𝓟𝓻𝓸𝓵𝓸𝓰
Sinar mentari menyinari pagi, menyambut baik dan memberikan semangat kepada insan-insan didunia. Terutama anak-anak yang berangkat ke sekolah dan orang-orang dewasa yang akan berangkat bekerja.
Piyek...
Piyek..
Piyek...
Disebuah sekolah menengah atas, seorang gadis dengan hijab dengan pin tengkorak yang berwarna plain white, sambil memakan sandwichnya, manik matanya menatap cakrawala mentari pagi dari lantai atas sekolahnya. Disamping nya, seorang gadis dengan surai panjang berwarna chocolate brown, berdiri dengan menjadikan kedua tangannya sebagai tumpuan ditembok pembatas, mata berwarna crimson red nya yang sama dengan gadis berhijab disamping nya juga menatap cakrawala langit pagi yang bersinar terang.
"Amu, [Name]!"
Mereka berdua melamun hingga panggilan seorang gadis dengan surai ochre yellow yang dikuncir ponytail, menghampiri kedua gadis yang diketahui bernama Amu dan [Name].
Nyom
Nyom
Amu dan [Name] yang merasa terpanggil menoleh ke samping dan melihat temannya yang bernama Upi. "Oit!" balas Amu sambil menguyah sandwichnya, [Name] hanya menoleh dan melambaikan tangannya pada Upi.
"Kamu pasti, belum ngerjain PR?!" ucap Upi menunjuk Amu, dengan jari telunjuknya.
"......."
Mendengar kata 'PR' dari mulut Upi, membuat Amu terdiam. "PR? PR apa? Perasaan ga ada PR?" balas Amu yang bingung dengan ucapan Upi, berbeda dengan [Name] yang mengangguk, menandakan bahwa ia sudah mengerjakan PR yang dimaksud oleh Upi.
"Ih, PR MTK, belum ngerjain kan? Baguslah kalau emang belum ngerjain, aku jadi ada temennya kalau nanti dihukum. Kalau kamu mah, pasti udah ngerjain [Name]. Kamu kan otaknya encer seencer-encernya." Ucap Upi mengira Amu belum mengerjakan PR MTK, kecuali [Name] yang udah pasti ngerjain.
"Dih ogah lah, nanti numpang liat punya Sho aja. Kalau liat punya [Name].... ga berani aku." Balas Amu lalu menggigit sandwichnya lagi. "Pelit dia mah, mau minjem PR aja mesti bayar. Iya sih, aku pengen liat punya [Name], tapi kalau abangnya tau bisa mampus-mam to the pus and ded." Timpal Upi yang kesal dengan salah satu teman mereka yang bernama Sho, dan abangnya [Name] yang menakutkan jika mereka ketahuan liat jawaban PR [Name]. Sementara orangnya hanya menatap datar kedua temannya itu.
"Biarlah, toh jawaban punya dia banyak yang bener!" Ucap Amu pada Upi, sementara [Name] mengangguk membenarkan perkataan Amu karna ga salah.
Amu, Upi terus mengobrol tentang Sho dengan [Name] yang hanya diam mendengarkan perbincangan mereka hingga tidak sadar dengan kedatangan orang yang sedang dibicarakan. [Name] menyadarinya tapi Sho menyuruhnya untuk diam dan dituruti oleh [Name].
"Kalian, kalau mau ngomongin orang jangan pas ada orangnya."
Ucap Sho yang sedang berbaring pada tembok pembatas sambil melihat Amu dan Upi, "ALLAHUAKBAR KAGET!!!" Upi yang kaget karna kemunculan Sho yang tiba-tiba, refleks langsung meninju wajah Amu yang sedang makan.
DUAK!!
"Masih pagi udah ghibah."
Seketika sandwich yang tadinya ada ditangan Amu langsung terlepas dari pegangan tangannya dan jatuh ke bawah...
Lepas...
Ceplok!
dan terkena kepala pemuda dengan surai caribbean teal. Amu, Upi langsung kaget dan melihat ke bawah, "Yah jatoh, itu kena siapa deh? Kiki ya?" Upi dan Amu memasang wajah panik ketika sandwichnya terkena kepala pemuda yang bernama Kiki itu.
Sho dan [Name] hanya menatapnya dengan wajah datar, [Name] mengangguk membenarkan ucapan Upi.
Gawat...
Sementara dibawah, Kiki mengangkat kepalanya ke atas dan melihat teman-temannya yang sedang melihat ke arahnya juga.
Pluk...
Pluk..
Sret
"OI!! SIAPA YANG JATOHIN SANDWICH?"
Teriak Kiki dari bawah yang langsung dibalas Upi, "Bukan gua!!" Sementara Sho yang ada disamping Upi menjawabnya, "Amu." Dan disaat yang bersamaan dengan [Name] yang menunjuk kearah Amu.
'Sh*t!' Batin Amu dengan panik yang mendengarnya, ia sedang bersembunyi dibalik tembok pembatas. Sementara dibawah, Kiki langsung tersenyum suspicious, kedua mata dengan warna iris yang senada dengan surainya menyipit ketika mendengar nama Amu.
"Eh anjir mampus, dia langsung lari ke atas lho!" Seru Upi dengan wajah jahil, masih melihat Kiki yang mulai menaiki tanga menuju lantai dua sekolah. Amu yang mendengarnya kaget dan menoleh kearah Upi, "Tunggu! Sandwichnya kan jatoh juga karna kesenggol kamu! Tapi kenapa cuma aku yang dikejar?!"
"Kamu ngomong apa sih?" Balas Upi pura-pura tidak tahu sambil mengorek-ngorek telinganya.
Korek..
Korek...
Syut
"Mana Amu?!"
Terlihat dibelakang Amu, Kiki sudah datang. "Uwaa!!?" Amu yang panik melihat Kiki langsung berlari, disusul Kiki yang mengejar nya.
Dan terjadilah aksi kejar-kejaran antara Amu yang lari atau dikejar dengan Kiki yang mengejar Amu untuk meminta pertanggungjawaban karna sandwichnya jatuh diatas kepalanya.
***
Sementara di sisi [Name], kini ia sedang berjalan menuju ruang kelasnya. Sho? Dia tadi izin ke [Name] bolos ke atap sekolah buat turu, [Name] saat mendengarnya hanya menatap Sho datar lalu berjalan pergi.
Selama [Name] berjalan menuju ruang kelasnya, pikirannya berpikir kemana-mana tentang masa lalunya. Layaknya awal cerita kebanyakan yang selalu berawal dengan kebahagiaan, tapi memiliki ending cerita yang tidak bahagia, [Name] mengasihi dirinya sendiri yang merasa cerita masa lalu nya yang seperti cerita yang ditulis dibuku.
•
•
•
Seperti mentari yang tidak bisa bersatu dengan bulan. Seperti pelangi yang menemani mentari dan bintang yang menemani bulan, keduanya tidak bisa bersatu. Hanya awan yang bisa bersama dengan mentari dan bulan, meskipun di malam hari awan tidak terlihat yang pasti awan ada di langit malam.
Bunga-bunga yang mekar menarik perhatian sang lebah. Sang hawa yang diperlakukan seperti ratu, tapi juga memiliki kesalahan.
Hati manusia tidak ada yang tahu, entah itu putih, hitam, atau abu-abu.
Sabtu, 28 Desember 2024
Don't forget to click the ★
Written by:
Zatellaritz[🪐]
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top