【History of Paradis: 03】
Cerita di skip-skip:)🙏
Kalo ada yang aneh, itu gue ambil sedikit ringkasan alurnya dari mbah Google:)
* * *
Kali ini keempat remaja dari masa depan itu harus ikut berjuang merebut dinding Maria. Siap atau tidak siap harus bisa menghadapi nya. Para pasukan pengintai mulai bergegas menuju perbatasan antara dinding Maria.
Keempat nya hanya bisa diam melongo menatap keadaan Dinding Maria yang sudah sangat lama menjadi kawasan mati atau tak berpenghuni hanya ada beberapa Titan bugil di sana.
"Kak, apakah makhluk itu yang di namakan titan? Kok aku merinding ya liat bentukan nya, mata ku sudah ternodai;-;" Eila menyembunyikan wajahnya dengan tudung jubah hijau, Eldric melirik adiknya sambil terkekeh.
"Ya, memangnya kau mau berikan titan-titan bugil itu baju? Kalau iya Silahkan..." Eldric menyeringai jahil saat melihat adiknya itu bergidik ngeri+bengek membayangkan Titan pake baju:)
"Kalian berdua masih sempat bercanda Ya?" Tegur Eren yang dari tadi hanya bisa geleng-geleng kepala mendengar percakapan dua saudara itu. Ia merasa sangat familiar dengan keduanya karena Eldric mirip seperti dirinya sedangkan Eilaria mirip dengan Luvi(?)
Sebenarnya Eldric mengatakan hal itu supaya adiknya tidak merasa takut ataupun tegang karena dirinya sendiri tau kalau di ekspedisi kali ini akan merenggut banyak sekali korban jiwa.
Ia juga merasa akan bertemu dengan seseorang yang lumayan penting kali ini.
("Kira-kira siapa ya?") batin Eldric dan mulai bersiap-siap.
Pada akhirnya mereka menemukan bekas keberadaan orang lain di sini. Pastinya itu adalah musuh yang sempat bermalam di sekitar dinding lalu saat matahari mulai terbit dari ufuk barat.g musuh sudah bergerak.
Ringkasan?⤵
Mereka sekarang memiliki senjata baru nama nya tombak petir atau thunder spear yang memungkinkan mereka untuk membunuh Titan tanpa membahayakan nyawa tentara. Banyak anggota baru juga bergabung dengan pasukan Pengintai.
Komandan Erwin dan pasukan Pengintai lainnya mulai mempersiapkan operasi untuk merebut kembali Wall Maria dan akan menghadapi perwakilan musuh dunia luar.
Levi pada akhirnya mencoba meyakinkan Erwin untuk tetap tinggal karena fakta dia sekarang cacat:) kehilangan satu lengannya, tetapi Erwin menolak. Karena tujuan Erwin sudah mendekati akhir(?) Walaupun kebenaran dari manusia luar dinding sudah di ketahui.
Pasukan Pengintai tiba di Distrik Shiganshina hanya untuk memastikan tidak adanya keberadaan Titan. Eren kali ini berhasil menyambungkan gerbang luar menuju bagian luar Tembok, menggunakan kemampuan pengerasan Titan-nya dan tanpa menghadapi perlawanan musuh.
Tapi, Eldric merasa agak aneh dengan bagian dinding yang di tutupi oleh kain itu. Begitu juga dengan Baren dan Renna yang sedari tadi diam memperhatikan.
Armin juga merasa aneh dan melihat adanya tanda-tanda kehadiran musuh yang bersembunyi dan memimpin sekelompok tentara untuk mencari tempat persembunyian begitu juga Eldric yang ikut serta.
Akhirnya mereka menemukan si anak emas a.k.a Reiner yang tengah bersembunyi di dalam Tembok itu sendiri, dengan gercep kapten Cebol menusuk si anak emas dengan pedang cutter berharap si anak emas mokad tetapi sayangnya Levi tidak dapat membunuhnya sebelum Reiner berubah menjadi Titan Armor.
Sementara Renna hanya bisa sweatdrop melihat titan milik sang Kakek Buyut(?)
