22
"Misalkan wajah mu ku tonjok, kau marah ga?"
"Maksud mu ap-" Satu tamparan keras mendarat di sebelah pipi Inupi, dia bahkan belum sempat menyelesaikan ucapannya
"Dengar ini baik-baik bocah gembleng. Sebaiknya mulai sekarang jaga kata-kata mu, terutama pada perempuan. Jangan seenaknya berpikir kalau para perempuan yang berteman dengan banyak laki-laki itu murahan, gada otaknya amat anjing"
Inupi masih diam ditempat. Shock, tapi dia bingung lebih terkejut ditampar fisik oleh perempuan atau kata-kata yang (Name) ucapkan
"Meski memang ada beberapa yang sesat, tapi jangan disama ratakan. Kasian mereka yang kena imbasnya" (Name) membenarkan kantung belanjanya sebelum berdehem
"Maaf tadi aku reflek karna kesal, nih sebagai gantinya" (Name) menaruh plester diatas telapak tangan Inupi lalu pergi tanpa berniat mengatakan apapun lagi. Meninggalkan Inupi dengan tanda tanya besar dikepalanya
Sesampainya dirumah, (Name) langsung naik ke atas tempat tidur tanpa berniat ganti baju. Wajahnya ia tutupi menggunakan bantal, menyembunyikan rasa malu yang baru datang
"Aaaaakkk! Maap Inupi! Sumpah ga sengaja!" (Name) berguling-guling sambil menendang bantal. Menyesal kenapa bisa-bisanya dia memukul husbu cangtip nya
"Maaf kak akane, wajah cantik adek terjintah mu sudah ku gebuk" Lebay ih, sampe pundung gitu
🌸🌸🌸
Malam natal 25 Desember 2005. Orang-orang yang berlalu lalang melindungi tubuh mereka menggunakan pakaian dan jaket tebal. Termasuk (Name), yah meskipun dia agak sedikit berbeda karna menjadi perhatian di jalan
Gimana enggak? (Name) sedikit memakai pakaian yang lebih tebal dari biasanya. Dia sama sekali tidak membiarkan tubuhnya kedinginan
"Fuh... Gila dingin banget, ngelebihin dinginnya sikap doi ke kalian"
Eett mulutnya📸📸
"Oh... Jadi ini?" Dia berdiri tak jauh dari gereja tempat beberapa anggota Touman yang sedang berkelahi di dalamnya. Tau lah siapa aja anggota Touman yang dimaksud
"Hm? Oh! Draken!" (Name) hendak menghampiri laki-laki tinggi berkepang yang ia lihat. Setidaknya itu rencananya, sampai dia ditahan oleh banyaknya anggota black dragon yang menjaga di sekitar gereja
"Kenapa kau bisa kesini!?" Seru Draken terkejut. Dia bisa saja menghajar semua orang yang menghadangnya, tapi dengan kehadiran (Name) sekarang... Mungkin akan jadi lebih sulit
"Hehe numpang lewat, kau mau ga?" Ujar (Name) tanpa dosa lalu menyodorkan setangkai permen apel pada Draken
"Minggir, perempuan jangan ikut campur" Salah satu anggota black dragon mendorong pundak (Name) hingga membuatnya sedikit kehilangan keseimbangan, bahkan permen apel yang ia tawarkan pada Draken sampai terjatuh
"Hei... Sabar" Ucap Draken
"Hah!? Makanya jangan membawa cewek mu ke tempat berbahaya" Jawab orang yang sama lalu tertawa puas
"Aku bukan bicara padamu, tapi padanya" Draken menunjuk (Name) yang sudah berdiri dengan emosi. Kedua tangannya mengepal bersiap memukul siapa saja yang berdiri di hadapannya
"Apa sih berlebihan sekali, memangnya ke-" Satu tinju mendarat pada pemuda yang ingin mengjek (Name). Anggota black dragon itu terpental ke belakang dan langsung tak sadarkan diri
Helaan nafas keluar dari mulut Draken, dia mengusap wajahnya gusar. Pusing dengan kelakuan (Name) yang diluar kepala
"Kalau begini aku tidak perlu turun tangan" Draken berjalan santai menjauhi kerumunan itu dan duduk di tengah-tengah anak tangga yang menuju ke gereja, menonton adegan di depannya dimana (Name) dengan brutal menghajar anggota black dragon yang ada di tempat itu tanpa pandang bulu
Kejadian ini mengingatkannya agar jangan pernah mengusik (Name) saat sedang memegang suatu makanan, apalagi sampai membuat makanannya terjatuh
"Gadis liar" Gumam Draken
Di sisi lain, tak berselang lama suara teriakan terdengar dari dalam gereja disusul oleh dobrakan keras pintu gereja yang terbuka
"Biar aku lihat!" Teriak Taiju lalu berlari kedepan memeriksa keadaan anggotanya yang seharusnya sudah masuk
