan nada penuh penyesalan, tangannya terulur mengelus surai [Hair Color] yang terasa lembut di tangannya.
"Bagaimana jika suatu saat nanti aku akan melupakanmu? Bagaimana jika suatu saat aku menemukan orang baru yang menggantikanmu?" tanya gadis itu dengan panik, air mata berlinangan membawa rasa sesak di hati Ella.
"Tenanglah dear, lihat kalung yang aku berikan padamu. Kalung ini akan mengingatkanmu padaku walau suatu saat kau akan melupakanku kalung ini akan menuntunmu padaku"
Gadis itu melirik kalung dengan bandul bunga yang terpasang di leher jenjangnya, gadis itu hampir melupakan keberadaan kalung itu jika Ella tak mengingatkannya.
"Harta kita" bisik gadis itu yang dengan lembut mengelus liontin kalungnya.
"Negatif be gone, jadi mau merangkai bunga dan menceritakan buku yang aku tulis?"
Ella yang telah selesai menjemur pakaian menata keranjang baju kemudian menunjuk hamparan bunga di ladang, gadis itu mengangguk tangan kecilnya membawa buku hitam yang sejak awal gadis itu dekap.
Wanita bersurai keemasan itu mengajari gadis kecil itu merangkai bunga menjadi mahkota bunga dengan berbagai bunga yang bisa mereka temukan, Ella yang telah menyelesaikan mahkotanya memakainya pada kepala bersurai [Hair Color].
"Ini untukmu putriku"
Gadis itu terkekeh geli, "Ella selalu mengatakan hal yang chessy"
Ella yang berpura pura tersakiti pun menyentuh dadanya dengan dramatis mengusap air mata imajiner di sudut matanya, "Oh dear, aku hanya wanita yang mencintai putrinya dengan baik tapi dengan kejam dituduh. Betapa menyakitkan"
Gadis itu tertawa lalu memakaikan Ella mahkota buatannya yang berantakan, "Kalau aku putri maka Ella ratunya"
"Oh dear, sangat halus" kata Ella dengan nada terkejut.
"Kau sangat chessy dear"
"Itu ajaran sesatmu!"
Ella hanya bisa tersenyum, tampak bangga dengan pencapaiannya.
"Bisakah kau menyanyikan lagu kesukaanmu Ella? Aku sangat menyukai lagu yang kau nyanyikan tapi lagu favoritku adalah lagu yang kau nyanyikan saat kita pertama kali bertemu"
"Tak ku sangka kau akan mengakuinya dear, akhirnya aku bisa menyentuh dasar hatimu"
"Itu karena kau membantuku tumbuh Ella, lagipula sampai kapan aku akan menutup hatiku?"
"Hahaha, baiklah aku tidak akan menggoda putri kecilku yang tak bisa hidup tanpa buku"
"Aku akan menyanyikannya lagi, tangkap dan simpan lagu ini dalam hati dan jiwamu dear. Ingatlah rasi bintang yang selalu kita saksikan saat malam menyambut semesta, ingatlah rambut keemasanku yang berkibar saat angin membawanya bernyanyi. Simpan mereka dalam memorimu, my dearest"
Ella tersenyum lalu mulai mengeratkan genggaman tangannya berada dalam untaian tangannya dengan gadis kecilnya, suaranya yang lembut penuh irama dan kenangan mulai terdengar di telinga sang gadis mungil.
Membawa gadis itu berkelana menyeberangi memori yang keduanya simpan selama mereka bersama, menikmati sepoi sepoi angin dan cerahnya mentari yang menyinari padang penuh rumput.
Disaat yang sama gadis itu merasa waktu berhenti berputar untuk sesaat, membuatnya menikmati semua momen paling indah dalam ingatannya. Seakan waktu membiarkan keduanya saling merekam memori yang tak akan pernah terulang lagi, sehingga mereka tak bisa melupakan betapa manisnya momen yang memenuhi hati mereka, mengingat kembali pertemuan keduanya di hamparan bunga mawar hitam yang eksotis.
โ๏ธ๏ธ
โฐ
โ๏ธ๏ธ
โฅ๏ธ I promise you dear to never leave you, always by your side no matter how hard time go throught.
โฅ๏ธ Believe me dear, no rainbow without a rain, no blooming flower without sunshine.
โฅ๏ธ I promise you a new memories and brand new adventure.
โฅ๏ธ Believe me dear, you will found a place that you will call home. With many people will take care of you even in your worst.
โฅ๏ธ Believe at yourself dear because no one will believe you when you don't believe yourself.
โฅ๏ธ Don't worry dear, a new fairy tale was waiting for you.
โ๏ธ๏ธ
โฐ
โ๏ธ๏ธ
Saat gadis itu membuka matanya apa yang ia temukan hanya kegelapan yang mencekam, tak ada yang menarik selain bunga mawar hitam berduri yang membuat bulu kuduk berdiri.
Perasaan takut dan gelisah menyusup ke dalam relung hatinya, tapi ia tak bisa melarikan diri seakan ada hal yang menahan kakinya untuk berlari.