Di luar distrik, muncul Titan monyed bersama dengan antek-anteknya. Titan Monyed pun mengirimkan Titan yang lebih kecil untuk membunuh kuda para Prajurit.
Eldric dkk yang melihat beast Titan agak terperangah saat melihat bentuknya benar-benar menyerupai monyet atau kera raksasa.
("Jangan bilang si Titan Monyet itu adalah, pamanku Zeke?") batin Eldric yang memang mendapatkan sedikit ingatan dari sang ayah.
* * *
E
ldric menatap datar wujud Titan Eren yang tengah tepar di atas dinding karena tendangan dari Colosal Titan.
Entahlah Eldric tak habis pikir bagaimana bisa Ayah nya itu sangat nekat padahal ukuran Titan keduanya beda jauh apalagi soal tinggi. Tentu saja dengan mudah nya Colosal Titan menendang Attack Titan seperti menendang bola.
Eldric sempat menyuruh Eila sang adik untuk pergi ke wilayah yang lumayan aman bersama Renna. Kebetulan Renna saat itu sempat membantu mereka menggunakan kekuatan Titan nya secara diam-diam dan ternyata berhasil.
Kalau sampai ketahuan bisa-bisa Renna akan di eksekusi seperti hal nya yang pernah Eren alami saat pertama kali memiliki kekuatan Titan. Kenapa di rahasiakan? Ya karena ini kemauan Renna sendiri:)
"Oy, bangunlah! Ini bukan masa nya untuk tiduran di atas dinding! Bukankah kalian punya rencana dan juga impian?" celetuk Eldric.
Armin terperanjat kaget saat melihat keberadaan Eldric di sampingnya. Pada akhirnya Eren jatuh dari tembok dan berpura-pura tidak sadarkan diri setelah mendengar rencana yang Armin ucapkan.
Pada akhirnya Armin berkorban rela di panggang hidup-hidup demi rencananya, Eldric ingin membantu sosok Armin tapi tiba-tiba saja alat manuver nya macet.
"Agrhhh!! Sialan!! Kenapa harus sekarang?!!" Geram Eldric berlari mencoba untuk menggapai Armin yang terjatuh dalam keadaan gosong(?)
"A-Armin maaf aku padahal ingin menolong mu tapi alat sialan ini tak berfungsi di waktu yang sangat genting!" sendu Eldric merasa bersalah sambil menatap kondisi Armin yang sekarang berubah jadi Pikachu panggang.g🗿
Ternyata Eren diam-diam telah menggunakan kekuatan pengerasannya untuk menutup lubang yang tersisa di Tembok. Sehingga membuat si Colosal Titan terkejod tak menyangka akan hal itu. Padahal terlihat jelas tadi kalau Titan Eren jatoh dengan sangat Aestetik:v
Eren pun menyergap Bertholdt dari belakang dengan perlengkapan Manuver Gear 3D dan memotong tengkuk Titan, ia langsung menarik paksa tubuh Bertholdt dengan amarah yang meluap-luap.
"Penghianat harus menerima balasan nya kan?!!! Jadi matilah!!" Ia tak segan-segan mengarahkan langsung pedang cutter tepat di leher Bertholdt.
Tapi sebelum itu sudah ada Zeke bersama dengan Cart Titan, si pria tengah menggunakan kacamata nya menatap sosok Eren dan Eldric yang baru saja mengangkat atau mengendong tubuh Armin menggunakan jubah nya.
"Aku baru tau kalau adik ku ini ada dua atau kembar?" Zeke menatap keduanya secara bergantian. Eldric menatap tajam Paman nya itu, pria sinting dengan obsesi nya untuk membuat kaum Eldian mandul sekarang ada di hadapannya.
"Huh? Apa maksudmu?!! Aku tak mengenal mu! Atau kau adalah Zeke?! Anak pertama ayah ku?" tanya Eren memastikan karena dia sudah mengetahui hal itu berkat Luvi yang berhasil nyerobos masuk ke besment ayahnya dan mengambil buku jurnal.
