⁰. Mental Breakdance Dulu Sebentar
┉ˏ͛ ༝̩̩̥͙ ⑅͚˚ [⁰] ⑅͚˚ ͛༝̩̩̥͙ ˎ┉
"Tunggu saja kamu penulis, aku akan mengirimkan mimpi buruk ke emailmu."
A/n: cerita ini ditulis & dipublish secara impulsif 😔 yah, ini juga klise tp w pengen aj nulis konsep-an begini. Tp tenang, w usahakan kalian merasakan rasa yang beda. 1.8k kata ygy.
— Happy Reading —
Matamu tidak bisa lebih kering lagi daripada sekarang, setelah membaca semua penderitaan protagonist novel menjengkelkan ini. Novel yang benar-benar mengerikan hingga di titik kebahagiaan kecil yang protagonist miliki tidak lebih sebagai bahan bakar lainnya untuk kesengsaraan yang menanti.
Main character tidak diberi satu pun istirahat selama hidupnya. Kamu yang belum pernah memberikan komentar pada webnovel manapun dengan rating tanpa ada bintang, mengetik dari hati yang berdarah, berkomentar betapa sadisnya author karena tidak bisa memberikan remahan kebaikan dengan benar. Kamu berpikir akan mengutuknya entah bagaimana karena sudah menghabiskan waktumu, emosimu, dan terkuras secara psikis maupun psikologis.
Kamu sebenarnya hanya ingin melakukan sad party dengan melihat karakter yang lebih tersiksa dari dirimu, atau sekedar menstimulasi sedikit air mata yang sehat. Tetapi bukan ini yang kamu minta! Ini keterlaluan! Seperti sangat, terlampau, luar biasa tidak termaafkan. Kamu tidak percaya penulisnya menggunakan ide kreatif hanya untuk membuat siksaan sia-sia kepada karakternya. (Seperti, siapa sih yang nyakitin kamu, penulis? Ada dendam apa kamu sama karaktermu sendiri?)
Dan kamu juga sedikit merasa bersalah karena tidak berhenti ketika kamu seharusnya berhenti. Maksudnya, coba saja lihat protagonist-mu ini, Rozanec malang yang hanya ingin dicintai tetapi mengambil jalan terburuk untuk mendapatkannya. Belum lagi jalannya yang ... menyedihkan tanpa ada nasib baik.
~~
'Jika saja seseorang mengetahui penderitaanku ... apakah mereka akan ... Hah, omong kosong. Bahkan jika mereka tahu, itu tidak akan berbeda.' Rozanec menyadarkan diri di dinding kolam, rasa dingin marmer telah menyatu dengan tubuhnya. Meski tidak nyaman, dia tidak lagi mengeluh, seakan selama hidupnya dia pernah merasa hangat.
~~
"Tidakkk anakku! Cintaku! Duniakuu!" Sekali lagi kamu meraung, meraung mengeluarkan penderitaan yang menusuk jiwamu. Tidak bisakah ini lebih menyedihkan lagi? Atribut sihir Rozanec adalah api tetapi dia selalu merasa kedinginan, bagaimana itu masuk akal kecuali dia selalu kesepian dalam hidupnya?!
"Rozy, bayiku, aku tahu penderitaanmu, dan aku menyayangimu seperti anakku. Biarkan aku memberikanmu pelukan hangat setidaknya sekali." Pada akhirnya kamu hanya bisa memeluk ponselmu sambil membayangkan kalau itu akan menghangatkan Rozanec.
Kamu telah sampai pada bagian akhir cerita, tinggal satu chapter dan akan memasuki side story. Sial, kamu sudah tidak memiliki harapan lagi Rozanec akan memiliki akhir bahagia, setelah semua yang dia lalui, menderita dan memendamnya seorang diri, dengan kepribadian dingin dan sinis seperti itu, hampir mustahil seseorang akan menyelamatkannya.
Rozanec telah tumbuh dewasa dengan memakan semua kesepiannya tanpa ada yang tahu, dia cenderung tertutup karena orang-orang disekitarnya selalu memanfaatkannya. Bayi yang malang, tidak bisa mendapatkan satu teman sejati tanpa berpikir kalau mereka menginginkan sesuatu darinya.
