- 𝐖𝐎𝐍𝐃𝐄𝐑𝐋𝐀𝐍𝐃
(𝐧.) 𝐖𝐨𝐧𝐝𝐞𝐫𝐥𝐚𝐧𝐝
/ˈwʌn.də.lænd/
noun
an imaginary place of delicate beauty or magical charm.
❝ 𝐀𝐫𝐞 𝐰𝐞 𝐢𝐧 𝐔𝐧𝐝𝐞𝐫𝐥𝐚𝐧𝐝? ❞
❝ 𝐍𝐨, 𝐰𝐞'𝐫𝐞 𝐢𝐧 𝐖𝐨𝐧𝐝𝐞𝐫𝐥𝐚𝐧𝐝. ❞
Apakah kamu pernah membayangkan tinggal di suatu negri yang jauh dari banyak orang dan hanya kamu saja yang ada di sana? Pasti menyenangkan membayangkan berada di tempat yang bebas dan bisa melakukan apapun yang kita mau tanpa harus memikirkan apapun yang akan terjadi.
Hidup dalam kebebasan merupakan suatu hadiah terindah dari Tuhan yang tentunya diinginkan semua orang. Namun, bukankah kalimat tersebut hanya menyatakan imajinasi yang tak mungkin bisa terealisasikan?
Apa yang ada diimajinasikan manusia, pasti takkan pernah nyata. Bagaimanapun juga membayangkan tentang suatu negri yang indah dan sesuai imajinasi adalah hal paling mustahil dalam hidup selain mencoba kembali pada kekasih lama.
Memimpikan sesuatu yang jelas-jelas mustahil seperti negri ajaib, sama halnya seperti bermimpi untuk hidup bebas tanpa tekanan dari orang sekitar. Hal yang (Name) impikan sejak lama, meskipun hanya 0,01% untuk mewujudkannya.
Ujian Akademi Easton berjalan dengan lancar dan (Name) merasa mengerjakannya dengan baik juga secara sungguh-sungguh. Bukankah gadis ini benar-benar layak untuk dijadikan panutan? Rosehearts memang tiada duanya.
'Siapa sangka ujiannya semudah ini. Kupikir akan lebih sulit dari latihan yang biasa diberikan Okaa-sama setiap harinya.' Diam-diam (Name) mendengus hidungnya bangga dan besar kepala, karena ujian kecil seperti ini sudah menjadi makanan sehari-harinya.
Oh, ayolah (Name). Lebih baik simpan kesombonganmu itu dulu, sebelum diberikan ujian yang lebih buruk.
"Rasanya seperti melawan mantan abang-abang imo, ada manis manisnya gitu."
Hei, sudah.
Kesenangan Rosehearts muda harus terhenti karena merasakan guncangan sekaligus getaran hebat dari bawah kakinya.
Shimmy
Shimmy
Shimmy
Tanah yang bergetar lama-kelamaan membelah diri, menyebabkan keretakan besar yang membelah tanah bagian humus. Bahkan tak sedikit siswa kaget sekaligus ketakutan karena kejadian ini. "TANAHNYA BERGETAR LAGI!!" teriak salah seorang siswa diliputi rasa kaget sekaligus was-was.
"KACAW WAK! KITA KENA ULTINYA TG!!"
"PURIFY MANA PURIFY!!?"
"INI GA SEBERAPA SAMA STUN NYA SELENA!!"
Hei.
"Ini ujian kalian yang selanjutnya!" teriakan dari Lucci mengagetkan seluruh siswa, diiringi bebatuan dari dalam tanah yang hendak keluar menuju permukaan.
'Ujian terakhir?' Rosehearts membatin dengan bingung, tatkala melihat bebatuan dari dalam mulai keluar untuk membentuk suatu tembok raksasa yang kemungkinan besar akan menjebaknya di dalam sini.
BAM!
RUUUMBLEE!!
