【Memory 29】


Sekuel dari : I'M ACKERMAN •END

Selamat membaca:) sorry gue jarang nongol, ya pastinya cerita gue udah tenggelam di perpustakaan Wattpad hehe...




._____.

Sebenarnya Luvi tak pernah menyangka kalau Eren yang ia tau dingin, datar tanpa emosi kini tengah memeluknya erat, ia malah rindu dengan Eren yang tak punya emosi selain ambisi kebebasannya saja.

Ya, tentu saja dia merasa aneh apalagi Eren sekarang adalah suaminya mana OOC pula.

“Ren? Renren?!”
“Hm? Apa?”

“Kau tidak kerasukan hantu penunggu Paradis kan? Kok bisa ya, kepribadian mu  berubah drastis seperti sekarang?” tanya sang istri menoleh tepat dihadapan wajah Eren yang menatapnya dengan ekspresi yang sulit diartikan.

“Aku tetaplah diriku, bukan orang lain. Jadi maaf saja kalau kau merasa aneh pada sifat suami mu ini...” jelas Eren mencium kening Luvi.

“Malah aku curiga kalo kau selama ini punya Alter Ego. Kalau bersama dengan ku ataupun dengan anak-anak kau bersikap hangat dan manja seperti ini. Sementara kalau bersama dengan orang lain atau orang asing kau bersikap dingin tanpa emosi...”

Eren melepaskan pelukannya lalu memilih posisi duduk santai di sofa. Menatap wajah Luvi dari samping.

“Jadi, apa itu Alter ego? Aku baru dengar.” Luvi melongo tak percaya, suaminya yang menurut dirinya ini cerdik namun tak tau Alter ego itu apa? Ya wajar saja sih, itu kan ada di dunianya dulu.

“Jadi, Alter ego Satu raga tapi punya banyak karakter di dalamnya...” jelas Luvi agak ragu karena yang dia katakan itu pernah ia baca dari Mbah Google.

Eren hanya tersenyum tipis, bukan karena apa dia hanya suka mendengarkan Luvi mengoceh dengan mata sayu yang nampak berbinar-binar paling ia sukai adalah wajah cantik yang merona lucu.

“Nah terus—EREN! Kau mendengarkan ku tidak sih?!” Lama-lama Luvi jadi emosi saat sadar kalau lawan bicara tak begitu mendengar kan penjelasannya. Padahal dia sudah capek-capek mengingat apa itu Alter Ego.

“Iya, dengar aku kan punya telinga. Sedangkan mata ya untuk melihat wajahmu...”

Mendengar nya Luvi jadi sedikit salting. Padahal dia sendiri tau kalau Eren itu tak tahu-menahu soal gombal karena tidak hidup di abad 21. Tapi kalo urusan merayu Eren lumayan pintar 🗿👏

“Jadi, apa aku memang punya Alter ego itu?” Eren malah bertanya menatap kedua mata Luvi lebih tepatnya memandang pantulan dirinya melalui kedua mata darkblue itu.

“Aku tetaplah diriku, Luvi. Jangan sangkut-pautkan dengan Alter Ego apapun itu. Aku berubah karena aku menyayangi kalian karena hanya kalian yang aku punya. Sedangkan untuk orang lain untuk apa aku mempedulikan mereka?”

Entah kenapa kedua mata Luvi rasanya mulai memanas lagi-lagi dia teringat tentang pertemuan terakhir Eren dan Mikasa. Terlihat jelas kalau keduanya saling menyayangi satu sama lain. Lalu untuk dirinya. Luvi saja kadang sering tak peduli pada dirinya sendiri.

“Kau mana mungkin tak peduli pada Mikasa, Eren kau sangat peduli pada mereka. Sementara untuk diriku sendiri. Aku bahkan tak peduli kalau diriku ini terluka sekali pun. Malah memikirkan orang lain, paling aku takutkan itu ya saat Sasha akan ditembak dan komandan Hanji...”

“___” Eren terdiam tak tau harus bicara apa. Ia juga sempat meredam Emosi saat mengingat tindakan Luvi yang kelewat dari ekspektasi nya dulu.

Ya! Salahkan saja dirimu terus! Kenapa juga kau tak mempedulikan dirimu sendiri!? Kau padahal juga berhak hidup tanpa adanya beban! Tidak seperti ku!” Tegas Eren terlihat geregetan pada Luvi.

Dasar, tak pernah bercermin. Kau juga tak ada bedanya Eren! Rela mengorbankan dirimu demi Paradis dan teman-teman juga orang yang kau sayangi! Lalu sekarang kenapa kau bersamaku? Seharusnya kau sudah bahagia bersama dengan Mikasa!!”

Deg! Luvi tertegun pada ucapannya sendiri dan menundukkan kepalanya tak berani menatap wajah Eren.

Bisa ia rasakan atmosfer di ruangan keluarga yang tadinya hangat, tiba-tiba jadi dingin. Bisa ia lihat tangan Eren mengepal kuat sehingga terlihat urat-urat di punggung tangannya. Ia benar-benar takut sekarang.

“Apa kau mau tau? Kenapa aku memilih mu, dan bukan Mikasa?” Perkataan yang keluar dari mulut Eren penuh penekanan dan terdengar suara gigi yang bergemelatuk.

“K-kenapa?” Luvi memberanikan dirinya untuk menatap wajah tampan suaminya yang sekarang nampak tanpa emosi tapi ia tau kalau Eren sedang menahan amarahnya terlihat jelas ada urat menonjol di lehernya.

