"Bagaimana keadaan (Name)!?" Pintu kamar rumah sakit di dobrak keras oleh seseorang
"Tenanglah Kenchin, kau terlalu berisik" Ujar Mikey
"Ah, halo Draken! Kau baik-baik saja?" Tanya gadis yang terbaring diatas tempat tidur dengan senyumnya
"Harusnya aku yang bertanya begitu, bodoh. Bagaimana? Kau sudah lebih baik?" Draken berjalan mendekat lalu berdiri di sebelah Mikey
"Sudah, yah meskipun bekas lukanya jadi tidak bisa hilang" Jawab (Name) sambil melihat perban yang melilit tangannya, itu pun bekas semalam tertembak karna menyelamatkan Izana
"Gimana kondisi Izana? Dia tidak apa-apa kan?? Dimana dia sekarang? Aku mau ketemu"
Mikey dan Draken terdiam mendengar pertanyaan (Name). Mereka berdua sempat saling bertatapan sebentar seolah bisa membaca pikiran satu sama lain
"Dia... Tidak selamat" Jawab Mikey dengan suara pelan
"Luka tembak di perut dan dada kirinya lebih parah, (Name)..." Sambung Draken
Dugaan kedua laki-laki ini benar. (Name) mengigit bibir bawahnya kesal lalu menundukkan kepala
Baji, Emma, dan sekarang Izana? Dia sudah mencoba menyelamatkan ketiganya tapi ternyata sia-sia? Lalu kehadirannya disini untuk apa, brengsek
Helaan nafas terdengar. (Name) bisa merasakan tangan Draken yang mengelus kepalanya pelan
"Jangan beranggapan kalau kejadian ini adalah salah mu"
"Tapi Izana... Aku sudah mencoba menyelamatkan dia tapi kenapa masih gagal!? Lalu tujuan ku ada disini sebenarnya apa, bajingan! Emma juga!" Tersulut emosi, tanpa sadar (Name) hampir membongkar rahasianya sendiri di depan Mikey dan Draken. Dia segera menutup mulut begitu sadar apa yang baru saja diucapkan
"Takemicchi sudah memberitahu kami tentang mu juga, (Name)cchi. Dia bilang kau sudah tau kalau Takemicchi seorang pelompat waktu meski tidak diberitahu sekalipun" Ucap Mikey, membuat (Name) meneguk ludah kasar
"Dia juga bilang, kau lah satu-satunya orang yang selalu membantunya merubah masa depan selain Chifuyu" Lanjut Draken
Oh sial, setengah rahasianya sudah terbongkar. Tapi (Name) masih bisa bernafas lega karna mereka berdua belum tau tentang (Name) yang pindah dimensi
"(Name)cchi, kau juga dari masa depan?" Tanya Mikey dengan raut wajah serius
"Bukan kok, aku tak memiliki kemampuan seperti Takemicchi" Jawab (Name) menggelengkan kepala singkat
"Lalu kenapa kau bertingkah seolah mengetahui masa depan?" Kali ini Draken yang bertanya
"Yah... Gimana ya" (Name) menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal, bingung memikirkan jawaban apa yang akan di ucapkan. Salah kata sedikit saja sepertinya akan susah
"Aku-"
"(Name)-san!!"
Ucapan (Name) terpotong oleh seruan Takemichi dan Chifuyu yang baru saja datang. Mereka berdua sama seperti Draken tadi, mendobrak pintu kamar tempat (Name) dirawat
"Kalian berisik" Omel Mikey
"Takemichi-kun tenanglah sedikit" Ujar Hina yang juga datang
"Kalian! Halo!" Sapa (Name) melambaikan tangan senang. Iya lah senang, dia jadi ga perlu repot-repot menjawab pertanyaan Draken
"(Name)-chan kau sudah baikan? Aku membawakan mu ini, dimakan ya" Hina menaruh beberapa buah yang ia beli sebelumnya di meja kecil samping tempat tidur
"(Name)-san kau tidak apa-apa kan? Kau tidak akan mati kan? Kau sungguh baik-baik saja kan" Takemichi menyerang (Name) dengan banyak pertanyaan. Di lihat dari wajahnya jelas sekali dia panik
"Lebay, aku tidak akan mati hanya karna tertembak" Jawab (Name) datar
"Kau tidak tau kami sangat khawatir kan!" Seru Chifuyu
"Iya iya, maaf sudah membuat kalian khawatir dua kali" (Name) mengelus kepala Takemichi dan Chifuyu bersamaan
"Usap kepala ku juga dong, (Name)cchi"
"Gamau, memangnya kau anak kecil?"
"Jahat!"
Kabar (Name) yang sudah sadar bahkan kondisinya yang membaik sudah menyebar ke telinga orang-orang yang ia kenal. Termasuk semua anggota Touman
Tak sedikit juga yang datang menjenguknya. Mulai dari Mitsuya, Chifuyu, Kawata bersaudara, Inupi, Koko, bahkan sampai Shiba bersaudara
Tak terkecuali Hanma
Pemuda tinggi itu entah mendapat informasi darimana mengenai rumah sakit sampai kamar tempat (Name) di rawat
Tapi berbeda dengan yang lain. Hanma hanya datang berkunjung malam-malam. Mungkin salah satu alasannya karna tidak ingin bertemu anggota Touman yang lain
Dia sama sekali tak mengenal jam jenguk pasien. Semua di terobos olehnya demi bertemu (Name), contohnya seperti sekarang
"Kau tau Hanma, orang-orang normal pada umumnya akan membawa buah ataupun makanan sehat lainnya jika menjenguk seseorang. Tapi kenapa kau berbeda" (Name) sweatdrop melihat Hanma membawa beberapa anak kucing sebagai pengganti buah tangan
"Kau suka kucing kan, ini bisa menjadi teman mu saat bosan" Jawab Hanma santai
"Ya emang dirumah sakit boleh bawa hewan!? Lagian bagaimana kau bisa masuk kesini!? Penjaga diluar kan banyak!!"
