☾O9
Virus corona sedang menjadi pembicaraan hangat hampir bagi semua kalangan. Mulai dari membicarakan negara China, Korea, Jepang, dan berujung ke Indonesia yang juga sudah ada yang terjangkit virus, itu juga berawal karena tertular orang negara lain.
Semoga kita di jauhkan dari virus. Dan di dekatkan dengan yang serius:)
Hampir semua orang juga berkata atau menulis kata ‘stay safe’.
Tapi berbeda dengan ninuninu squad,
Ninuninu squad (8)
Naresjomblohh
Ny*t, kpn kmpl lg nih kt?|
Read by 7
Naresjomblohh
Yang read doang gw sumpahin| kena korona lu pd
Jingguuu
|Ydh kapan? Sekarang?
Jaylani
|Abis magrib aja ya? Gua sibuk
Langitmendung
|Gw ada mabit
Devanodanendra
|W karate
Narambutan
|Gue ada rapat eskul
Noname
|Hny sy yg d ksr?
Narambutan
|Masih sakit cuy?
Naresjomblohh
Serius napaaaaaa|
Gua makan lu satu2|
Narambutan
|Kadang yg di seriusin malah nyakitin tau ga...
Devanodanendra
|Disir li bicin
Jingguuu
|share location
|yg gk dateng fix jomblo akut!!
Disinilah, duduk saling berhadapan di cafe milik mas Dirga. Hanya bertujuh orang yang berada di lantai atas, sengaja agar mendapat ruang yang nyaman untuk mereka.
Hening, cukup lama masing-masing dari mereka berkutat dengan pikirannya sendiri. Tak ada yang memulai pembicaraan, ruangan ini terasa semakin sepi dan sunyi.
Hingga Jingga menghela nafas panjang, lalu menatap teman-temannya yang masih menunduk.
"Fana mana?" tanya Nares membuka obrolan.
"Macet di jalan, bareng kang ojol" balas Nara setelah mendapat pesan dari Fana, kalau ia terjebak macet.
"Kirain bareng kang daniel" sahut Deva.
Krik
Krik
Mereka semua pun tertawa,
"Sumpah dah gua kangen banget sama lawakan lu yang garing" Bara tertawa hingga bantal untuk sandaran mereka duduk, ia lempar semua.
Tidak jelas memang squad yang satu ini. Bertengkar, dan diamnya berhari-hari. Baikannya semenit pun tak sampai.
"Maaf telat" terdengar suara perempuan dan higheels yang beriringan.
"Lu gak salah makan? Gak kena corona kan?" Jingga mendelik tak percaya. Sebab Fana sangat enggan dengan style girly, mengoles sedikit liptin di bibirpun harus di paksa.
"Gak tuh" Fana duduk sedikit jauh dari tempat duduk Langit. Cukup, sudah trauma ia merasakan sakit.
Lalu masing-masing dari mereka memesan makanan dan minuman, karena mentari nampak sudah kembali ke peraduannya. Perutpun sudah tak sabar ingin di isi, dengan makanan yang sungguh menggoda.
Setelah itu, kedelapan remaja yang duduk saling berhadapan masih binggung ingin berbicara apa, berbeda dengan sebelum-sebelumnya.
Kucing lahiran saja di gibahin sama mereka. Sampai di usulkan nama, terus mikir bapak kucing setelah nikah kenapa ninggalin istrinya gitu aja. Kenapa tidak cari nafkah buat keluarga. Serandom itu memang, tapi sekarang ingin bertanya kabar sudah sungkan duluan saja.
Benar kata orang, bertengkar itu layaknya kaca yang pecah menjadi kepingan besar, ya memang bisa di perbaiki. Tapi tetap saja ada celah, tetap telihat retakannya, meski sudah di usahakan berkali-kali. Tetap tak akan bisa kembali baru lagi.
Hubungan juga seperti itukan? Jangankan dengan sahabat atau pacar, dengan keluargapun setelah bertengkar pasti agak sungkan.
Para pelayan pun datang membawa pesanan mereka. Setelah berdoa yang dipimpin oleh Langit, mereka menyantap makanan tanpa ada yang berbicara.
Sampai selesai makan, barulah ada Langit yang membuka obrolan.
"Kita saling memaafkan aja ya? Kalau ada yang kurang enak di hati, lepasin aja. Kasih tau permasalahannya apa. Jangan buat orang salahpaham"
"Hm.. Maaf Nara, gua gak pernah ada maksud buat jadiin lu pelampiasan. Jujur, awal gua emang gak ada rasa. Tapi lama-lama bisa timbul rasa nyaman, kayak sekarang.." Jay menunduk, tak berani menatap wajah teman-temannya.
"Iya, gue juga minta maaf selalu menghindar dari lu. Lu gak tau sih, semenjak putus gue jadi sadgirl.."
"Ya udah tinggal balikan sih" Bara menyahut seenaknya. Lantas di balas timpukan bantal dari Deva.
"Ada satu rahasia yang selama ini aku sembunyiin dari kalian" semua orang beralih menatap Fana.
"Sebenarnya aku kerja di perusahaan gelap, kerjaannya ya kalau gak menyelidiki, ya membunuh"
Semua semakin terkejut dengan pengakuan gadis itu, kecuali Langit yang tetap diam tak berkutik.
"Tapi aku kerja disana, biar gak di jodohin sama ortu. Makanya aku sanggupin buat kerja kayak gitu, aku juga gak pernah bunuh orang kok, tenang aja.."
"Sebenarnya aku terpaksa ngelakuin itu karena ada seseorang yang harus aku perjuangin" selesai mengutarakannya Fana memandang Langit yang juga tengah menatapnya.
Mereka saling memandang dengan tatapan teduh, tenang, dan sangat dalam. Hingga tak sadar bahwa teman-temannya sudah senyum-senyum.
"Maaf ya Fan, ucapan yang kemarin itu. Sebagai gantinya kamu boleh deh jadi pacar aku"
"HALAH BUCINNNNN!!" sorak teman-temannya kompak.
Karena terlalu asik tertawa, sampai-sampai mereka tak sadar kalau ada seseorang yang tengah menatap tak suka.
"Apa yang gua mau harus gua dapetin. Liat aja nanti"
Ciee.. Yang tugas numpuk karena di liburin sekolahnya. Btw, ada pesan nih dari Jingga.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top