34
"Takemicchi!" Seru gadis yang berlari mendekat. Sang pemilik nama menoleh ke sumber suara dimana terlihat (Name) buru-buru menghampirinya
"(Name)-san!" Balas Takemichi tak kalah senang karna akhirnya bisa bertemu dengan (Name) lagi, senyumnya melebar melihat (Name) dalam keadaan normal
"Takemicchi!!" Alih-alih menyambut dengan pelukan hangat, (Name) malah memukul bahu Takemichi hingga membuat sang empu meringis
"Sial, aku kangen banget tau! Huhu- hiksrot- kau tidak tau kan apa saja yang sudah ku lalui selama ini" (Name) menangis haru selagi menjabat kedua tangan Takemichi. Gaboleh pelukan soalnya disana juga ada Hina, nanti anak orang cembukor kan bahaya
"Aku dibunuh oleh Mikey, brengsek. Lalu tiba-tiba bukannya mati aku malah kembali ke sini, sepertinya karna ini masih ada hubungannya denganmu" (Name) mengelap sisa-sisa air mata dan ingusnya menggunakan saputangan yang diberikan oleh Takemichi sebelumnya
"Kau tau ga!? Hari-hari yang kulewati di Bonten terasa seperti neraka. Setiap hari melihat mayat melulu, aku sudah muak. Ternyata diam bermain game dikamar jauh lebih asik"
Takemichi sedikit panik karna (Name) mengatakan hal barusan dengan suara yang lumayan keras, kalau ada yang menguping kan bisa bahaya
Sedangkan Hina yang daritadi memperhatikan hanya bisa tersenyum maklum. Dia memang kurang mengerti pembahasan kedua makhluk itu, tapi melihat kedekatan (Name) dan Takemichi membuatnya sedikit bernostalgia. Rasanya seperti kembali ke masa lalu
"La-lalu? Kenapa Mikey membunuh mu? Bukankah dia..."
Meski Takemichi tak menyelesaikan perkataannya pun, (Name) sudah tahu apa yang ingin laki-laki itu katakan
"Itu dia, aku juga gatau. Tuh anak random nya bahaya banget sih sampe nge-kill ceweknya sendiri anjrit"
Ternyata bukan hanya dia yang kembali ke masa lalu tapi (Name) juga? Takemichi pikir meski dia kembali ke masa lalu sekalipun dia tidak akan bisa bertemu dengan (Name) lagi
Mengingat obsesi Mikey pada (Name) yang... Yah... Bahaya
"Tapi untung aku bisa bertemu denganmu lagi (Name)-san, banyak hal yang ingin ku bicarakan dengan mu" Ucap Takemichi
"Aku juga! Aku juga mau curhat banyak padamu" Balas (Name)
"Tentang apa yang kau tau tentang masa depan?"
"E-eh? I...iya...?"
Takemichi mengerutkan keningnya bingung dengan ekspresi (Name) yang tak bisa dijelaskan. Kenapa gadis ini tiba-tiba kehilangan semangatnya?
"(Name)-san? Ada apa?" Takemichi memegang sebelah pundak (Name) karna penasaran. Hina yang ikut heran memutuskan berjalan mendekat
"(Name)-chan? Kau baik-baik saja?" Tanya Hina yang juga khawatir
Perlahan wajah (Name) menjadi pucat pasi, iris matanya melebar seperti tak mempercayai sesuatu. Dengan ragu dia menoleh kearah Takemichi
"Takemicchi... Aku tidak bisa mengingat masa depan"
🌸🌸🌸
Hari itu berakhir dengan (Name) yang diantar pulang oleh Hina. Untung apartemen nya masih sama seperti yang ia tempati dulu. Bahkan (Name) sampai menunda niatnya yang ingin bicara banyak bersama Takemichi
Terlalu shock pada apa yang terjadi di dalam kepalanya membuat (Name) bungkam total. Dengan hilangnya hal yang paling (Name) andalkan di dimensi ini, ia tak bisa berbuat apa-apa
Kalau seperti ini artinya ia tak boleh bertindak gegabah lagi. Bisa-bisa (Name) mati untuk yang kesekian kali. Ditambah dia juga tidak bisa lagi membantu Takemichi
Lalu, apa yang harus dia lakukan sekarang?
