【𝙷𝚞𝚓𝚊𝚗】

━┉┉━┉ೋ✧ೋ┉━┉━┉
❊ೋ꧂Episode 1

●○❧❜

*___Diatas awan yang berwarna abu-abu gelap dua mahluk bersayap sedang terbang diatasnya dengan santai tanpa menghawatirkan dibawahnya, yang sedang hujan lebat menguyur satu kota besar. Salah satu dari kedua mahluk bersayap itu baru saja menyelesaikan tugas terakhirnya hari ini. Dan mereka pun akan kembali ke dimensi mereka untuk menyerahkan catatannya atau laporan yang sudah mereka jalankan.

" Bagaimana tugas mu hari ini apakah berjalan dengan lancar?" ujar sang mahluk bersayap bernama Tom Jackson yang bertanya kepada rekan wanitanya yang bernama Belyliena Louis.

" Yup, seperti biasanya, tapi...ada hal yang terus menerus tertuju kepada penghuni bumi itu, eumm...seorang gadis yang membantu menyelesaikan tugas terakhirku hari ini." jawab Belyliena terlihat gelisah.

Suara gemuruh petir yang terdengar nyaring di atas awan mengejutkan kedua mahluk bersayap yang sedang terbang diatasnya kemungkinan badai besar pun sedang menerjang kota.

" Apakah di bawah sedang dihantam badai?" tanya Belyliena sambil memperlambat kibasan sayapnya.

" Mungkin, tapi kita tidak boleh melihat ke bawah disana berbahaya." Tom menjawabnya dengan memutarkan badannya kebelakang atau ke arah Belyliena.

" Kau benar Tom- "

Mahluk bersayap yang bernama Belyliena Louis tiba-tiba merasakan sebuah firasat buruk kepada seseorang mahluk bumi terlihat samar-samar di penglihatannya. Dan setelah ia berusaha untuk melihat wajah mahluk bumi itu, mahluk bersayap itu langsung mengenali wajah mahluk bumi tersebut.

Dia adalah wanita yang beberapa detik ia ceritakan kepada rekannya sejenisnya.

Ia menggelengkan kepalanya dan bersikap aneh, tanpa mendengarkan Tom yang menghawatirkannya, ia langsung tancap gas, melesat ke bawah dengan sayap yang di cikupkan untuk melawan gravitasi.

"hey! Belyliena!" ujar Tom yang kaget melihat temannya pergi meninggalkannya.

" BELYLIENA, KAU AKAN KEMANA! JANGAN PERGI KE BAWAH DI SANA SEDANG HUJAN! HEY BELYLIENA!" tegas Tom yang langsung menyusulnya di belakang.

Belyliena tidak mendengarkan celotehannya Tom, ia fokus melesat dengan cepat kebawah sebelum kejadian itu menimpa wanita yang sudah membantu menyelesaikan tugas terahirnya hari ini.

Dengan sayap yang di cikupkan ke belakang ia berhasil menembus awan yang hitam pekat, terus-menerus melesat menuju titik yang ada di pikirannya.

Tom tidak bisa menyusul terlalu dalam karena kondisi sedang ada badai yang akan berbahaya juga sayap dipaksakan untuk menerobos jutaan tetesan hujan.

Tom tidak bisa berbuat apa-apa saat ini, dia hanya bisa melihat tabuh rekannya yang dengan cepat menghilang tersamarkan oleh kabut yang pekat. Tom sangat menghawatirkannya, seandai saja dia bisa menghentikan badai ini mungkin sudah dari tadi mereka berdua bisa turun kebawah bersama-sama dengan selamat tanpa ada halangan.

Tidak ada yang bisa menentang hukum alam, karena itu perbuatan yang sangat terlarang.

Belyliena masih meleset di udara, kecepatan terbang nya mulai melambat dikarenakan sayap dan badannya di guyur oleh jutaan tetesan air hujan yang menggangunya saat terbang. ia tidak mempedulikan semua itu, ia tetap terus menuju tempat wanita itu, apa pun yang ia pikirkan tentang wanita itu pasti bisa ia selamatkan dengan cepat.

