【Memory 10】
Selamat membaca:)
Hari-hari sudah berlalu sang wadah dari Titan pendiri pemula belum tau kegunaan dari kekuatan yang ada di dalam dirinya, hanya karena jatuh ke sumur pohon tua itu dia malah jadi manusia Titan.
Kalau tau begini, Renna mana mungkin mau mengajak Baren berkunjung ke pulau Paradis yang sudah lama hancur. Tapi kalau takdir ya mau gimana lagi:')
Di zaman generasi muda seperti Renna dkk hidup pun nampak damai-damai saja, tapi sebenarnya masih memiliki konflik Walaupun mungkin tak sebesar konflik zaman dulu.
“Tidak ada asap kalau tak ada api...”
Pasti ada alasan atau pemicu dari konflik tersebut. Zaman sekarang mereka sangat pintar bersandiwara dan dunia lah yang menjadi panggung teater atau drama nya.
Orang baik di sebut orang jahat...
Orang jahat di sebut-sebut sebagai orang baik... atau semua sama saja?
Ya, setiap Manusia punya sisi masing-masing bisa jadi jahat dan bisa jadi baik.
Renna juga pernah melihat secara langsung mereka yang mem-bully membeda-bedakan kasta juga status.
Saat dia ingin menghentikan nya, dia malah melihat si pembully malah menangis di tempat sepi.
Dan mengatakan kata maaf berkali-kali, tentu nya perkataan maaf itu untuk sang korban bully, walau perkataan maaf itu tak sampai ke telinga sang korban.
Dari sini Renna tau, kalau semua manusia pasti memiliki rasa bersalah jikalau mereka masih punya hati.
“Mereka terlalu bersenang-senang di dunia yang kejam ini... dunia juga bukan hanya semata-mata kejam, ya tentunya karena ulah manusia itu sendiri.”
“Sang pencipta menciptakan manusia berbeda-beda, kalau semuanya sama bagaimana cara membedakan mereka??”
Ucap nya membaca bait tulisan di sebuah buku.
“Kau baca buku apa Renna??” tanya Baren duduk di kursi taman yang tak jauh dari area sekolah. Renna tersentak lalu menoleh menatap sahabat masa kecilnya.
“Ya... baca aja emang kenapa?” sahut Renna natap polos sementara Baren mengambil buku yang berukuran sedang. Menatap Renna.
“Ini buku karya Mr. Arlert?! Kau tau sekarang jarang yang mau membaca buku ini... ternyata kau suka membaca nya ya?” seru Baren natap Renna.
“Ya walaupun isinya agak campur aduk tapi masih ada kandungan kehidupan nya... kata nya dia juga salah satu dari para Aliansi ya? Pastinya buku ini sudah sangat berumur... aku menemukan buku ini di ruang kerja ayah ku...” jelas Renna menatap sampul buku yang nampak sangat terawat.
“Kalau tak salah Mr. Arlert itu Kakek buyutnya Arkan! Aku saja baru tau, saat melihat lukisan beliau, ada beberapa kemiripan dengan Arkan!” ucap Baren menyentuh buku tersebut.
Nih lukisan nya⤵
“Kalian sedang membicarakan ku ya??”
Celetuk seseorang sontak saja keduanya tersentak langsung menoleh mendapati seorang pemuda dengan surai pirang cream sambil tersenyum.
“Eh? Anu hanya membicarakan soal buku ini aja kok...” sahut Renna sambil terkekeh bergeser supaya salah satu sahabatnya itu bisa duduk.
“Buku ini... aku sudah pernah membacanya berpuluh-puluh kali, aku bisa merasakan seperti apa perasaan yang tercurahkan dari bait-bait kata nya, walaupun agak bercampur aduk...” jelas Arkan sambil mengusap sampul buku yang berjudul...
Human and a life
Buku yang mencerminkan seperti apa kepribadian manusia terhadap kehidupan nya.
