31

Malam hari, di suatu tempat. Terdengar suara teriakan yang tertahan dari tiga orang yang sudah babak belur. Suara gaduh itu berasal dari satu gudang di tempat terpencil

Sampai seruan seorang gadis menginterupsi dan memecah suasana menegangkan tersebut, setidaknya sementara

"Eeyyy! The sexy rich ass bitch is hereeee!"

Terlihat gadis bersurai hitam berlari mendekat sambil membawa sekantung taiyaki di tangannya

"Kedatangan mu merusak suasana" Omel laki-laki bersurai pink dengan luka di kedua sudut bibir

"Diam narkoboy, aku datang membawa pesenan ayang ku" Balas gadis itu lalu menjulurkan lidah meledek

Mendengar keributan serta suara yang sudah tak asing lagi di telinganya, ayang yang di maksud menoleh mendapati gadisnya sedang adu mulut dengan bawahannya yang paling setia

"(Name), kau sudah kembali. Sini" Lelaki itu menepuk-nepuk tempat kosong di sebelahnya. Mengangguk paham, (Name) berjalan mendekati Mikey lalu duduk di sampingnya

"Nih, aku bawa banyak Taiyaki kesukaan mu. Masih hangat loh" (Name) memberikan sekantung taiyaki itu pada Mikey

"Setengah-setengah, aku sengaja menyuruh mu membeli banyak agar bisa makan berdua" Ucap Mikey

"Ga usah, aku udah beli takoyaki kok"

Benar saja, dia mengeluarkan kantung plastik kecil di tangan kirinya. Terlalu asik mengobrol tanpa beban, kedua orang ini bertingkah seolah sedang berbicara di taman. Sama sekali tak memperdulikan bahwa disana ada orang yang sedang berada di ambang kematian mereka

"Dari dulu kau masih suka makan tanpa kenal situasi ya" Ujar lelaki bersurai keunguan menatap (Name) heran

"Kenapa? Kau mau?" Tawar (Name) dengan mulut penuh

"Tidak terimakasih, aku bukan anak kecil yang suka makanan seperti itu"

"Belagu kau rambut ubur-ubur"

Sayangnya keributan itu harus terhenti ketika Sanzu tiba-tiba berteriak setelah menelan sebutir pil

"Jatuhkan palu penghakiman pada para penghianat!!"

Setelah Sanzu berteriak seperti itu, ketiga orang yang terikat tangan dan mulutnya mulai terlihat semakin panik. Siapapun yang melihatnya tau kalau mereka sangat ketakutan

"Shushh... Perhatikan kata-kata Mikey" Ucap Sanzu

Mengunyah taiyaki dengan damai, Mikey mengatakan pada Sanzu untuk membunuh mereka semua. Sedangkan (Name) sendiri terlihat tak perduli dengan itu, tak ada niatan untuk mengetahui apa yang sedang terjadi juga

"Mmhhhh! Takoyaki ini enak banget! Seharusnya aku beli banyak tadi!" Ujar (Name) semangat. Dia benar-benar tak menghiraukan suara tembakan di belakang

Ada tiga orang yang baru saja dibunuh oleh rekan tim nya, dan (Name) bertingkah seolah tak terjadi apa-apa. Seperti hal tersebut sudah menjadi rutinitas baginya

Ketika sedang asik makan, (Name) bisa merasakan tangan seseorang mengelus kepalanya pelan. Dia mengadah agar bisa melihat siapa yang baru saja mengusap kepalanya

"Ran? Kenapa? Mau taiyaki juga?"

Kakak tertua Haitani bersaudara itu tak mengatakan apa-apa, dia malah tersenyum melihat tingkah (Name)

Ran mengambil saputangan dari balik jas yang ia pakai lalu membersihkan sisa saus yang menempel di sudut bibir (Name). Perlakuan Ran sungguh membuat (Name) seperti mempunyai sosok kakak di hidupnya

"Pastikan kau membersihkan mayat mereka dengan benar" Ucap laki-laki yang menduduki orang nomor tiga Bonten, Kakucho

"Potong dan bekukan mereka, lalu jadikan umpan ikan" Sambung salah satu eksekutif Bonten, Mochizuku Kanji

"Lebih baik di jadikan pupuk ga sih? Lumayan buat penghijauan" Celutuk satu-satunya gadis disana. Sekaligus orang yang menjabat sebagai tangan kanan terpercaya Mikey, (Full Name)

Ya, (Name) yang kalian kenal kini benar-benar mengikuti Mikey kemanapun. Atau mungkin Mikey sendiri yang menyuruh gadis itu untuk terus berada di sampingnya? Entahlah

Intinya. Sekarang dimana ada Sano Manjiro, disitu ada (Full Name)

(Name) berniat melihat tiga mayat yang baru saja ditembak Sanzu, dia penasaran dimana saja lubang yang dibuat oleh penggila obat-obatan terlarang itu

Tapi Ran menghalangi pandangan (Name) dengan cara menutup mata gadis itu dan memaksanya melihat kearah yang berlawanan

"Mulaiii, kebiasaan deh" Gumam (Name) tak suka

Memang sih, setiap (Name) ingin melihat mayat korban kekejaman Sanzu. Ran selalu menghalangi, wajar (Name) kesal

"Sudahlah, lebih baik kita segera pergi dari sini" Ucap Ran lalu menggendong (Name) di pundaknya tanpa dosa

"Ah! Turunkan aku! Aku bukan anak kecil lagi!"

"Berisik, jangan berteriak" Omel Rindou selagi mengunyah takoyaki milik (Name) yang tersisa setengah

"Jangan dimakan! Tadi katanya gamau!"