Benar saja. Tak butuh waktu lama, dugaan (Name) tentang tembok raksasa yang akan menjebaknya benar-benar langsung memisahkan ia dari para peserta lain.
Tembok raksasa yang membentuk labirin memanjang membuat ia terjebak di dalam, sekaligus memisahkan dirinya dari Mash dan yang lainnya. Ia menghela nafas kesal, karena ujian akhirnya seperti ini. "Kekanak-kanakan."
Duh, dasar.. padahal baru beberapa menit yang lalu ia mengeluh karena ujiannya terlalu mudah baginya.
"Agar kalian bisa lulus dari ujian, kalian harus menyelesaikan labirin ini."
Ucapan dari Lucci si penguji membuat (Name) tersadar, usai gadis ini bermain-main dengan kelinci merah yang entah datang darimana. Tangan mungilnya menggendong kelinci itu, bahkan kelinci itu nampaknya pasrah digendong oleh Rosehearts karena tak ingin kepalanya terpenggal.
"Tapi ini bukan labirin biasa."
"Ah.." Elusan pada kelinci langsung terhenti, tatkala mendengar informasi yang Lucci ucapkan dari mulutnya. Ia nampak berpikir, bahwa sepertinya akan ada rintangan yang menghalanginya untuk keluar dari sini.
"Akan ada banyak jebakan yang menunggu kalian di dalam sana."
Tiap kalimat yang diinformasikan (Name) mencernanya dengan baik. Ia memegang dagunya, nampak berpikir sambil menatap kelinci merah yang ada di tangannya. 'Jebakan seperti apa yang akan menunggu ku? Ada kemungkinan sihir tak terkendali juga ada.. aku bisa merasakannya.'
"Waktu kalian hanya 30 menit. Jika sampai di garis finish sebelum waktu habis, kalian dianggap lulus!"
Ini adalah akhir sekaligus penentuan (Name) untuk membuktikan diri, bahwa Rosehearts tak pernah gagal dan selalu sempurna.
"Sekarang.. MULAI!!!"
Terkutuklah tempat ini dengan segala isinya. Labirin ini sangat merepotkan para peserta, terutama (Name) yang sangat kesal akan kedatangan makhluk aneh di depannya. Bagaimana tidak? Secara tak langsung makhluk satu ini mengibarkan bendera perang pada si Rosehearts muda, karena dalam suasana hati yang buruk.
"Pertama kelinci merah itu menghilang, kedua aku belum menemukan jalan keluar.." (Name) mengepalkan kedua tangannya, berusaha meredam emosi agar dirinya tak menganggu ujian yang harus ia jalankan dengan tenang.
"Ketiga.. makhluk ini seharusnya tak ada di sini 'kan, Sphinx?" Bola mata abu-abu kebiruannya menatap tajam ke arah makhluk aneh yang beberapa meter di depan gadis ini.
Dikatakan Sphinx adalah makhluk mitologis dari Yunani yang ditugaskan untuk menjaga Thebes, kota terpenting di Yunani Tengah dan berperan penting dalam sejarah Yunani kuno. Sphinx memiliki kepala berbentuk manusia, bertubuh singa, dan bersayap elang. Bagi siapapun yang ingin melewati kota Thebes, tentunya harus menyelesaikan teka-teki yang Sphinx ajukan.
Sepertinya (Name) sedang berada dalam situasi yang baru dijelaskan.
Mata Sphinx terlihat kosong dan tak hidup, tentunya karena dia hanyalah patung yang digerakkan dengan percikan energi sihir. Entah perasaan (Name) saja, tatapan mata Sphinx terlihat menatap dirinya dengan tajam.
Melihat Sphinx seperti ini membuat bulu kuduk (Name) berdiri. Ia sudah belajar mati-matian untuk membaca buku pengetahuan selama ia hidup, seharusnya teka-teki yang diberikan sesuai apa yang ia pelajari. Seharusnya memang demikian, kan?
Setidaknya sampai makhluk itu memberikan teka-teki yang sangat sulit dan diluar perkiraannya.
