【Memory 14】
Maaf kalo cerita tentang Renna nya jarang:)🙏 selamat membaca.
---
Luvi berjalan dengan tenang menuju kamar ingin menemui putrinya tapi perasaan nya tak nyaman saat melihat pintu kamar itu terbuka lebar dengan cepat ia melangkah menuju kamar.
“Hiks, Mama!! Hiks!! Eila takut!!! Hiks!!” tangis Eila langsung memeluk ibu nya yang baru datang.
“Ada apa sayang? Apakah pria itu baru saja menganggu Eila? Katakan...” bujuk Luvi memeluk balas anaknya yang masih nangis sesenggukan.
“Iya om jahat itu tadi gangguin Eila... Mama kemana tadi? Hiks, kok tinggalin Eila?”
Tanya Eila dengan mata berkaca-kaca menatap ibunya. Luvi jadi merasa bersalah sudah meninggalkan anaknya itu dalam keadaan tidur sendirian di mansion milik si Zovan.
“Maafkan Mama ya, tadi Mama hanya ada urusan sebentar, walaupun memang agak lama sih...” ucap nya di akhiri dengan gumam-an.
Yang penting Eren sudah bebas Gue tau dia lagi sembunyi di suatu tempat, Eren tak sebodoh itu. Pikir Luvi.
“Mama, Eila laper mau makan...”
(“Njir ni bocah sehabis nangis pasti suka laper turunan siapa dah?🗿”) batin Luvi Sweatdrop mendengar rengekan dari Eila.
Eila menatap wajah ibu nya memelas Luvi pun mengendong putrinya dan keluar menuju dapur di mansion ini.
*Berasa di rumah sendiri iye kan?🗿
****
Sementara di tempat lain ada Eren yang berhasil melalui beberapa cctv entah bagaimana caranya dia melakukan hal tersebut.
Saat dia membuka pintu paling belakang dari mansion milik si pria gila, dia dikagetkan oleh keberadaan anak pertamanya siapa lagi kalau bukan Eldric yang sudah datang.
“Otōusan?”
“Eldric...”
Eren natap agak dingin dia merasa harus terus waspada. Apalagi melihat Eldirc tidak sendirian melainkan ada satu pria yang tinggi nya sama seperti dirinya, dia Cale.
Cale menatap Eren dengan wajah terkejut baru melihat sosok di hadapannya ini apalagi tadi Eldric memanggil sosok Eren dengan sebutan ayah.
“Dimana ibu dan adikku?” Tanya Eldirc menatap dingin sama seperti Eren. Dahlah anak sama Bapak kagak ada bedanya🗿.
“Mereka masih ada di dalam, masih dalam penjagaan dari si pria gila itu...” jelas Eren berjalan mendekati putra nya yang nampak sudah tumbuh lumayan dewasa.
“Langsung kita serang atau susun rencana??” tanya Eldirc dengan hawa serius sementara Cale dari tadi cuman nyimak. Dia masih kurang mengerti untuk apa repot-repot datang ke mansion besar milik musuh?
Kata nya El sih mau menyelamatkan seseorang tapi dia kagak tau siapa:') si Eldirc gak cerita apa-apa selama perjalanan mereka menuju tempat tujuan.
“Buat rencana? Kita tidak bisa secara langsung menyerang, dia memiliki lumayan banyak anak buah, walaupun sebagian nya sudah kubunuh_-” ucap Eren berjalan menjauh dari area mansion yang memang dekat dengan hutan. Kalo soal para penjaga sepertinya si Zovan kurang ketat:)
“Paman Cale apa kau mau mengutarakan pendapat ataupun rencana?”
Kedua ayah dan anak itu kali ini kompak menatap wajah Cale yang masih kebingungan.
“Maaf, pria ini siapa mu ya? Aku tak pernah melihat nya:D” tanya Cale sambil senyum perasaannya tak enak saat mendapati Eren menatap nya datar.
“Dia adalah ayah kandungku...” ucap Eldirc sambil noleh natap si Cale.
“What The Nani?!!” Kaget Cale menatap secara bergantian keduanya ya memang memiliki beberapa kemiripan apalagi mata, juga wajah tamvan🗿.
Helep!! Itu kadar ke'tamvanan'nya dikurangin, si El kok jadi Jamet jugak yak?:') dari: Pinterest (©Bearbrickjia)
Eren sendiri baru sadar kalau anaknya sama seperti dirinya bedanya gaya rambut anaknya itu hampir menyamai gaya rambut Luvi. Juga pakaiannya yang nampak lebih simpel pake hoddie hitam sama celana panjang hitam:)
Kalo scarf kesayangan berwarna hijau entah Eldirc ke manakan.
“Jadi apa rencananya?”