"Apa... Yang terjadi disini?" Taiju tak bisa menyembunyikan keterkejutan nya melihat seluruh anggota black dragon sudah tumbang. Di tengah-tengah itu masih ada (Name) yang sedang mengatur nafas
"Oh? Apa semua sudah selesai disana?" Draken menoleh pada Taiju lalu berjalan memasuki gereja, menemui Takemichi dan kawan-kawan yang sudah babak belur
"Kenapa semuanya tegang?" Tanya Draken santai lalu beralih pada Mikey
"Mikey, (Name) sudah menghajar semua orang diluar sana"
"Eh!? (Name)-san!?" Seru Takemichi dan Chifuyu bersamaan lalu berlari keluar dari gereja untuk melihat langsung
Dan ternyata benar saja. Mereka kagum melihat tangan dan wajah (Name) sudah dikotori oleh darah yang bukan miliknya, apalagi dengan banyaknya orang yang tepar di sekeliling (Name) membuatnya semakin terlihat keren
"(Name)cchi? Kapan dia kesini?" Tanya Mikey
"Tak lama setelah kau masuk gereja" Jawab Draken
"Whoa!!" Seru Chifuyu kagum
"Dia... Melakukannya sendiri?" Tanya Yuzuha masih tidak percaya
"Tidak sia-sia dia makan banyak" Ucap Mitsuya tertawa pelan
Sadar dirinya diperhatikan, (Name) menoleh pada orang-orang yang sedang melihatnya lalu melambaikan tangan sambil tertawa seolah tidak terjadi apa-apa
"Takemicchi! Wajah mu jadi aneh ahahahaha- oh" Setelah (Name) mengatakan itu, Takemichi pingsan karna sudah memakai semua tenaganya melawan Taiju
"Kau tidak terluka (Name)cchi?" Mikey berjalan menghampiri (Name)
"Sama sekali tidak! Ngahahaha! Orang-orang ini lemah" Ucap (Name) puas sambil menunjukkan tawa kemenangan
Mikey tersenyum lembut. Memang dia tidak perlu mengkhawatirkan (Name), tapi mau bagaimanapun juga (Name) tetaplah perempuan. Dan melihat seorang perempuan bisa mengalahkan geng berbahaya seorang diri... Rasanya tidak benar
Satu tangan Mikey terulur mengelus pipi kiri (Name) pelan, membuat sang gadis diam seketika
"Kau hebat sekali (Name)cchi, harus ku akui itu. Tapi kau juga punya aku yang bisa diandalkan"
"Harusnya aku tau yang bilang begitu. Aku juga tak kalah kuat kan"
"Kau benar, rasanya semua masalah tidak berarti selama ada (Name)cchi" Ucap Mikey lalu menunjukkan cengiran andalan
"Eh?"
"(Name)cchi. Selamanya denganku, ya?"
(Name) terdiam, jantungnya berdetak lebih cepat dibanding biasanya. Wajah yang tadinya sudah memerah karna cuaca dingin kini tambah merah berkat perkataan laki-laki yang berdiri di depannya
"Ba-baik? Tapi kenapa kau tiba-tiba bilang begini?" Tanya (Name) selagi mencoba menetralkan jantungnya
"Entahlah, keluar begitu saja dari mulut ku. Lagipula aku hanya memberitahu kalau aku menginginkan mu" Jawab Mikey enteng. Andai lo tau si (Name) mati-matian nahan histeris Mik
🌸🌸🌸
Karna Mikey harus mengantar Takemichi menemui Hina bersama Draken, jadi dia menitipkan (Name) pada Mitsuya. Tadinya dia tidak ingin jauh-jauh dari (Name), tapi karna Draken memaksa jadi apa boleh buat
"Mitsuya, aku kagum kau masih bisa berdiri setelah dihajar seperti itu" (Name) sweatdrop melihat Mitsuya yang sangat berantakan, hampir seluruh tubuhnya penuh luka terutama dibagian wajah
Oh iya, Mitsuya mengajak gadis itu kerumahnya sebentar. Karna Mitsuya berniat mengantar (Name) pulang tapi pertama dia harus membersihkan diri dari darah yang menempel
"Haha, mau bagaimana lagi"
(Name) menggeleng heran, etlis merintih kek gitu. Kalau dia yang terluka parah seperti Mitsuya sudah dipastikan (Name) akan nangis selagi mengobati dirinya sendiri
"Sini duduk, akan ku obati luka mu" (Name) duduk di lantai, disampingnya sudah ada kotak p3k yang entah kapan dia ambil
"Tidak perlu, aku bisa melakukannya sendiri (Name)" Tolak Mitsuya
"Duduk." Satu kata penuh penekanan membuat Mitsuya mau tak mau menuruti perintah (Name). Dia duduk berhadapan dengan gadis itu di ruang tamu
"Kau tidak pusing? Tadi Taiju memukul mu beberapa kali kan? Tenaga monster itu bukan main" Ucap (Name) selagi membersihkan sisa darah kering di wajah Mitsuya
"Loh? Kau tau darimana?"
