II

"Pagi ini sangat dingin."

Kamu tidak mengatakan kalau tempat ini tidak terawat atau semacam ada lubang di dinding yang membuat angin masuk. Ini hanya karena tubuh manusia yang dikembangkan dalam tabung tidak sebaik itu. Ironisnya kamu kedinginan bahkan di bawah futon hangat. Lampu dan pemanas ruangan di ujung ruangan tidak membantu apapun.

"Apakah anda kesulitan tidur?" suaranya lebih halus daripada sutra.

"Aku kedinginan." Kamu berbicara dengan wajah setengah tertutup oleh selimut.

"Ingin selimut tambahan." tawarnya.

Kamu bergumam penolakan. Kamu yakin mungkin hawa dingin yang hanya kamu sendiri rasakan tidak akan hilang bahkan dengan tambahan beberapa lapis kain. Itu rasanya praktis menempel di kulitmu. "Tidak apa-apa."

"Apakah ada yang bisa saya lakukan untuk Anda?"

"Tanganmu." Itu sebuah permohonan, yang gemetar di bawah selimut tebal. Kamu mendorong keluar tanganmu yang sebelumnya kamu genggam bersama di dekat hatimu keluar dari selimut.

"Tangan saya." Dia mengerti maksudmu, dia mendekat dan mengulurkan tangannya, menggenggam dan bertemu dengan telapak tanganmu. "Anda lebih dingin dari semua bintang mati yang saya ketahui." Apakah ini usahanya untuk bercanda? Kamu tertawa kecil kemudian menyembunyikan wajahmu lebih dalam lagi di selimut.

"Terima kasih. Aku menghargainya." Merasa ada yang kurang, kamu melanjutkan, "bisakah kamu tinggal di sisi?" Kamu tidak tau mengapa kamu menanyakan pertanyaan itu ketika dia secara harfiah duduk dan bertahan dalam cengkramanmu. Ini tidak seperti dia akan pergi tiba-tiba.

"Jika itu yang anda inginkan, maka pedang biduk ini akan mematuhinya." Kamu tidak melihat ekspresinya. Tetapi kata-katanya cukup membuatmu melupakan kejadian semalam.

●●●

"Aku tidak akan basa-basi. Aku ingin kamu menyelesaikan masalah ini. Bacalah daftar saniwa berikut, mereka akan menjadi tim pembasmian kali ini." Bajingan yang menyebut dirinya Ketua, menyerahkan selembar kertas tulis tangan. "Batu ini adalah pembayaran muka untukmu." Bersamaan dengan kertas tersebut, diatasnya ada benda yang sangat familiar.

Kamu mencemooh, "sekarang anda mau menyuap saya? Ini tidak cukup untuk rencana bunuh diri." Batu Kyouhaku, tentu saja relik penting bagi Onmyoudou, walaupun kamu bukan lagi satu tetapi beberapa teknik yang kamu gunakan menggunakan batu tersebut.

"Kamu bisa mati sebanyak yang kamu mau, tetapi mereka tidak, tidakkah kamu berpikir begitu, Momotaro?" Ada alasan kamu selalu menyebutnya bajingan, seseorang yang bahkan hanya tahu menyelesaikan masalah dengan menggunakan pion sekali pakai, selalu mengancam dan memaksamu melalui cara ini.

"Jangan panggil aku Momotaro ... keparat." Mungkin ini hanya amarah sementara dan kamu kehilangan komposur, tetapi menggunakan orang-orang yang membesarkanmu sebagai sandera sementara kamu harus pergi ke medan perang yang kamu sendiri tidak ketahui bagaimana keadaan, tujuan bahkan kekuatan musuh, semua itu sama saja dengan mencari mati!

"Sekarang, tahan pedangmu, aku memanggilmu kesini bukan tanpa alasan. Itu karena aku yakin kamu adalah sosok yang paling mampu menyelesaikan masalah ini, lebih dari saniwa lain." Dia mendorong bilang tajam di lehernya menjauh.

Kamu memberi isyarat untuk Shichiseiken mundur, "ya, tentu saja, otak anda hanya pajangan karena anda selalu menyeret saya kesini jika ada masalah yang bahkan monyet saja bisa selesaikan. Juga nyalakan lampunya, ruangan ini terlalu gelap dan anda tidak cocok membangun suasana dramatis apapun." Memutar matamu, kamu meraih kertas dan batu di meja dengan kasar, berbalik dan berniat meninggalkan ruangannya, namun sebelum itu kamu menoleh sekali lagi, "jika saja anda menyentuh mereka ..." kamu menjentikkan jari, seketika meja bersama dokumen di atasnya terbelah dan hancur berkeping-keping. "Anda tau apa yang akan terjadi pada anda." Kali ini kamu benar-benar meninggalkan ruangan.

●●●

Yang tertinggal di ruangan hanya bisa terduduk lemas, dia tanpa sadar menahan nafas dan bahunya kaku karena tidak sadar seberapa tegangnya pembicaraannya denganmu tadi. Di sela-sela nafasnya dia bergumam, "maafkan aku karena mengirim anak-anak sepertimu ke medan perang." Ya, itu adalah permintaan maaf sunyi yang hanya dia dengar untuk mengurangi rasa bersalahnya.

●●●

Word :598

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top