Suasana di tengah kota yang sedang di terjang badai, beberapa orang yang masih berlarian mencari tempat untuk berteduh masih berlangsung, mobil-mobil dan kendaraan besar lainnya seperti truk dan mobil mengangkut barang menerobos di tengah lebatnya hujan dan kilatan cahaya petir.

Seorang wanita yang sedang mengenakan pakaian seragam sekolah bergegas untuk pergi ke seberang halte nomor 18, karena ia ketinggalan bus mau tidak mau wanita atau gadis itu harus berlari menerobos hujan untuk ke halte nomor 18 yang ada di sebrang jalan raya.

Dengan mengenakan jaket selutut gadis itu mendekati tempat penyembahanngan atau zebra cross, kondisi jalan memang lumayan ramai dengan mobil-mobil yang melintas.

Belyliena sang mahluk bersayap berhasil menemukan lokasi wanita atau gadis yang sudah membantunya tadi, ia mulai merasa lelah, mengibaskan sayap yang basah, terasa berat dan kaku. Mulai sanggup terbang di kecepatan rendah.

Mahluk bersayap itu merasa lega melihat gadis itu baik-baik saja. Namun, kejanggalan mulai terjadi terhadap kendara di jalan raya, terlihat dari atas olehnya.

Gadis itu dan beberapa warga yang akan menyebrang sedang menunggu lampu merah di tengah derasnya hujan.

Tiba-tiba firasat Belyliena mulai mendadak buruk. Lampu lalulintas mulai berubah menjadi merah di mana para pengendara harus berhenti untuk mengatur laju kecepatan.

Warga-warga yang menunggu untuk giliran maju melangkahkan kakinya ke garis putih penyebrangan. gadis itu menjadi lain diantara yang lain, ia berlari melewati warga-warga yang berjalan agak cepat untuk segera sampai di halte itu.

Mobil-mobil yang ada di jalan itu mulai memperlambat lajunya dan berhenti di garis lampu merah dan menunggu sampai lampu berubah menjadi warna hijau.

Mobil box pengangkut barang pesanan supermarket melaju cepat dari arah belakang. Tiba-tiba, mobil tersebut kehilangan kendalinya dan akhirnya menghantam beberapa mobil yang ada dihadapannya.

Juga gadis yang berlari melewati warga yang mulai engeh akan adanya kecelakaan beruntun, gadis itu tidak menyadari akan ada bahaya besar baginya.

Setelah melihat kejadian itu. Mahluk bersayap, Belyliena, langsung melesat turun kebawah. Namun, kecepatan terbangnya semakin lambat karena sayap yang sudah lama terguyur air hujan.

Belyliena berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkan gadis itu. Sorakan para warga kepada gadis itu mulai terdengar menegangkan, gadis itu tidak bisa mendengar sorakan dari warga, agar cepat menghindar dari jalan itu, dikarenakan suara gemuruh dan derasnya hujan membuat gadis itu bisa mendengar dengan jelas.

Gadis itu berhenti dari larinya di tengah-tengah zebra cross.

" Apakah ada yang memanggilku?" cakapnya dengan heran tanpa melihat sekitar.

Cahaya lampu mobil yang menerangi badannya membuat gadis itu melirik ke arah cahaya itu. Betapa terkejutnya dia melihat mulut mobil yang menuju ke arahnya. Kakinya tidak bisa bergerak, suara sorakan warga dibelakangnya semakin keras, meminta agar dia cepat-cepat menyingkir dari kawasan itu.

