โ€ข.22.โ€ข

TOK TOK TOK

"Siapa tuh?"

"Gatau, bentar."

Aku berjalan menuju pintu rumah yang sebelumnya aku, Sadie dan Millie mendengar ada ketukan beberapa kali disana.

CKLEK

"FINN?" Sapaku dengan wajah berseri-seri.

"Halooo" Jawab Finn dan membalas pelukanku selama beberapa detik.

"Hai, Noah!"
"Yuk masuk."

"Makasih udah diundang El." Ujar Noah seraya memasuki rumahku menyusul dibelakang Finn.

"Sama-sama."

"Eh udah ada Sadie sama Millie." Sahut Finn.

"Iya dong." Sadie berdiri diikuti Millie dan kami berlima berkumpul ditengah ruang tamu.

"Ok, kita mau ngapain dulu?"

"Eum..." Aku mendongak pada jam bundar diatas dinding yang menunjukkan jarumnya pada pukul 20.00 "Masak makanannya dulu gimana?"

"Oke."

Kami berlima akhirnya pergi bersama ke dapur. Aku dan Millie menyiapkan beberapa bahan seperti freeze food, dan berbagai macam lainnya.

"Mau buat apa?" Tanya Finn dibelakangku. "Kita mau bikin tiga makanan gituuu, ada sosis bakar, roti bakar sama.. pizza?"

Aku kemudian menoleh pada Millie dengan wajah bertanya. "Pizzanya beli sih.. hehe"

Noah dari belakang kami bertiga berseru dengan wajah antusiasnya. "Oke! Sekarang kita bantuin apa?"

"Kalian berdua mau bantuin?" Tanya Sadie.
"Iyaaa!"

"Hm..." Aku, Sadie dan Millie tampak kurang yakin dengan mereka bertiga, bagaimana jika mereka salah memasaknya?

"Nggak bakal salah masak kok, tenang ajaa." Seolah bisa bertelepati, Finn mengatakan itu.

"Kalian mending pesen pizza aja terus main game PS nya Jacob deh.."

Noah dan Finn setelah mendengar perkataan Sadie menoleh satu sama lain dengan sengirtan wajahnya. "Banyak loh game nya, apalagi Jaeden yang beliin." Ujarku meyakinkan mereka.

Dan benar saja, mereka langsung semangat. "DIBELIIN JAE??"

"Iyaaa."

"Yaudah, Noah. Ayokk!!" Mereka berdua berlari meninggalkanku, Millie dan Sadie yang berdiri mematung didapur memandang mereka.

Millie berkata. "Kenapa sih mereka..."

"Biasa.."

"Yaudah, ayo bikin cemilannya."

Aku dan Millie mengangguk, akhirnya kami bertiga mulai memasak beberapa cemilan untuk dimaan saat pergantian tahun nanti.

Oh iya, tadi sore Mum dan Dad pergi kerumah teman mereka. Sementara Sophia dan Jacob mereka juga pergi kerumah sahabatnya masing-masing.

Home alone, tapi bersama sahabatku. Sangatt seru!

Karena kerjasama, dalam kurun waktu satu jam saja semua cemilan sudah siap. Semuanya terlihat sangat enak. Kamipun membawanya ke ruang tamu dimana Finn dan Noah sedang menonton TV dan duduk di sofa.

"Heh!" Pekik Millie melihat mereka berdua. Finn dan Noah menoleh dengan sepotong pizza di tangan mereka.

Aku ternganga ketika melihat satu kotak pizza yang hanya tersisa beberapa potong saja didepan mereka.

"LAH, Lo habisin semua?!"

Finn dan Noah yang mendengar ujaranku malah menyengir satu sama lain. "Iya" Jawab Finn.

"KOK BISA SI??!!"

"Aduh sialan lo pada, kita bertiga belum makan pizzanya anjirr.." Aku mengangguki ucapan Sadie.

"Hehe, ya engga lah. Tuh ambil aja disebelah Finn masih banyak." Sadie, Millie dan diriku mengernyitkan kening kemudian memastikan apakah benar pizza itu masih ada.

Ternyata memang masih ada, banyak sekali. "Buset, banyak banget."

"Iya, gue yang traktir." Respon Finn menjawab ucapan Sadie.

