•.02.•
Aku membaringkan badanku di sofa sembari memakan biskuit creckers favoritku. Jacob di kursi lain sedang mengotak-atik gitar baru berwarna merahnya itu. Kurasa dia sangat menyukainya. Oh iya, bagaimana dengan Mum dan Dad? Mereka pergi kerja setiap pagi, dan pulang larut malam. Meski orang tuaku sibuk aku tetap biasa saja.
Baiklah, sekarang apa yang Sophie lakukan?
"GOOD FOR YOU, YOU LOOK HAPPY AND HEALTHY."
"NOT ME, IF YOU EVER CARED TO ASK--" Menyanyi, menyanyi, menyanyi. Itu kebiasaan Sophia. Dia menyanyi lagu "Good for you" yang dinyanyikan oleh idolanya, Olivia Rodrigo.
Tak hanya Olivia saja, idolanya ada banyak sebenarnya.
"EL, AYO!" Sophia mengajakku bersenang-senang dengan cara menarikku.
"GOD, I WISH THAT I COULD DO THAT."
"I'VE LOST MY MIND--"
"Ayolah El, bernyanyilah!" Sophia menyemangatiku menggoyang-goyangkan kedua tanganku untuk menari.
Baiklah, kurasa tak ada gunanya melamun.
"But you're so unaffected, I really don't get it. But I guess good for you!!" Aku menyanyi dan bersenang-senang dengan kakak perempuanku satu satunya.
Well, good for you, you look happy and healthy not me, if you ever cared to ask.
Good for you, you're doing great out there without me, baby like a damn sociopath!
I've lost my mind, I've spent the night crying on the floor of my bathroom
But you're so unaffected, I really don't get it
But I guess good for you
Well, good for you, I guess you moved on really easily.
"ASTAGA, SERU JUGA!"
"Iyakannn?" Sahut Sophie dengan nada panjang. Dia lalu mencari lagu lain di Youtube.
Aku menunggunya dengan duduk di sofa, lagi. "Lu melamun, El?"
"Hah? Enggak lah."
"Iya tuh El ngelamun."
"Jack--"
"Mikirin cowo yang tadi ya?"
"JACOB HOLLAND!"
"Lu sekali lagi ngoceh gue cubit, ya!" Jack menjengkelkan itu hanya tertawa dan kembali memperhatikan gitarnya.
Aku mendengus. "Namanya Finn."
"HAH?" Sophia terkejut, aku pun memandangnya terheran-heran. "Siapa tadi namanya?"
"Finn.."
"Kenapa?"
"MY GOSH!"
"DIA VOKALIS CALPURNIA!"
"Cal..?"
"Calpurnia Band!"
"Lu nggak tau?" Aku menggelengkan kepalaku, lalu sekarang maksud Sophia apa? "Terus kenapa?"
"Ya dia terkenal, Eloraa!" tidak terkenal aja aku tidak peduli, apalagi terkenal. Aku tidak menghiraukan Sophia, namun satu pertanyaan muncul di benakku. "Lu suka dia?" Sophia menggelengkan kepala "Gue suka lagu band nya aja, enak." Aku manggut-manggut mengerti.
"Oh iya, besok hari pertama kalian sekolah." Sahut Sophia. "Kita." Jawab Jacob.
Baiklah, aku sudah benar-benar siap untuk ini.
New School, New Begin.
°.୨♡୧.°
Aku awali pagiku yang cerah dengan membuka tirai jendela kamar.
Hari ini adalah hari pertamaku duduk di bangku SMA. Separuh perasaanku sangat tidak sabar, namun separuh perasaanku terasa sangat grogi.
Aku bangun satu jam lebih awal dari biasanya.
Sophia dan Jacob belum bangun, jadi aku memutuskan untuk sarapan roti bakar saja. "Roti bakar sudah si--"
"PAGI!"
"HEI!" Sophia yang tiba tiba muncul dibelakangku membuatku terkejut.
"Ngagetin aja lu." Sophia malah mengacak-acak rambutku. Yang sudah berantakan tadinya, sekarang lebih berantakan.
