๐‘‚๐‘œ๐‘š๐‘Ž๐‘Ÿ ๐น๐‘Ÿ๐‘Ž๐‘ฃ๐‘Ž๐‘ โ„Ž

------------------------
๐“ข๐“ฎ๐“ต๐“ช๐“ถ๐“ช๐“ฝ ๐“ถ๐“ฎ๐“ถ๐“ซ๐“ช๐“ฌ๐“ช
------------------------

Alam menyambut sempurna, bercerita bagaimana mentari datang tepat waktu dengan senyumnya yang ceria. Semua bersiap, dunia akan kembali padat dengan aktivitasnya. Seolah tak ada lagi keesokan hari, semua harus selesai hari ini.

Tak hanya tentang dunia pekerjaan, dunia pendidikan pun juga bergulir sama halnya. Siswa, guru dan seluruh civitas akademik berbondong menyambut tahun ajaran baru dengan harapan lebih baik dari tahun sebelumnya.

Tampak beberapa siswa dengan pakaian lamanya, menandakan bahwa mereka adalah golongan siswa baru yang akan masuk menjadi warga kelas 10. Meski usianya belum genap 17 tahun namun sepertimya sebagian besar dari mereka sudah pandai bersolek. Bahkan dari mereka ada yang terang-terangan memandang dan menantang untuk berkenalan dengan panitia yang berjaga di pintu gerbang sekolah. Termasuk salah satu di antaranya, siswa nomor satu yang paling bertanggung jawab dalam pelaksanaan orientasi siswa untuk wawasan wiyata mandala tahun ini. Siapa lagi, ketua OSIS yang sedang jadi pembicaraan hangat siswa baru karena wajah goodlooking-nya.

Apa yang bisa membuatmu menjadi bangga? Terkenal karena prestasi, berambisi untuk mencapai keinginan yang telah lama dicita-citakan atau hanya sebatas memiliki banyak teman?

Sepertinya semua ada dalam kamus seorang Oomar Fravash, adikku. Sebagai seorang siswa yang tidak hanya dikenal dalam lingkup sekolahnya, nama Oomar Fravash telah menjadi trending topic pembicaraan sekolah-sekolah lain bahkan tidak hanya itu, pemerintah kota tempat kami tinggal juga sering menyebutkan namanya sebagai salah satu peserta atau calon yang digadang-gadang bisa mewakili daerah untuk beberapa event yang diselenggarakan pemerintah.

"Oomar, dipanggil wakasek kesiswaan tuh katanya ada undangan dari walikota untukmu."

"Waduh, acara apalagi sih. Kegiatan sekolah lagi padat-padatnya begini."

"Temui dulu, kalau Pak Hariyanto memanggilmu tentu karena beliau yakin kamu mampu melakukan itu. Secara ketua OSIS andalan apa sih yang tidak bisa untuk Oomar Fravash?"

"Laknat lu, teman sendiri dikorbanin."

Demikianlah, adikku memang seorang siswa yang aktif dalam berbagai hal. Tak ayal jika dia menjadi kesayangan guru-guru di sekolah, selain juga otak encernya di beberapa pelajaran eksakta. Meski aku merasa bahwa kami tidak berbeda jauh. Hanya saja adikku ini lebih terbuka, good in public speaking, lebih mudah bergaul dan luwes berada di mana saja dan dengan siapa saja. Sehingga jika sudah bertatap muka dengan dia tidak akan kehabisan bahan cerita untuk diobrolkan.

"Jadi sekolah kita harus ikut event ini, Pak?" tanya adikku pada Pak Hariyanto.

"Sayang loh O, kan ada teman-teman dari fotografi yang sudah expert. Tidak setiap tahun diadakan event seperti ini. Niat kita memeriahkan saja. Kamu koordinasikan dengan anak-anak fotografi ya. Maksimal besok siang, Bapak tunggu jawaban dari kalian. Harumkan nama sekolah kita di akhir jabatanmu sebagai ketua OSIS."

Berapa banyak piala yang sudah dibawa pulang ke sekolah oleh adikku sebagai tanda bahwa menang di beberapa lomba atas nama sekolah. Meski bukan dia sendiri yang melakukan namun sebagai ketua OSIS dia memiliki kapasitas untuk memberikan hak prerogatif menunjuk pengurus bahkan anggota OSIS yang lainnya. Tentunya mereka yang memiliki skill mumpuni dengan berkoordinasi langsung bersama guru pembimbing.