🌸🌸🌸

Sementara itu di sisi lain. Saking terkejutnya dengan penjelasan Naoto, Takemichi sampai berteriak tak percaya

"Apa!? Mikey-kun adalah pemimpin organisasi kriminal... Dan (Name)-san termasuk kedalamnya!?"

Terjawab sudah alasan kenapa kedua orang itu tidak menunjukkan diri mereka di pernikahan Pachin. Awalnya Takemichi sempat bingung karna orang seperti (Name) mana mungkin melewatkan hal penting seperti itu

"Ya, tidak diragukan lagi. Dan (Full Name) yang kau maksud mungkin lebih parah di banding yang lain" Jelas Naoto

"Apa kau bilang...?"

"Dia perempuan yang berbahaya Takemichi, aku tidak tau di masa lalu sifatnya seperti apa. Tapi yang jelas sekarang gadis itu tidak bisa dianggap remeh. Diluar penampilannya yang biasa saja, sikapnya itu... Aku curiga dia adalah otak dari segala kekejaman Bonten"

Mulut Takemichi terasa membeku. Dia tidak tau harus berkata apa mendengar penjelasan Naoto. (Name)? Gadis yang dulu baik dan selalu membantunya sekarang menjadi dalang dari anggota kriminal??

"Kau bohong, Mikey-kun dan (Name)-san tidak mungkin seperti itu"

"Jadi maksud mu informasi yang ku berikan salah? Atas dasar apa kau membuktikannya?" Balas Naoto, sama sekali tak ada keraguan di wajahnya

"Tidak tahu... Aku belum menemui Mikey-kun" Takemichi mengalihkan pandangan

Seolah mengerti isi pikiran Takemichi saat ini, Naoto mencengkram kedua pundak lawan bicaranya

"Dengar Takemichi, kau tidak mengerti seberapa bahayanya situasi ini!? Kau terlalu menganggap enteng 12 tahun, Sano Manjiro dan (Full Name) bukanlah orang yang sama"

Tidak mendengarkan semua omongan Naoto terhadapnya, Takemichi mengulurkan tangan pada Naoto

"Ayo salaman, aku ingin kembali ke masa lalu"

"Ka-kau bilang apa?"

"Aku ingin bertemu Mikey-kun di masa lalu, aku ingin tahu niat dia yang sebenarnya. Dan mengetahui alasan kenapa (Name)-san seperti itu"

"Tolong kendalikan dirimu!" Seru Naoto

"Kau sudah menyelamatkan kakak ku! Tujuan mu sudah tercapai! Kau baru mengenal Sano Manjiro dan (Full Name), siapa yang perduli dengan apa yang terjadi pada mereka!? Tolong lanjutkan hidup mu di masa depan ini!" Lanjut Naoto setengah berteriak

Sayangnya kini isi kepala Takemichi terisi oleh kenangan bersama Mikey dan (Name)

"Naoto, aku tidak akan ada disini... Jika bukan karna Mikey-kun dan (Name)-san" Ucap Takemichi dengan mata yang sudah berkaca-kaca

Yah... Mau sekeras apapun Naoto mencoba menahan laki-laki di hadapannya, dia tidak akan pernah bisa menang melawan kerasa kepala Takemichi

"Baiklah, tapi tolong kembali secepatnya oke"

Mari kita balik ke mba (Name) di markas Bonten

"Kokoooooo! Minta duit dong! Ada game baru lagi yang rilis hari ini!" Seru (Name) berlari menghampiri laki-laki bersurai putih

"Bukankah tadi kau sendiri yang bilang kalau kau bukan anak kecil lagi" Ucap Koko menghela nafas, lelah dengan tingkah (Name)

"Hah? Kapan? Aku lupa"

Berkat perkataannya sendiri, Koko menyentil dahi (Name) hingga meninggalkan bekas kemerahan disana

"Cepatlah kembali" Koko memberikan salah satu kartu atm miliknya, dan itu membuat (Name) mengangguk semangat

(Name) sudah menganggap Koko sebagai dompet pribadi yang berjalan. Karna jika (Name) membutuhkan uang untuk membeli sesuatu, Koko selalu siap sedia 24/7. Tak perduli semahal apa, jika itu membuat (Name) senang maka Koko akan sukarela menghamburkan uangnya

Toh bisa dicari lagi, kan malemnya tinggal ngepet

"Kalau Mikey mencari ku bilang lagi sibuk sebentar ya!" Seru (Name) mempercepat langkahnya. Dia tak sengaja bertatapan dengan Rindou ketika ingin membuka pintu

"Kebetulan, aku baru ingin mengajak mu pergi bareng!" Ucap (Name). Rindou memiringkan kepala heran kenapa gadis ini terlihat sangat antusias

"Kemana?"

"Game yang waktu itu kita bicarakan, hari ini rilis!"

Detik itu dia langsung paham kenapa (Name) bersemangat. Rindou juga sama antusiasnya, tapi dia tidak menunjukkannya secara terang-terangan seperti (Name), gengsi ceu

Di Bonten, hanya (Name) dan Rindou saja yang masih suka bermain game untuk mengisi waktu luang. Tadinya hanya (Name), tapi dia ikut menyeret seseorang untuk diajak main bersama. Dan akhirnya Rindou lah yang menjadi korban. Rindou ga menyesal sih, toh ternyata asik menghabiskan waktu bersama (Name)

"Ayo!" Ajak (Name) sambil menyeret tangan Rindou

"Ck, jangan menarik ku"



Tbc

Beholddd... Queen of Bonten🛐📸📸📸📸

❣️Buabye

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top