【𝙷𝚞𝚓𝚊𝚗】
━┉┉━┉ೋ✧ೋ┉━┉━┉
❊ೋ꧂Episode 2
●○❧❜
Malam itu ditengah derasnya hujan sebuah kecelakaan beruntun membuat suasana menjadi kacau, dua mobil minibus yang terbalik tercecer disisi kanan-kiri jalan dan salah satu mobil minibus itu ada yang terbakar, warga yang menyaksikan kejadian itu menjerit histeris. Mobil box berangkutan berhasil menghentikan kendalinya dengan menabrakan mobilnya kesepanjang membatas jalan hingga sejauh tiga meter.
Kecelakaan itu memakan korban jiwa, pengendara mobil minibus tewas ditempat karena badanya terjepit pada saat mobil box menyeret mobil yang ada dihadapannya dan pengendara yang mobinya terbakar untungnya berhasil keluar dari mobil sebelum tiga detik mobil itu meledak dan terbakar. Serta para korban yang mengalami luka-luka ringan atau berat segera diangkut oleh petugas kesehatan ke mobil ambulan untuk dibawa kerumah sakit terdekat.
Beberapa mobil ambulan tambahan telah datang di lokasi terjadinya kecelakaan maut ini. Para petugas polisi mengevakuasi tempat itu dengan ketat, mobil-mobil wartawan seketika menyerbu lokasi itu untuk dimintai keterangan kepada petugas polisi tentang kecelakaan beruntun yang terjadi pada hari ini.
korban-korban dari kecelakaan itu telah sampai di rumah sakit, relawan kesehatan yang berkumpul diluar menyambut mobil ambulan dengan membawa alat-alat kesehatan darurat, para korban dibawa kedalam dengan mengunakan kasur roda, petugas dengan cepat membawa pasien keruangan rawat darurat atau UGD.
Dua jam setelah penjemputan dan perawatan pasien yang menjadi korban dari insiden kecelakaan beruntun akhirnya selesai, dan para relawan menghubungi para anggota keluarga korban.
Kecuali gadis yang merupakan salah satu korban yang mengalami luka cukup parah, para relawan tidak bisa menghubungi keluarga atau orang terdekatnya dikarenakan di dalam tasnya tidak ditemukan ponsel korban, didalamnya haya ada buku tulis, bolpoin, dompet berseta isinya dan kartu identitas korban.
Telah terdeteksi nama gadis itu, gadis itu bernama Lienabellyna Louis, berumur delapan belas tahun.
Kini waktu telah berganti menjadi malam, derasnya hujan masih terdengar dari luar ruangan pasien, korban-korban yang mengalami luka ringan bisa di pulangkan dengan di dampingi para keluarga korban.
Liena masih terbaring tak sadarkan diri dikasurnya, setelah pemeriksaan di IGD ia berhasil diselamatkan jika terlambat beberapa menit mungkin dia tidak bisa diselamatkan.
Saat kecelakaan itu ia tertabrak dan terlempar menghantam aspal jalan, ia mendapatakan beberapa jahitan ditubuhnya dan sayanng kepalanya yang terbentur keras membuatnya belum siuman hingga saat ini.
Suara rintikan hujan mulai terdengar redup, awan hitam pekat pergi dari pancaran cahaya rembulan, akhir dari malam ini sungguh tidak menyenangkan tetesan hujan disertai tetesan yang mengalir dari sela-sela kelopak mata.
Di ruang rawat inap Liena yang sepi dan sunyi, hanya terdengar tetesan infus dan suara ketukan jam dinding. Tidak ada keluarganya yang datang untuk melihat keadaannya sekarang, semenjak ibu dan ayahnya meninggal dari kecelakaan pesawat yang menewaskan seluruh penumpang dan para pekerja pesawat, enam tahun yang lalu.
Setelah hari itu Liena dan kakak perempuannya hanya tinggal di rumah peninggalan ayahnya tersebut. Saat masih duduk di bangku SMA kakak perempuannya bekerja paruh waktu untuk menghidupi kebutuhan mereka sehari-hari.
Dua tahun berlalu kakak perempuannya Liena lulus sekolah, ia memutuskan untuk bekerja di pabrik tekstil karena di daerahnya kualitas tekstil sangat bangus tak kalah dengan tekstil-tekstil buatan luar negri.
