โ€ข.01.โ€ข

๐–๐„๐‹๐‚๐Ž๐Œ๐„ ๐“๐Ž ๐๐„๐– ๐˜๐Ž๐‘๐Š ๐€๐ˆ๐‘๐๐Ž๐‘๐“

Terpampang jelas pada pintu masuk bandara New York. Ya, kami pindah ke New York City atau biasa disingkat NYC.

Aku dan keluargaku turun dari taksi yang kami sewa tadi, dan sekarang akhirnya aku sudah kembali dirumah dimana kami dulu tinggal.
Hanya ada secuil memori dibenakku yang kuingat ketika melihat rumah berwarna coklat keputihan dengan halaman yang cukup untuk berlarian ini.

Setelah berjam-jam merapikan barang-barangku dan juga membersihkan rumah, aku memutuskan untuk berbaring di ranjang memandang langit-langit kamar.
"Akhirnya selesai juga."

"JACOB!!"

"--ELORA!!" Huft, untuk apa Sophia memanggilku dan Jacob. Aku hanya ingin istirahat sebentar saja tidak bisa.

"JACK!! EL??"

"IYA SEBENTAR!!" Teriakku membalas dan segera bangun dari tidurku.

"Apa, Sof?"

"Beberapa hari lagi kalian masuk sekolah baru!"
"Cieee adik-adikku udah SMA!" Ujarnya seraya memelukku dan Jacob dikedua pelukannya.
Aku menepis tangan Sophia yang memeluk pundakku. "Biasa aja kali."

"Iya, lagian males banget gue sekolah." Sahut Jacob

"Cih, lu nggak sekolah juga males." Jacob hanya menggelengkan kepalanya dengan hembusan kasar nafasnya kemudian duduk di sofa.

"Eh, ke pusat kuliner yuk!" Ajakan Sophia membuatku bertanya kembali "Pusat kuliner?"

"Iya, nggak jauh dari sini kok."

"Gue mau mau aja sih."

"Yes!"
"Jack, mau ikut kita nggak?"

"Hm?"
"Yaudah deh, daripada dirumah bosen banget gue."

ยฐ.เญจโ™กเญง.ยฐ

Aku turun dari mobil yang dikendarai Sophia. Saat tiba di pusat kuliner, aku melihat toko toko berjejeran memenuhi seluruh bagian jalanan.
"Eveything looks good." Ucap Sophia dengan mata berbinarnya.

Oh iya, omong omong aku hari ini hanya memakai sweater abu-abu dengan celana jeans hitam. Rambutku ku gerai seperti biasa.

Kami bertiga pun akhirnya memutuskan untuk berjalan terlebih dulu sekalian mencari apa yang akan kita makan.
"Kita makan apa?" Tanya Jacob disebelahku.

"Coba tanya yang paling muda." Mereka berdua pun menoleh kearahku. "Apa?"

"Mau makan apa, adikku sayang?" Aku reflek menendang kaki Jacob setelah mendengar ujarannya yang menggelikan itu. "Kau hanya 5 menit lebih tua dariku!"
"Dan singkirkan kata sayang dari mulutmu."

Sophia didepan kami berdua hanya tertawa melihat tingkah kedua adiknya. Tapi ucapanku tidak salah, bukan? Kenapa Jacob bertingkah seolah olah dia 'kakak'.

Hingga akhirnya Sophia mendapati sebuah toko hidangan.

"Kita makan seafood ini aja, yuk."

"Ayo."

Aku tidak mendengarkan Sophia dan Jacob karena mataku sedang tertarik pada kedai makanan yang berada diseberang jalan.

"El? Gimana, mau nggak?"

Aku menunjuk kedai yang berada diseberang jalan. "Emm, kayaknya steak yang disana lebih enak deh." Lalu aku mendongak pada tulisan kedai seafood disebelah Sophia.
"Iya kan?"

Sophia menopang dagunya menoleh ke kedai pilihannya lalu ke kedai pilihanku. "Iyasih... Tapi gue lagi pengen makan seafood."

"Gue nggak suka seafood."

"Tapi gue maunya seafood."

"Steak lebih enak!"

"Seafood!"

"Steak!"

"S E A F O O D!"