"Kalian berdua tak begitu mirip dengan ayah ya ternyata? Kedua adikku yang malang, kalian pasti adalah Korban dari keegoisan ayah!" celetuk Zeke menatap prihatin sementara Eren terdiam tak begitu mengerti, tapi ia akui Zeke lumayan mirip seperti mendiang ayahnya.
"Asal lau tau, aku tak Sudi punya saudara seperti mu!" jelas Eldric menatap penuh permusuhan kepada pamannya itu, bagaimana bisa dengan entengnya si pria berjenggot kuning mengatakan nya dengan santai?!
"Aduh! Hatiku terasa sakit mendengar nya~ aku datang ke sini ingin membawa kalian pergi, kalian ingin bebas kan? Maka ikut aku, tapi kalau kalian tak mau tenang saja aku tak akan begitu memaksa, aku akan datang lagi nanti tapi bukan sebagai musuh :)"
Zeke pun pergi meninggalkan Eren yang masih melongo sementara Eldric membawa tubuh Armin. Sebelum ia pergi pun ia masih menatap was-was takut ada yang menyerang dirinya.
Seperti yang ada di cerita anime nya Armin memakan Bertholdt dan Komandan Erwin bisa beristirahat dengan tenang dari penderitaan dunia yang kejam ini:') *sorry ide saya nge-bug kalo soal Om Erwin, dia memang perlu istirahat fisik maupun batin:')🙏🙏
* * *
"Eila dan Renna, kalian kenapa melamun? Sini kita makan!" ajak Luvi sambil tersenyum menatap keduanya yang dari tadi terus melamun entah memikirkan apa, pastinya tentang keluarga mereka masing-masing di masa yang berbeda pula.
"Ha'i mama/Luvi-san" ucap keduanya sangat patuh.
Bagi mereka sosok Luvi di masa lalu tak mencerminkan seorang kapten atau ketua Melainkan malah menganggap mereka seperti keluarga.
Berbeda sekali dengan si cebol datar satu itu, punya gengsi yang sangat tinggi. Bahkan saat ingin mengucapkan kalau 'dia menyayangi kakak kembarnya saja ia kesusahan alias grogi dan menjadi sedikit kasar seakan-akan itulah cara ia menyayangi saudaranya itu. Sungguh tsundere mendarah daging🗿
"Eh? Dimana Eldric dan Baren?"
Luvi pada akhirnya bertanya saat tidak menemukan dua pemuda yang biasanya selalu bersama dengan Eila dan Rena, membuat kedua gadis remaja di samping nya menggeleng tanda tak tau.
* * *
Matahari pun sudah tenggelam dikarenakan ia tak bisa berenang.g🗿
Sekelompok pemuda yang tengah nongkrong di atas dinding sambil minum kopi(?) Menatap langit yang sudah berwarna jingga kemerahan, burung-burung pun kembali pulang ke sarangnya masing-masing.
"Tak terasa perjuangan kita semua pada akhirnya membuahkan hasil yaitu bisa membunuh titan-titan di pulau ini, walaupun harus merelakan banyak sekali korban jiwa yang berjatuhan..." celetuk Jean lalu menatap wajah Eren dan Eldric yang terlihat agak suram.
"Aku merasa kalau telah terjadi sesuatu Kepada kalian berdua? Jangan memasang raut wajah itu! Membuat ku merasa aneh." Entah apa yang tengah di pikirkan oleh ayah dan anak ini.
"Gomen'nasai, seharusnya komandan Erwin masih ada di sini. Tapi karena aku dia..." celetuk Armin merasa bersalah netra biru laut nya nampak kosong sembari mengingat mendiang komandan itu.
"Jangan menyalahkan dirimu sendiri, itu mungkin sudah takdir. Kita semua hanyalah makhluk lemah yang mempunyai tekad kuat, bertahan hidup di dunia yang kejam ini tak semudah membalikan telapak tangan!"
