•.10.•

Aku dan Finn pergi ke halaman paling belakang rumahku. Disini sejuk dan tenang. Semua orang masih ada yang berdansa, makan-makan dan mengobrol jauh didepan kami.

Finn dan diriku duduk di kursi panjang dan mengobrol ria.

"Eh iya sumpah!"

"Dan... kamu inget nggak?"

"Apaan?"
"Eh--"
"Tumben lo pake kamu."
Aku tertawa mendengar perkataan Finn.

"HAHA, Reflek aja sihh."

Finn tersenyum melihatku saat aku tak melihatnya. "Lo nggak mau dansa lagi, El?"

"Hm? Engga dulu deh, gue capek."
"Eh, tapi kalo lu masih mau dansa gapapa kok!"

Kemudian aku menunjuk semua teman dan kerabat perempuanku yang ada.
"Lo bisa dansa sama Millie... atau Sadie..."
"Oh iya, gue juga punya banyak sepupu perempuan."
"Lagian temen sekolah yang cewe juga banyak, kan?"

Finn tertawa kecil mendengar ocehan panjangku. Kemudian berkata,
"Gausah, gue maunya lo."

Aku tersenyum namun mataku memandangnya aneh.
"Bisa aja lo curly fries."

"Curly fries?"

"Your hair."

Betapa menggemaskannya Finn ketika ia reflek memegang rambutnya yang sedikit keriting setelah mendengar perkataanku.

Aku tersenyum jahil.

"Rambut gue ga sekeriting itu juga tau!"

Aku terkekeh mendengarnya, kemudian aku meletakkan kepalaku dipundak Finn.

Aku tak tahu, mengapa setiap aku berada didekatnya aku merasa nyaman.
Sebelumnya, aku tidak pernah memiliki sahabat laki. Dia yang pertama dan mungkin yang terbaik.

Kami berdua menikmati angin malam sepoi-sepoi menerpa rambut.
Tak lama kemudian, ada tiga perempuan datang tiba-tiba dihadapan kami.

Huh, genk Anna namun tanpa Anna.
Veronica, Jocellyn, Lily. Mereka dengan angkuhnya bersedekap tangan.

Veronica ditengah dua bocah sialan lain berbicara.

"You! Bitches."

Aku dan Finn saling melihat dengan heran kemudian kami berdua berdiri menghampiri Veronica yang sangat belagu itu.

Sebenarnya aku merasa sangat marah ketika mendengar ucapan Veronica yang tak baik diucapkan itu. Namun, demi harga diri aku menyikapinya dengan santai namun tegas.

"Lo nggak pernah diajarin sopan ya?" Ujarku tersenyum miring.

Si bodoh Veronica ingin membuatku kesal dengan cepat tadinya, sekarang malah dia yang langsung kesal ketika mendengar kalimatku.

Aku melihat dua temannya yaitu Jocellyn rambut hitam panjang, kulit sangat putih, mata sipit seperti orang cina.

Dan Lily berambut hitam bob pendek dengan poni, tak terlalu tinggi dan hidung sedikit mancung.

Seketika wajah mereka membuatku ingin tertawa keras karena sekarang wajah mereka menjadi cemberut dengan mulut ternganga ketika mendengar perkataanku.

"HEH! JAGA OMONGAN LO YA, SIALAN!!!" Mengapa si Veronica berteriak? Dasar tak ada harga diri sama sekali.

Aku menggodanya dengan cara menyeringai dan melihat Finn.
"Is she dont have mirror in her house?"

Finn tersenyum miring lalu aku melihat Veronica dari ujung kepala hingga ujung kakinya.

Aku sedikit mempoutkan mulutku dan mencibir. "Kasihan.."

Lily yang mendengar temannya diperlakukan seperti itu mendorongku dengan kencang sehingga aku hampir terjatuh.

Finn hendak membalas perbuatan Lily namun aku menahannya.

Aku berjalan cepat mendekati Lily dengan wajah marahku. Lily ternyata penakut, begitu saja dia langsung mundur perlahan dengan wajah ketakutannya.

Aku berkata tegas kepada bocah cebol itu.
"Lo ngga gue undang diacara gue."
"Kenapa dengan lancangnya lo bertiga dateng?"

Jocellyn menghampiriku. "Karena kita mau protes!"

Aku mengernyitkan kening, apa yang dia maksud dengan protes?

"Maksud lo apa ngejek Anna pas dia kalah main basket?"

"Ngomong apa sih lo!"

"Gausah pura-pura bodoh!"
"Lo sama dua temen sialan lo itu ngejek Anna pas tanding sama cowo ini kan!" Lanjutnya dengan menunjuk Finn dan Finn menepis jari telunjuk yang benar benar didepan wajah Finn.

