【Memory 22】

⚠Cerita makin Gaje!


* * * *


Time Skip🙏
Beberapa Minggu kemudian....

Raut wajah Luvi makin hari terlihat pucat(?) bahkan Eila terus-menerus mengajak Mama nya untuk istirahat karena gadis kecil itu khawatir apalagi kondisi Luvi sekarang tengah mengandung.

Sementara untuk Eren dia juga khawatir dengan kondisi istrinya. Namun Luvi terus mengatakan dengan wajah datar (aku tidak apa-apa, jadi tenang saja!) Bukannya menurunkan kadar ke khawatiran tapi malah menambah nya.

Padahal terlihat jelas raut wajah Luvi nampak lesu, sementara bayi yang ia kandung nampaknya begitu kuat seakan-akan tengah menghisap daya atau energi dari sang ibu(?) Tapi entahlah saya pun tak tau.

"Mama, ayo kita duduk di taman," ajak Eila sambil menatap Mama nya dengan senyuman manis.

Luvi tersenyum tipis sambil meminum air guna membasahi tenggorokan yang kering juga bibir nya nampak lumayan pucat.

Eila diam-diam selalu merasa sedih melihat kondisi kesehatan Mama nya, yang sedikit demi sedikit mulai menurun.

Luvi yang paham hal itu selalu saja mengatakan kalau dia tak apa-apa dan jangan terlalu khawatir. Tapi tetap saja Eila khawatir. Bahkan Eila pernah sampai menangis sambil memeluk ibunya yang tengah terlelap dalam tidur. *Gue pernah kayak gitu:')

"Mama harus tau Eila gak mau liat Mama seperti ini, Eila takut walau 'sebenarnya kematian itu pasti akan datang tapi Eila tetap aja takut Mama pergi tinggalin Eila..." Mata Eila bahkan sudah berkaca-kaca sambil memeluk ibunya lumayan erat.

Luvi tersentak saat mendengar nya ia juga pernah mengalami hal yang sama di saat sudah tau kalau Mama Kuchel di dalam alur cerita benar-benar akan meninggal. Ia pikir, ibu dari manusia terkuat itu tidak akan mengalami takdir kematian yang sama seperti di anime Canon nya. Ternyata ia salah:_)

"Hei mama itu kuat, asal Eila tau! Bahkan dulu Mama sudah menebas banyak nya titan!" ujar si ibu sambil sesekali tersenyum mengingat di masa lalu dia sering di kejar-kejar oleh para Titan🗿.

Ya sebenarnya begitu lah sedikit kebiasaan Luvi saat melakukan pembunuhan terhadap Titan. Dia akan memancing beberapa Titan lalu dia tebas dengan mudah nya.

.
.
.

Keduanya sudah duduk di taman sambil merangkai mahkota bunga. Tiba-tiba saja mereka mendengar suara yang agak bising juga di atas langit nampak sebuah pesawat tempur lewat(?) Dan menjatuhkan sesuatu.

Luvi yang baru sadar apa yang akan terjadi langsung melotot kaget gercep bangkit membawa Eila pergi ke tempat yang lebih aman.

("Tidak!!! Jangan lagi, aku mohon!! Aku tak ingin melihat Paradis hancur untuk kedua kalinya!") batin Luvi merasa begitu takut tak ingin melihat Paradis hancur lagi tepat di hadapannya seperti dahulu.

Ia Mengingat di saat para pasukan dunia menyerang Paradis sampai pulau yang sedari dulu mati-matian di perjuangkan malah di luluh-lantahkan begitu saja. Dirinya yang termasuk salah satu prajurit terkuat saja sampai menangis melihat nya.

"Eila kau tau kan apa yang harus kau lakukan sekarang? Bersembunyi lah Mama tak ingin kau terluka. Kita akan pergi ke underground city untuk berlindung sementara!" jelas Luvi entah mengerti atau apa Eila mengangguk langsung berlari menuju tempat yang baru saja di sebut kan oleh Mama nya.

Luvi pun berjalan lumayan cepat sambil mengelus perutnya yang sudah begitu besar. Entah apakah bayinya kembar? Luvi tak begitu tau.

Tiba-tiba terdengar suara ledakan yang cukup besar. DUAAAARRRRR!!!!💥

Si bumil tersentak kaget lalu berlari menuju Eila yang sudah berada di dekat pintu menuju kota bawah tanah sesampainya kedua ibu dan anak itu langsung menutup rapat-rapat pintu kota bawah tanah itu.

Kalau soal benda-benda penting itu semua sudah di pindahkan ke ruang bawah tanah seperti dokumen juga surat-surat penting oleh Eren. Kerena dia sudah menerima pesan dari Eldric saat itu kalau mereka akan Bergerak beberapa Minggu lagi.

