³. First Attempt!

Segmen Emofic

"Bukan kamu, bukan Akira, bukan Manajer juga bukan dewa, bahkan jika dunia runtuh ini masih memiliki satu."

😼💤🦾❄️ by Rinwei
ft. You, Alpha & Akira
Base story: Rebuild World

Kamu berjongkok, dengan cermat memeriksa monster tidak terdaftar, menjalankan pemindaian diagnostik melalui antarmuka, dan merenungkan fisiologi makhluk itu. Ciri khusus, tumbuh kumpulan filamen halus dengan estimasi panjang dua sentimeter, teridentifikasi monster bermutasi dari jenis feline, dan bentuk setengah jadi teknologi dunia lama yang menyerupai kaki dan tangannya.

"Ara ra, kamu terlihat terpesona, sungguh makhluk yang menakjubkan, bukan? Protokol keamanan relik tampaknya membuatnya hibernasi." Alpha muncul di sampingmu, suaranya berbisik di telingamu.

"Jaga jarak aman, Model Alpha," jawabmu, fokusmu tak tergoyahkan dari spesimen.

"Tentu saja," Alpha terkekeh saat dia mundur. "Mungkinkan itu respon penolakan? Kamu dengan cerdik menghindari pertanyaanku."

"Jika itu yang bisa kamu simpulkan," balasmu, akhirnya membiarkan sekilas bentuk holografiknya dari sudut matamu, "mungkin datamu memerlukan penambahan jumlah informasi. Kemudian untuk menjawab pertanyaan awalmu, tidak. Aku hanya mengevaluasi metode transportasi alternatif untuk pengambilan dan analisis yang aman."

Alpha, tidak terpengaruh, dan melontarkan senyuman lucu. "Hanya menggodamu, [name]. Tapi, aku mungkin juga perlu memperbarui daftar 'pelanggaran' mu." Layar tembus pandang muncul di hadapannya, menampilkan log ekstensif berjudul "Daftar Potensi Pelanggaran Milik [Name]".

"Itu tidak akan menghalangi tujuanku," katamu, menyiapkan sangkar dari partikel khusus yang kamu siapkan untuk makhluk mirip kucing yang meringkuk di kakimu. "Bukan kamu, bukan Akira, bukan Manajer juga bukan dewa, bahkan jika dunia runtuh ini masih memiliki satu."

"Ah, kata-kata yang menyentuh tapi 'penelitian ilegal' sudah terdaftar," gurau Alpha sambil bercanda, "bersamaan dengan 'penyalahgunaan monster.' Kamu harus lebih hati-hati [name]."

"'Aku menantikan lebih banyak lelucon itu', adalah respon umum yang diberikan manusia terhadap sebuah ancaman" Kamu menjawab dengan datar.

"Apakah orang-orang dunia lama memang memiliki selera humor yang gelap?" sebuah suara memotong. Akira yang berada disini artinya telah menemukan lokasi relik yang kalian cari. "Juga, jangan lanjutkan percakapan itu. Melihat AI bertukar lelucon terasa...tidak wajar."

"'Setuju', merupakan respon yang diharapkan berdasarkan kumpulan data respon interaksi sosial manusia." Kamu berbalik menghadapnya dengan monster yang diamankan.

Akira tidak bisa menahan diri agar tidak meringis.

"Itu tidak akan menghantuimu, Uruma. Jangan khawatir, itu akan memaafkanmu."

👻🔪🐥💧by Atha
ft. You & Uruma Shun
Base story: Juujika no Rokunin

Isak tangis Uruma menghantam tubuh kecilnya, masing-masing terdengar seperti pecahan dunianya yang hancur. "Ini tidak adil," sergahnya, tanah mengotori bekas air mata di pipinya yang berdebu. Kamu berlutut di sampingnya, pemandangan anak ayam yang lemas dan menyedihkan di tangannya mencerminkan ketidakberdayaan yang ada di matanya. Janji itu, sumpah membara yang diucapkannya untuk membalaskan dendam keluarganya, tampaknya memudar dan mati di lubuk hatinya.

"Menangisi sesuatu seperti makhluk lemah seperti itu tidak akan membawamu kemana-mana." Perkataanmu, yang dimaksudkan sebagai penghiburan, bagaikan sebilah pisau berkarat yang terlilit di perutnya. "Kakekmu tidak akan senang," kamu melanjutkan, hampir dipenuhi oleh ketidakpedulian.

Menambahkan batubara kedalam tungku yang menyala, "bayangkan adikmu," bisikmu, tatapannya jauh, "berbaring di ruangan putih steril itu, berjuang untuk mendapatkan nafas yang dicuri oleh tangan yang sama yang mengambil segalanya." Kata-kata itu merupakan pukulan telak, menghancurkan tekad Uruma. Kelemahan, kata mereka. Air mata adalah kelemahan. Setiap kata adalah cambukan baru terhadap lukanya yang mentah.

Kyou, seorang anak yang dijuluki jenius, memiliki semua orang di sekitarnya menari dibawah jempol manipulatifnya. Dan Uruma, anak naif yang menangis karena seekor anak ayam.

"Aku tahu!" dia akhirnya tersedak, suaranya serak. Dia menghantamkan tinjunya ke bumi yang tak kenal ampun, air mata bercampur dengan lumpur yang baru terbentuk. Kukunya merobek bebatuan yang bergerigi, amarah baru yang kamu buat.

