☾O3
"Will you be mine?" perkataan Jay lantas mendapat sorakan heboh dari teman-temannya. Bagaimana tidak? Jay nembak Nara di depan kelas, saat jam kosong pelajaran matematika.
"Terima woiiiiii. Terima terima" Jingga memimpin teman sekelasnya menjadi lebih heboh dan berisik.
Nara yang tersenyum malu pun mengangguk dua kali, pertanda ia memerima Jay sebagai kekasihnya. Nara memang menyukai Jay sejak jaman SMP, teman-teman dekatnya juga sudah tau mengenai perasaan Nara. Tak heran kalau Nara akan menerimanya.
"
PJ lahhhhhhhhh!!!" Langit ikut berteriak heboh seperti Jingga.
"Iya gua delivery burger queen ya"
Pacaran itu, indah ya. Sama-sama bahagia, sama-sama berbunga-bunga. Semua di rasakan bersama. Tak ada yang namanya luka.
Satu kelas pun ikut tertawa bahagia. Mungkin mereka tidak tau kalau pacaran bisa saja berdosa. Mereka tidak memikirkan akhirat, hanya berpikir dunia semata.
Padahal kalau tidak jodoh, mereka yang akan terluka. Merasa menyesal telah menjatuhkan kata cinta. Menganggap tuhan telah mempermainkan takdir mereka.
Padahal tidak, manusia sendirilah yang membuat dirinya sengsara. Bukan takdir yang mengores luka.
Tapi manusia sendiri yang membuat luka itu semakin dalam, dan sakit, juga membekas.
Tak terasa kegiatan belajar mengajar telah usai. Ninuninu squad pun berencana pergi nonton bioskop bersama malam ini. Judulnya, Nanti kita curhat tentang esok hari.
Sesampainya di mall, ke delapan manusia itu berpencar, ada yang ke bioskop memesan tiket, ada yang belanja, ada yang beli makanan, ada juga yang nonton live music di taman dekat lobby.
"Jing, jangan bengong, gue berasa jalan sama batu hidup berjalan nih" Nares yang memesan makanan bersama Jingga, merasa kesal karena di abaikan. Nares mungkin tidak tau, kalau Senja yang sedang Jingga pikirkan.
"Kalau manggil tuh lanjutin jangan Jing doang" setelah mengatakan itu, Jingga lantas pergi meninggalkan Nares.
"Idiii bilang aja lagi sad boy, sok-sok an ngambek" Baru saja Nares ingin menyusul Jingga, tiba-tiba tangannya sudah di tarik oleh orang lain.
"Mas Dirga?" Nares sedikit terkejut melihat kakak Jingga berada di hadapannya.
"Kamu sendiri?"
"Bareng temen, tapi pada mencar, gatau kemana. Saya di tinggal sendirian" Nares mempoutkan bibirnya, sembari memasang wajah kesal.
"Bantu saya mau gak?" tanya mas Dirga. Setelah berpikir sejenak, akhirnya Nares pun mengangguk, lagian masih ada tiga jam lagi, pikirnya.
Mereka ternyata pergi ke sebuah cafe, disana juga sudah banyak teman seangkatan Dirga.
"Ngapain ke sini mas?"
"Saya hari ini ulang tahun, nah kata teman saya, kalau mau ke sini harus bawa pasangan. Yaudah saya bawa kamu. Tolong ya?"
"Mas kenapa gak bilang kalau ulang tahun? Kan saya bisa beliin kado dulu"
"Kamu mau jadi pacar pura-pura saya aja, saya udah senang dan berterima kasih banget kok"
"Kalau beneran gpp juga padahal" gumam Nares pelan, tapi Dirga bisa mendengarnya, lantas tersenyum tipis.
"Wah wah wah, bawa pasangan juga nih pak ketu" teman Dirga yang bernama Ten, menyambutnya lebih dulu dengan candaan. Dan langsung di susul oleh teman-temannya yang lain.
Melihat situasi yang agak rusuh, Dirga lantas menggengam tangan Nares sererat mungkin. Takut-takut anak itu hilang entah kemana, dan malah di goda oleh teman seangkatan.
"🌙 -. B A C O T" karena merasa kesal akhirnya Dirga pun mengumpat secara estetik. Itu membuat teman-temannya lantas kabur, katanya sih takut di geplak.
Dirga pun menuntun Nares untuk masuk ke suatu ruangan. Di sana ada Jeffrey, Theo, dan Seje, teman dekat Dirga saat jadi Ketua Himpunan.
"Itu yang ada dimple namanya Jeffrey, yang muka anime namanya Theo, nah yang cewek namanya Seje" Nares pun mengangguk setelah di jelaskan Dirga. Lalu ia berkenalan satu persatu dengan mereka.
"Jagain Nares ya. Awas aja kalau lecet dan kenapa-napa" ancam Dirga sebelum keluar menemui temannya yang lain.
"Mas Dirga emang kayak gitu ya orangnya?" tanya Nares membuka obrolan.
"Dia kayak gitu ke orang yang dia sayang doang kok" Seje menyahut lalu menyeruput americano milikinya. Kedua pemuda disana mengangguk, mereka juga pernah di lakukan seperti itu oleh Dirga.
"Contohnya lu" sahut Theo singkat.
"Emang kalian pacaran udah berapa lama?" tanya Jeffrey.
"Belum lama sih sebenarnya. Tapi yaaa, keliatan banget mas Dirga tuh karakternya gimana"
"Kamu beruntung loh bisa dapetin Dirga. Dari sekolah dasar dia udah di incar banyak cewek, bahkan sampai sekarang juga"
"Mas Dirga belum pernah pacaran?" tanya Nares ragu-ragu.
"Belum, kamu orang pertama, dan semoga aja yang terakhir"
'Padahal kan mau incar adeknya kok malah sama kakaknya yang di doain' batin Nares.
"Kemana aja sih? Tinggal tiga puluh menit lagi nih film nya mulai" saat Nares baru sampai, Deva dan yang lain ternyata sudah menunggu dari tadi.
"Ya elah, jalan-jalan doang bentar"
"Bentar apaan sampe dua jam setengah" Bara ikut menimpali.
'Apa susahnya sih bilang abis jalan sama mas Dirga?' ucap Jingga dalam hati.
Jyahhh Jingga cemboeroe!!!!!
Btw, jodohku ultah loh,
Iya sih telat, tp bd amt
HBD 🖤
Spesial ultah doyoung, ganti cover.uwuww
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top