"Aku tidak pernah ada, dan akan selalu ada."
Bola mata abu-abu (Name) melebar dan sekujur tubuhnya mendadak kaku usai mendengar teka-teki yang baru saja diajukan. 'Tunggu.. bukankah seharusnya teka-teki 4 pada pagi hari, 2 di siang hari, dan 3 di malam hari..? Namun.. mengapa.. mengapa teka-teki nya berubah?!'
"Tidak seorang pun pernah melihatku, dan tidak akan pernah, namun, aku adalah kepercayaan semua yang hidup dan bernapas."
(Name) menarik nafas, mencoba menenangkan diri untuk tetap bisa berpikir. Seharusnya Rosehearts bisa melakukan hal kecil seperti ini kan? Ia menggigit bibir bawahnya, tersenyum merendahkan pada Sphinx karena berani merubah teka-teki yang harusnya diajukan. 'Aku akan memenggal kepalamu dan mempersembahkannya pada Dewa, Claude Lucci. Bagaimanapun juga ini adalah penghinaan bagi Rosehearts.'
"Apakah aku ini?"
(Name) menggenggam erat tongkat sihir Rosehearts, menatap Sphinx dengan tatapan hina dan akan memastikan makhluk ini menyesal karena telah mempermainkan Rosehearts. "Sudah jelas bukan jawabannya? Jawabannya adalah Tuhan."
Sphinx terdiam. Sepertinya gadis ini memang tak bisa diremehkan, walaupun teka-tekinya telah diubah.
Melihat kesempatan ini datang, Rosehearts langsung mengeluarkan tongkat sihirnya pada Sphinx dan memastikan Claude Lucci akan menyesal seumur hidup karena meremehkan Rosehearts.
Kemarahan (Name) tak bisa dibendung lagi, karena merasakan penghinaan besar terhadap Nona Rosehearts dan tentu saja harga dirinya merasa tergores karena hal besar (baca : sepele) seperti ini. Tongkat sihir yang seharusnya berwarna hitam dengan permata merah sebagai kepalanya malah berubah total, menjadi tongkat sihir putih panjang yang notabenenya tongkat turun-temurun digunakan. Seharusnya tongkat ini tidak boleh digunakan sembarangan.
"OFF WITH THEIR HEADS!!"
Sebelum Sphinx itu membunuh dirinya sendiri sebagai keberhasilan jawaban (Name), Nona Rosehearts lebih memilih untuk membunuhnya sebagai bentuk ancaman pada Lucci.
Mawar merah tua yang didominasi hitam pekat menjalar dari tanah hanya untuk melilit Sphinx secara menyakitkan. Tiap tangkai mawar dibaluti duri menyakitkan, dikarenakan setiap inci dari mawar tersebut memiliki unsur sihir yang tak sedikit.
CRASHHH!
Sebagai patung, seharusnya Sphinx tidak bisa merasakan rasa sakit apapun yang akan menyerangnya. Namun entah mengapa, duri mawar yang menusuk kerongkongan Sphinx terasa menyakitkan baginya. Mungkin karena terkontaminasi mana tak dikenalnya membuat dia seperti ini.
"OFF WITH THEIR HEADS!!OFF WITH THEIR HEADS!!! OFF WITH THEIR HEADS!!!!!!!!"
Rapalan mantra yang diucapkan secara beruntun membuat bayangan hitam muncul dari belakangnya, seakan menertawakan kemarahan (Name) yang seharusnya ia kontrol. "Hanya sampai sini kemampuanmu? Bahkan saudarimu lebih baik darimu, (Name)."
Dibanding-bandingkan dengan saudara sendiri begitu memuakkan dan itulah yang (Name) sendiri rasakan saat ini.
Bisikan penuh hinaan yang melukai harga diri (Name) membuat kemarahannya semakin meningkat tiap detiknya. Tangan mungilnya mengepal, membuat sedikit keretakan pada tongkat sihir yang seharusnya tidak ia pakai disaat seperti ini.