"Traktir?"
"Makasih!" Kataku dan diangguki oleh Finn. "Tapi nanti ganti."

"Hadehh."
"Biarin aja, tukang usil."

Aku tersenyum tipis membalas perkataan Millie seraya meletakkan dua piring besar penuh roti bakar dimeja. Noah dan Finn reflek ingin mengambil seroti itu, namun Sadie menepis tangan mereka. "Heh, main comot aja." "Tuh dihabisin dulu lah."

"Iya iya Madammm."

"Gue geplak tau rasa lu."

"Busett."

Aku hanya menggelengkan kepala melihat tingkah Sadie dan Noah kemudian melihat Finn yang sudah habis memakan pizzanya.

"Finn ikut gue yuk."

"Kemana?"

"Udah ikut aja." Aku menarik tangan Finn dan berjalan keluar pintu rumah tanpa disadari oleh Sadie, Millie dan Noah yang sedang asyik berdebat soal makanan.

Aku mengajaknya pergi ke halaman belakang rumah, tempat favorit keduaku setelah kamarku sendiri.

Aku menoleh pada Finn yang masih mengenggam tanganku dengan tangan lembutnya. "Duduk yuk."

Finn tersenyum mengangguk dan kami berdua duduk di hamparan rerumputan hijau yang luas. Aku menekuk kedua kakiku hingga membentuk segitiga.

Kami berdua memandangi langit malam penuh bintang berhamburan.
"Indah ya?" Finn tersenyum membalasku.

"El, lihat itu deh." Finn kemudian menunjuk salah satu benda langit diatas.

Aku mengamati bintang yang ditunjuk oleh Finn, bintang itu lebih terang dari bintang lainnya. "Kenapa?" Tanyaku.

Finn menolehkan wajah tampannya padaku. "Tau nggak apa nama bintangnya?"

Aku mengernyitkan kening berpikir sejenak kemudian menggelengkan kepalaku. Finn tersenyum menurunkan tangannya dan kembali memandang satu bintang itu.

"Itu namanya bintang sirius, bintang paling terang dari bintang yang lain."

Mendengar perkataan Finn, mulutku reflek membentuk huruf O.
"Oohhh, kamu suka astronomi?"

"Benda langit."

"Kita sama." Responku.

Sekejap kemudian ia kembali menunjuk beberapa bintang. "Nah kalau ini gimana?" "Yang itu itu itu sama itu, namanya?"

Aku mendelik dan dengan cepat menggelengkan kepalaku tanpa berpikir lagi.

Finn terkekeh.
"Haha, itu namanya rasi bintang."
"Rasi bintang..." "Tunggu deh gue lupa namanya."

Aku diam tak membalas perkataan Finn, aku masih mengamati bintang-bintang yang ditunjuk Finn yang ia bilang itu adalah rasi bintang.

"Coba El, kamu perhatiin pasti ada bentuknya."

"Iyaa."

Aku memperhatikkan bintang-bintang itu, tak lama kemudian sebuah bentuk badan burung besar muncul. Bentuk itu terbuat dari rasi bintang.

"Bentuknya.."
"Oh gue tau, Finn!"
"Ini rasi Aquilaa!"

Finn mengernyitkan keningnya dengan senyum tipis dibibir-nya.
"Benerr, itu bisaa."

Aku tersenyum lebar melihat wajah Finn.

"Sama-sama indah." Ucapnya membuat pertanyaan muncul dari bibirku.

"Apanya yang sama-sama indah?"

"Kamu dan langit malam."

Aku tersenyum mendengar ujaran Finn. "Apalagi kalau lihatnya sama kamu."

Finn tersenyum melirikku.

BOOM! BOOM!

Suara keras itu reflek membuat wajah kami yang tadi saling pandang menjadi melihat langit kembali. Mataku menjadi berbinar melihat pancaran warna kembang api diatas sana.

Kembang api dibunyikan, tanda detik ini sudah bukan tahun sebelumnya lagi. Aku menolehkan wajahku kembali pada Finn walau kembang api masih ramai dilangit.

"Happy new year, Finn."

Finn tersenyum indah memandangku.

"Happy new year, Elora."

Aku menghembuskan nafas panjang dari hidungku dan mulutku yang tersenyum kikuk memandangnya.

Aku menatap mata indah Finn dengan lekat dan yakin.

