[3/5]
KETIKA BOCIL NGUMPUL DI RUMAH.
Kepalanya mengangguk pelan. Senyum bangga terukir ketika dirasanya makanan telah memiliki rasa yang pas.
Tadi sore, Manjiro memberi kabar kalau Touman dan Tenjiku akan tawuran di tikungan Jalan Tukang Halu. Sementara Emma bilang ingin mendokumentasikannya, jadi bawa kamera yang pernah (Name) beli waktu pas TK.
Sementara Shinichiro masih di bengkel.
Mengingat anaknya ketika pulang akan lelah setelah seharian menjadi beban dunia, (Name) sebagai ibu tentu harus menyiapkan makanan. Sup racun, contohnya.
Ponsel di atas meja bergetar. Mengalihkan atensi Kakek yang tengah menonton televisi.
"(Name), ponsel kamu bunyi."
Wanita yang baru saja mencicipi karenya kini mengangguk. Mematikan kompor dan menaruh sendok di samping panci.
"Iya Kek."
Setelahnya, tombol hijau digeser. Iya, ponselnya bukan ponsel jadul, apalagi ponsel be*rbie yang bunyinya ngadi-ngadi. Biasalah, orang kaya mah beda.
"Halo?"
Terdengar suara benda tumpul yang ditaruh ke atas lantai. Disusul bariton tak asing yang bertanya dengan nada lembut. Yakali ngegas ke emak sendiri. Mau dicoret dari KK?
"Bunda, Kakak pulang dari bengkel jam sepuluh. Bunda mau Kakak bawain apa?"
Netra pandangi jam dinding. Sekarang sudah pukul sembilan. Manjiro dan Emma belum juga pulang.
"Waduh Kak ... "
Shinichiro tersenyum tipis. Pasti ibunya merasa tak nyaman.
"Bunda boleh pesen apa—"
"Kalau Kakak nanyanya begitu, Bunda bingung. Bunda pengen martabak, telor asin, ayam bakar, seblak, nasi padang, soto, gule, tahu gejrot, kebab, onde, bakso, es teh, susu pisang, cireng, corn dog, ramen, takoyaki, sekalian dorayaki buat Manjiro."
"..."
Nah, kan. Salah.
Ternyata bukannya merasa tak nyaman. Sang ibu malah kesulitan menjabarkan satu-satu keinginannya. Banyak begini, apa dompet Shinichuro akan aman?
"Ya udah ... nanti kalau buka Kakak beli."
•••
Ijat(na)
(Name)-sama, apa
anda ada di rumah?
Iya.
Boleh saya ke sana?
Boleh. Gimana
tawurannya tadi?
Ijan kalah :(
Kok bisa??
Tadi pas mau
nangkis tendangan
Mikey, Ijan nyungsep
gara-gara
rambutnya baji :(
???
•••
(Name) tak habis pikir dengan hasil tawuran ini. Dia kira anaknya akan menang karena memang kuat, ternyata karena Izana nyungsep.
Mendengar suara langkah kaki, perhatiannya beralih ke arah pintu shoji, dimana beberapa sosok remaja melangkah masuk.
"Manjiro pulang."
Sang punya surai pirang dengan seragam Touman yang tersampir di bahu, kini melepaskan sepatunya.
"Punten Tante."
Taruna tersenyum lebar. Dengan cengiran khas, yang menampilkan sepasang taring, kini menatap puan yang baru saja mematikan telepon.
"Bundaa! Emma kangen!"
Sang putri memeluknya dengan begitu berat. Tak peduli apron yang terciprat hasil masakan masih dipakai ibunya, Emma tersenyum dengan begitu riang.
(Name) terkekeh, kemudian mengelus punggung anaknya. Lalu menyapu pandang dua pemuda yang sudah berdiri di hadapannya.
"Kei, tadi kamu tiduran di tanah pas tawuran?"
Keisuke membelalakkan matanya.
"Waduh, kok Tante tau?!"
"Kamu ngapain tiduran di tanah??"
Manjiro mengedikkan bahunya. Kali ini mendorong kasar Emma, lalu gantian memeluk ibunya.
"Katanya lagi simulasi jadi mayat," sahut Emma.
"Kan emang—"
Yang bersangkutan melotot. Kini menggeram emosi dan menarik kasar kerah belakang Manjiro. Membuatnya terpisah dari pelukan sang ibu.
"APA MAKSUD??"
Manjiro balas menatapnya bengis. Kesal sebab pelukan manjanya hanya berlangsung tak sampai dua detik. Kini, makin panas gara-gara Emma dengan sengaja menggesekkan pipinya pada pipi (Name). Kemudian tersenyum bangga.
Makin panaslah si Manjiro.
"BARU PULANG MAIN TARIK, NGAJAK BERANTEM?!"
Baru saja hendak membalas teriakkan Manjiro, sosok lain yang berdiri di depan pagar memasang wajah sendu.
"Tampaknya ... (Name)-sama tidak membutuhkan kehadiran saya di sini."
Dan Izana langsung mojok macam anak hilang.
(Name) buru-buru membujuk Izana, memintanya masuk ke dalam rumah. Emma yang ditinggalkan misuh-misuh tidak jelas. Kemudian memilih abai dan mendokumentasikan acara jambak-menjambak keisuke dan Manjiro. Kakek yang dari tadi memperhatikan dari sofa, tertawa kecil.
Sementara Shinichiro yang baru datang dengan kantong besar berisi pesanan ibunya melongo.
"Ini ada apaan dah??"
•••
Omake
"Bunda ... maksud saya, (Name)-sama ... tidak apa-apa. Saya akan pulang saja."
"BUNDAA, PENGEN DORAYAKII!!!"
"Lihattt! Emma tadi moto Mikey pas dijambak!"
"Bun, Kakak beliin makanan yang Bunda mau, tapi kebanyakan dah pada tutup nih."
•••
30 Agustus 2021
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top