"Gawat... Ini betulan gawat... Aku tidak bisa mengingat apapun setelah arc Bonten. Padahal aku yakin semakin kesini keadaan akan semakin kacau, tapi aku malah tak bisa berbuat apa-apa" (Name) semakin meringkuk diatas kasur. Dibalik selimut tebal yang membungkus tubuhnya dia terus-terusan bergumam menyalahkan dirinya sendiri
"Babiiii! Kalo gitu apa gunanya aku kembali ke masa lalu, bajingan! Udah bener mati aja! Siapa tau aku bisa ketemu ibu!" Teriak (Name) sambil memukuli bantal sebagai pelampiasan
"Semuanya kaya babi!!"
Bunyi bel rumah mengalihkan perhatiannya. (Name) juga baru sadar sudah berteriak-teriak seperti orang gila selama lima menit. Tapi worth it karna stressnya sedikit berkurang
Berdecih sebal, (Name) dengan gontai berjalan kearah pintu apartemen miliknya. Padahal malam ini dia kan ingin bermalas-malasan
"Siapa yang seperti babi?" Tanya pemuda bersurai lilac yang berdiri di depan pintu rumahnya
"O-oh, Mitsuya?" (Name) mengerjapkan matanya beberapa kali, lumayan terkejut dengan kedatangan tamu yang tak di undang tersebut
"Ini, makan malam yang kau minta" Mitsuya menyodorkan tempat makan yang dia bawa pada (Name). Sedangkan sang lawan bicara masih terdiam karna otaknya belom konek
"Ma-makan malam?" Tanya (Name) yang malah membuat Mitsuya bingung
"Iya, tadi siang kau yang meminta ku membuat sup miso kan?" Tanya Mitsuya balik
Tadi siang? (Name) kan baru kembali dari masa depan sore tadi. Itu berarti ini bukan permintaannya, melainkan (Name) yang lain
"Ah, iya hahaha... Aku lupa, makasih Mitsuya" (Name) mengambil tempat makan dari tangan Mitsuya dengan malu-malu. Nyusahin orang aja buset minta dibawain makanan segala
Tapi tunggu. Jangan-jangan selama dia di masa depan, tubuh ini melakukan hal-hal yang tak (Name) ketahui??
"Kenapa kau tidak membalas pesan ku?" Tanya Mitsuya sebelum melangkahkan kaki masuk kedalam apartemen (Name)
"He? Pesan?"
Sudah dua kali Mitsuya dibuat heran dengan pertanyaan (Name) yang menurutnya aneh
"Iya, bukankah kau mengajak ku untuk pergi ke festival di kuil waktu itu?"
Untuk sesaat (Name) membatu di tempat. Apa-apaan itu!? Sejak kapan dia memiliki niat mengajak seseorang jalan-jalan keluar!? Di malam hari pula! Dan lagi sebenarnya sudah sedekat apa dia dengan Mitsuya!?
"Ma...masa?" Tak percaya, dengan cepat (Name) mengambil handphone yang ada di kantung piyama nya. Dan benar saja, ada empat pesan masuk dari Mitsuya yang belum ia buka
"Ma-maaf, aku tak sempat membuka handphone dari sore tadi" Mana mungkin (Name) kepikiran mengecek ponselnya ketika isi kepalanya sudah dipenuhi hal lain
"Hari ini kau aneh. Kau sakit lagi?" Mitsuya berjalan mendekat. Dia memajukan wajahnya, mempertipis jarak antar mereka
"Ti-" Belum sempat (Name) berbicara. Mulutnya seolah dibuat bungkam ketika Mitsuya menempelkan keningnya di kening (Name) tanpa aba-aba
"Badan mu tidak panas, sepertinya memang isi kepala mu yang mulai bermasalah" Ucap Mitsuya, sengaja meledek (Name) agar bisa melihat omelan gadis itu
"Maksud mu!? Aku ga gila!"
Dan tadaa, Mitsuya langsung mendapat apa yang ia mau. Raut wajah kesal (Name) mempunyai kesan tersendiri bagi Mitsuya
"Cepat bersiap, aku akan menunggu di depan" Mitsuya tersenyum lalu mengacak-acak rambut (Name) singkat sebelum berniat keluar dari apartemen (Name)
"Kita jadi pergi?" Tanya (Name) memastikan
"Ya, lagipula aku ingin menghabiskan waktu denganmu" Ucapan Mitsuya berhasil memunculkan rona merah di kedua pipi (Name)
Semua pikiran buruk yang tadinya ada di kepala (Name) sekarang seolah menghilang entah kemana. Buru-buru dia lari masuk kedalam kamar dan memilih baju yang akan dipakai
"He-hehehe... Ngedate sama Mitsuya" Ujarnya senang. Tanpa tau kalau masalah baru sudah menunggunya
Tbc
❣️Buabye
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top