Perlahan, aku mendekatkan wajahku menuju wajah Finn, ia tak menyadarinya untuk beberapa detik.

Hingga pada akhirnya, ketika hidungku sudah menempel dengan hidungnya ia mendorong punggungku hingga bibirku menempel pada mulut manisnya.

Ia memeluk tubuhku dan membalas ciuman bibirku dengan sangat lembut. Selama beberapa detik kecupan terindah ini, aku melepaskan bibirku dari bibir merah mudanya.

Aku tersenyum lega ketika wajah kami sudah tidak dekat dan kembali seperti semula lagi.

Finn tersenyum juga, namun kemudian senyum manisnya pudar.
"El."

"Hm?" Jawabku dengan senyum tipis.

"Gue--"
"Gue.. mau pindah..."

Perkataannya reflek membuatku berdiri.

"P-pindah..?"

Finn mendongak padaku dan berdiri tepat dihadapanku. "Iya, aku mau pulang ke Canada. Walaupun cuma buat beberapa bulan..."

"Kenapa baru bilang..." Tanyaku dengan mata berlinang namun tertahan.

"El, aku udah mau kasih tau kamu waktu itu, tapi kamu sakit."
"Setelah kamu sakit, aku masih pengen ngehabisin waktu sama kamu."

"Jadi... maaf kalau aku baru kasih tau sekarang.." Perkataan Finn dengan panjang lebar, dari perkataannya terlihat bahwa ia sangat menyayangiku.

Air mata tak tertahankan olehku, sehingga pipiku menjadi basah karenanya. Aku berlari mendekap Finn dengan erat, ia membalas pelukanku dan meletakkan wajahnya dibahuku.

Aku terisak tiada henti didekapan dada Finn. Dirinya juga beberapa kali mengecup ujung kepalaku. Finn melepaskanku dari tubuhnya kemudian ia samakan tingginya dengan tinggiku.

Ia memegang kedua bahuku seraya berkata. "Hei, kita pasti bakal ketemu lagi. Ok?"

Aku masih menangis, aku hanya menundukkan kepalaku tatkala Finn mengangkat daguku. "Tapi... ada syaratnya!"

"Kalau kamu masih nangis, aku ngga bakal pulang."

Mendengar perkataannya reflek membuatku teringat pada ucapanku pada Finn saat aku masih terbaring dirumah sakit.

Mengingat itu juga, tawa kecil muncul diwajahku. Tawa itu membawa senyum bersemi diwajah manis Finn.

Finn berdiri semula, ia memegang kedua pipiku dan mengelap air mata yang membekas. Aku yang menyadarinya segera menghapus air dimataku.

Finn memiringkan kepalanya.
"Nahh, kalau kayak gini kan cantikk."

Aku tersenyum memandang Finn dengan hangat. Aku memegang kedua tangannya dan mengayunkannya.

"Kamu.. kapan pindahnya?" Tanyaku masih mengayun-ayunkan tangan Finn seperti anak kecil.

"Uhmm. Besokk"

"Besok?"

"Iya, Elorie."

"Azek, ada apa sih dua sejoli iniii."

Suara lembut yang sedikit menjahili itu reflek membuatku dan Finn menoleh. Rupanya ialah Millie, Sadie dan Noah yang menghampiri kami.

Finn memandangku, aku hanya tersenyum geli. "Ada apa sih El, kok ketawa?" Tanya Noah polos.

"Ada apa dengan cintaa~~"

"Biar membelai indahh."

"Salah lirik, Sad."

"Yaudah ulang."

"Tu dua tiga."
"Wahai pujangga cintaa~~"

"Biar membelai ind--"

"HEII."

"TAYO"

"Millsss!"

"Iya iya, Finnn."
"Ada apa sich, serius amat."

"Gue mau pindah."

Millie, Noah dan Sadie yang tadinya ceria tiada tara menjadi memasang wajah bingung nan sedih.
"Pindah...?"

"Iyaa."

"K-kok.." Ujaran Millie terhenti, ia langsung memeluk Finn sebagai sahabat. Begitu juga dengan Sadie dan Noah menyusul Millie sebagai pelukan perpisahan.

"Yang bener aja sih lu...."

"Bener Sad, emang cowo lu."

"Cowo? Gue ngga punya pacar tuh."