Mungkin hampir semua perilaku Manusia di tulis oleh Mr. Arlert tersebut... Karena dulu belau memiliki banyak sekali sahabat yang punya bermacam-macam sifat juga ciri. *Taulah siapa saja mereka:)
“Beliau adalah orang yang pandai juga sangat baik, tapi sekarang dia sudah tenang di alam sana...” lirih Arkan tersenyum tipis membayangkan rupa Kakek buyut nya itu.
Keduanya saling melirik menatap raut wajah Arkan yang matanya sudah berkaca-kaca. Renna pun menepuk pundak sahabatnya sambil tersenyum menenangkan.
“Kenapa... semua orang yang berjasa, sangat cepat meninggalkan dunia??” gumam Baren menatap scarf merah dengan tatapan kosong apalagi mengingat si O bāchan-sama yang selalu menemani nya saat kedua orangtuanya pergi berkerja.
*Itu sudah takdir mereka nack:')
Kagak tau aja elu, kalau si Luvi yang dikira udah Mokad masih hidup di pulau Paradis yang sekarang🗿.
***
🏫Military School
Di ruangan kelas Eldirc duduk di kursi sambil menatap datar para teman-teman sekelasnya yang malah rame karena di kasih jamkos, para guru sedang rapat bersama dengan si pak kapsek entah membahas apa.
“Oy, El! Jangan terlalu serius... biarkan saja mereka merasa bebas kau tau kan? Tugas-tugas yang diberikan oleh para guru itu tak bisa terbilang mudah? Kita sudah naik ke tingkat dua! Kalau ke tingkat yang lebih maka akan semakin sulit!”
Celetuk Rozi sambil menepuk pundak sahabatnya itu. Entahlah darimana mereka bisa jadi sahabat? Ya, karena si Rozi sih yang sok dekat dan sok kenal dengan Eldric.
“Ya... sulit itu bagi kalian, berbeda kalau bagi ku.” Enak bener dia punya otak encer:') Rozi seketika sweadrop mendengar nya, ingin rasanya ia menukar otak dengan Eldirc.
“Nih, aku ada bawa gitar! Kita nyanyi sama-sama yok!:D” ajak Rozi tak mempedulikan raut wajah lempeng yang Eldirc tunjukkan.
“Gk... suara ku terlalu jelek! Jadi sadar diri aja_-”
Sahut El masih dengan raut wajah datarnya kalau tau hari ini kelas jam kosong lebih baik Eldirc pulang saja ke rumah Mama dan papa nya untuk menemani sang adik juga di sana.
Saat ingin bangkit pergi Rozi menahan tangannya dengan tatapan memelas seperti anak anjing yang tersakiti. El menoleh sekilas, menghela nafas lalu balik lagi duduk, ya lama-kelamaan Eldric bisa menerima Rozi sebagai sahabatnya:)
“Ya... akan ku coba kalau suara ku jelek dan sumbang jangan ada yang protes!” Ucap El mengambil gitar sontak saja Rozi langsung berbinar-binar dia sangat penasaran seperti apa suara Eldirc jikalau bernyanyi.
“Oy!!! Kalian semua!! Lihat My bastie bakal nyanyi!!!!” teriak Rozi dengan semangat membara membuat yang lain menoleh ke arah keduanya.
Sementara Eldric memejamkan mata dan meng-sabar jangan sampai dia kelepasan memberi Bogeman mentah ke wajah sahabatnya itu.
“Ayo, sekarang bernyanyi lah!:D✨” Seru Rozi hanya di balas dengan anggukan Eldric pun duduk di kursi sementara yang lain juga ikut penasaran. Ia memejamkan mata menganggap mereka semua tidak ada.
Jrengg~
♪ Who's gonna walk You through
The dark side of The morning~
♪ Who's gonna You rock when
The sun won't let You sleep~
Mereka semua terdiam saat mendengar suara dingin Eldric yang sangat menenangkan saat bernyanyi, bahkan Rozi sampai terperangah.
