Anomie ⊹ ࣪ ˖ Lookism x Reader [ 0.3 / ? ]

A/n: 1.7+ words ⚠️ warning krisis eksistensial & g diedit hh

[ Happy Reading ]

Lima hari. Sudah lima hari sejak kau berada di kediaman Choi, lebih tepatnya antagonist cerita komik yang berasal dari korea. Mau berapa kali kau menampar pipimu, menggigit tanganmu dan semua tes realita bahwa ini bukan dunia figuratif yang dibuat otakmu untuk mengatasi tempat berdarah yang kau tinggalkan sebelumnya. Benar saja sensorik rasa sakitmu masih bekerja dengan baik, bahkan lebih menyakitkan karena kau baru saja dihabisi. Dalam tanda kutip hampir mati dengan ditikam.

Salah satu bukti kau telah berpindah dunia dengan adanya surat(yang awalnya kau pikir itu dari pengasuhmu atau semacamnya) melainkan sebuah pesan dengan segala kemewahannya ditulis dengan tinta tebal dan tulisan kursif sebuah puisi yang menjelaskan kau yang terpilih atas dosamu dan yada yada yada hal-hal dramatis yang keluar dari televisi, kau membacanya di pagi hari setelah malam kau dirawat keluarga Choi.

Pada saat yang kau tidak dalam suasana hati mau berurusan dengan absurditas supernatural yang intinya, kau ingin lebih banyak tidur daripada lebih banyak detik yang terbuang dengan rasa sakit. Meski begitu Matamu terbuka lebar seperti telah tidur ratusan tahun. Jujur saja ada kontradiksi dari pernyataan sebelumnya, seakan kau sedang dilema. Apakah kau akan terbangun dari tubuh ini saat tertidur sekarang? Itu mungkin kekhawatiran yang membuatmu tidak bisa tidur.

Anak perempuan dengan nama Soojung itu sedang membereskan perlengkapannya, suara langkah kaki hampir memburu. Tidak seperti ini sudah waktunya berangkat dengan sepuluh menit tersisa sebelum gerbang sekolah ditutup. Kau menduga dia terbangun lebih cepat karena kau sudah bangun lebih awal.

'Mau bagaimana lagi, orang sepertiku dituntut selalu waspada dengan waktu tidur yang minimal' Kau memandang punggungnya yang memilah buku untuk dibawa. Sejak malam, belum ada pertukaran apapun diantara kalian.

Kau ingin merasa bersalah mengambil jam tidurnya belum lagi kau meminjam kasurnya tetapi kebiasaan militer sangat tegas dengan jadwal tidur, kau terbiasa terbangun sebelum matahari terbit. Sebelumnya selalu ada sirine menyebalkan di kamp, tapi di hutan maupun gubuk darurat, cukup suara hewan atau langkah kaki menghidupkan kewaspadaan.

Lupakan sementara kehidupan seorang prajurit, cobalah berpikir melakukan sesuatu yang tidak menyusahkan ataupun merepotkan.

'Benar, barang-barang yang tidak pernah kuingat membawanya'

Menoleh ke samping, mencari barang yang kau butuhkan. Beruntung kau tidak meletakkannya terlalu jauh sebelumnya, sedikit usaha yang keluar untuk menggapainya. Selanjutnya adalah mencari posisi yang bisa diterima untuk melihat isinya. Tidak mungkin kau bisa melakukannya dengan punggung menempel di tempat tidur dengan wajah menatap langit. Tidak, kau tidak mau.

Sisa perjuangan dirimu untuk duduk didampingi desis dan wajah berkerut sakit. Dan akhirnya dengan Soojung yang panik hampir menjatuhkan sarapanmu, bergerak terburu-buru membantumu. Lagi. Kau mengucapkan terima kasih kecil lainnya.