Liena telah masuk ke bangku SMA ia mendapatkan beasiswa atas kerja kerasnya selama di SMP jadi ia bisa meringankan kakak perempuannya yang setiap hari teguh dan berkerja keras untuk kebutuhan sehari-hari.
Di sekolah barunya iya mendapatkan teman-teman yang cere dan setia kepadanya, mereka mereka bernama Selena dan Angel. Sahabat Liena walaupun begitu mereka hanya bisa bertemu di sekolah saja, karena rumah mereka bertiga sangat jauh.
Saat Liena duduk di kelas dua SMA ada sebuah tragedi yang sama kepada mereka berdua, tabrakan tunggal yang dialami oleh bus kota terseret mobil kontener besar, menewaskan sekitar delapan orang penumpang termasuk kakak perempuan Liena yaitu Kak Bella, nama panggilannya.
Kini Liena tinggal sendiri dirumah, menjalani pekerjaan paruh waktu, melanjutkan pekerjaan kakak perempuannya saat dulu, walaupun umurnya masih belum cukup tapi dia berusaha untuk menolak anggak itu, dia selalu diat dan tekut mengerjakan pekerjaannya saat pulang sekolah dia langsung ketempat kerja dengan tepat waktu.
Tapi sekarang Liena mengalami masalah yang besar, beberapa memorinya telah hilang dan hanya teringat sebuah namanya dan sosok mahluk bersayap yang samar-samar.
Cahaya rembulan mulai kembali memancarkan sinarnya yang beberapa kali terhalang oleh awan malam, dari atas langit suara sayap goib mendekati gedung rumah sakit itu berputar-putar mengelilingi atas gedung.
Mahluk bersayap itu mendarat di balkon kamar pasien menatap gadis yang tengah terbaring koma, ternyata mahluk itu mendarat di kamar Liena, adik kandung dari mahluk bersayap yang adalah temannya sendiri yakni Belyliena.
" Belyliena, aku akan melaksanan perintah terakhir dari dirimu, aku akan menjaganya. Belyliena aku berjanji akan selalu menjaganya untuk dirimu. Aku mencintaimu Belyliena." ujar sendu mahluk bersayap yang kembali meninggalkan gedung rumah sakit itu menuju ke atas langit.
Setelah mahluk bersayap Belyliena menyelamatkan adiknya yang tertabrak mobil saat hujan di malam hari beberapa jam lalu, tapi adiknya tidak bisa tertolong kepalanya terbentur kepinggiran trotoar, Belyliena menjerit berusaha membangunkan gadis yang ada dipangkuannya.
Dia beberapa kali menepuk-nepuk pipi gadis itu dengan tangan bergetar membuat hal-hal yang tidak diinginkan mengendalikan pikirannya, tubuh itu kaku tidak bergerak derasnya hujan tidak mempengaruhi tubuh itu.
Rekan mahluk bersayap muncul dari langit memaksakan diri menerobos jutaan tetesan hujan, beberapa kali ia memanggil-manggil namanya dan akhirnya ia menemukannya, Belyliena, mahluk bersayap yang ia cari di jutaan tetesan hujan.
" BELYLIENA!" Panggil Tom yang akhirnya berhasil menemukan rekannya itu.
Belyliena tidak mendengar panggilan Tom yang tidak jauh dari posisinya saat ini, ia terus fokus dengan gadis itu berusaha memutar otaknya untuk menemukan cara agar bisa menyelamatkannya.
" Ma... Manusia?? Belyliena sebenarnya apa yang sedang terjadi?!" lanjut Tom khawatir dan kebingungan melihat pemandangan di sekitarnya.
Satu ide yang muncul kembali dibenaknya, kekuatan terlarang yang pernah dipakainya dua tahun lalu, tanpa berpikir panjang ia bersiap memulai ancang-ancang dan sebelum itu ia hendak menyampaikan sesuatu kepada rekannya yang berjarak tak jauh dari tubuh adiknya.
" Tom! tolong jangan menggangguku apabila menghalangiku! " ujar Belyliena dengan cepat.