"Cowo fiksi maksudnya."
"Dasar tukang halu."

"OHHH LU MAU GUE KEJAR LAGI HAH?"

Aku tertawa kemudian berbisik keras supaya yang lain mendengar, aku berbisik kepada Millie. "Kayaknya bakal ada pertunjukkan Tom and Jerry lagi nihh."

"Yeayyy!"
"Udah Sad, kejar. Ntar gue videoin."

"Dih ogah."

Finn menjahili Sadie lagi. "Sadie suka halu."

"FINN!"

"HAHA, HAYOLOHH."

Finn berlari seperti anak kecil dan dikejar oleh Sadie dibelakang. "Rekam, Mills!" Millie mengangguki Noah dan segera merogoh handphonenya kemudian merekam pertunjukkan Tom and Jerry ini.

"MILLS, KALAU LO REKAM GUE GA SEGAN SHIP LO SAMA VECNA YAA!"

"TERSERAHH, LO GUE SHIP SAMA DERMOGORGON!"

"HAHA ASTAGA, DERMOGORGYY."

Aku tertawa menikmati jam-jam terakhir bersama semua sahabatku, bersama Finn juga yang esok sudah pindah kota ke Canada.

ยฐ.เญจโ™กเญง.ยฐ

Turn around..
Look at what you see~
In her face, the mirror of your dream..

KREK

"Make believe im everywheree!"

"Im hidden in the lines."

"Written on the pages,"
"Is the answer to a....."

"Never ending storyyyy!!"

haa-aaa-aa

Pagi cerah menyinari pagiku. Hari ini Sadie, Millie, Aku dan Noah berkumpul dirumah Finn dan membantunya mengemas beberapa pack yang belum siap.

Seraya berkemas, kami mendengarkan lagu favorit kami berlima. "Never Ending Story."

"Selesaiiii!!!!" Dua jam kami mengemas, akhirnya kardus terakhir sudah masuk kedalam truk box yang akan membawa barang-barang The Wolfhard menuju Canada.

Finn menghembuskan nafas panjang, ia memutar badannya mengarahkan padaku, Sadie, Millie dan Noah yang berdiri bersampingan.

Ia menghampiri kami.
"Makasih udah bantuin gue ya."

Millie menghampiri Finn. "Santai aja dehh, kapan-kapan gue ke Canada yaa."

Finn tersenyum, ia memeluk Millie untuk sekian detik. Sadie juga menghampiri Finn. "Hei, cepet banget lo udah pindah." Ujar Sadie pada Finn.

Finn tersenyum mengangguk.
"Iya, jangan kebanyakan halu lagi ya."

"Serah gue lah."

"Haha, iyakann lo suka haluu."

"Ck." Sadie menghembuskan nafas dan tanpa berpikir lagi ia memeluk tubuh Finn. "See you soon!"

Sadie melepas pelukannya, Noah kemudian mengikuti dua teman perempuannya untuk memeluk Finn sebagai tanda perpisahan.

Aku masih mematung dengan wajah senyumku. Finn memandangku dan berjalan kearahku. Ia memelukku dan dengan erat aku juga membalasnya.

"See you, Elorie.."

"Baik-baik disana ya, Finn--...."
"Finnie darling."

Finn tersenyum melepas pelukanku, ia menatapku sekejap kemudian mencium keningku lembut.

Ia berjalan mundur menuju mobilnya dan tersenyum melambaikan tangan.
"MAKASIH KALIAN SEMUAAA!!"
"You all the best friend everrrr!!"

Aku menutup kedua sisi mulutku supaya Finn mendengar teriakanku. "YOU MORE FINN!!"

Dan diikuti oleh Sadie kemudian Millie dan Noah.

"JANGAN LUPAIN KITA, TOMM!!!"

"NEVER, JERRY."

"BYE BYE FINN!!"

"BYE FINN, JANGAN LUPAIN KITA YAAA."

Finn tersenyum melambaikan tangannya dari dalam mobil dan mobil merah milik Wolfhard itu berjalan meninggalkan rumahnya.

Aku menghembuskan nafas panjang, ketiga sahabatku yang lain menghampiri tempatku berdiri. Mereka juga masih memandangi mobil Finn yang sudah terlihat sangat kecil dari sini.