"Terlihat masih lumayan kokoh walaupun sudah sangat tua. Tempat di mana dulu ibu di lahirkan dan di besarkan bersama dengan Paman kalian...." ucap Luvi menatap keadaan kota bawah tanah yang sudah sangat lama sambil bernostalgia dengan kedua mata berkaca-kaca. Eila menatap bingung wajah ibunya.

"Mama, Eila punya Paman??" tanya Eila bingung dan memastikan karena selama ini dia tak mengetahui nya. Luvi menoleh dan tersenyum memeluk putrinya.

"Ya kalian punya Paman yang begitu cebol nan datar tapi juga tampan. Akan Mama ceritakan nanti:')"


Sementara di tempat lain Eren menatap tajam beberapa pesawat tempur yang tengah mengudara lagi-lagi dia teringat tentang kapal pesawat milik Marley waktu penyerangan dulu.

"Apa yang kalian inginkan dari Pulau Paradis tak akan bisa semudah itu bisa di dapatkan!"

Eren menoleh ke arah berlainan melihat beberapa anak buah Cale yang sedang memberikan serangan balas ke pesawat tempur tersebut.

Suara ledakan bersahutan ia menatap ke arah taman yang nampak berantakan akibat terkena imbas dari ledakan bom dari pesawat musuh. Kalau soal keluarga ia baru saja melihat putri nya berlari ke arah pintu masuk kota bawah tanah.

"Renna, kau harus tetap pada posisi mu yang sekarang! Juga tetaplah waspada,"
Eren menoleh ke arah Renna yang sedari tadi terdiam dengan tatapan kosong saat menyaksikan secara langsung seperti apa kondisi pulau Paradis yang sekarang.

"Ha'i! Tapi apakah kau akan tetap diam melihat Paradis di hancurkan begini?! Kau tak bisa melakukan apapun??" tanya Renna tak percaya.

"Itu dulu dan bukan sekarang!"
Eren akhirnya pergi meninggalkan Renna, remaja itu sedikit salfok saat melihat pada telapak tangan Eren yang mengeluarkan darah(?)

Renna tiba-tiba merinding melihat nya, sambil menyentuh tangannya sendiri. Dia memang tak terbiasa melukai diri, kecuali kalau dia memang ingin maka dia akan melakukan nya begitu saja.

Apalagi saat latihan pengerasan dalam bentuk Titan, bagi Renna hal itu lumayan sulit kalau soal mengendalikan Titan nya dia sudah bisa berkat Eren Yeager si Titan Shifter tingkat pro🗿.

"Aku juga harus bisa membantu!" Ujar nya sambil mengambil sesuatu yang bisa di jadikan senjata takutnya nanti ada beberapa tentara yang menyusup.

*

*

*

"Hoy!! Kau!! Apa kau mengenal pria yang bernama Eren Yeager?! Si pembunuh yang hampir memusnahkan Manusia kecuali, pulau terpencil ini?"

Panggil seorang perempuan dengan senjata apinya menatap tajam pada punggung Eren yang tengah berjalan langsung menghentikan langkah kakinya lalu menoleh menatap si pengganggu.

Alangkah terkejutnya Eren saat melihat kalau yang memanggil dirinya tadi adalah Mikha perempuan yang pernah ia temui. Mikha juga sama-sama terkejut saat melihat wajah Eren.

"Kenapa tuan ada di pulau terpencil ini??" tanya Mikha menatap bingung wajah Eren yang sudah kembali dingin.

"Seharusnya aku yang bertanya untuk apa kau ada di pulau ku?? Kau salah satu komplotan mereka? Aku tak menyangka itu." Eren menatap wajah Mikha yang semakin kaget tak percaya.

Eren malah merasa Dejavu mengingat ia pernah di todongi pistol oleh Pieck si Cart Titan tapi Eren berhasil membuat si Pieck ragu-ragu alias ketar-ketir🗿

"A-anda Eren Yeager?! Bagaimana mungkin?!" Mikha menatap tak percaya tapi genggaman pada senjata Laras panjang itu tetap mengerat.

"Ya kau benar itu namaku dan di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin! Buktinya aku yang di kira sudah lama mati bisa berdiri di hadapan mu sekarang."

"Tch, apa lagi ini!? Kau sepatutnya tak hidup lagi, kau hanya membuat kami seluruh dunia resah! Lebih baik kau mati lagi saja!!" teriak Mikha dengan kesal mulai menodong kan senjata sementara Eren tetap menatap datar juga dingin.

"Kenapa kau bisa sebenci itu pada Paradis? Ya seharusnya kau dan mereka hanya mengincar ku, 'bukan' Paradis. Padahal Paradis tak pernah berbuat jahat pada kalian!" Eren menatap lekat-lekat sosok Mikha yang nampak tersentak.