Sebagai seorang karakter yang akhirnya bertahan hidup dengan menjunjung konsep Machiavellian, atau mementingkan diri sendiri, dia selalu bergelut dengan masalah harga diri karena selalu diabaikan keluarganya, kemudian memproyeksikan harga diri yang rendah ke kemunafikan dan manipulasi dengan meyakinkan dirinya pemaaf dan semua kebaikan itu untuk diri sendiri.
Wah, sungguh bermasalah. Itu yang kamu pikirkan selama membaca cerita ini. Tetapi jujur saja, ketika dia merasa iri saat saudara-saudaranya diberikan makanan yang lebih enak, atau keinginan untuk lebih baik daripada orang-orang disekitarnya, kamu mengira penulis melakukan pekerjaan yang baik dalam membangun karakternya menjadi manusiawi. Rozanec selalu terjebak antara keinginannya untuk dicintai dan diakui, juga kebenciannya kepada manusia.
Dia membenci keluarganya, mereka mengabaikannya bertahun-tahun dan hanya datang padanya ketika membutuhkan sesuatu, namun dia tidak bisa menolak mereka karena kebutuhannya akan dilihat dan diperlukan. Dengan sekian banyak masalah yang dibawa ke hadapannya, dia menumbuhkan rasa tanggung jawab meski bukan hal yang harus dikhawatirkan dan keinginan untuk menelantarkan mereka selalu ada di belakang kepalanya.
Rozanec sebenarnya karakter yang cukup mudah untuk dikaitkan dengan kenyataan. Manusia selalu memiliki kebutuhan untuk diakui dan diterima, dan bagaimana Rozanec bertingkah mencari pengakuan bahkan begitu putus asa, kamu harus mengakui kamu cukup terikat dan memahami perasaannya.
Tentu saja, karena kamu menguras emosimu hanya untuk menyelesaikan cerita mencekik ini. Kamu sudah berhadapan di penghujung cerita, kamu akan membunuh siapapun jika ini menggantung. (Ah, lupakan, kamu hanya stress dengan tekanan batin.)
~~
"Ibu jika kamu bisa mendengarku, dimanapun kamu berada." Rozanec memandang langit-langit kamar mandi, mungkin berharap ibunya sudah di tempat yang lebih baik daripada dunia kotor ini. Dia dengan lambat mengangkat tangan, cukup jauh untuk direntangkan di atas wajahnya.
Tetesan air jatuh mengenai iris, menetes ke ujung matanya, seakan terlihat dia menangis. Padahal, sudah lama dia tidak menangis, terakhir kali ketika dia berusaha bunuh diri di depan ibunya karena pertengkaran mereka, dia agak bersyukur sebenarnya. Tetapi memikirkannya lagi, sekarang semua itu sia-sia.
Hah. Dia mencemooh. Memahami kemiripan situasi.
Rozanec membayangkan wajah ibunya jika mengetahui apa yang akan dia lakukan, hal yang sama di pertengkaran terakhir mereka, hanya saja kali ini tidak ada yang menghentikannya. Dengan suara lantang dia berkata ke ruangan kosong, "aku tidak akan memaafkanmu karena melanggar janji kita. Karena itu, kamu juga tidak perlu memaafkanku karena tidak melakukan yang kamu minta. Mungkin ... dengan begini, aku bisa .... "
Robekan besar muncul dari pergelangan tangannya, merambat pelan ke punggung tangannya, darahnya mengalir mengotori air, mewarnai bajunya dengan warna yang sama, perlahan dia kehilangan kesadaran.
Disaat seperti ini, dia akhirnya tahu, agar merasa hidup, dia harus mati terlebih dahulu. Rozanec tidak pernah merasa begitu hidup selama dia bernafas. Di saat-saat terakhirnya sebelum darah menghitamkan padangannya, sesaat dia melihat orang-orang yang pernah dia ragukan, tersenyum bahagia kearahnya. Tanpa tahu alasan tersebut, dia tidak sengaja mengangkat ujung bibirnya.