Tanya Eldirc menatap ayahnya yang sedari tadi diam memikirkan istri dan putrinya. Sementara kedua nya yang sedang di khawatirkan malah enak-enakan makan🗿.
“Jadi begini....”
****
Sehabis mengisi perut Luvi dan Eila berjalan menuju kamar tiba-tiba saja sudah ada Zovan dengan raut wajah gelap menatap Luvi dengan tatapan tajam.
“Ada apa? Kenapa kau menatap ku sampai segitunya?” tanya Luvi mengerutkan kening padahal dia tau apa alasan Zovan menatap dirinya sendiri dengan tajam.
“Jangan berbohong! Kau yang sudah mengambil kunci penjara itu kan?! Heh! Kau pikir aku sebodoh itu? Tapi tak mengapa, aku penasaran apa yang akan dilakukan oleh si iblis itu di saat dia bebas?”
Zovan malah menyeringai menekan kata iblis yang artinya itu adalah Eren. Sementara Luvi langsung menutup telinga putrinya karena apa yang di ucapkan oleh Zovan terdengar menjijikkan.
“Bisakah kau tak perlu menyelipkan kata makhluk itu? Dia punya nama!” tegas Luvi mengendong tubuh mungil anaknya sementara Eila hanya menatap polos percakapan kedua orang dewasa di dekat nya.
“Ah, ya... aku tak sabar untuk menanti kedatangannya... apakah dia akan berubah jadi Titan lagi?? Aku rasa itu tak bisa karena kau lihat sendiri kan? Dia langsung kalah saat terkena jaring listrik itu:D”
Ucap Zovan dengan bangga karena sudah membuat si Eren pingsan saat terkena tegangan listrik tersebut. Luvi hanya merotasikan mata nya malas.
(“Dasar bocah, gitu aja bangga banget...”) batin nya ingin sekali menabok pala si Zovan tapi takutnya nanti otak si pria malah hilang:') kalo hilang jadi tambah stress dia.
“Tuan Zovan... di mohon Anda untuk ikut ada suatu Masalah yang terjadi barusan!” Ucap salah satu anak buah Zovan, sementara si pria gila itu langsung pergi ketempat inti markas.
Membiarkan ibu dan anak itu di hadapan kamar. Luvi natap datar dia pun berjalan sambil terus menggendong anaknya, menuju ke suatu tempat.
“Mama? Kita mau kemana?”
“Kita akan pergi, mumpung pria itu sedang sibuk dengan pekerjaan nya...” bisik Luvi berjalan dengan langkah lumayan lebar.
****
Nampak ketiga orang pria misterius sedang menghajar habis-habisan beberapa anak buah Zovan.
Sementara Zovan yang baru datang menatap tak percaya ketiga orang misterius itu. Bisa-bisanya ada penyusup, pikir Zovan.
“Hei!!! Siapa kalian?! Seenak jidat datang-datang langsung berbuat rusuh!” teriak Zovan natap kesal melihat sekitaran mansion nya berantakan akibat ulah ketiga pria itu.
Tiba-tiba saja ada beberapa anak buah Cale yang sudah menyergap sosok Zovan dari belakang sontak saja Zovan memberontak. Sempat terjadi baku hantam, ketiga orang itu juga ikut serta.
Eldric pergi ke arah lain mencari ibunya dan adiknya. Sesekali dia menghajar Beberapa orang yang menghadang.
Di kejauhan dia melihat dua orang perempuan dia adalah ibu dan adiknya.
Nampak mata dingin itu berbinar-binar walaupun sedikit.
“Mama! Eila...!” panggil nya sambil lari kecil. Sementara kedua perempuan yang di panggil menoleh. Luvi terbelalak saat mendapati anak sulungnya ada di sini.
“Heh! Kenapa anak Mama yang tamvan ada di sini?” tanya Luvi sementara Eila udah kesenangan bisa berjumpa dengan kakak nya lagi.
“Oniisan!!! Eila rindu!”
Eila langsung meluk kakak nya Eldric tersenyum tipis membalas pelukan adiknya. Eldric menoleh menatap ibunya lalu menjelaskan semuanya dari awal di saat dia melihat keadaan Paradis sampai sekarang.
“El... kau sangat mirip dengan Papa mu:')” Gumam Luvi sambil menyentuh rambut anaknya yang memang lumayan memanjang sama seperti Eren.
El noleh dan terdiam saat mendengar perkataan ibunya, entah dia harus senang atau merasa tersiksa, karena banyak para gadis-gadis mengganggu nya saat masih sekolah di kemiliteran dulu🗿.