"Ya yang dikatakan Eldric ada benarnya, perjuangan pasti akan membutuhkan pengorbanan untuk meraih kemenangan. Sangat mustahil rasanya kalau suatu perjuangan dilakukan begitu mudah tanpa adanya rintangan dan pengorbanan? Kalau benar-benar dikata mudah, seharusnya 100 tahun lalu rakyat dinding sudah bebas!" *Benar or salah? Kalo salah silahkan di koreksi, ehehe:D
Eren berucap panjang lebar sembari menatap kosong ke arah cakrawala. Ia merasa kalau ada sesuatu yang berubah pada dirinya sendiri.
*Eh? Btw cakrawala itu apaan yak?:')//Plak!!! Abaikan aja nanti saia cari di Mbah Google🗿🙏
Sekelompok pemuda itu menatap dalam diam dari kejauhan ternyata sekelompok remaja perempuan juga tengah menyaksikan pemandangan matahari terbenam.
"Mama, apa kau tak keberatan kalau aku terus memanggil mu dengan sebutan Mama?" tanya Eila menoleh menatap ibunya versi masa lalu yang tengah duduk di samping.
Seketika Luvi tertegun ia bisa melihat dengan jelas ada pancaran sendu di kedua netra gadis itu yang nampak sama seperti warna kedua mata nya. Tanpa ia sadari tangan itu bergerak merapikan anak rambut di kening Eila sambil tersenyum dan mengangguk.
"Entah mengapa, aku merasa kalau aku ini adalah ibu kandung mu:D" celetuk Luvi dengan mimik wajah sedikit jenaka tapi sedetik kemudian ia gelagapan saat gadis muda di sampingnya ini malah menangis sesenggukan.
"Aduduh! J-jangan menangis apakah aku baru saja menyinggung tentang ibumu?
A-apakah ibumu sudah tiada? Maaf..." Luvi bertanya dengan hati-hati. *Elu nge-doa'in diri sendiri supaya beneran cepet Mokad gitu?!:v
"Tidak!!! Mamaku hik, Mama ku masih hidup!" ucap Eila sedikit berteriak dengan air mata yang masih meleleh membuat Luvi tambah gelagapan sendiri apalagi Mikasa dkk menatap dirinya yang tengah kebingungan bagaimana caranya menghentikan tangisan Eila?
*Hayoloh udah buat anak orang nangis, Eh? Kan dia anak elu sendiri//slap!
"E-Eila sayang, jangan menangis begini. Nanti cantiknya memudar lho, tak apa
m-mama ada di sini kok!:')" dengan senyum yang agak canggung Luvi menarik Eila kedalaman pelukannya tentunya langsung di balas erat oleh gadis itu.
("Mama, aku rindu! Bagaimana keadaan Liam dan Lian di sana?") batin Eila merasa sedih dan bersalah karena meninggalkan kedua adik kembarnya begitu saja.
===||===
Pasukan Pengintai akhirnya mampu meluncurkan ekspedisi melewati Tembok Maria untuk menjelajahi daratan di luar dan melihat Lautan untuk yang pertama kalinya. Dan juga sebuah kebenaran dari dunia luar yang selama ini tak di ketahui.
"Di seberang laut sana, masih ada musuh." - Eren
"Musuh yang masih belum di musnahkan..." - Eldric
("Lah? Kok Eldric ikut-ikutan jugak njir?! Wah ada yang aneh sama ni bocah!") batin Luvi menatap Eldric dan Eren secara bersamaan di saat mereka melihat laut. Keduanya nampak agak berubah? *Hadeh keknya, bapack dan anak sama saja:'')
"Mama, Eila mau buah kelapa juga!" Eila langsung mengambil buah kelapa dari tangan Luvi lalu meminumnya sedikit (read: sampai habis;-;)
Tanpa mereka sadari ada Eren versi dewasa nya tengah mengawasi dari atas tebing yang lumayan jauh lalu ia menatap ke arah Luvi dan Eila sambil tersenyum tipis.
"Sepertinya, masa depan akan sedikit berubah ya?"
{T B C}
An'o Eren, rambut elu kok tambah panjang? Pengen jadi duta shampo?😭©Pinterest
Maaf gak jelas cerita nya hehe...
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top