"Paradis hanya di jadikan sebagai tempat Berlindung bagi kami semua selama 100 tahun itu. Kami juga terkurung oleh tiga dinding untuk berlindung dari para Titan liar yang berkeliaran! Seandainya mereka (dibaca: Marley) tidak memunculkan titan-titan liar itu maka kami semua akan hidup aman dan damai, seperti mereka!"

"Tapi Akibat ego dan rasa dendam yang sangat mendarah daging membuat mata hati manusia buta! Kau tau? Sangat sulit untuk menjelaskan nya secara langsung kepada mereka yang memiliki ego tinggi, padahal sebelum rencana ku untuk melakukan genosida aku ingin menawarkan sebuah perdamaian kepada mereka."

"Tapi tak jadi saat mendengar bahwa mereka sudah mengumumkan deklarasi perang kepada pihak Paradis. Yang mana artinya mereka sudah menolak ajakan kami untuk berdamai, karena mereka tak bisa di ajak dengan cara halus jadi kulakukan saja dengan metode kasar, yaitu Rumbling."

"Melakukan pemberontakan, rela membunuh rekan seangkatan, diri sendiri pun di benci oleh semua orang dan lainnya. Kalau kau jadi aku, mungkin kau akan bunuh diri karena tak begitu tahan dengan beban itu semua, benar bukan?" Eren berbicara sambil menatap kosong mengingat semua itu.

"Tapi, tetap saja setelah Rumbling di hentikan, mereka semua yang haus balas dendam pergi menyerang dan meluluh-lantahkan pulau Paradis. Atau bisa dibilang mereka melampiaskan semua rasa benci dan dendam kepada pulau kecil ini!"

Eren nampak sangat puas bicara panjang lebar menjelaskan membuat Mikha terdiam dengan tatapan kosong bahkan sudah menjatuhkan senjata nya karena merasa agak tertekan mental mendengar itu semua. *Belum apa-apa mental nya udah down:)

"Heh, sungguh miris. Sebenarnya para pasukan aliansi lah yang sudah mati-matian melindungi beberapa manusia yang tersisa tapi mereka memang tak tau cara berterima kasih! Lihat? Lagi-lagi pihak manusia dari seluruh dunia'lah yang membuat dongeng guna mencuci otak sama seperti yang Marley lakukan kepada pihak Eldia yang ada di sana."

"Padahal sudah jelas-jelas pasukan aliansi itulah yang berperan sangat penting guna menghentikan 'diriku' dulu! Mereka rela mempertaruhkan nyawanya! Ya, Paradis dan pihak Eldia-Marley terpaksa bersatu demi keberlangsungan hidup para manusia-manusia yang tersisa di benteng Salta!"

*Tapi sejujurnya Eren masih begitu kesal sama aliansi mereka seakan-akan melupakan Paradis saat ia sedang melakukan Rumbling. Jangan di anggap serius:)

"Jadi selamat berpikir dengan otak dengkul mu itu!!"

Setelah mengatakan semuanya Eren pergi guna melihat sekitaran nampak begitu kacau tapi ia cukup puas saat melihat banyaknya bangkai pesawat tempur milik musuh sudah hancur lebur beserta dengan manusia yang ada di dalamnya.

Walaupun keadaan Paradis sebagian wilayahnya lumayan buruk akibat ledakan. Ia juga melihat Renna yang menatap kosong dengan wajah ternodai oleh darah dari para penyusup yang sudah di bunuh oleh remaja itu.

"Tunggu saja nanti saat aku menyapa kalian, sudah lama aku tak mendengar jeritan keputus-asa'an itu..." Gumam Eren sambil menggertakkan gigi nya menahan kesal, lalu menatap telapak tangan yang mulai menutup luka terbuka di telapak tangannya tadi.

Ia sempat menyentuh cincin yang pernah ia berikan kepada Luvi, dan sampai sekarang hubungan keduanya nampak begitu canggung.

"Aku berjanji setelah ini hubungan kita akan bahagia seperti saat itu dan harmonis, semoga saja takdir tersebut berpihak pada kita dan aku tak ingin kau pergi meninggalkan ku..."

"Meskipun seluruh dunia masih membenci ku, aku akan tetap berada di sini untuk mu! Melindungi kalian satu-satunya keluarga yang aku miliki!"

Eren menatap sendu apalagi tadi ia sempat melihat raut wajah istrinya yang begitu pucat. Ia merasa telah gagal sebagai suami yang baik untuk menjaga istrinya yang nampak hamil besar(?)




-TBC-


ANJIR!!!👄⤵
Pinterest🙏


• Maaf kalo alur cerita nya gaje🙏
Tapi kalau mau tau siapa Luvi, bisa baca di book I'm Ackerman, bagi pembaca yang baru baca cerita ini dan bingung siapa itu OC yang bernama Luvi:)

Hehe, Terima kasih yang sudah baca😇
Kok gak Rumbling?? Ya karena ini masih mikirin alur nya:)🙏

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top