Perasaan hampa yang membuatnya ketakutan menyusup ke dalam hatinya membuatnya ingin melarikan diri tanpa peduli apa yang akan ia temukan dalam pelariannya, namun tubuhnya tak bergerak selangkahpun. Tubuhnya bergerak berkebalikan dengan keinginannya, imbas dari sifat keras kepalanya adalah ia jatuh semakin dalam di kegelapan yang memaksanya patuh.
Hawa dingin dan kekosongan membawa paksa gadis itu pada sebuah kesimpulan, apa alasan ia tenggelam dalam kegelapan? Ingatannya ikut mengkhianati dirinya dengan melupakan siapa dia dan apa penyebab kejadian absurd ini. Rasa gusar datang saat ingatan yang sudah susah payah ia ukir terasa buram yang mengakibatkan rasa sakit sehingga gadis ituย bergerak memijat dahinya yang terasa terbelah.
Gadis itu ingin mengusir rasa sakit sekaligus rasa gelisah yang mengerogoti hatinya, tapi sikap pemberontak berakibat fatal dengan ia jatuh semakin dalam pada kegelapan yang membawa tertidur dalam slumberย tanpa berakhir.
Apa yang gadis itu rasakan hanyalah peraaaan letih yang menerjang tubuh mungilnya, tak peduli berapa lama gadis itu tertidur tubuhnya terus memperingatkannya tentang seberapa besar perasaan letih akan kehidupan dan kenyataan.
Tolong...
Kepada siapapun, katakan siapa dia?
Katakan kenapa ada rasa bersalah yang berakar dalam hati kecilnya?
Sebutkan janji apa yang belum gadis itu tepati? Dan kepada siapa janji yang terukir di jari kelingkingnya?
Ah, tiba tiba suara lembut memenuhi ruangan.
"Dear, jika saatnya telah tiba kau akan menemukan jalanmu sendiri untuk menemukanku. My dearest princess tak ada yang bisa membuatmu berhenti melangkahย jika bukan karena hatimu yang memintamu berhenti, come and found me dear"
Suara lembut itu seakan menghipnotis gadis itu, membuat tekad yang tak gadis itu ketahui membara. Gadis itu berusaha mencerna informasi yang ia tahu yang bisa membawanya keluar dari lautan kegelapan ini, namun naas ia jatuh semakin dalam tanpa bisa keluar dari kegelapan yang menelannya hidup hidup.
Suara lembut itu pun menghilang digantikan keheningan mencekam yang siap menerkamnya hidup hidup, dasar kegelapan yang terasa semakin dingin seakan ingin membuatnya mati membeku dengan lautan tinta yang menyambut tubuhnya ringkih yang jatuh dengan suara renyah.
"Siapapun...ย Tolong, temukan aku..."
Kegelapan pun menariknya turun tanpa peduli dengan pearasaan putus asa yang hadir sebagai lawan bicaranya kali ini, keputus asaan manusia yang begitu lemah melawan pahitnya takdir. Seandainya keputus asaan adalah manusia, ia pasti tertawa terbahak bahak saat sadar lawannya selemah ini.
โ๏ธ๏ธ
โฐ
โ๏ธ๏ธ
Kelopak mata gadis itu terbuka lebar saat ia sadar kegelapan yang telah menelannya kini membawanya pada kegelapan lain, manik gadis itu terpaku pada cermin yang berada tak jauh posisinya berdiri. Sebuah cermin bulat dengan ornamen emas yang membuatnya tampak megah, cukup untuk membuatnya menyaksikan bayangan sosok lain yang terpantul pada retina matanya.
Rambut selembut sutra berwarna [Hair Color] sepanjang pinggul tampak jatuh dengan lembut dibahunya, matanya yang seperti permata berwarna [Eyes Color] tampak indah seperti boneka hidup. Kulitnya yang mulus tanpa noda seakan rutin melakukan perawatan mahal yang membuatnya berkilau.
Dengan kalung liontin bunga yang menghiasi leher jenjangnya, sepasang anting berbentuk bunga dengan hiasanย azura jewelryย tepat ditengah menambah kesan elegan. Gadis itu tampak begitu cantik dengan alis yang lumayan tebal dan bulu mata yang lentik.
Wajah yang cantik itu membawa sekelebat ingatanย membuatnya meringis kesakitan, memori tentang dirinya seakan membanjiri kepalanya. Perlu beberapa menit baginya untuk memilah informasi yang membanjiri kepalanya.
Nama gadis cantik yang ia lihat atau mungkin dirinya adalah [Fullname], dia baru berumur 16 tahun dan dua minggu yang lalu adalah hari ulang tahunnya. Gadis itu lahir dan tumbuh besar di [City Name], di [Country Name] yang terkenal dengan penulis dan puisinya yang menjadi buah bibir orang orang baik dalam negeri maupun luar negeri.
Dia lahir pada [Birth date]ย dengan sebuah fakta mengejutkan bahwa gadis itu tumbuh pada abad dimana manusia percaya pada teknologi dan sains yaitu abad ke-21. Walau di kotanya banyak yang masih mempercayai tradisi dan mitos yang simpang siur kebenarannya dan penyebarannya masih melalui mulut ke mulut.