" Hah? A...apa maksudmu! "
Mahluk bersayap yang memangku gadis itu dibetisnya lalu meletakkannya diaspal yang basah dan ia berdiri disamping gadis itu berkonsentrasi untuk mengeluarkan kekuatan terlarang untuk terakhir kalinya, dua tahun yang lalu ia sudah pernah memakainya dan hasilnya sungguh ampuh walaupun ia harus menelan efek sampingnya yang ia pendam sampai sekarang.
Cahaya yang menggumpal menjadi satu di udara kekuatan terlarang itu akhirnya bisa diakses olehnya, rekannya Tom hanya bisa diam tidak percaya seorang mahluk bersayap yang suci bisa mengakses kekuatan itu dengan mulus. Cahaya itu menyerupai seperti bola pingpong berwarna hitam dan putih tanpa tercampur menjadi satu.
Mahluk bersayap bernama Belyliena mengatur nafasnya ia berkeringat deras yang menyatu dengan air hujan, kini ia sedang mengerahkan seluruh tenaga dan kekuatannya untuk menyempurnakan kekuatan terlarang itu. Akhirnya cahaya itu sudah sempurna lalu Belyliena melempar cahaya itu ke tubuh gadis manusia itu dengan teknik cheat tingkat tinggi, cahaya itu lambat-laun memudar dari tangan mahluk bersayap itu yang berarti cahaya itu telah diserap oleh tubuh gadis itu.
Suara sedakan hembusan nafas pun berbunyi gadis itu akhirnya bisa bernafas kembali walaupun tidak bisa sadar sepenuhnya, Belyliena menghembuskan nafas ia akhirnya berhasil menyelamatkan adiknya untuk terakhir kalinya, tubuhnya sempoyongan seakan hendak terjauh namun Tom langsung refleks melangkah dan menahannya tubuhnya yang lemas, dari kejauhan terdengar suara sirine mobil balabantuan yang menuju tempat ini.
Dengan cepat Tom merentangkan kedua sayapnya dan pergi keatas atap gedung sambil memangku tubuh Belyliena yang lemas, itu adalah langkah terbaik untuk mencari tempat yang aman jauh dari tempat kejadian dan juga tidak terjangkau oleh manusia.
Sesampainya di atas atap gedung Tom terlihat gelisah tubuh Belyliena melambat menjadi abu cahaya, ia meneteskan air mata melihat rekannya yang akan menghilang meninggalkan dirinya untuk selamanya.
" Belyliena..." ucapnya yang tak henti menatap gadis bersayap yang sedang dipangkunya.
" Tom... maafkan aku... aku harus melakukannya untuk kehendakku sendiri... sebenarnya dia adalah adikku, untuk melindunginya aku rela menukarnya dengan nyawaku sendiri. Jika kau tau dia juga merupakan keturunan dari raja sang pengendali hujan, aku dan dirinya sangatlah jauh berbeda dia memiliki kekuatan yang sangat besar yang bisa mengalahkan raja kegelapan 'si petir hitam. Tolong beritahukan aku kepada pemimpin bahwa aku telah gugur setelah berhasil menjalankan tugas rahasia yaitu menjaga keturunan terakhir dari raja sang pengendali hujan." ujar Belyliena. " Tolong jaga dia untukku, Tom maaf aku baru nyatakan perasaan ini sekarang bahwa aku menyukaimu. Selamat tinggal... nanti kita akan bertemu ditempat keabadian untuk selamanya..." lanjutnya dengan tubuhnya yang mulai menghilang menjadi abu, ia berusaha mengusap air matanya dengan jari tangannya dan tubuh itu menghilangkan menyiksan abu cahaya berhamburan padam hilang dari pandangan.
" BELYLIENA! " sorak Tom yang disertai suara sambaran petir, dan hujan semakin deras di wilayah itu.
Tom berusaha bangkit menerima keadaan yang pahit, seseorang yang ia suka kini telah meninggalkannya untuk selamanya dan tersisa hanya waktu terakhir. Ia melangkah ke sisi gedung melihat suasana di bawahnya , mobil-mobil bala bantuan sudah memenuhi lokasi kejadian kecelakaan beruntun itu. Kemudian Tom meluncur kebawah membeberkan sayapnya lalu terbang menghilang dari atas gedung.
.
•
•
•
•
•
•
•
Bersambung...
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top