...
Keesokan harinya, rumor menyebar ke penjuru Acme D'Sequoia. Sebuah wilayah yang jauh dari kekaisaran Blōstma. Rumor mengatakan, malam itu, ketika Rozanec Rhododen Ericace, sang penyihir hitam dirumorkan dibunuh, malam yang sama, kekaisaran menjadi lautan api. Api yang sama seperti yang dimiliki Rozanec dari Ericace. Api merah membara yang membakar hingga ke tulang jika kamu pendosa, namun api yang dingin untuk mereka yang mulia.
Seorang pria dengan baju pendeta berdiri di kejauhan, dia salah satu orang yang selamat dari pembumihangusan tanah kekaisaran Blōstma. Seseorang yang telah mengetahui rencana Rozanec yang menjual jiwanya kepada kegelapan untuk kekuatan penghancur salah satu dari tiga wilayah terkuat dalam semalam.
Tatapannya tampak jauh, tidak memperhatikan apapun selain api yang berkobar tinggi, sebuah butiran abu menuju ke arahnya dan dia mengulurkan tangan untuk butiran itu jatuh tepat di telapaknya.
Tanpa ada yang mendengar dan melihat. Dia berbisik, "kamu juga mengetahuinya, benar?"
...
Selesai, cerita tentang sebuah bunga beracun yang berusaha dicintai layaknya keindahan sebuah mawar. Hanya karena memiliki warna dan nama yang mirip pada akhirnya tidak membuatnya menjadi mawar, Różanecznik layu dengan sendirinya, itu telah lama kehilangan keinginan untuk bertahan, baik akar, batang, daun dan yang tersisa darinya.
~~
"Arghhh, persetan!" Kamu tidak paham lagi apakah ini kemarahan, kesedihan atau penyesalan. Semuanya bercampur menjadi sesuatu yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. "Sayangkuuu!" untuk kesekian kalinya kamu memanggil karakter fiksi yang sudah mati, kesadaran itu membuat matamu kembali berair.
"Brengsek, penulis. Itu sangat indah! Sangat indah meski aku masih ingin memukulmu!" Teriakmu saat membanting ponsel ke kasur.
Itu memang sialan cantik, akhir tragis yang disaksikan oleh kamu, pembaca yang lelah secara mental. Rozanec tersenyum saat melihat kilas balik hidupnya? Merasa hidup padahal dia sekarat?! Dimana lagi kamu bisa menemukan karakter yang seluruh hidupnya praktis neraka?
Tidak bermaksud membandingkan dengan media lain, tetapi, terlepas dari yang telah terjadi, kamu masih berpikir mati dengan setidaknya ketenangan murni tanpa perlu kebahagiaan daripada menjual jiwa kepada iblis untuk balas dendam, mungkin akan lebih baik.
Walaupun di sisi lain, akan ada pendapat kalau kematian semacam ini lebih cocok dengan keseluruhan tema, menyangkal hal tersebut, "tetap saja! Rozanec adalah anak menggemaskan yang tidak pantas mendapatkan apapun selain segala kebaikan!" Kamu berteriak dalam satu hembusan nafas.
Lagipula kamu bukan seorang psikotik (seperti penulis novel ini) yang bisa menerima dengan mudah kenyataannya. Kamu manusia normal dengan akal sehat yang masih bekerja dan mampu menyeimbangkan antara psikis dan rohani, tentu saja!
Sial, air matamu masih belum berhenti keluar. Membayangkan saat-saat terakhir Rozanec membuatmu sedikit sesak, ditambah penggambaran deskriptif penulis juga tidak membantu menghilang pemikiran tersebut.
Kamu berpikir untuk menulis cerita alternatif lain dari novel ini, sesuatu yang menenangkan amukan emosimu, dunia lain dimana Rozanec memiliki keluarga yang menghargainya dan dia tumbuh penuh cinta. Mungkin, setelah tidur yang berkualitas, kamu akan melakukannya.