"STEAK STEAK STEAK STEAK!"

"HEI!"
"Jangan berantem, kalian nggak malu nanti dilihat orang?" Potong Jacob dengan dua tangannya menahan kami berdua untuk tidak bertengkar, ada benarnya juga.

Aku menatap Sophia dengan tatapan tajam, namun tidak dengan dirinya.
Seperti bertelepati, aku dan Sophia tersenyum satu sama lain kemudian dirinya memasuki kedai seafood disebelahnya.

Aku? Aku melewati kedai seafood pilihan Sophia itu tentunya.
Setelah mendapati Jacob yang tidak mengikutiku aku langsung memanggil dirinya yang masih mematung ditempat sebelumnya. "Jacob?"

"Lu mau ikut gue atau gimana?" Tak ada respon dari Jacob, aku pun menggodanya. "Ohh... mau ngamen? Yaudah deh gue duluan ya." Akupun berjalan berbalik arah melanjutkan perjalananku ke kedai steak. Dan sudah kuduga pasti Jacob memegang tanganku dari belakang.

"Tungguin!"
"Sophia kok nggak ikut?"

Aku mengernyitkan kening "Ya dia kan maunya makan seafood. Gue maunya steak."

Jacob yang masih penasaran itupun kembali bertanya "Gue?"
Aku memiringkan kepalaku. "Lu temenin gue dong." Sedetik setelah itupun dia memutar bola matanya dan aku hanya tertawa kecil.

ยฐ.เญจโ™กเญง.ยฐ

Rencananya aku ingin memesan beef steak dengan cheese sauce. Namun sebelumnya aku ingin bertanya kepada Jacob, "Lu mau pesen apa?"
Jacob melihat kebawah--
Ya... karena tinggiku sekitar 10cm lebih pendek darinya. Membuatku menjadi setinggi diatas telinganya. HANYA DIATAS TELINGANYA!

"Samain kaya lu aja."

"Oke."

Aku pun akhirnya memesan kepada kakak kasir "Dua beef steak with cheese sauce ya, kak."

"Baik, ada tambahan minuman?"

"Hmm.." Aku memikirkan sejenak seraya melihat kembali layar menu yang terpampang dibelakang kasir. "Dua Lemontea aja."

"Baik, ditunggu ya kak." Kakak kasir itu memberiku papan nomor kursi 8 dan aku mengajak Jacob duduk menunggu antrian.

ยฐ.เญจโ™กเญง.ยฐ

"Pesanan nomor 8!" Aku memandang Jacob dengan sengiran mautku. Dirinya hanya menanggapiku dengan wajah heran.

"Apaan?" Aku menjentik-jentikkan ibu jari dan jari tengahku. "Duit."
Jacob menggelengkan kepalanya namun sembari mengeluarkan uang dari dompetnya dan memberikkannya kepadaku.

"Makasih kakakku sayang."

"DISGUSTING!"

Aku tersenyum miring berdiri dari dudukku dan berjalan menuju tempat pengambilan pesanan. Tak lupa aku bayar dengan uang Jacob tadi. "Terimakasih, jangan lupa datang kembali." Ujar pegawai kasir dengan telapak tangan disatukan di dada.

"Sama-sama"

BRUK

Aku terkejut saat hendak pergi dari kasir, ada seseorang menabrakku membuat sekotak steak-ku tumpah.
Semua pasang mata memandangku, sungguh pengalaman memalukan.

Aku mendongak pada seorang pria berambut hitam keriting bersama dua teman lainnya yang berambut lurus.

"Maaf-"

"KALAU JALAN LIAT DEPAN, BISA?" Teriakanku sontak membuat dua teman dibelakangnya terkejut, namun aku tidak peduli.

"Maaf, gue nggak sengaja." Lanjutnya dengan wajah santai.

"Santai banget lu ngomong!?"

"Lu nya aja yang heboh nggak jelas."
Aku hanya mengerutkan dahi dan menutupi wajahku. Dan akhirnya aku memutuskan untuk pulang saja, namun.. "Tunggu."
"Gue ganti."