Tampilan dalam cermin segera berubah, menggantikan bayangannya dengan bayangan lautan api berwarna hijau aneh sontak gadis itu mengelus telapak tangan guna menenangkan diri dari rasa takut yang menyusup hatinya.
Sebuah suara bergema dengan nyaring dalam kegelapan yang tak berujung.
"Ah, my dear beloved....."
Suara dari cermin terdengar begitu nyaring dan mengundang rasa was was dalam hatinya, gadis itu berusaha menekan rasa panik dalam hatinya walau bahasa tubuhnya menghianati usahanya.
Seakan tak peduli dengan rasa takut dan was was yang gadis itu tunjukkan, sosok yang berada di dalam cermin terus berbicara.
"A lovely and noble flower of devil...
Truly, you are the most beautiful of all...
Mirror, mirror on the wall...
Tell me, who is the..."
Suara itu berhenti seakan tak ingin menyelesaikan kalimat yang sudah ia katakan, seakan ingin bermain teka teki dengannya. Gadis itu terdiam berusaha merekam semua hal yang cermin itu katakan tanpa melupakan satupun kata.
Tak lama muncul lah sebuah tangan yang terulur padanya, membawa pilihan yang paling menggelikan dalam sejarah kehidupannya.
"Those who are guided by the dark mirror...
As long as your heart desires...
Take the hand that appears in the mirror"
Gadis itu menatap curiga tangan yang terulur, dalam hatinya ia berulang kali mengingatkan dirinya untuk tidak menerima uluran tangan itu.
Rasa gelisah dan takut membuat gadis itu dengan tegas menolak keberadaan tangan itu, namun rimbunnya bunga mawar hitam berduri bergerak mendekat seakan ingin meremasnya hidup hidup.
Gadis itu seakan putus asa dan tidak peduli dengan apa yang akan terjadi selanjutnya namun kalung yang menghiasi lehernya memanas seakan mengingatkannya untuk tak menyerah.
Tangan gadis itu bergerak mengenggam liontin kalungnya seakan mencari jawaban dari kalung yang tak pernah meninggalkan lehernya, apa yang harus gadis itu lakukan? Meraih tangan yang membawanya pada sebuah masalah baru atau tetap tinggal dalam lautan kegelapan yang membuatnya tertidur?
Katakan apa yang harus ia lakukan agar bisa keluar dari situasi rumit ini? Katakan jalan mana yang harus gadis itu tempuh?
"Dear"
Suara lembut itu kembali terdengar, membawa gadis itu mendongak mencari sumber suara yang bergema dalam kepalanya.
"Jika suatu saat sebuah pilihan terburuk membuatmu kehilangan jati dirimu, ingatlah aku akan selalu bersama. Temukan jalanmu my child walau di tengah kejamnya zaman atau saat kegelapan tanpa ujung yang membungkus tubuhmu, percayalah pada dirimu dear"
Suara itu membuat lianangan air mata jatuh membasahi pipi gadis itu, perasaan nostalgia menghantam hatinya.
Membuat gadis itu bertanya tanya siapa pemilik suara yang terasa selembut sutra, gadis juga berpikir siapa sosok yang begitu baik hati menuntunnya menemukan pilihannya.
Suara yang gadis itu yakini adalah suara seorang wanita seakan membuka belenggu yang memenjarakan hatinya, suara yang tak ia ketahui siapa pemiliknya dan seperti apa rupa pemiliknya tampak tak membuat gadis itu ragu untuk percaya.
Gadis itu teringat perasaan saat ia ingat ada sosok yang menunggu untuk ia temukan, sosok yang menunggu kedatangan dan menunggu dirinya mencarinya.
Sebuah tekad merasuki hati gadis itu. Ia harus menemukan wanita itu, ia harus menemukan pemilik suara dan sosok yang memberikan kalung yang tak pernah ia lepas dari lehernya.
Kalung itu seakan melihat tekadnya pun memanas, membawa gadis itu sebuah ilusi siluet sosok wanita tengah menunggunya dengan senyuman di wajahnya.
"Come dear, make your choice"
Dibawah tuntunan kalungnya gadis itu menyerahkan pilihan hidupnya, dengan keberanian dan kekuatan yang tersisa di dalam hatinya. Gadis itu membalas uluran tangan dari cermin, memasrahkan takdirnya pada tangan yang menuntunnya menuju cermin lalu meninggalkan kegelapan yang melingkupinya.
"For me, for them, for you...
We are all running out of time"
Setelah sosok dari sisi lain cermin menyelesaikan kalimatnya suara pecahan kaca dan gema gagak menyambut kehadirannya, sebelum akhirnya kegelapan menelannya mengajaknya berdamai dengan kegelapan dan mawar hitam yang melingkupi tubuhnya.
"No matter what...
Never let go of that hand"
"Welcome to Twisted Wonderland, a brand new fairy tale waiting for you"
| ๐ง๐ผ ๐ฏ๐ฒ ๐ฐ๐ผ๐ป๐๐ถ๐ป๐๐ฒ |
Bแบกn ฤang ฤแปc truyแปn trรชn: AzTruyen.Top