Sayap besar semakin dekat. Rencana Belyliena datang kemari yakni menyelamatkan gadis itu dari ancaman maut.
Mahluk itu mendorong angin ke sayapnya yang basah untuk membantunya meraih badan gadis itu. Ketika sampai ke titik yang pas dan Belyiena sang mahluk bersayap memeluk gadis itu dari arah samping. Seketika, mobil menghantam mereka berdua sampai terpental ke tengah jalan. Mobil itu berhenti sesudah menabrak tiang lampu lalulintas.

Mahluk bersayap itu tidak bisa diliat oleh manusia. Warga-warga berteriak melah kecelakaan itu terjadi. Belyliena bangkit dari pingsannya, penampilannya amat sangat sayap kiri yang patah dibagian ujungnya, rambut yang basah berantakan terguyur hujan. Mahluk bersayap itu berusaha memegang tangan gadis yang berlumuran darah, dengan menyeret badannya kedepan untuk meraih telapak tangannya.
.







Gadis itu membuka matanya, suasana yang indah di taman bunga yang sedang bermekaran, di hiasi oleh kupu-kupu warna warni, seakan sedang menari di atas kumpulan bunga.

Ia berlari kesana-kemari mengejar kupu-kupu yang mengajaknya bermain, tak lama iya menemukan sebuah kursi taman dan seseorang yang tengah duduk santai dengan pemandangan tak kalah indah oleh sungai yang mengalir damai di depannya.

Seseorang itu memakai gaun putih dan rambut terurai panjang, gadis itu sepertinya mengenali rupa tersebut dan spontan memangil seseorang itu.

"Kak Bella!" panggil gadis itu dengan raut wajah penasaran.

Sosok itu bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menuju suatu tempat. Gadis itu langsung mengikuti sosok itu, dengan berjalan agak cepat.

"Kakak!"

"Kakak!"

"Kakak! mau kemana?!"

"Kakak, tunggu!"

Langkah kaki sosok wanita tersebut terhenti, menginjak rerumputan hijau dibawahnya. Gadis itu langsung menghampirinya, berhenti di belakang punggungnya, dan menatap rambut yang terurai panjang itu.

Dua detik kemudian, sosok itu menengok ke belakang, terlihat wajahnya tirus, rambutnya terurai panjang, bola matanya hitam pekat, dia mengenakan gaun berwarna putih.

Sosok itu langsung memeluk gadis yang ada dihadapannya dengan erat, dan meneteskan air mata.

" I-i-ena...." ucap sosok itu di sesak tangisnya.

" Kak--kakak--- apakah ini benar kakakku, kak Bella." seguk gadis itu, meneteskan air mata di pundak sosok wanita itu yang ternyata adalah kakak kandung gadis itu.

Sosok itu mengangguk. " Maaf kan kakak dek, maaf kan diriku ini. Aku tidak bisa menyelamatkan kamu dari kecelakaan itu."

" Tak apa kak yang penting aku bisa bersama kakak untuk selamanya."

" Kau masih tidak pantas berada disini, impian mu masih panjang, keinginanmu masih harus dipenuhi." sosok itu melepaskan pelukannya.

" Apakah kakak tidak senang aku berada bersama mu?" potong gadis itu.

" Iya, aku tidak pantas berada bersamamu disini. Sekarang bangunlah, masa depan mu akan lebih indah dan menyenangkan."

" Kakak...."

" Aku akan memberikan nyawa terakhirku untuk mu, dan tugas aku sudah selesai di dunia dan di dimensi cahaya ini."

" Apa maksudmu kak!"

" Tapi... mungkin ada efek sampingnya, tolong jaga sayap ini, Iena." wanita itu berjalan membelakangi adiknya dan mengibarkan sayapnya di depan mata gadis ini.

" Mari ulurkan tanganmu, adikku." sosok itu berusaha untuk mengajak adiknya untuk berpegangan kepadanya.

Ketika mereka berpegangan tangan, sosok wanita itu mengeluarkan beberapa cahaya di dalam tubuhnya, cahaya itu kemudian diserap oleh tubuh gadis itu yang ternyata adalah adik kandungnya.
.






Bersambung...

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top