Finn, begitu cepat kau meninggalkanku. Tapi aku berjanji bahwa suatu saat nanti aku akan mengunjungimu.

Sadie memeluk pundakku. Millie menyemangatiku, dan Noah yang selalu gembira setiap saat menjadi mood booster-ku.

Dear Finn.

๐…๐ข๐ซ๐ฌ๐ญ ๐—ผ๐—ณ ๐—ฎ๐—น๐—น, ๐—„๐–บ๐—Ž ๐–ฝ๐–บ๐—‡ ๐–บ๐—„๐—Ž ๐–ป๐–พ๐—‹๐—๐–พ๐—†๐—Ž ๐–ฝ๐—‚๐—Œ๐—Ž๐–บ๐—๐—Ž ๐—„๐–พ๐–ฝ๐–บ๐—‚ ๐–ฝ๐—‚ ๐–ญ๐–พ๐— ๐–ธ๐—ˆ๐—‹๐—„. ๐–ฅ๐—‚๐—‹๐—Œ๐— ๐–จ๐—†๐—‰๐—‹๐–พ๐—Œ๐—Œ๐—‚๐—ˆ๐—‡๐—„๐—Ž ๐–บ๐–ฝ๐–บ๐—…๐–บ๐—, ๐– ๐—„๐—Ž ๐—†๐–พ๐—†๐–ป๐–พ๐—‡๐–ผ๐—‚๐—†๐—Ž. ๐–ช๐–บ๐—Ž ๐–ป๐–พ๐—€๐—‚๐—๐—Ž ๐—†๐–พ๐—‡๐—€๐–พ๐—Œ๐–บ๐—…๐—„๐–บ๐—‡.

๐’๐—ฒ๐—ฐ๐—ผ๐—ป๐—ฑ, ๐–ณ๐–พ๐—‹๐—‡๐—’๐–บ๐—๐–บ ๐—„๐—‚๐—๐–บ ๐–ป๐–พ๐—‹๐—Œ๐–พ๐—„๐—ˆ๐—…๐–บ๐— ๐–ฝ๐—‚๐—Œ๐–พ๐—„๐—ˆ๐—…๐–บ๐— ๐—’๐–บ๐—‡๐—€ ๐—Œ๐–บ๐—†๐–บ. ๐–จ๐—๐—Ž ๐—†๐–พ๐—†๐–ป๐—Ž๐–บ๐—๐—„๐—Ž ๐—๐–พ๐—‹๐—„๐–พ๐—ƒ๐—Ž๐— ๐—‡๐–บ๐—†un kau menghargaiku, maka kulakukan hal yang sama.

๐“๐—ต๐—ถ๐—ฟ๐—ฑ, Kita menjadi sahabat. Sahabat yang begitu erat, bukan hanya berdua namun berenam. Bersamamu, Sadie, Millie, Aku, Noah dan Jaeden kita membuat lingkaran persahabatan terindah sepanjang hidupku.

๐€๐—ป๐—ฑ ๐—น๐—ฎ๐˜€๐˜ ๐˜๐—ต๐—ถ๐—ป๐—ด, ๐˜๐—ต๐—ฎ๐˜ ๐—บ๐—ฎ๐—ธ๐—ฒ ๐—บ๐—ฒ ๐˜€๐—บ๐—ถ๐—น๐—ฒ ๐˜„๐—ต๐—ฒ๐—ป๐—ฒ๐˜ƒ๐—ฒ๐—ฟ ๐—ถ ๐—ต๐—ฒ๐—ฎ๐—ฟ ๐—ถ๐˜€ ๐˜๐—ต๐—ฎ๐˜...




























































๐˜†๐—ผ๐˜‚'๐—ฟ๐—ฒ ๐—ณ๐—ผ๐—ฟ๐—ฒ๐˜ƒ๐—ฒ๐—ฟ ๐—บ๐—ถ๐—ป๐—ฒ.





































































































๐™ž๐™จ ๐™ฃ๐™ค๐™ฉ ๐™ฉ๐™๐™š ๐™š๐™ฃ๐™™๐™ž๐™ฃ๐™œ . . .



































































. . . because fillora story . . .










































































































































































ยฉ29livvo'2023

.
.
.

please read the next chapter, is about the next book<3

Bแบกn ฤ‘ang ฤ‘แปc truyแป‡n trรชn: AzTruyen.Top