𖧧 ┈── NI

Tumpukan manisan, atau lebih tepatnya tumpukan sampah dari manisan tersebut berada di atas meja ruang tamu. Siapa pelakunya? Oh, bukan Tsukasa. Tetapi, Leo.

Ya. Leo duduk di depan televisi sambil memakan semua manisan milik Tsukasa, yang ia ambil dari kulkas. Lalu, kemana si pemilik makanan? Ia sedang pergi keluar untuk berbelanja, kesempatan Leo untuk memakan semuanya.

Tersisa sedikit manisan di atas meja, seperti coklat dam cake stroberi. Tanpa pikir panjang, Leo memakan semuanya tanpa memikirkan Tsukasa mengamuk nanti.

Dan, gadis itu sudah pulang dari berbelanja. Doa kan Leo baik-baik saja di sana.

Cleck.

Terlihat Tsukasa dengan barang bawaannya, masuk ke dalam rumah. "Aku pulang" ujar Tsukasa.

Bodohnya lagi, Leo tidak menyadari bahwa Tsukasa sudah pulang. Ia tetap bersantai di sofa empuknya sambil menonton telivisi.

Srek.

Leo menoleh ke arah suara tersebut, seluruh belanjaan Tsukasa terjatuh ke lantai. Leo kemudian memiringkan kepalanya, apa yang terjadi? Pikirnya.

Dari pada itu, Tsukasa menatap ke arah semua manisan- sampah, manisan miliknya. Tidak ada tersisa sedikit pun, sedangkan Leo menatap dirinya dengan polos. Seperti anak kecil yang tidak berdosa.

"Leo-san, kau yang menghabiskan semua sweets itu?" tanya Tsukasa menunjuk semua sampah tersebut.

"Hm? Oh, iya!" ujar Leo dengan polos.

Rasanya Tsukasa ingin menenggelamkan Leo. Ia menahan diri untuk tidak memakan semua manisan itu karena dirinya sedang diet, tetapi, Leo malah menghabiskannya semua.

"Why Leo-san eat semuanya?! Itu 'kan punya ku!" ujar Tsukasa kesal, pergi ke kamar. Tidak lupa untuk menguncinya.

Kembali kepada Leo yang tengah mencerna apa saja yang terjadi, lemot banget yah. "Oh" ujarnya pelan.

Seketika ia panik, istrinya tengah merajuk. Leo langsung lari ke kamar kemudian menggedor pintu tersebut.

"SUOUU! MAAF KAN AKU, TOLONG BUKA PINTUNYA-"

Tidak ada jawabannya dari dalam, seperti Tsukasa sangat marah kepada Leo. Dan sepertinya malam ini Leo akan tidur di sofa, sendirian. Leo segera mencari cara agar Tsukasa mau memaafkannya.

Apa dia harus mendobrak pintunya? Tetapi, bagaimana jika nanti Tsukasa akan terluka? Terlalu brutal, apa dia harus membeli manisan lagi? Jarak dari toko manisan lumayan jauh dari rumahnya.

Leo kembali pergi ke ruang tamu tersebut, ia mencari-cari manisan jika ada yang tersisa. Hanya sebuah coklat batang, itu pun sisa dua potongan.

"SUOUU!! AKU MASIH MEMILIKI MANISANNYA!"

' Walau satu '

Cleck.

Pintu tersebut terbuka, memperlihatkan Tsukasa dengan sedikit air mata mulai keluar. Leo pun segera masuk kedalam sebelum Tsukasa kembali menutup pintunya, ia tidak ingin tidur di luar.

Mereka berdua duduk di atas ranjang, lalu Leo meyondor 'kan sebuah coklat batang yang tersisa dua potong.

"Ini"

"Yang lain?"

".. sudah ku makan" ujar Leo menggaruk tekuknya.

"I don't want to" ujar Tsukasa menolak.

Tsukasa kemudian membalikkan badannya, ini pertama kalinya bagi Leo melihat Tsukasa marah besar seperti ini. Tetapi, itu tidak membuat Leo putus asa.

Tiba-tiba, muncul sebuah ide brilian dari otaknya. Leo memasukkan coklat tersebut kedalam mulutnya, apa yang sedang dia lakukan? Entahlah. Leo kemudian menarik tangan Tsukasa untuk membalik menghadapnya.

Satu tangannya memegang dagunya, dan satunya lagi untuk memegang pinggang ramping gadis itu agar ia tidak kabur. Leo mendekat 'kan wajahnya dengan wajah Tsukasa, dapat ia rasakan deru napas milik Tsukasa menerpa wajahnya.

Sedangkan Tsukasa, tidak dapat berbuat apa-apa selain menutup kedua matanya pasrah. Tangannya meremas pakaian Leo, wajahnya memerah seperti warna rambutnya saking dekatnya jarak antara mereka.

Lalu..

Chuu.

".. Hmp!?"

Kedua bibir mereka bertemu, Leo mengigit sedikit bibir Tsukasa agar terbuka. Kemudian pemuda itu menyalurkan coklat itu dari mulutnya ke mulut Tsukasa. Lalu, mereka melepaskan ciuman singkat tersebut.

"Bagaimana?" tanya Leo dengan suara berat.

' Ugh- tiba-tiba sekali?! ' batin Tsukasa berteriak.

Ibu jempol Leo mengusap tepi dari bibirnya, siapapun, tolong Tsukasa. Rasanya ia pingin pingsan. Gadis itu kemudian menggelengkan kepalanya, menghapus semua pikiran negatifnya.

"U-umn, sweet.." ujar Tsukasa pelan.

Baru chap 2, sudah brutal yh teman-teman🧎🏻‍♀️

𖧧 see u on next chapter.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top