Incidental meeting, pagi ini yang harusnya Oomar membuka pelaksanaan orientasi siswa mendampingi bapak kepala sekolah harus mewakilkannya kepada wakil ketua OSIS I karena dia harus melaksanakan koordinasi incidentil bersama seluruh pengurus dan anggota eskul fotografi untuk membahas perihal pameran yang akan dilaksanakan oleh pemerintah kota ketika pameran budaya menyambut kemerdekaan Indonesia.

"Tema yang diusung jelas kepahlawanan namun karena kita sebagai siswa sebaiknya kepahlawanan dalam artian mengisi kemerdekaan."

"Calla, setahun kemarin bukankah kamu pernah mengabadikan foto Oomar ketika dia mewakili kota kita untuk menjadi paskibra di provinsi. Mengapa bukan itu saja yang kita usung." Mendengar namanya disebut, dari ceritanya aku tahu Oomar kembali memutar memorinya setahun yang lalu, benar dia menjadi wakil kotanya menjadi petugas pengibar bendera di paskibra tingkat provinsi.

Bukan hal yang mudah karena Calla harus memainkan lensa tele untuk bisa mendapatkan obyek dengan fokus yang tepat. Gambar yang diperolehnya memang cukup memuaskan bahkan bisa dikatakan wow, mengingat Oomar terlihat begitu gagahnya dengan PDU berwarna putih memegang bendera merah putih sebelum dikibarkan.

"Wah kalau itu dulu yang fotoin Bang Zaqi sih, aku masih harus banyak belajar lagi." Dengan malu-malu Calla menjawabnya.

"Ah, kamu merendah Cal, kalian emang kompak ya kalau urusan fotografi satu dan lain saling mengisi. Bang Zaqi emang top sih dari dulu, kita-kita juga banyak beajar dari dia. Sayang sudah tidak lagi ada di sekolah ini. Kira-kira kalau itu diakui sebagai karya kamu, bang Zaqi marah nggak ya?" Addin yang menjabat sebagai kaseksi fotografi bersuara.

"Atau kita ambil sajalah yang lain, seperti siswa yang sedang beraktivitas di perpustakaan, di laborat, sedang membantu membersihkan lingkungan sekolah atau sedang berolahraga. Bagaimana?" Rani memberikan usulannya.

"Setuju__" jawaban dari seluruh anggota rapat.

"Tuh Oomar saja sekalian jadi modelnya, pas kan maskot sekolah kita siapa lagi sih yang nggak kenal Oomar Fravash?" Addin kembali bersuara.

"Eh tunggu, beneran Cal waktu foto aku itu kamu tidak berkontribusi sama sekali? Hanya Bang Zaqi doang?" Oomar bertanya dengan memandangnya cukup lama hingga pertanyaannya terjawab oleh Calla. Akhirnya kesempatan itu dimilikinya dengan sebuah alasan, cantik.

"Aku memang ikut juga, tetapi foto kamu yang dipajang di ruang OSIS itu memang hasil jepretan Bang Zaqi. Gini saja daripada kita tidak dapat memilih, ok, foto Bang Zaqi itu kita keep. Insya Allah aku masih punya file aslinya, nanti tinggal kita edit sedikit untuk efek pencahayaan. Tapi selain itu kita semua juga hunting seperti yang telah disampaikan Rani tadi jadi tidak hanya bertumpu pada satu atau dua orang saja. Hasilnya kita kumpulkan baru kita seleksi yang mana yang akan kita ikutkan di pameran itu. Sekolah kita dapat slot standing frame atau hanya frame stand pameran saja? Kalau memang ada standing framenya berarti itu yang lebih diutamakan."

Dari satu jam rapat kilat itu akhirnya mengantongi sebuah keputusan. Oomar menjadi model utama dalam setiap aktivitas yang akan mereka abadikan dibantu oleh beberapa teman yang lain sebagai model tambahan. Menyanggupinya berarti dengan kata lain pekerjaan Oomar juga akan semakin bertambah.

Sepakat, berniat ingin mengharumkan nama sekolah di akhir jabatannya sebagai ketua OSIS sebelum akhirnya Oomar harus fokus dengan ujian nasional dan juga persiapannya untuk bisa masuk di perguruan tinggi negeri yang diidamkannya.

Selain itu ada sebuah misi yang sengaja masih Oomar rahasiakan, berharap semuanya akan berjalan dengan baik dan sesuai dengan apa yang telah ia rencanakan.

----------------------------------------๐Ÿšฒ๐Ÿšฒ

__to be continued

Blitar, 21 November 2021

Membuka memory 20 tahun silam, mencoba menampilkan kisah dengan background anak sekolahan..semoga tidak terkesan jadul ya..karena jujur aku sudah tidak update pendidikan SMA jaman now seperti apa.

Bแบกn ฤ‘ang ฤ‘แปc truyแป‡n trรชn: AzTruyen.Top