"Terima kasih" kau berkata, disaat-saat tertentu seperti ini, kau tidak sadar menggunakan bahasa asalmu. Soojung yang kebingungan memberikan

'Usaha sia-sia agar tidak mempermalukan diri sendiri'

Baiklah, semoga saja

"Takutlah untuk tidak berubah. Sialan selamat untuk anda" kau membaca bagian terakhir. Sungguh ironis, kau seakan mengutuk dirimu sendiri dengan membacanya.

Memperhatikan bahwa ada tulisan kecil yang mengintruksikanmu untuk melihat kamus Korea-Jepang.

Juga Soojung, atau seseorang yang mengaku sebagai tokoh manhwa genre aksi yang sekarang kau ragukan sebenarnya adalah nyata meski diluar akal sehat kau telah berpindah realita ke dunia fiksi. Sekarang mari mengumpulkan serpihan kewarasanmu sebelum mereka membuangmu di jalanan. Dia duduk disampingmu berbicara sepanjang hari tentang kehidupannya, sekolahnya, teman-temannya. Apapun yang bisa dia pikirkan.

Perlu di-highlight bahwa dia masih anak-anak, seorang bocah biasa yang dibesarkan oleh seorang ayah. Begitu ceria dan polos. Waktu yang telah lewat menghapus kecanggungannya. Kau cukup yakin tidak punya karisma hangat yang membuat orang lain nyaman dengan mudah denganmu. Setidaknya itulah yang kau pikirkan, agak lesu dan tidak bertenaga.

"[Name] kemarin saat aku pulang sekolah teman-temanku. . . Uhh apa bahasa inggrisnya berjongkok dan berbicara. . ." Dia tanpa sadar menyelipkan bahasa korea dengan bahasa inggris. Beginilah pertukaran kalian, dia yang bicara cukup berantakan dan kau yang hanya mengerti setengahnya.

'Bukannya aku mengeluh. . . Pemandangan menghibur untuk seseorang yang belajar lebih keras hanya untuk berbicara dengan orang asing'

Benar, sejak dia mengetahui kau kesulitan memahaminya, saat itu Soojung berusaha belajar bahasa inggris lebih banyak di sampingmu. Secara teknis benar-benar duduk di samping tempat tidur dan mulai membaca semua kosakata yang dianggapnya relevan.

Dan kau bukan orang kejam yang tidak menghargai usahanya, yang bisa kau lakukan untuk mengimbanginya dengan belajar bahasanya meski demikian hanya keuntungan sepihak padamu.

"Soojung, ini maksudnya apa?" Kau menunjuk sepotong kalimat peribahasa korea. Dia tidak bisa membaca apapun selain kalimat itu karena perinciannya tertulis dengan kanji.

"Ah... itu, bagaimana ya caranya menjelaskan dalam bahasa inggris" hampir terlihat ada bayangan imajiner gugup dan kebingungan melingkupinya. Tanpa sadar kau tertawa kecil diatas penderitaannya.

"Kau mempermainkanku! Sungguh kejam. . . [name]" dari nada lesunya, kau menebak dia mengeluh. Berusaha mengangkat suasana hatinya kau kembali pada topik temannya.

"Omong-omong, ada apa dengan temanmu?"

"Mereka. . . Terlihat kesal padaku" Sepertinya ini bukan topik yang menyenangkan untuknya, tetapi dia melanjutkannya. "Aku mengatakan pada mereka aku tidak bisa tinggal lama karena aku harus membantu ayahku. Aku juga tidak bisa merokok..."

"Merokok?"

"Ya! merokok!" Sepertinya dia tidak sadar kalau kata itu bukan sesuatu yang kau mengerti. Namun wajahnya semakin menunduk dan sedih. "Dan mereka terus saja mengganggu seorang anak di kelas walaupun aku meminta mereka berhenti. Itu membuatku tidak nyaman."

