๐‘ป๐’‚๐’Ž๐’‚๐’ ๐‘ฑ๐’Š๐’˜๐’‚

------------------------
แดฎแตƒแถœแตƒ แตแต˜หขสฐแตƒแถ โฟสธแตƒ แตˆแต˜หกแต˜ แต‡แตƒสณแต˜ แต‡แตƒแถœแตƒ แต‚แดพ
.
.
๐“ข๐“ฎ๐“ต๐“ช๐“ถ๐“ช๐“ฝ ๐“ถ๐“ฎ๐“ถ๐“ซ๐“ช๐“ฌ๐“ช
------------------------


Tahu bagaimana bunga bermekaran dalam waktu yang hampir bersamaan. Mungkin seperti itulah perumpamaan yang bisa mengibaratkan hati seorang Calla Vyandhinashini saat ini. Setelah sekian lama hanya bisa merindu hari ini sepertinya nasib baik berpihak kepadanya.
Dia terhubung dengan Zaqi dalam sebuah forum chat alumni fotografi dimana Zaqi benar-benar menyapanya secara pribadi. Bahkan menanyakan kesungguhan berita yang disebarkan oleh Rani.

Calla hanya bisa tersenyum malu-malu meski dia kini sedang sendiri. Pipinya jelas sekali menampakkan semburat warna merah muda saat dirinya berdiri di depan cermin.

Andai kini dia sedang bermain dengan stetoskop pasti suara detak jantungnya terdengar bertalu-talu. Namun tanpa itu pun dia semakin yakin bahwa sedari awal hatinya memang hanya untuk sebuah nama. Tanpa pemiliknya tahu, tanpa perlu disuarakan, tanpa perlu diperlihatkan. Biarkanlah semua mengalir sebagaimana takdir Allah hari ini. Mempertemukan mereka kembali dalam silaturahmi dan komunikasi.

'Kuliah di Bandung Dek. Arsitektur?'

Hanya sebuah kalimat sederhana namun Calla tahu Zaqi masih mengingat dengan baik apa yang dulu pernah disampaikannya saat laki-laki itu masih remaja dan bertanya apa alasannya dia memilih eskul fotografi.

Calla menyukai gambar, dalam bentuk dan media apa pun dia menyukainya. Fotografi memang salah satu daripada itu, salah satu alasan yang menjadi satu-satunya alasan untuk Calla mengutarakan inginnya selain satu alasan lain yang membuatnya ingin bergabung. Mengenal Zaqi lebih lanjut, yah walaupun selama hampir dua tahun mereka tergabung dalam satu eskul tidak banyak informasi pribadi yang dia dapatkan karena ternyata benar semua ini apa yang dia tahu bahwa seorang Zaqi tidak terlalu banyak bicara. Dia terampil dalam tanggung jawab yang telah dia terima dan bersungguh-sungguh atas apa yang dia inginkan. Selebihnya informasi yang Calla dapatkan sama seperti teman-temannya yang lain bahwa seorang Zaqi memiliki 3 saudara, salah satunya adalah Oomar Fravash si cerdas yang supel dalam pergaulan namun begitu menjaganya.

Berbicara tentang Oomar, teman satu angkatannya yang dulu pernah menuliskan surat cinta kepada Calla. Calla hanya bisa menggelengkan kepalanya kala mengingatnya. Tidak banyak yang dia katakan kepada Oomar, hanya apa yang dilakukan itu salah. Sebaiknya dia memilih untuk menghalalkan atau meninggalkannya saat itu juga. Namun setelah Calla mendengar ungkapan hati Oomar yang dia perdengarkan melalui lantunan lagu sewaktu perpisahan sekolah mereka setelah itu sama seperti Zaqi, Calla tidak lagi tahu bagaimana kabar Oomar saat ini. Sepertinya dia memilih untuk meninggalkan daripada menghalalkannya karena benturan sekolah dan cita-cita yang masih menggantung di depan mata. Calla hanya tahu Oomar melanjutkan pendidikannya di salah satu institut untuk menggembleng calon abdi negara di Sumedang, hanya itu selebihnya dia memang tidak pernah bertanya bagaimana kabar mantan ketua OSIS yang cukup famous di sekolah mereka dulu.

"Calla, subhanallah dari tadi dipanggil nggak menjawab tahu-tahu diam melamun di kamar, ini sebenarnya ada apa?" suara khawatir ibu Calla menerobos masuk ke kamar kost Calla setelah beberapa kali mengetuk pintu namun diabaikannya.

"Ibu, maaf. Calla tidak mendengarnya. Sudah berapa lama ibu datang?" Calla berjalan menghampiri ibunya lalu mencium tangan kanan wanita yang telah melahirkannya ke dunia.

"Kamu ada apa? Ibu sudah berada di depan kamarmu hampir setengah jam."

"Astaghfirullah maafkan Calla."

"Kamu lagi mikir apa, sendiri melamun sambil melihat hujan dari balik jendela?"

"Ah ibu, hanya melihat hujan. Ibu sendirian saja, ayah tidak ikut serta?"

"Ayahmu sedang banyak tugas Cal, karena minggu ini kamu tidak bisa pulang ibu akhirnya yang memilih untuk mengunjungimu." Misi pengalihan issue sukses dan mereka akhirnya bercerita berdua tanpa bertanya lagi apa yang sedang Calla lakukan ketika ibunya datang.