Mba (Name) padahal kamu udah sering keceplosan tapi masih aja buset. Akhirnya (Name) tertawa canggung lalu menjawab Mikey yang memberitahunya. Untung Mitsuya percaya saja apa yang gadis itu katakan
Dan satu hal lagi yang (Name) tidak ketahui adalah jantung Mitsuya berdegup kencang selama (Name) mengobati lukanya sambil mengoceh. Apalagi wajah (Name) sangat dekat ketika menempelkan plester di atas luka-luka itu, ditambah hanya mereka berdua yang ada di ruang tamu
"Kakak?" Suara panggilan yang berasal dari arah pintu mengalihkan perhatian mereka berdua
Terlihat dua anak perempuan mengintip dari balik pintu
"Luna? Mana? Kenapa kalian belum tidur?" Tanya Mitsuya lalu menyuruh kedua adiknya untuk mendekat
Setidaknya dia terselamatkan oleh luna dan Mana. Kalau saja situasi tadi bertahan sedikit lebih lama, mungkin Mitsuya tidak akan kuat
"Kami terbangun" Jawab salah satu dari mereka dan menatap (Name) bingung
"Adik mu ya? Lucu banget!" Seru (Name) antusias karna emang Luna dan Mana selucu itu woi
"Lihat lihat! Kita punya kuncir yang sama!" Ucap (Name) menunjukkan gaya rambutnya pada si bungsu Mana
"Pacar kakak?" Tanya Luna membuat Mitsuya menggelengkan kepalanya dengan rona merah tipis di wajah
"Bukan, teman ku. Namanya (Full Name)"
(Name) masih asik bermain dengan Mana. Ternyata mereka berdua cepat akrab, mungkin memang didukung oleh sikap kekanak-kanakan (Name)
"Kakak cantik!" Ujar Mana
Mendengar hal itu (Name) tersenyum bangga. Serius deh, dipuji sama anak kecil rasanya lebih seneng daripada dipuji sama yang seumuran
"(Name), aku ganti baju dulu ya?"
"Iya iya, sana"
Mitsuya membiarkan kedua adiknya bermain dengan (Name) selagi dia mengganti pakaian di kamar. Membutuhkan waktu cukup lama sih karna luka yang ada membuat Mitsuya susah bergerak
Ketika kembali, Mitsuya hanya bisa tersenyum melihat ketiga gadisnya sudah terlelap di lantai. Mana dan Luna terlihat nyaman menggunakan lengan (Name) sebagai bantalan. Luna di kiri sedangkan Mana di kanan. Pantas suasana jadi sepi, padahal lima menit sebelumnya masih ada gelak tawa yang terdengar
Ternyata menghajar geng besar sendirian menguras banyak energi bagi (Name), makanya dia jadi cepat tertidur
"Ampun deh, rasanya aku memiliki tiga adik"
HAHAHAHA ADEK KAKAK ZONE.g
Mitsuya mengambil selimut tebal dan menyelimuti ketiga gadis itu. Lalu melakukan apa yang biasa ia lakukan ketika menidurkan Mana dan Luna
Yap betooll. Mitsuya mengecup kening kedua adiknya bergantian. Namun, dia terhenti pada (Name) dan malah menatap gadis itu lekat
Wajahnya perlahan kembali memerah saat pikiran-pikiran aneh mulai muncul, dia segera membuang itu jauh-jauh. Tapi wajah (Name) yang sedang tertidur memang terlihat sedikit lebih lucu
Hari-hari nyari keributan jadi sekalinya kalem ya pas tidur doang
"Terimakasih, (Name)" Penuh keberanian lebih bagi Mitsuya untuk mengecup kening (Name)
Setidaknya mulai hari ini di Touman akan ada yang menarik perhatiannya
Tbc
Adeeeekk cinta tak selamanya indah dek
❣️Buabye
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top