PROLOGUE: Caribbean

Naples, USA

Kemungkinan akan lebih baik jika Marigold berlari beberapa meter, memasuki ruangan-ruangan yang memungkinkan supaya dia dapat menghindari pusat bencana yang sinting itu. Dia bisa saja melakukan sedikit perdebatan untuk membela diri, tapi dia memang tidak ingin membuang energinya karena pilihan itu akan sia-sia. 

Namun, sungguh, demi tujuh neraka, Marigold Sara Petrova ingin bebas dari si obsesif Ajax Scheiffer.

Marigold menggerutu dan merengut dalam kalbunya, meski jika diperhatikan dengan teliti, dia terlihat santai. Ajax bertingkah selayaknya polisi yang berupaya hebat untuk menyergap komplotan penyelundup narkoba. Tidaklah bertingkah seperti seorang pengintai, Ajax bersikap terang-terangan, mengganggu Marigold begitu frontal hingga Marigold seolah ingin mati secara estetik dengan cara terinjak-injak kumpulan orang-orang gila hiburan di Caribbean.

"Kau memberitahunya, Ebony?" Selagi berjalan terburu-buru melewati kerumunan ramai di gedung Caribbean yang luas ini, pendengarannya dia pasang begitu penuh konsentrasi terhadap panggilan ponsel yang terhubung dengan salah satu teman terdekatnya, Ebony Reidd, satu-satunya orang yang tahu mengenai keberadaan Marigold. Berkali-kali perempuan itu melirik ke belakang untuk memantau pergerakkan parasit sinting itu kendali berkali-kali pula dia harus mendapatkan cacian kecil lantaran secara tidak sopan menabrak orang-orang.

Ebony menangkis, sudah tentu suaranya berubah agresif. "Permisi, Nona Klasik? Aku baru saja selesai diceramahi penyihir muda itu dan tidak sempat memegang ponsel sejak satu jam yang lalu. Lagipula tidak mungkin aku memasukkanmu ke dalam lubang hitam, Mary."

Marigold tidak memiliki tempat yang cocok untuk berekreasi untuk melarikan diri dari teror mantan kekasih, si Maniak Scheiffer. Caribbean adalah opsi terakhir dan satu-satunya di Naples, kawasan kasino elit bagi para komplotan pria-pria dan wanita-wanita dewasa dengan uang melimpah dari hasil-hasil bisnisㅡterkecuali lantai pertama yang dibuka untuk umum. Sungguh, perkuliahan sudah cukup melelahkan, dan dia tidak memiliki tempat lain selain kondominiumnya atau rumah Ebony yang juga kian membosankan hanya untuk menyenangkan diri sendiri. 

Namun, Ebony pula tidak salah. Marigold membiarkan posisinya diketahui Ebony karena perempuan mulato itu adalah satu-satunya orang yang dapat dipercaya. Marigold memberitahukan perempuan itu tepat satu jam yang lalu, sebelum si penyihir muda ituㅡcalon ibu tiri gilanyaㅡmenginvasi ketentraman hati dan pikiran Ebony. Marigold perlu sahabatnya tahu keberadaannya. Tapi, sial, siapa lagi selain Ebony Reidd? Apakah Ajax memantaunya selama 24 jam lamanya?

Dengan begitu, koneksi telepon itu diputus oleh Marigold. Dia memasukkan ponselnya terburu-buru pada tas kecil tanpa tali itu untuk akhirnya bisa pergi melenggang begitu bebas. Marigold tidak akan pernah berbohong bahwa pria di belakangnya, sekitar jarak sepuluh meter diantara kerumunan itu, adalah tipikal pria optimis dan obsesif. Bukanlah karena rasa cinta, tanpa disadari Marigold, hubungan mereka sudah tidak sehat sejak awal. Marigold sudah menjadi properti yang lebih dari sekadar manusia biasa. Meski pada hakikatnya dia akan tetap bertemu di lain waktu dengan orang itu, terutama di kampus, setidaknya Marigold berusaha meminimalisir rasa gila saat dia benar-benar ingin merasa bahagia.

Sekali lagi Marigold menoleh ke belakang, dan dia benar-benar bersitatap dengan netra coklat gelap yang liar itu. Dia sudah siap untuk kembali menabrak orang dan menerima cacian. Namun, alih-alih mendapatkan itu, Marigold mendapati pergelangan tangan-tangannya ditarik oleh pria-pria bertubuh besar dengan tampilan begitu formalㅡsekuriti kasino. Entah beruntung atau tidak, memasuki elevator, dia benar-benar bisa berpisah dengan Ajax yang secara otomatis terpaku dan marah saat Marigold memasuki elevator dengan sekuriti-sekuriti itu.

Suasana begitu nyenyat di dalam elevator. Kedua sekuriti kasino itu direk bersikap begitu dingin dan kaku selayaknya manekin. Marigold ikut bungkam kendati ada jutaan pertanyaan atas keajaiban eksentrik ini. Seraya mengusap-usap pergelangan tangannya yang memang terasa sedikit sakit akibat tangan-tangan tegas manekin formal itu, Marigold menunggu hal apapun yang akan datang dengan netra biru terang yang otomatis berkitar ke segala sisi. Pada intinya, dia hanya berharap jika sekuriti ini tidak membawanya pada Ajax Scheiffer atau hal-hal berbahaya. 