"Soojung, teman sejati tidak membuatmu melakukan apa yang tidak ingin kamu lakukan. Artinya dalam pertemanan pentingnya menghormati batasan satu sama lain dan membiarkan lainnya membuat pilihan dengan bebas dalam persahabatan." Kau membuat efek dramatis dengan tiba-tiba menutup kamusmu. Berpose sebagai orang bijak.

"Kau benar... kupikir aku akan menegaskan itu pada mereka!" Mengangguk penuh keyakinan dan semangat baru, sekali lagi percakapan ini menjadi satu arah. Sesaat kereta api kegembiraannya berhenti dan menatapmu.

"Itu, peribahasa itu! Kau tau artinya tapi kau masih bertanya padaku! [Name]" dengan seruan panjang namamu, kau yakin dia telah menyadari apa yang kau lakukan.

'Sungguh menggemaskan' Kau melihatnya bersungut dan menggembungkan pipinya.

"Jangan khawatir Soojung, ketika aku sudah sembuh, jika kau tidak bisa meyakinkan mereka. Maka aku yang akan melakukannya" kau mencoba memenangkan suasana hati rianya.

Sekilas dia menatapmu dan seketika merubah ekspresinya menjadi lebih terang, menangguk senang menanggapimu. Kau perlu kacamata, karena efek dunia ini kepada salah satu pemerannya tidak main-main.

'Soojung tidak terlalu terlihat seperti di manhwa tetapi masih membawa fitur yang sama. Agak lebih ceria mungkin?'

Choi Soojung yang sekarang berada dalam rumah ini lebih muda dari cerita utama ketika dia debut. Baik tubuh aslinya maupun kedua tentunya kau tidak bisa membedakan mereka, seperti ini sekarang dua dimensi yang dikonversi menjadi satu tingkat diatas. Bagaimana logika itu bisa bekerja? Authornya secara harafiah menggambar wajah Soojung tidak jauh berbeda antara kedua tubuhnya, setidaknya satunya hanya lebih pendek dan berisi.

'Tidak, bukan waktunya body shaming. Tapi tetap saja. . . Apa aku punya kata yang lebih baik untuk menggambarkannya?'

Kalau dipikir-pikir, karena kau masuk dunia dua dimensi yang dimaksudkan untuk tidak nyata; datar seperti triplek. Apakah kau sudah melihat bentuk tubuh ini? Beberapa petunjuk bagaimana dunia ini terlihat dimatamu masih terlihat sebagaimana artist Lookism menggambar, hanya lebih banyak sentuhan detail. Baik furnitur dan barang-barang sekitar sama nyatanya. Wajah mereka; Soojung dan Dongsoo memiliki volume mereka sendiri. Mirip seperti gaya lukisan semi-realism tetapi membawa lebih banyak unsur gaya realism.

'Aneh tapi nyata, keluarga Choi memang punya gen kecantikan. Mau bagaimanapun Soojung terlihat dia memang cantik, kurasa? Yah, Soojung ini benar cantik'

Jika ini memang Choi Soojung yang di Lookism, siapa yang tau tubuh utamanya yang mana atau bagaimana dia membentuk pola pikir orang tampan maupun cantik adalah bajingan. Dua hari yang terlewat mirip seakan keramahan Dongsoo yang menginginkan sesuatu dan Soojung sebagai anak kecil yang naif. Atau mereka yang sangat hebat menipumu.

"Ah, [name]. Kau sudah bangun, apakah kau ingin sarapan? Ayahku membuat sup tofu"

Umur panjang, begitu? Gesturnya tidak gugup sebanyak pertama kalian saling bertatapan. Kesan ingin berteman dan ramah, dia seorang anak seharusnya. Tapi logika Lookism membuatnya penampilan tampang baby face dengan lemak bayi naik beberapa tingkat, syukurlah ini masih meyakinkan ketika dia menyebutkan umurnya(yang telah kau lupakan). Intinya dia masih di sekolah dasar dan kelas lima.