"BERISIK! BERISIK! BERISIK! AKU INI LEBIH KUAT DARINYA! DIA LEBIH LEMAH DARIKU!! TAK ADA YANG BOLEH MENGHINA DIRIKU!!!!"
Kemarahan Rosehearts sudah pada puncaknya, hingga mangkai mawar hitam berduri muncul secara mendadak hanya untuk melubangi tubuh Sphinx dan mengangkatnya ke udara, untuk menunjukkan pada Lucci agar tidak bermain-main dengan Rosehearts.
Karena sudah dibutakan amarah dan harga diri selangit, (Name) membuat tangkai berduri ini memotong tubuh Sphinx dengan cepat di udara, menyebabkan potongan tubuhnya berterbangan layaknya kapas tak berharga.
BOOOMM!!
Senyuman lebar mengerikan tak bisa dielakkan usai melihat ledakan yang ia buat untuk menyatakan pada dunia, bahwa ia tidaklah lemah.
Jika dilihat dari sudut pandang lain, para siswa yang melihat kejadian hujan batu di atas kepala mereka langsung berhamburan dan berlarian dengan panik. Bagaimanapun juga mereka takut, takut akan bongkahan batu yang menimpa mereka. Jelas, mereka tahu siapa pelakunya.
Mengingat hujan batu, jadi keingat sesuatu.
"Mada kono sekai wa-"
Cukup.
"ROSEHEARTS GILA! DIA BENAR-BENAR INGIN MELULUHLANTAKKAN TEMPAT INI!!" Teriakan siswa satu sama lain membuat semuanya panik, berlarian kesana-kemari seperti domba yang akan ditangkap serigala. Jika (Name) melihatnya mungkin ia akan tertawa senang sebagai reaksi.
Karena kepanikan mereka yang tak bermanfaat membuat mereka kalang kabut sendiri, tak menemukan jalan keluar dari labirin. Kepanikan satu sama lain hanya menimbulkan keresahan. Terkecuali untuk manusia ajaib satu ini.
Lance(lot) menatap nanar ke arah langit-langit yang dihujani bebatuan. Sepertinya dia juga tahu, siapa dalang dibalik ini semua. "Apa seluruh anggota keluarga Rosehearts memiliki masalah kemarahan?" Jujur saja, Lance sebenarnya agak ngeri dengan keluarga terkemuka ini.
Selain memiliki anger issues, nampaknya mereka memiliki mommy issues dan harga diri issues. Namun untuk money issues sepertinya tidak.
Logikanya menolak untuk memeriksa TKP karena tak ingin merepotkan diri untuk melihat orang yang dia anggap sebagai saingan. Namun, karena kehendak Dewa (baca : Orenn), kakinya langsung tancap gas memeriksa tempat kejadian dengan Swift boots untuk mempercepat kakinya.
'Tidak mungkin batu itu hancur karena roam gamon (gagal montek) kan?'
Yang jelas bukan karena retri indomaret, atau disampah oleh support semacam Angela. Namun, lebih buruk dari kedua hal itu.
'Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa aku merasa sangat gelisah?'
ꔵֺ CHAPTER IV ꓺ ʻ ℎ𝑎𝑣𝑒 𝑏𝑒𝑒𝑛 𝑐𝑜𝑚𝑝𝑙𝑒𝑡𝑒𝑑 ʼ
ִ┊ֺ᭝݊⢾ִ̜̜̜🍊⃞⡷ྀ 𝐏ᦅ͜͡ʝׂᦅ𝗄ׂ 𝕺ɾᧉ꯭۫ᥢᥢ𝆹ִ𝅥𝆭 ꮺ◜ִ۫
ngantuk cik, orenn lupa caranya buat komedi. doain aua skillnya orenn balik lagi.
jangan lupa vote n komennya, atau guwa ngap lo smwa hoho. bue guys!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top