"Sarapan apa ya.." Aku menyodorkan sepiring roti bakar coklat yang kubuat untuk Sophia. "Nih, tadi gue buatin." Sophia menjilat bibirnya sendiri lalu mengambil sepiring roti bakar dengan cepat. "Kelihatan enak!"
Aku menggeleng-gelengkan kepalaku, "Kalau lu apa aja si dibilang enak."
Sophia membawa roti bakar itu kedalam kamarnya, kebiasaan makan dikamar. Namun, Elora yang teladan ini tidak sepertinya. Aku makan di meja makan dengan santai.
°.୨♡୧.°
Beberapa saat kemudian.
Aku berdiri memandangi diriku sendiri didepan cermin dengan satu tangan menopang dagu.
Aku hanya ingin memastikan apa penampilanku sudah bagus hari ini.
Sweater biru garis-garis dengan mini quotes di bagian dada, celana jeans berwarna putih, rambut digerai dan tas backpack berwarna hijau sage.
Baiklah, ini sudah cocok untuk hari pertamaku sekolah.
"ELORA--"
"IYAA!!" Aku yang sudah siap dengan cepat menuruni anak tangga dan bertemu Sophia dengan dressnya dan Jacob dengan kaos hitamnya.
Aku mencium tangan Mum sebelum masuk mobil "Hati-hati ya, sayang."
"Iya, mum." Mum melambaikan tangan kepada kami berempat yang sudah berjalan meninggalkan rumah dengan mobil. Karena hari ini adalah hari pertama kami masuk sekolah baru, Dad mengambil cuti setengah hari untuk mengantar kami bertiga sekolah.
Dad menyetir mobil dan Sophia duduk disebelahnya. Sementara aku dan Jacob duduk dibagian tengah.
"El, jam berapa?" Tanya Jacob. "Hm?"
"Gue nggak bawa jam." Jacob menggigit bibirnya kesal. "Dad, jam berapa sekarang?"
Dad yang sedang menyetir mobil dengan fokus dibuyarkan oleh pertanyaan Jacob. Tetapi Dad tetap melihat jam ditangan kirinya. "07.20" Jawaban Dad membuat kami bertiga terkejut. "07.20?!" Dad mengangguk. "Memangnya kenapa? Kalian keliatan panik gitu."
"Kita masuk jam 07.30, Dad!"
°.୨♡୧.°
Aku berlarian seperti orang gila bersama Jacob di sekolah baru kami, aku dan dia sama sekali tidak mengenal lingkungan sekolah ini.
"Di situasi kayak gini harusnya Sophia ada disini!"
"Diam dan cari kelas kita, Jack!" Kamipun berlari kembali menoleh kesana kemari mencari ruang kelas kami. Kami berhenti di tengah koridor sekolah yang sangat luas, nafasku sudah mulai terengah-engah dengan tangan kananku yang dipegang oleh Jacob.
fyi:
jack-jacob // sophie-soph
el-elora // singkatan nama mereka.
"Lu capek?" Tanya Jacob, ya pasti lelah dong. Aku menganggukkan kepalaku dengan cepat. Jacob tampak membuka tasnya dan mencari-cari sesuatu. "Nih." Ujarnya seraya menyodorkan botol minum biru tuanya. Aku mendorong botol minum itu kembali ke Jacob, "Gausah. Gue. Bawa. Minum. Makasih." Jawabku dengan nafas terengah-engah. "Yaudah." Jacob yang tertolak olehku pun memasukkan kembali botol minumnya kedalam tas.
Hingga sebuah ide pun muncul di benakku. Aku mendongak "Jacob!" Dia menolehkan kepalanya.
"Ya?"
"Gini aja deh, gue pergi kesana lu pergi kesana." Ucapku dengan jari yang menunjuk ke dua arah berbeda. Jacob pun setuju dan pergi ke lorong sebelah kiri, dan aku pergi berbeda jalur dengannya.
Aku menyusuri lorong yang panjang ini. Di setiap bagian tampak ruang-ruang kelas, loker, kamar mandi. Namun dimana ruang kelasku?
Aku berhenti sejenak untuk melihat sekeliling. Ada banyak orang disini, namun kenapa rasanya susah untuk bertanya. "Eh?" Hingga akhirnya mataku tertuju pada dua gadis yang sedang mengobrol ria di dekat loker.