Langkah kakiku-pun terhenti dan menunggu pesanan ganti dari laki berambut keriting itu.
"El!" Jacob yang tak jauh dariku melambaikan tangannya kemudian mengarahkan ibu jarinya ke pintu keluar. Ternyata dia menunjuk Sophia dengan tentengan belanjaannya yang sudah menunggu kami berdua.

Aku menghembuskan nafas "Nggak usah ganti, makasih." Kuucapkan pada bocah keriting tadi dengan wajah datarku.

Sekarang apa? Aku akan memakan seafood walaupun aku tidak menginginkannya!

ยฐ.เญจโ™กเญง.ยฐ

When I walk around my room
There is nothing else to say
When I walk around my room
Everything will be okay, ow!

I am a city boy
You are a city girl
You date the city tool
I am a city fool
I am a city boy
City boy

"Kecilin volumenya!"

Sophia melihatku dari kaca spion tengah mobil. "Lu kenapa sih?" Aku tak menghiraukannya. Namun Jacob menjawabnya "Itu, steak nya tadi tumpah"

"Kok bisa?"

"Bisalah, ditabrak sama orang." Aku terkejut "Lu tau?" Jacob manggut-manggut dan mendapatkan pukulan kecil dariku.

"Kenapa lu nggak nolong gue!" Gregetku.

"Aishh."
"Sophia tuh pake dateng segala."

"Lah kok jadi gue si?"

"Iyalah, coba tadi lu nggak dateng. Pasti jadi diganti sama cowo yang nabrak El."

"Lah, itumah urusan lo."

"Terserah!" Aku hanya pasrah mendengar tengkaran berisik mereka berdua. Ditambah lagi dengan suara lagu dari radio mobil membuatku pusing sekarang.

Dan..
Hingga aku menyadari ini bukan jalan pulang. "Tadi nggak lewat sini, Soph."

"Si Jacob mau beli gitar."

"Gitar?"

"Iya, kan gitar gue rusak. Lu lupa?"

"Oh iya.."

"Dasar nenek pikun."

"HEH!"

ยฐ.เญจโ™กเญง.ยฐ

Aku dan Sophia menunggu Jacob yang sedang memilih-milih gitar. Kalau udah urusan musik, Jacob paling rempong!

"Lama banget anjir udah kayak emak-emak." Aku setuju dengan Sophia. "Eh, gue keluar dulu bentar ya."

"Iya." Sophia pun keluar dari ruangan pilihan gitar yang kami masuki. Akhirnya, aku menjadi bosan. Aku memutuskan bermain handphone ku saja ujung ujungnya.

"Ini baru surga dunia!"

"Cialah.." Tak lama kemudian suara-suara gerombolan lelaki memasuki ruangan gitar. Namun aku tak menghiraukannya.

"Permisi." Aku mendongak ketika seorang bertubuh tinggi dihadapanku. "LU LAGI?"

SIAL, LAGI LAGI BOCAH RAMBUT KERITING ITU.
"Hah? Lu mulu!"

"Ya lu yang ada dimana mana!"

"Lah lu sendiri ngapain disini?"

"Bukan urusan lo." Jawabku.
Bocah menjengkelkan itu hanya melihatku dari ujung kepala hingga ujung kaki dengan tatapan acuh tak acuh. "Yaudah si, orang gue mau ngambil gitar dibelakang lo."

Aku sontak berpindah tempat berdiri dan akhirnya laki laki itu mengambil gitar pilihannya. "Siapa si lo?"
Dia hanya membalas dengan senyuman miring.

"Finn."

โ—‹

โ—‹
โœงยฐ.เญจโ™กเญง.ยฐโœง
โ—‹

โ—‹

Hello my dearrrrrr๐Ÿคก๐Ÿคก
eyooo jangan lupa vote sama commentnya yaaa!! makasihhh โ™ก๏ธŽโ™ก๏ธŽ

BTW kalo ada kesalahan aku minta maaf banget!! Dan jangan lupa kasih tau aku juga, ok?!

BTW AKU INI FAST RESPONNNN WKWKWK, SOOOO PACAR FINN HARAP TENANG HEHE โ€ผ๏ธโ€ผ๏ธโ€ผ๏ธโ€ผ๏ธ

Bแบกn ฤ‘ang ฤ‘แปc truyแป‡n trรชn: AzTruyen.Top