"Jaga sopan santun lo." Ujar Finn dengan tegas membuat Jocellyn berjalan mundur.

Tak mau kalah, Jocellyn berjalan ke arahku dengan sedikit melirik Finn ketakutan.

Yahhh, kalau takut mending pulang aja deh.

"Maksud lo ngejek sahabat gue apa, hah?"

"Karena kita benci sahabat lo." Sadie datang tiba tiba dari belakangku. Begitu juga Millie.

Millie melanjutkan ujaran Sadie. "Jangan tanya kenapa kita benci Anna."
"Lo lihat sendiri deh sifat sahabat lo yang buruk itu."

Veronica berteriak.
"JAGA MULUT LO YA!"

Sadie yang selalu sarkas dan julid tentu akan sangat pintar jika menanggapi ini. Dia maju dan melihatku dibelakang.

"El, gue baru tau lo ngundang mak lampir."

Aku menahan tawaku, Sadie melihat Veronica kembali.

"Maaf ya nek.. kalo orang pikun kayak nenek nggak diundang disini..." Kata Sadie dengan wajah dan nada sok prihatinnya.

Millie menghampiri Sadie.
"Apalagi neneknya suka marah-marah, nanti jadi tikus loh!"

"Apaansih! Nggak jelas banget!" Ujar Veronica masih membela dirinya.

Akhirnya aku maju menanggapi Veronica. "Soalnya muka lo udah kaya tikus."

Finn, Sadie dan Millie yang mendengar clapback dariku sontak tertawa kaget.

Aku masih fokus dengan bocah satu ini. "Apalagi sifat lo udah sama kaya tikus."

"Hmm.. kayaknya mereka semua deh, El..."

"Right, masuk masuk rumah orang tanpa izin. Udah persis tikus, kan?"

Veronica tak terima langsung berlari pergi meninggalkan rumahku begitu juga dengan dua sahabat sialannya yang lain.

Aku, Sadie, Finn dan Millie tertawa lau ber-tosan. "Keren lo padaaa!!"

"Haha, didikan Sadie mah giniii."

Noah dan Jaeden mendatangi kami dan berlari seperti anak kecil.

"Huh, hah."

"Woi." Jaeden mengatur nafasnya, "Apa yang kita lewatin?"

Millie memukul punggung Jaeden. "Buaaanyaaakkk."

"Uhuk uhuk. Woi-- uhuk!"
"Gausah mukul anjir, nafas gue udah kaya orang sekarat malah lo pukul."

Millie terkekeh mendengar ucapan Jacob.

"Oh iya nih, gue mau pamit." Ujar Noah.

Aku terkejut dan meresponnya.
"Yahh, kok udah mau pulang cii."

"Sorry ya Elll, soalnya ada saudara gue dateng kerumah."

"Oalahh iya gapapa kokk."

Noah kemudian mengulurkan tangannya yang digenggam, untuk bertosan denganku dan aku membalas tanganya dengan genggaman tanganku.

Dia melakukkannya juga pada Finn, Jaeden, Millie dan Sadie.

"Yaudah, gue balik dulu ya."

"Iyaa, hati-hati!!"
"Byeee!!"

"BYE EL!!"

Noah kemudian pergi meninggalkan kami yang masih berdiri.
Sontakan Millie membuatku terkejut.

"GUYS!"

"EH!"
"DUH, APAAN?"

"HAHA, latah banget si El."
"Kalian udah nonton avatar : the way of water belom?"

"UDAHH!" Ujar Sadie menyahut dengan semangat.

"Gila sih, keren bangeettt!" Lanjut Jaeden.

Millie berkata, "Jujur gue naksir lo'ak."

Akupun meresponnya, "Jakesully lebih cakep."

"Cakepan anaknya, Jake udah tua."

"PFTTT HAHA APAANSI MILLIE."

Ditengah obrolanku dan Millie, Jaeden berseru. "Dua cewe ini napa dah."

Finn tampak berjalan mendekati Jaeden dengan bersedekap tangan melihatku Millie, dan Sadie.

"Haluin fiksi."

Sadie yang tak terima akhirnya membela dirinya.
"Heh. Gue nggak ikutan ya!"

"Masa ciii???" Ujar Finn mencibir kemudian dirinya terkena cubitan maut Sadie.

"Nggak percaya lo?" Sadie, si tomboy itu melihat ke Jaeden yang sekarang tampak menelan ludahnya.

Finn yang masih kesakitan memegangi lengannya menolehkan kepalanya pada Jaeden dengan tatapan herannya.

"Jae, lu takut?"

"Hah?! Engga lah!"