"Baiklah, El.."
"Don't be nervous..." Aku menjeda nafasku kemudian berlari kecil menghampiri dua gadis itu. "H-Hai!"
Dua gadis itu menoleh padaku dengan senyum mereka yang sangat ramah.
"Oh hai!" Jawab salah satu dari mereka yang berambut kecoklatan.
"Eumm.."
"Kalian tau dimana kelas 10.2?"
Mereka berdua reflek memandang satu sama lain. Tunggu, apa ada yang salah dariku?
"Apa ada yang salah?" Gadis satu lagi, yang berambut kemerahan menjawab. "Tidak, tidak ada yang salah."
"Kamu satu kelas sama kita!" Kata perempuan berambut kecoklatan dengan tangan mengepal didepan dada dengan semangat. Aku hanya manggut-manggut tersenyum menunjukan deretan gigiku.
"Ayo, ikut kita." Ajak gadis berambut kemerahan yang memakai kaos garis bewarna-warni dan celana jeans se-paha. Aku pun mengikuti mereka.... dari belakang.
"Eh, jangan dibelakang. Ayo, sini." Astaga, perempuan yang tampak lebih feminim ini sangat ramah. Mereka berdua sama-sama ramah sebenarnya, satunya feminim memakai dress. Satu lainnya memakai kaos dan celana.
Aku sekarang berjalan ditengah mereka. "Oh iya, nama kamu siapa?" Tanya gadis tomboy memberhentikan langkahku karena dia berdiri didepan. Dia mengulurkan tangannya, "Namaku Sadie, Sadie Sink." Ohh... Jadi namanya, Sadie!
"Hai Sadie, namaku Elora Holland!" Jawabku dengan membalas jabatan tangan darinya dengan semangat. Dia membalas dengan senyuman khas diwajahnya.
Sekarang giliran si rambut coklat, dia berdiri disamping Sadie dengan uluran tangannya yang memakai gelang berangka 11. "Hai, kalau aku Millie Bobby Brown." "Panggil aku Millie, senang bertemu denganmu!"
"Hai Millie, Aku Elora. Semua orang biasa memanggilku El."
"Senang bertemu denganmu juga."
"El?" Aku mengangguk menjawab pertanyaan Sadie. "Astaga, panggilanmu sama seperti peran Millie di drama musikal!"
"Musikal?"
"Iya, kami berdua main drama musikal saat di junior high school. Dia menjadi Max dan peranku El. Itu singkatan dari namaku, Eleven!"
"Eleven? Seperti angka?" Mereka mengangguk. Kami melanjutkan perjalanan kami menuju kelas. "Tau nggak? Millie pas mainin peran Eleven kepalanya dibotakin." Ujar Sadie dengan tawa diwajahnya. Aku membalas dengan tawa kecil, dan Millie disebelah kiriku hanya bermuka pasrah.
"Ngasal ya! Gue pake wig bukan dibotakin."
"Bilang aja malu."
"SADIE!!" Sadie mendapat satu pukulan dari Millie, dia hanya membalas dengan senyuman jahil.
"Kalian saudara? Kalian keliatan deket." Tanyaku memotong.
"Saudara? Ogah banget gue saudaraan sama Sadie."
"Ehh inget yaa, yang ngajarin lu fashion siapa kalo bukan gue?"
"Oh iya siap guruku." Jawab Millie meledek Sadie. "Kami bukan saudara kok, El."
"Kita emang udah temenan dari jhs aja." Aku membulatkan mulutku dan menganggukan kepalaku mengerti mendengar jawaban Millie.
Benar, mereka satu sekolah dijenjang sebelumnya. Alias mereka sekolah di lembaga yang sama sejak jhs.
○
○
✧°.୨♡୧.°✧
○
○
🎸jhs-junior high school.
Azekkkk yang udah ketemu sama Millie and Sadie !!!!
Gimana nih? Nggak penasaran sama cerita kamu setelah dapet temen kaya merekaaa?? Makanya, stay tune terus dan jangan lupa kasi vote+comments 💗💨
readers, vote, comment is always support me. Thankyou, love!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top