Kamu menyaksikan, diam mengamati kesedihannya, kebohongan yang kamu ucapkan terasa pahit di lidahmu. "Roh anak ayam itu akan tenang," gumammu, kata-katanya hampa, sebuah olok-olok kejam terhadap kebenaran. "Itu tidak akan menghantuimu, Uruma. Jangan khawatir, itu akan memaafkanmu."

Mungkin anak ayam itu tidak akan mengutuk Uruma, tapi itu akan mengutukmu karena kamu menodai tanganmu dengan darahnya. Sedikit yang Uruma ketahui, menjagamu disampingnya sama saja dengan meminum racun perlahan.

A/n : draf time bbg ;)

😼💤🦾❄️ V1

Disini kamu menatap monster tidak terdaftar di tengah suhu dingin dikarenakan reaksi relik yang sedang kalian cari. Tertutup dengan filamen halus yang menempel dengan bentuk setengah jadi teknologi dunia lama yang menyerupai kaki dan tangan, kamu berasumsi itu sedang dalam fase hibernasi mengingat suhu lingkungan.

"Ara ra, apakah [name] memiliki sisi lembut terhadap sesuatu yang imut? Aku bisa melihat kamu terpesona oleh monster ini." Alpha muncul di sampingmu dan berbicara tepat di telingamu.

"Model Alpha, mohon jaga jarak" Kamu tidak menoleh.

"Aku mengerti, ini pasti bentuk denial-mu karena kamu menghindari pertayaanku" Alpha bergerak melayang menjauh darimu dengan tawa kecil.

"Jika itu kesimpulan yang kamu dapatkan maka pelatihan data model Alpha perlu dilakukan lagi. Dan untuk menjawab pertanyaan itu, tidak, aku sedang melakukan klasifikasi dan memproses beberapa alternatif untuk membawanya ke laboratorium." kamu akhirnya melihat bentuknya, masih vulgar seperti yang kamu ketahui, dari ujung matamu.

"Aku tahu, aku hanya menggodamu. Kupikir aku harus memperbaiki daftar pelanggaranmu." Alpha menampilkan layar hologram dan menggulir daftar panjang yang disebut list pelanggaran yang kamu lakukan.

"Data itu tidak akan menghentikanku membawa subjek ke laboratorium" Kamu menyiapkan partikel fisik berbentuk kandang ukuran medium untuk monster jenis feline yang hibernasi di depan kakimu.

"Ah, tidak jadi, ternyata penelitian ilegal sudah ada di dalam daftar bersama penyalahgunaan monster" Alpha berkata dengan nada main-main

"Aku menantikan lebih banyak leluconmu, adalah pencarian datasetku dimana respon umum yang diberikan manusia terhadap sebuah ancaman" Kamu menjawab dengan datar.

"Tentu saja, apapun untuk [name]" Alpha menggoda.

"bisakah kalian menghentikannya, rasanya aneh melihat dua AI bertukar lelucon" Akira muncul di belakang kalian, sepertinya dia sudah menemukan lokasi relik.

"Sama, aku juga berpikir seperti itu. Adalah balasan yang diharapkan menurut datasetku" Kamu akhirnya berbalik menatap Akira, monster yang tidak teridenfikasi sudah diamankan.

👻🔪🐥💧V1

"Menangisi sesuatu seperti makhluk lemah seperti itu tidak akan membawamu kemana-mana." Kamu melihatnya bersimpuh menyedihkan di tanah kotor yang membumi dengan bentuk mengenaskan anak ayam yang diberikan Kyou untukmu. Padahal, dia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk menjadi kuat agar bisa membalas dendam pada mereka yang membunuh dan menyakiti keluarganya.

"Kakekmu tidak akan senang dengan ini. Jangan khawatir, roh anak ayam ini akan tenang seperti ayah ibumu" kata-kata itu jelas bukan penghiburan untuk Uruma, lebih seperti menaburkan garam pada luka yang masih segar.

"Bayangkan adikmu yang di rumah sakit dan koma karena mereka, kamu tidak boleh menunjukkan kelemahanmu" itu memang agak kejam ketika mengatakan menangis itu adalah kelemahan, tetapi Kyou bukan sembarang anak untuk dihadapi, ada anomali yang mengelilinginya, seakan dunia dibuat untuk bergerak berdasarkan keinginannya dan Uruma adalah eksistensi yang akan membalikkan dunia itu sendiri.

"Aku tau!" Dia membentuk dengan wajah penuh air mata. Kamu melihatnya menggali tanah dengan ekspresi frustasi yang kentara, tidak peduli dengan kukunya yang mulai terkoyak akibat batu tajam.

Setelah itu kamu tidak beranjak dari sisinya, melihatnya dalam kesunyian selagi dia membuatkan pemakaman kecil untuk anak ayam Malang itu. "Anak ayam itu tidak akan menghantuimu, kamu bisa tenang." Mungkin itu satu-satunya hal baik yang kamu lakukan hari ini untuknya, terlepas kebohongan yang paling kejam yang kamu buat. Mungkin anak ayam itu tidak akan mengutuk Uruma, tapi itu akan mengutukmu karena kamu menodai tanganmu dengan darahnya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top