Finn memutar bola matanya.
"Sadieee, bukannya lo suka film the karate kiddd?"

Sadie menatap Finn aneh.
"Banyak omong."

"HEH APAAN NIH, KOK JADI GUE."

Akhirnya, karena ulah usil si Finn membuat Sadie mengejar mereka berdua.

Aku dan Millie duduk bersantai dengan es jus jeruk kami seraya melihat pertunjukkan dari Tom and Jerry. Tapi kali ini Tom nya ada dua.

"Kaya Tom and Jerry."

"Tapi Tom nya dua."

"Kali ini gue dipihak Tom sih."

"Tapi Tom nggak ada salahnya, Sadie juga suka fiksi, kan?"

Kami berdua pada akhirnya tertawa mendengar perkataan faktaku tentang Sadie sebenarnya.

BRUK

Tiba-tiba saja Sadie yang sedang mengejar Finn dan Jaeden tersandung sehingga terjatuh dihadapanku dan Millie.

"WUAHAHAQAHA SADIE KESANDUNG."

"PFTTT HAHAA."

Kami tak menghiraukan Finn dan Jaeden yang malah tertawa. Aku dan Millie menghampiri Sadie yang sudah berdiri merapikan dressnya.

"Sialan lo!" Ucap Sadie seraya menunjuk Finn dan Jaeden.

Finn dan Jaeden menghampiri kami bertiga dan mengulurkan tangan mereka untuk Sadie.

"Maaf yaa."

Sadie awalnya tak mau, namun pada akhirnya dia memaafkan mereka berdua dengan gontai.

Kemudian Sadie bertanya.
"Oh iya, jam berapa sekarang?"

Hanya Jaeden yang membawa jam, jadi dia melihat jam putih ditangannya kemudian menjawab pertanyaan Sadie.
"Setengah sembilan."

"HAH?" Pekik Sadie lalu menaruh kedua tangannya dipundakku.

"EL..."

"WHATT??" Huh, Sadie kumohon, kau membuatku ikut panik saja.

"Sorry banget gue nggak bisa lanjut, soalnya udah janji sama kakak gue sebelum jam sembilan udah sampe rumah!!"

"Oh iya gapapa, mau pulang sekarang?"

"Iyaa, sorry banget ya." Jawab Sadie dengan wajah lesunya.

"Yaudah, Finn, Jae, Mills, Elora. Gue pulang dulu ya, see you!"

"Iya, hati-hati yaa. Byeee!!"

"Bye byeee!!" Sadie pun berlari meninggalkan kami bertiga, perlahan dirinya hilang dari pandangan kami.

Finn, aku, Millie dan Jaeden akhirnya hanya bermain bertiga mengisi waktu. Maksudku bermain adalah mengobrol, bermain permainan ringan, bermain kejar-kejaran seperti bocah, terutama Finn dan Jaeden.

Terkadang juga Finn dan Millie, disaat itu Finn-lah yang dibuat kesal oleh keusilan Millie.

Waktu terus berjalan, perlahan satu persatu dari kami pulang ke rumah masing-masing.

Pertama, Jaeden pulang. Kemudian disusul oleh Millie.

Sebenarnya mereka bertiga menunggu hingga acara selesai. Namun hanya Finn yang masih dirumahku hingga beberapa menit setelah acara selesai, karena apa?

Karena dia membantu membereskan acara ini.

Dia tampak menumpuk kursi-kursi putih disekitar.
"E-Eh Finn, kamu ngapain?"

Dia menoleh, "Hm? Bantuin beresin."

"Aduhh, ngga usah. Biar tukangnya aja ntar yang beresin."

"Hehe gapapa kok, El."

Aku hanya menggelengkan kepalaku melihatnya membereskan puluhan kursi dari ratusan kursi yang ada.
Aku ikut membantu Finn.

Membutuhkan waktu kurang lebih setengah jam untukku dan Finn berdua membereskan ratusan kursi.

"Huh, akhirnya selesai."

Aku menyatukan kedua tanganku dan saling menepisnya supaya debu-debu menghilang.

"Makasih, Finn!"

"Sama-sama."
Finn sekejap melihat langit malam kemudian melihat sekitar yang sudah tidak ada tamu sama sekali.

"Yaudah deh, gue pulang dulu ya. Udah malem."

"Okee, makasih udah dateng."

Dia tersenyum hangat dan berjalan mundur perlahan.

"Sama-sama."

Aku masih berdiri dihalaman rumahku hingga aku melihat sendiri Finn menancap gas mobilnya dan pergi meninggalkan rumahku dengan lambaian tangannya.


✧°.୨♡୧.°✧

helloo! thanku so much 4 anyone who read & vote my stories ❤️
-livie

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top