Percakapan antara orang tua dan anak, pengalaman yang mengajarkan. Seorang ibu pasti memiliki insting yang kuat dan pengalaman juga yang akhirnya membuat Calla bisa bercerita apa yang membuatnya risau tanpa disadarinya.

"Jadi sudah ada yang mencoba untuk mengajak taaruf tapi ditolak karena kamu telah menyimpan satu nama?"

"Bu, dulu bagaimana sih rasanya ibu jatuh cinta kepada ayah pertama kali."

"Ya setelah menikah kan, ayah dulu dengan gagahnya mendatangi eyangmu lalu meminta ibu untuk menjadi istrinya."

"Ayah sudah bekerja kan meskipun ibu masih kuliah waktu itu."

"Iya dong, ayahmu sudah menjadi ajudan bupati waktu itu. Dan kamu lahir waktu ayah sudah menjabat sebagai lurah."

Calla tersenyum ringan seolah cengkerama mereka hanya sepintas lalu tanpa bisa menebak apa yang kini sedang dipikirkan oleh ibunya. " Perasaannya bagaimana Bu ketika dulu mulai menyukai ayah." Kening ibu Calla berkerut, tidak biasanya sang putri kepo sampai sejauh ini.

Sadar bahwa usia Calla memang sudah waktunya untuk mengenal cinta lawan jenis namun lebih daripada itu tentu saja insting ibu bekerja lebih kuat. Calla, putrinya kini sedang jatuh cinta namun masih merahasiakannya.

"Selalu ingin berada di dekat ayah, sedangkan kami harus menjalani pernikahan jarak jauh. Ya yang bisa kami lakukan hanyalah telpon, memberikan kabar seharian ngapain saja dan saling memeluk dalam doa."

"Nggak enak ya, Bu rasanya. Rindu pengen ketemu tapi nggak bisa. Itu masih tahu kabarnya ayah, bagaimana rasanya kalau nggak tahu kabarnya sama sekali pasti nyesek level 15, seperti cabe bubuk yang bikin bibir ndower karena hohah."

"Bagaimana mungkin tidak tahu kabar, kan ada telpon Sayang. Ayah juga mengusahakan bisa menemui ibu sebulan sekali. Atau jangan-jangan kamu yang kini sedang rindu dengan seseorang tapi tidak bisa tersambung untuk komunikasi?

"Ah ibu, ibu kok bisa__?"

"Kalau ibu boleh tahu, siapa laki-laki yang sudah berhasil menarik perhatian putri ibu?"

"Bukan begitu Bu, Calla hanya__" sedikit terjeda Calla memberikan jawabannya dan semakin membuat ibunya yakin bahwa apa yang kini sedang disangka olehnya adalah kebenaran. "Calla hanya membayangkan saja."

"Membayangkan dia yang membuat rindu dan berada jauh di ujung mata sana?" ibu Calla menjawab dengan senyuman khas yang membuat Calla semakin susah untuk menyembunyikan hati dan perasaannya untuk Zaqi.

"Siapa dia?"

"Calla masih memintanya kepada Allah, Bu."

"Kalian lost communication?" tanya ibu Calla. Calla menggeleng namun juga mengangguk kemudian. "Maksudnya bagaimana itu, menggeleng dan mengangguk ini bukan foto boomerang, Calla."

"Kami baru tersambung komunikasi setelah sekian lama berpisah."

"Astagfirullah, dia chat kamu atau kamu yang mulai chat dia? Jangan pernah mengundang orang asing masuk pada privasi kita Calla. Terlebih kita yang dengan suka rela mendekat pada mereka. Kalau ayah tahu pasti beliau akan murka."

"Bukan Bu, demi Allah. Kami hanya bertegur sapa melalui group WA. Tidak lebih dari itu."

"Nanti pasti akan seperti itu, jangan memberikan sedikit kesempatan untuk dia mengambil kesempatan yang lebih banyak lagi."

Tentang mencintai dalam diam, sepertinya kini sudah tidak lagi berlaku. Calla menyadari dia mulai terjebak dengan apa yang telah diungkapkannya sendiri. Meski tidak marah, ibunya tidak akan pernah setuju jika kemudahan berkomunikasi membuat manusia lupa akan batasan dimana dia harus berada.

Tapi sekali lagi Arzaq Dizhwar, laki-laki yang bahkan tidak pernah memandangnya secara terang-terangan. Atau karena Calla yang selalu menjaga pandangannya. Zaqi, dia adalah dirinya sendiri. Seseorang yang memiliki cara sendiri sehingga mampu membuat Calla benar-benar jatuh hati hingga saat ini.

----------------------------------------๐Ÿšฒ๐Ÿšฒ

__to be continued

Djogdjakarta, 26 November 2021

Yang kelihatan kotak-kotak di gawainya...
Saya memang menulis dengan FB font generator, untuk menampilkan tampilan yang beda di layar dengan standar font WP ternyata justru keluar symbol kotak-kotak.

Yang pengen tahu, Ini dia penampakannya ๐Ÿคญ๐Ÿ™

Bแบกn ฤ‘ang ฤ‘แปc truyแป‡n trรชn: AzTruyen.Top