Sementara Eldirc nampak meresapi makna dari lagu yang dia tau dari sang ibu, walau dia hanya tau penggalan nya saja.
♪ Who's waking up to Drive You home
When you're drunk and all alone~
Di dalam kepala dia mengenang saat bersama dengan satu orang yaitu ibu.
Sebelum bersama dengan sang ibu, dia sudah mengenal satu orang lain yang merawatnya sejak bayi.
Orang itu tak ingin menjadi orang tua nya, tapi tetap merawat dirinya dengan senang hati.
♪ Who's gonna walk You through
The dark side of The morning~
♪ No it ain't Me....
♪~
Setelah bernyanyi ia pun membuka mata lalu menatap ke mereka semua yang masih dengan wajah terperangah menatap dirinya.
“Sudah kubilang kan? Suara ku terlalu jelek_-” ucap Eldirc tiba-tiba saja dia tersentak kaget saat mendengar suara tepuk tangan dari mereka semua.
“Hikd! Suara mu bagus begitu!!! Kenapa malah kau bilang jelek, baka?!!!” tangis Rozi sambil tersenyum haru dan bangga menatap sahabatnya itu.
Yang lain juga sama, mereka pikir orang seperti Eldirc tak pandai bernyanyi ternyata mereka semua salah.
Nampak seorang gadis yang sedari tadi menatap Eldirc tanpa berkedip, dialah Miara dia diam-diam menyukai Eldirc dari pandangan pertama.
Hanya saja dia termasuk gadis yang sangat pendiam dan juga sangat pemalu, jadi dia tak berani mendekati Eldirc apalagi melihat sifat Eldirc sangat acuh. *Kasian kamu nack:'')
Eldric melirik gadis itu yang sedari tadi menatap dirinya, setelah itu Eldric kembali acuh pergi dari ruang kelas setelah mengembalikan gitar milik Rozi.
“Siapa nama mu?”
Eldirc menatap Miara yang tersentak kaget saat melihat El ada di hadapannya kebetulan Miara duduk di bangku dekat pintu.
Sontak saja Miara menunduk tak berani menatap wajah tamvan El. Sementara El tetap diam menunggu jawaban.
“N-nama ku....M-Miara, s-salam kenal!”
Ucap Miara sambil meremas seragam nya sementara Eldric hanya mengangguk setelah itu pergi meninggalkan si gadis dengan mukak merona nya.
*Njir!! El! Jangan sampai elu ngikutin jejak sesad bapack lu ya!!🗿
🌚 Gk usah di baca aja yg di bawah ini⤵
Di lain tempat...
Luvi yang sudah menyusui baby Eilaria pun meletakkan anaknya yang sudah tertidur di kasur khusus bayi sambil mengusap pelan kepala anaknya.
Wanita itu duduk di kursi yang dekat dengan jendela. Bernostalgia masa lalu bersama dengan saudaranya yaitu Levi. Apalagi mengingat dia dulu sering mengambil teh hitam milik Levi.
Ceklek...
Pintu pun terbuka membuat Luvi menoleh ke arah Eren yang baru saja datang ia mendekati Luvi lalu membawa istrinya duduk di kasur tiba-tiba saja Eren langsung mencium bibir Luvi membuat si wanita kaget.
“Renh? Hmmppp...” gumam Luvi di sela-sela ciuman atau lumatan bibir itu. Eren tak mempedulikan nya ia nampak menikmati bibir manis istrinya.
“Eren! Hhaah~ haaah~ mandi sana!”
Gerutu Luvi mendorong dada Eren menjauh si pria terkekeh lalu melepaskan pelukannya juga pakaian menampilkan perut juga tubuh yang ber-otot membuat Luvi merona lalu memalingkan muka.
“Ada apa hm?” tanya Eren sambil tersenyum jahil melihat perilaku istrinya yang nampak menggemaskan.
“Sana mandi!” geram Luvi mendorong Eren ke kamar mandi, tapi Eren langsung menarik nya masuk ke kamar mandi juga.