“Tak ada yang bisa menghalau perasaan ku, pertama aku hanya merasa tertarik/kagum, kedua aku mulai menyukai mu, dan ketiga kenapa rasa menyukai ini bertambah? Aku sudah berusaha melupakan perasaan ku! Apakah bisa semudah itu?”

“Lalu saat itu kenapa kau juga ikut-ikutan menyusup ke Liberio? Apa tujuan mu? Sampai sekarang aku tak mengetahuinya...”

Ungkap nya panjang lebar, Eren tiba-tiba saja mencengkeram kedua sisi wajah istrinya sehingga Luvi tak terus menunduk. Tentu saja sang istri terbelalak melihat wajah Eren yang sekarang.

“I-itu, a-aku...”
Tiba-tiba Eren melepaskan cengkraman lalu mengungkung Luvi di sandaran sofa menatap wajah cantik itu ia masih merasakan kesal dan marah.

“Apa Hm? Ah, atau jangan-jangan dulu kau memiliki perasaan yang sama dengan ku Hm? Hanya saja kau takut kalau aku mengetahui nya. Ataukah kau takut kalau yang tau itu adalah Mikasa? Jujurlah...”

Luvi terkejut tak tau harus mengatakan apa. Tapi jujur saja saat itu, ia merasa nyaman kalau berdekatan dengan Eren? Tapi ia sadar diri, dia hanyalah karakter sampingan saja saat itu.

“A-aku tak tau...”

“Oh, jadi kau tak mencintai ku ya? Berarti hanya aku yang mencintaimu?”

Deg!! Air mata Luvi sudah keluar. Bukan begitu maksudnya dia hanya merasa bingung pada perasaannya sendiri. Benar-benar tak peka pada perasaannya sendiri.

“Bukan begitu! Aku tak bilang seperti itu!” tegas Luvi menyembunyikan air matanya. Ia merasa bersalah pada Eren karena mungkin bagi si pria, hanya mencintai sepihak.


“Baiklah, maaf karena sudah mendesak mu sampai seperti ini.”

Eren pun beranjak pergi meninggalkan Luvi yang masih menunduk menahan isak tangis. Tapi sebelum Eren pergi, pria itu masih sempat mencium keningnya.

.

Hik, d-dasar lemah! Baru begini aja Lo udah nangis! Hiks, dasar gak guna! Hik, hik, Lo gak lebih kayak boneka yang cuman bisa nangis minta susu sama mamanya! Hik, mana suka bingung lagi jadi orang! Hikk...”

“Apa ini karena dulu pernah dikhianati sama dia ya? Maka-nya sampai sekarang masih trauma? Hik, bangsate! Hiks!!”

“Hiks, andaikan aja gue bisa ketemu sama papa! Sebanyak apapun pria yang mendekati dulu, hiks gue tetap sayang sama papa! Hiks walaupun gak bisa meluk secara langsung! Sekuat apapun gue, gue tetap lah anak yang manja dan cengeng!

Luvi terus saja mengejek dirinya sendiri tak menyadari kalau Eren masih ada tak jauh dari sana bahkan mendengar dengan jelas suara tangisnya.

“Aku sendiri bingung, bagaimana bisa kau memiliki kehidupan yang cukup rumit? Entah itu di sini ataupun di dimensi mu berasal, Luvi...” Bisik Eren merasa bersalah. Karena sudah sedikit memberikan tekanan pada Luvi.

Semua orang punya problemnya sendiri, dan punya caranya sendiri untuk menuntaskan masalahnya:)

Entah dia dari keluarga Cemara sekalipun, hubungan bisa merenggang tanpa di sadari.





_________

Sementara di kamar, keempat anak-anak itu tengah berkumpul asik pada urusannya masing-masing. Misal nya:

Eldric bermain catur bersama dengan Lian.

Eilaria dan Liam memilih untuk bermain tebak-tebakan kata huruf A - Z.

Sungguh keempat anak-anak ini sangat gabut. Tak menyadari kalau orang tua nya sedang berseteru bahkan Sampai perang dingin dan perang batin🗿👍.

“Benda yang awalnya huruf Q apa ya kak?” tanya Liam dengan mukak tertekan memikirkan nama-nama benda itu.

Sama halnya dengan Eilaria. Keduanya memasang pose berpikir, sementara Eldric dan Lian tengah berperang sengit. Keduanya sama-sama tak mau kalah.

“Oh ya! Queen!!!” pekik Eilaria baru mendapatkan hasil dari pemikiran nya itu. Liam sweatdrop mendengar nya. Begitu pun Eldric dan Lian yang merasa terganggu terpaksa menghentikan permainannya.

“Itu nama gelaran orang kak, bukan benda_-” Seketika Eilaria tertawa gaje sambil menggaruk belakang daun telinganya.




Qasar. Qira'ah. Qari. Qiraat...
Tiba-tiba Lian dan Eldric menjawab bersamaan. *Gue cari di mbah Google soalnya 🗿

Membuat Eilaria dan Liam melongo. Dari wajah mereka yang cengo persis seperti orang bodoh seakan-akan mengatakan (“Kalian curang! Orang pintar dilarang untuk jawab! Bikin iri aja!”)🗿.










To be continued ⟩⟩
See you next time and thank you, bye:)
Gimana puasanya? Gak kerasa sih udah mendekati akhir puasa 0:')

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top