[Ch. 1]

Summary:
- nem cek realita
- nem sadar dia semacam pindah dunia, karena dia tidak ingat dia sempat mati... apakah dia memang mati? Tidak tau apakah nanti bisa kembali ke dunianya
- sudah beberapa bulan dia tinggal di kediaman keluarga choi
- dan hampir waktunya sekolah *menurut Choi Dongsoo.
- sebelum mereka berbicara nem bincang² dengan Soojung
- soal kecantikan.
- Dongsoo mulai nagih kebaikannya
- nem sadar kalau Dongsoo bukan yang paling baik, bahkan mengorbankan anak-anak untuk uang.
- tapi saat ini lebih baik membiarkannya memanfaatkan nem karena dia tidak memiliki pilihan karena dia tidak mengenal siapa pun di dunia ini.
- di titik tertentu dia pengen pergi ke seseorang yang bisa lebih dipercaya. Seperti ibunya mc.
- kalau dunia berputar seperti ini lebih baik tidak terlibat dengan mereka.
- tidak perlu berkontribusi terlalu banyak dengan plot utama.
- tapi bagaimana?! Harusnya dengan keadaan sekarang sesuatu pasti berubah dengan adanya nem. Atau dia akan mati dimasa depan?
- yah, apakah bergabung dengan Choi Dongsoo merugikan atau menguntungkan.
- jawabannya membuat kesepakatan. Nem tau apa yang sangat diinginkan Choi Dongsoo.
- nem akan membantu dia mendapatkannya.
- tapi bagaimana jika nem gagal?
- nem akan membayar banyak uang yang dikeluarkan Dongsoo segala dari penghidupannya hingga makan lima kali lipat.
- Dongsoo meminta batas waktunya.
- nem menjawab sekitar...
- percakapan ini mereka lakukan dengan memainkan catur.

- nem masuk sekolah, dan Choi Dongsoo sangat pelit... yah, itu menguntungkan tapi juga merugikan. Baju ini juga baju murah.
- sudahlah g perlu gengsi.
- nem minta kelas akselerasi, kebetulan sekolahnya agak bagus tapi jauh.

Intinya
- bincang dengan Soojung yang insecure
- kesepakatan dengan Dongsoo
- masuk sekolah tiba-tiba dengan ulangan hh
- kursus akselerasi
- bantuin Soojung yang dibully pas jalan ke sekolah
- dengan hasil nem hampir telat
- dia parkour
- dia melompati tembok, semacam hari kedua
- anak laki-laki? Tinggi, rambut hitam narik kakinya hampir cedera.

Phs/Kristal 17 kelas 1
Nem 18 kelas 2
Gun/Goo 19
DG 20

Nem 14 Smp kelas 1
DG 16 Smp kelas 3

Tapi karena nem ngambil kelas akselerasi dia bisa lulus

Outline :
- latar belakang nem sebelum pindah ke dunia lookism
- Dia kek berlari kemudian di transisikan ke dunia lookism
- nem masuk ke dalam jalan kecil dan membuat keributan
- dia di pukul di kepala dan menerima berbagai luka sayatan
- pembunuh bayaran mengampuni nem dan mengatakan hidup lebih baik dan jangan kembali ke jepang jika ingin hidup tenang
- pembunuh bayaran akan melaporkan dia telah mati dan mayatnya tidak pernah di temukan
- Dongsoo muncul tapi hanya mengamati hingga pembunuh bayaran pergi
- Dongsoo membongkar tas nem
- mereka membuat kesepakatan

Timeline:
- nem & Dongsoo ketemu sekitar 2 tahun sebelum mereka pindah ke Seoul
- sebelumnya nem ketemu Jihoon di smp
- nem pindah sekolah dengan Soojung
- satu tahun bantuin Soojung dari bully dan Lee Jihoon yang berbakat
- nem ga terlalu khawatir bagaimana Dongsoo bisa menemukan Jihoon, dia cuma berpesan untuk melatihnya.
- nem menyarankan ide bisnis buat Dongsoo.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top