20
Derap langkah kaki yang berpacu cepat disusul deru nafas berat terdengar di pinggir jalan, gadis bersurai hitam yang sedang berlari itu sebisa mungkin menyuruh orang-orang yang berlalu-lalang sedikit menyingkir dengan ramah
"MINGGIR!! AER PANAS AER PANAS! WOOF! WOOF! BARK! AWOOOOO!"
Yah... Kira-kira begitu
Sampai akhirnya dia berhenti di depan toko roti dan tanpa pikir panjang menerobos masuk. Sayangnya baru menginjakkan kaki selangkah, dia tak sengaja menabrak punggung seseorang
"Hei perhatikan langkah mu"
"Maaf bang maaf, lupa ngerem ta-" Ucapannya terhenti ketika (Name) melihat siapa yang baru saja dia tabrak, ekspresinya juga berubah drastis
"Cih, masih pagi udah ketemu hama"
"Yang benar Hanma" Balas laki-laki di depannya
"Nyenyenye minggir, aku mau beli" Namun baru ingin melangkah, Hanma menahan sebelah pundak (Name) terlebih dulu sambil memasang senyum jahil
"Bukan hanya kau saja yang datang kesini untuk membeli sesuatu, bocah"
"Matamu"
"Tubuh mu sepertinya tambah pendek ya? Atau aku yang semakin tinggi" Tanya Hanma diakhiri tawa mengejek
"Berisik tiang, mending kau urus saja gaya rambut jamet mu itu"
Untungnya perkelahian kecil tak berguna tersebut terhenti karna sang pemilik toko roti berdehem
"Maaf, tolong jangan bertengkar disini"
"O-oh iya... Maap pak" Ucap (Name)
"Jadi, anda ingin membeli yang mana saja?" Tanya si penjual pada Hanma
Sekilas Hanma melirik (Name) sejenak sebelum menjawab, senyum jahilnya juga melebar
"Aku ambil dua yang itu"
Dugaannya benar, (Name) langsung menoleh kearahnya dengan terkejut saat Hanma menunjuk dua roti yakisoba yang tersisa
"YAH! Jangan yang itu plis, aku juga mau. Jangan ambil semuanya dong, kita satu-satu aja ya?" Bujuk (Name) dengan wajah memelas
Kalau bukan karna roti yakisoba edisi terbatas yang sedang di diskon, dia tidak akan rela sampai segininya pada Hanma
"Tidak mau" Balas Hanma menjulurkan lidah
"Ayo dong Hanma ganteng, baik, ramah, dan rajin menabung. Bagi dua ya? Ya??"
(Name) meneguk ludah kasar saat menyadari aura-aura licik Hanma menggebu-gebu
"Gajadi dah gajadi, kau ambil aja semuanya. Aku gabutuh" Ucapnya sambil mundur perlahan
"Perkataan mu tidak bisa ditarik kembali, tadi kau sampai memohon untuk ini kan? Ayo" Dengan sedikit paksaan yaitu menarik kerah baju (Name), Hanma membawa gadis itu ke suatu tempat
"Fak! Lepas! Aku mau makan udon saja! Jangan menarik ku brengsek!!"
(Name) Pov
Bangsat, seharusnya aku ga kesini
Sudah kedua kalinya aku diculik paksa oleh Hanma. Ngeselin banget sih jamet kuproy satu ini, bukannya maen sama Kisatot aje
Hanma tiba-tiba menyodorkan roti tadi padaku tanpa berkata apa-apa
Tentu aku curiga kenapa nih orang tiba-tiba jadi baik, pasti dia punya niat licik tersembunyi. Oh iya, sekarang kami berdua duduk di ayunan taman
Kesambet apa dia sampe mau maen ayunan
"Apa ini? Kau pasti sudah menaruh racun di dalamnya"
"Kau tidak sadar? Perut mu sudah berbunyi dari tadi, kalau tidak mau yasudah"
Ah... Bangsat...
"Kau akan mati kalau tidak makan sebentar saja kan?"
"Berisik, lagipula kenapa orang seperti mu membeli Yakisoba kaya gini?" Aku menyambar roti yang ada tangan Hanma dan tanpa pikir panjang memakannya
"Sudah makan banyak tapi tidak tinggi-tinggi, kau punya masalah pertumbuhan?"
"Lambemu, aku juga tidak tau kenapa tubuh ku begini. Kau pikir menyenangkan jadi pendek dan selalu dianggap anak kecil?"
"Tutor tinggi ga?"
"Halah bacot, udah kau balik maen sama Kisaki aja sono. Ngapain masih disini"
Eh tunggu. Kalo ngomongin soal Kisaki, bukannya hari ini seharusnya Hanma ikut para pemimpin divisi berkumpul membicarakan masalah Hakkai ya?