“Eren!!”
“Sayang... aku merindukan mu... sejak perang itu aku jarang bermanja-manja dengan mu...” ucap Eren dengan tatapan melas. Sementara Luvi cuman bisa sweadrop mendengarnya.
Eren pun mulai melakukan aksinya dengan memberikan kissmark di leher putih istrinya juga berciuman lagi. Eren menekan tengkuk Luvi supaya ciuman itu makin dalam dan mulai beradu lidah keduanya sama-sama terbuai.
“Hmmmpp~ mmmpphh~”
Suara decapan bibir keduanya, tangan Luvi melingkar di leher Eren mereka sama-sama ingin melakukan hal lebih. Tapi seketika Luvi sadar kalau dia baru saja beberapa Minggu habis melahirkan.
“Haaahh~ hosh... haah~ cukup Eren... jangan melakukan hal 'itu' aku baru aja melahirkan Eila...” ucap Luvi menormalkan deru nafasnya sementara Eren wajahnya nampak frustasi karena tak bisa menghangatkan 'adik kecilnya'.
“Baiklah...” ucap Eren meng-lesu lalu Luvi pergi keluar dari kamar mandi, sebelum itu Luvi sudah mencium singkat bibir suaminya. Luvi pun mendekati bayi nya yang masih tertidur lelap.
Luvi menatap wajah anaknya sangat lembut sambil menepuk-nepuk pelan bedong anaknya. Sementara El sudah masuk sambil menatapi adiknya yang tengah tertidur pulas.
“Mama, apa aku bisa tinggal di sini? Aku sudah lama tinggal di asrama sekolah militer itu... aku merindukan kalian...” lirih Eldric sambil menunduk takut kalau ibunya akan menolak.
Tapi kenyataannya Luvi langsung tersenyum manis memeluk tubuh anak sulung nya erat lalu mencium kening anaknya.
“Tentu saja boleh... siapa yang melarang mu hm? Kau itu anak ku yang paling tamvan!!!” Ucap Luvi bersemangat sementara El mata nya sudah berkaca-kaca dia sangat merindukan pelukan ini.
“Saat El baru tau kalau Mama sudah meninggal, El benar-benar sedih... El juga selalu berharap dan berdoa semoga Mama dan papa bisa hidup lagi, ternyata terkabul:')” ucap El sambil menghapus air matanya.
Seketika Luvi juga ikut nangis walaupun El sejak kecil beluk pernah merasakan seperti apa memiliki orang tua tapi dia tetap bersyukur dan menyanyi kedua orang tuanya bukan membenci nya.
“El... kalau ada apa-apa cerita saja pada Mama atau papa mu... tak baik kalau masalah mu terus dipendam.” Nasihat Luvi seketika raut wajah El jadi men-dingin mirip seperti raut wajah Eren S4.
“Mama tenang saja... apapun itu masalahnya akan ku selesaikan secepat mungkin. Kalau masalah itu besar mungkin aku akan mencari suatu cara untuk menuntaskan masalah tersebut...” jelas El sambil senyum tipis di wajah yang dingin itu.
“Jangan jadi bocah nakal ya! Ingat!” tegas Sang ibu sambil menjitak kening anaknya sehingga si anak meringis.
“Ibu ingin memasak dulu ya... jaga Eila...” pamit sang ibu berlalu pergi menuju dapur. El tersenyum tipis menatap sang adik yang masih tertidur.
“Mama tenang saja... aku akan selalu menjaga adikku, sampai masa depan nanti...” gumam Eldric.
“Berakhir!” sambung Eldirc seketika ada kilatan cahaya aneh di kedua mata hijau yang sama seperti Eren.
—TBC—
(A/N)
Maaf kalo gaje terima kasih sudah baca, maaf kalo ada yang kurang apalagi yg chapter sebelumnya gaje😅🙏🐥.
Hourglass
-Eldric Yeager-
Cuman nyobain bikin sampul nya:D🙏
Bukan ceritanya... :)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top