“Ya, karena aku adalah anaknya atau bisa dibilang anak kalian berdua. Terima kasih, walaupun dulu bukan kalian berdua yang mendidik ku tapi, aku sangat menyayangi kalian:)” Sahut El menatap lembut sambil mengendong sang adik.
“Kakak... dimana papa?” tanya Eila menatap ke sekitaran dia kira El datang bersama dengan Papa nya.
“Dia sedang ada urusan...”
****
Brukk!!!
“Ohokk!!”
“Kali ini aku biarkan kau hidup, anggap saja ini maaf ku karena sudah tak sengaja membunuh adikmu...” ucap Eren datar sehabis menghajar Zovan habis-habisan. Sementara si pria gila itu hanya bisa mengangguk pelan.
“Jadi, nama mu Eren Yeager ya? Nama nya seperti familiar...” gumam Cale sehabis mengamankan para anak buah milik Zovan.
“Papa!!!” Teriak gadis kecil sambil lari langsung memeluk tubuh sang ayah.
Eren sendiri kaget saat mendapati Eila lari, gadis kecil itu seakan-akan tak melihat keadaan yang berdarah-darah termasuk keadaan si Zovan yang memang udah bonyok.
“Eila rindu papa!!”
Riang nya sambil tersenyum lebar sementara Cale yang dari tadi diam memperhatikan interaksi ayah dan anak itu menahan gemas.
“Iya-iya... papa juga rindu sama Eila, dimana Mama mu?” tanya Eren memeluk anaknya sambil menciumi pipi tembam itu.
“Mama lagi berduaan sama Oniisan:D”
Saat mendengar nya Eren natap tajam kedua ibu dan anak yang lagi jalan beriringan apalagi saat melihat ibu dan anak itu bergandengan tangan.
“Mama... Oniisan!! Sini cepetan”
Panggil Eila sambil melambaikan tangan keduanya menatap tepat di hadapan dimana ada Eila yang tersenyum juga Eren dengan aura yang aneh(?)
“Tch, tak perlu bergandengan seperti itu...” dengus Eren natap agak kesal sementara Eldric hanya bertampang bodo amat.
“Hah? Kenapa sih Ren? Kan Eldric anak ku jadi suka-suka aku, mau peluk dia kek, cium pipi nya kek:v” sahut Luvi sementara Eldric hanya bisa tersenyum canggung saat mendapati si ayah terus saja memelototi dirinya.
“Tak apa ibu, syukurlah tak ada yang terluka di antara kita, kecuali pria itu_-” ucap Eldric natap Zovan, Cale yang mereka sedikit kasihan pun membawa tubuh Zovan untuk di obati.
Eren terdiam memandangi wajah Luvi yang memang agak berbeda dari biasanya. Ia pun mendekati istrinya dan memeluk erat.
“Aku pikir tak bisa bertemu dengan mu lagi... maaf kalau ini kesalahan ku.”
Eren mencium kening istrinya yang dari tadi diam di dalam pelukan sementara El dan Eila sama-sama terdiam melihat ke UwU-an kedua orang tuanya itu.
***🌚***
Eren langsung menghimpit Luvi di tembok kamar menatap wajah cantik istrinya yang sangat ia rindukan saat di penjara itu, juga ingin menagih sesuatu yang tak sempat dia lakukan.
Ia pun mencium bibir Luvi dengan rakus sementara Luvi hanya pasrah sambil mengalungkan kedua lengannya di leher Eren.
“Mmhhppp... Erenh...”
Eren pun merebahkan tubuh istrinya di kasur, mulai melakukan aktivitas intim suami-istri.
Namun dipertengahan nya Eren malah menyebut nama seseorang yang mana itu bukan nama Luvi.
“Ahhh! Mi-kasa!!” desah Eren tanpa sadar menyebut nama Mikasa. Sementara Luvi terdiam menatap wajah tampan suaminya tak percaya.
Entah mengapa rasanya di hati terasa sakit saat mendengar nama Mikasa yang keluar dari mulut Eren. Tapi dia tau dan sadar diri kalau cinta pertama memang tak mudah untuk dilupakan.
“Eren berhenti, udah cukup...” Ucap Luvi lembut juga tegas seketika pergerakan Eren yang tadinya penuh gairah dan semangat jadi berhenti.
Eren menatap bingung wajah istrinya yang sekarang menatap dirinya datar juga dingin.
Luvi bangkit dari kasur sambil mengambil jubah untuk menutupi seluruh tubuhnya. Pergi dari kamar tak mempedulikan Eren yang masih kebingungan.
“Apakah aku baru saja berbuat salah?” Gumam Eren mengingat apa yang baru saja terjadi. Ternyata si Jamet masih gak peka:')
—TBC🙏—
Maaf kalo cerita nya gaje:'D
Terima kasih sudah baca🙏
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top