Seingat ku di komik dia berada disana meski tidak berpengaruh banyak, aku juga yakin dia ikut hanya karna ada Kisaki. Tapi kenapa dia malah maen-maen disini?
"Hei, bukankah seharusnya kau menemani Kisaki di rapat para pemimpin? Setau ku mereka sedang membicarakan masalah Hakkai dan Black Dragon kan"
Aku tidak bisa menjelaskan raut wajah Hanma saat ini, tapi yang pasti mukanya tetep ngeselin sih
"Padahal sepertinya akhir-akhir ini kau jarang terlihat bersama mereka, tapi kau masih tau segalanya ya"
"Apa sih yang tidak ku ketahui"
Hanma tertawa pelan sebelum menjawab pertanyaan ku, sok iye banget dah nih orang
"Memangnya kenapa kalau aku tidak ikut? Nanti kau kesepian"
"Najis banget, memangnya kau siapa"
Ku putar bola mata malas, ngobrol sama Hanma bukannya dapet informasi malah dapet emosi sumpah
Setelah dua roti tadi sudah ku habiskan, aku berniat pergi dari sini. Diliat dari jam nya sih harusnya sekarang Takemicchi, Cipuy dan Hakkai sedang mengobrol setelah rapat selesai. Aku mau menyusul mereka ah~
"Kau sudah kenyang?"
"Ng? Belom sih, kenapa tiba-tiba nanya gitu?" Aku menoleh kearah Hanma
"Kau pasti pergi setelah kenyang"
"Sembarangan, ga gitu juga jamet. Ada yang mau ku lakukan dan jangan ikuti aku, terimakasih untuk roti tadi" Ku tunjuk wajahnya sebelum benar-benar pergi dari sana meninggalkan Hanma seorang diri
Aku kan juga mau ngobrol bareng cipuy, aku belum melihatnya hari ini
🌸🌸🌸
Yes bener, sudah kudugong mereka bertiga sedang mengobrol di tempat tersembunyi begini
Aku bertopang dagu di pembatas jalan mendengarkan mereka yang masih asik berbicara tanpa mengetahui keberadaan ku
"Taiju itu ahli dalam menggunakan kekerasan. Ini fakta yang memilukan, kalau dia menghajar seseorang dia akan menghajarnya habis-habisan"
"Bahkan kepada saudaranya sendiri"
Mendengar cerita Hakkai ada satu hal yang ku dapat. Taiju ini agaknya manipulatif ga sih? Hakkai bilang dia pintar mengambil hati orang lain dengan kekerasan, orang gila mana yang mau temenan sama tukang pukul buset?
Ini masih perkiraan ku sih, jadi aku belum tau pasti
"Aku... Kupikir cinta itu harusnya menyakitkan, karna itulah caraku dibesarkan. Hal itu biasa untuk ku"
"Tapi Taka-chan memutar balikkan hidup ku, aku benar-benar terkejut. Meskipun seharusnya dia bisa bermain, dia harus merawat dua adik kecilnya. Kehidupan sehari-harinya tampak sulit, tapi dia menghadapi itu dengan senyuman"
"Ketika aku memakan yang dimasak Taka-chan, tak tahu kenapa tapi makanan itu membuat ku menangis seperti bayi. Kubilang sup miso ini sangat asin"
Hakkai deket banget ya sama Mitsuya, sial lama-lama aku jadi iri sendiri
Lalu, cerita Hakkai selanjutnya membuat ku kesal. Dimana Taiju mengingkari janji untuk tidak memukuli Yuzuha
Kalo Taiju jadi kakak ku sudah pasti akan ku gebuk kepalanya pakai kursi saat dia tertidur
"Kau yang bercerita, aku yang kesal"
Ucap ku membuat mereka bertiga menoleh kearah ku dengan tatapan terkejut
"(Name)-san!? Sejak kapan kau disana" Seru Cipuy
"Cukup lama sampai bosan sendiri" Aku melompat turun lalu bersandar pada tembok, karna kita harus sok keren dulu apapun situasinya
"Maaf ya kalau aku menganggu dan terkesan ikut campur" Setelah berkata begitu sambil tersenyum, aku beralih pada Hakkai
"Kau berniat membunuh kakak mu Taiju, kan?"
Terlihat jelas keterkejutan dan bingung yang ada di wajah Hakkai
"Maap udah ke spill duluan, aku tau kau ingin mengatakan itu nanti"
"Maksud (Name)-san?" Tanya Takemicchi
"Iya, tadinya tanpa ku beritahu juga dia sendiri yang akan bilang ingin membunuh Taiju. Tapi..." Ku lirik Hakkai dari ujung mata
"Kau yakin? Membunuh bukan berarti masalah mu langsung selesai loh"
Perlahan keraguan mulai terlihat dari sorot mata Hakkai
Tbc
❣️Buabye
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top