"Tunggu saja kamu penulis, aku akan mengirimkan mimpi buruk ke email-mu." Tawa jahat lolos saat kamu merebahkan diri, menarik selimut sambil mengucapkan selamat malam untuk Rozanec kecil apartemen otakmu. Kamu akan membiarkannya menumpang gratis di pikiranmu hingga kamu terlelap.
Membayangkan Rozanec mini dengan kostum domba. Kamu berhitung entah hingga angka sekian, yang membuatmu hanyut dalam mimpi, mimpi yang anehnya terlalu realistis dan melihat Rozanec kecil yang kamu bayangkan.
Sebenarnya, Rozanec di depanmu lebih menggemaskan daripada imajinasimu- tunggu, ini mimpimu bukan? Itu berarti ini juga hasil imajinasi.
Astaga, tidak kamu sangka seluruh novel itu bisa memberikan visual di otakmu begitu akurat. Mungkin ini hanya keterikatan emosional sementara yang kamu miliki terhadap Rozanec, perasaan yang relatif singkat akan kesamaan kecil yang kamu rasakan terhadapnya.
Tidak pernah tahu itu benar-benar akan membawa Rozanec ke mimpimu, dan bergerak begitu leluasa, hingga kamu berpikir kalau dia benar-benar Rozanec yang kamu kenal.
"Halo? Apakah um Anda baik-baik saja?" Ah, benar, bagaimana suaranya bisa begitu halus? Kamu tidak pernah membayangkan bagaimana suaranya terdengar tetapi ekspektasimu tidak menyalahi proyeksi Rozanec mimpi.
Dia pendek, lemak bayi masih kentara, tetapi visual penulis tentang Rozanec adalah putri salju berwarna merah tidaklah salah, ya ampun, otakmu sangat luar biasa karena bisa menghasilkan mimpi seperti ini! Kamu berharap bertahan sedikit lagi disini!
Karena tidak mendapat respon darimu, alisnya berkerut, "Nona! Anda terluka! Anda harus cepat diobati." Rozanec berseru panik, tetapi dengan pelan dia menarik ujung pakaianmu.
Kamu yang hampir memujanya berkat kekhawatirannya, belum lagi tangan mungil menggemaskan ini ... jika bukan perasaan tumpul di sisi kiri kepalamu, kamu akan memekik. Menyapu sisi kepalamu dengan tangan lainnya, kamu melihat warna merah yang mirip dengan darah.
Realisasi menghantam lebih keras dari ke isekai melalui truk-kun, darah sekarang menetes ke bajumu, sensasi tumpul itu digantikan dengan nyeri hebat, seakan kepalamu akan hancur seketika. "Apa-apaan ini?!" Kamu tersedak, terbatuk dan tubuhmu menjadi lemas dalam hitungan detik.
Bukankah kamu bermimpi? Lalu mengapa ini sangat menyakitkan??! Lucid dream macam apa yang memiliki rasa sakit? Kamu pernah memiliki mimpi dimana kamu berdarah sebelumnya, tetapi itu tidak sakit. Sensasinya pada dasarnya tidak pernah ada karena itu mimpi! Proyeksi yang otak buat lima menit sebelum manusia terbangun. Lantas, mengapa?
"Nona, mohon tenanglah! Anda akan baik-baik saja!" Rozanec mengeluarkan sapu tangannya untuk menahan darah sementara. Ah, kali ini kamu memperhatikan wajahnya dengan benar, tekad membara untuk membantu yang membutuhkan, kepribadian naif Rozanec kecil, kamu selalu berpikir dia akan mirip anak anjing ketika dia masih anak-anak.
"Aku tidak salah .... " Penglihatanmu dipenuhi bintik-bintik hitam yang mulai meluas. Mungkin saja kamu akan terbangun dari mimpi setengah mengerikan setengah indah ini. Rozanec masih menggemaskan bahkan ketika terkejut, dan itu adalah hal terakhir yang kamu lihat sebelum benar-benar kehilangan kesadaran.
A/n: Rozanec disini masih cwk. W rencanany mau buat jd love interest kalau di cwok, tp kalo dia cwek, w cuma bisa buat subtle doang, w gmw nulis gl/bl. Jd komen ya ges, mw rozanec cwek/cwok.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top