Meski sudah beberapa kali Hanma berkunjung, (Name) tetap tak bisa menerima cara datang laki-laki itu yang bisa terbilang tidak normal
"Ga habis pikir, malah aku yang stress..." Gumam (Name) memijit keningnya lelah
"Bukankah kau seharusnya datang ke pemakaman Kisaki? Teman mu mati loh" Tanya (Name). Dia baru ingat di arc ini Kisaki tewas, mana cara matinya sama seperti saat pertama kali (Name) datang kesini lagi
Sama-sama ketabrak truck-kun awoakwoak
Hanma tidak menjawab, dia masih asik mengelus satu anak kucing di depannya
"Ini sudah lewat tengah malam, aku mau tidur" (Name) menarik selimut hingga menutupi setengah badannya
Dia sudah memejamkan mata damai dan bersiap menuju alam mimpi, sampai perkataan Hanma memaksanya membuka mata lagi
"Ku dengar besok kau sudah boleh pulang"
(Name) menjawab pertanyaan Hanma dengan deheman singkat. Dia membalikkan tubuh membelakangi Hanma
"Hei nanti kau sudah tidak bisa bertemu dengan ku sebebas ini loh"
(Name) sempat mengerutkan keningnya bingung. Detik selanjutnya dia ingat kalau Hanma sudah menjadi buronan karna insiden kemarin
Karna lumayan tertarik dengan topik pembicaraan. (Name) merubah posisinya jadi duduk diatas tempat tidur
"Tapi kau tetap bisa menemui kapan saja, orang seperti mu mudah sekali di tebak. Oh iya, sebelum kau pergi..." (Name) menyuruh Hanma mendekat. Meski bingung dan tidak tau apa yang ingin (Name) lakukan padanya, Hanma tetap menurut
"Aku lebih suka yang seperti ini" (Name) mengacak-acak rambut Hanma hingga gaya rambut yang biasa digunakan oleh laki-laki itu jadi berantakan
"Kalau pake gaya yang biasa kau kaya jamet ngabers, begini lebih cocok" Ucap (Name) ketika rambut Hanma turun
Tanpa (Name) sadari, ada senyum puas di wajah Hanma saat (Name) merubah gaya rambutnya. Sebelumnya tidak ada gadis yang berani melakukan ini pada Hanma. Bahkan hanya sekedar bertatapan saja gadis-gadis yang melihat Hanma langsung pada kabur
"Kau baru saja menyebut ku tampan?"
"Dih? Pede banget"
Ya sebenernya perkataan Hanma ga salah sih. Dia lebih ganteng saat rambutnya biasa saja. Tapi mana mungkin (Name) blak-blakan bilang begitu, nanti yang dipuji malah kesenengan
"Akui saja, kau tertarik pada ku ya"
"Pergi lo"
Tertawa sebentar, Hanma mengelus kepala (Name) sebelum beranjak pergi dari kamar inap itu. Sedangkan gadis yang berada atas tempat tidur itu masih was-was pada perilaku Hanma yang susah ditebak
"Baiklah baiklah, aku pergi dulu. Jaga diri mu bocah pendek" Ledek Hanma sebelum benar-benar pergi dari sana
(Name) mendengus geli lalu merebahkan diri di kasur, dia menutupi seluruh tubuhnya menggunakan selimut tebal. Namun belum ada lima menit, suara terbukanya pintu kamar membuat (Name) jengkel
"Hanma serius kau akan ku pu-" (Name) berhenti berbicara ketika melihat siapa yang datang ke kamarnya malam-malam begini, keterkejutan terlihat jelas di wajahnya
"O-oh... Kakucho? Ada perlu apa?" Tanya (Name) gugup, karna memang sebelumnya dia tidak ada urusan apa-apa dengan Kakucho
Kakucho tidak mengatakan apa-apa, dia berjalan mendekat dan berdiri tepat di depan (Name). Satu tangannya terulur memberi sesuatu yang membuat (Name) bingung
"Izana meminta ku memberikan ini pada mu"
(Name) memiringkan kepala heran, kenapa harus dia?
"Kau yakin? Maksud ku, bukankah ini bisa saja kau simpan?"
"Aku sudah punya satu" Jawab Kakucho singkat
(Name) sempat terdiam sejenak, memikirkan perkataan Kakucho. Lima menit dia habiskan untuk berdiam diri sebelum akhirnya mengangguk dan menerima salah satu anting-anting milik Izana
"Yah... Ku terima deh. Terimakasih Kakucho, akan ku jaga baik-baik"
Tanpa (Name) sadari, ada senyum tipis di wajah Kakucho ketika dia menyimpan anting-anting itu
"Oh iya, kenapa kau ada disini?" Tanya (Name)
"Kita satu rumah sakit meski beda lantai"
"Lah..."
Tbc
❣️Buabye
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top