Berhenti di lantai dua puluh dua, lantai teratas kasino megah nan luksurius ini, Marigold dibawa melewati lobi sempit kosong, setidaknya hanya sekitar lima langkah hingga satu manekin formal itu menempelkan kartu untuk membuka ruangan apapun yang berada di balik pintu dan berakhir meninggalkan Marigoldㅡmenghendaki Marigold untuk memasuki ruangan itu. Di depan, Marigold meyakini keberadaan lantai pribadi, barangkali milik pemilik kasino ini. Suasananya begitu sepi, tetapi perempuan itu dapat melihat posterior maskulin seorang pria dengan setelan kemeja dengan jas hitam yang begitu misterius. Saat itu juga, Marigold segera disuguhi suara bariton rendah. "Membutuhkan bantuan, Nona?"

Marigold Sara melangkah dua langkah untuk memasuki arena pribadi, membuat pintu itu tertutup secara otomatis. Dalam waktu yang bersamaan, pria yang semula memunggungi itu membalikkan tubuhnya dan berjalan pelan-pelan mendekati Marigold. Ortiz Salvatore, Marigold tahu profil singkat orangnya, dan itu validㅡMarigold acapkali meriset profil tempat dan pemilik dari suatu tempat yang akan dia kunjungi. "Aku tidak pernah berniat untuk membuat kericuhan."

Caribbean memiliki aturan yang begitu ketat. Membuat kericuhan adalah kejahatan besar di sini. Sesungguhnya, Marigold atau Ajax sendiri bisa secara frontal dimasukkan ke dalam daftar hitam dan tidak diperbolehkan untuk memasuki gedung ini lagi. Meskipun apa yang Marigold hadapi terhitung sebagai gangguan dan turbulensi kecil, itu sangat tidak disukai oleh Caribbean. Marigold sendiri banyak melihat berita atau kasus soal pengusiran dan sebagainya dari Caribbean selama dia melakukan riset.

Tandai ini: ini tempat eksklusif.

"Indeed, you didn't. Pria itu tidak akan pernah diterima masuk lagi."

Marigold tersenyum. Bagus kalau begitu, pikirnya.

Ortiz Salvatore, pria dengan spesifikasi dewa, mengambil dua minuman alkohol di meja bar di sisi kanan sebelah pintu utama. Dia menyodorkan satu gelas kristal itu pada Marigold dengan adisi satu buah senyuman atraktifnya seolah hendak menggoda. Namun, meski demikian, gaya tubuhnya begitu ramah tamah, sama sekali tidak menimbulkan impresi mencurigakan. Pria itu hanya ingin melabeli dirinya sendiri sebagai "Tuan Rumah Baik Hati" lantaran Marigold Sara, pelanggan baru Caribbean, mendapatkan pengalaman pertama yang buruk di sini.

Marigold menerima itu tanpa perasaan curiga atau khawatir. Kemudian, Ortiz membawanya secara tidak direk menuju area lain dari lantai pribadi ini. Di sisi kiri, terdapat pintu kaca lebar dengan tirai-tirai hitam. Pria itu membuka pintunya hingga netra perempuan itu disuguhi area kolam renang luas yang persis berada di bawah langit malam yang indah. Di sana terdapat beberapa pembaringan lounge mewah dengan bantalan berwarna putih dan meja kecil di setiap sisi kanannya. Ortiz mendahului untuk duduk, bukan pada sandaran, melainkan pada kursi santai, dan Marigold menyusul.

Jika diperbolehkan untuk membuat sedikit nota pasal Ortiz Salvatore, sesungguhnya itu sangat bisa dilakukan. Ortiz Salvatore, sejauh Marigold meneliti Caribbean, menunjukkan sedikit deskripsi. Marigold sendiri tidak akan pernah menduga jika Ortiz Salvatore adalah pria dewasa yang tergolong tidak begitu tua; profil di pencarian itu tidak menunjukkan angka yang valid dan tetap. Dia sangat muda untuk memiliki bisnis sebesar ini. Pria ini adalah pemilik Caribbean, salah satu kasino eksklusif di Amerika, yang sah semenjak pembangunan bisnis sekitar enam tahun lalu, termasuk pemilik terbaru dari Salvatore Investments yang berdiri sejak puluhan tahun laluㅡbisnis keluarga. Dari yang tertera dari pelbagai situs, pria ini bisa mendapatkan kekayaan bersih sebanyak lima belas miliar dolar per tahun hanya dari keuntungan Caribbean dan puluhan miliar dolar dari perusahaan investasi keluarganya. Pria kaya raya, tentu saja. Selebihnya, dari sekadar informasi semacam itu dan satu buah foto formal yang sama, tidak ada informasi lainnya.

Seperti yang telah Marigold pikirkan sejak awal, Ortiz Salvatore, pemilik surga megah ini, memiliki spesifikasi laiknya dewa. Tidak bermaksud melebih-lebihkan, tetapi itu merupakan kebenaran hakiki, kendati Marigold tidak pernah berniat untuk menilainya atau sampai bereaksi gila. Kulit Ortiz berwarna tan madu, netranya hitam gelap, posturnya maskulin, irasnya penuh dengan nuansa tegas dan dingin, dan surainya sedikit bergelombang dengan setengah dahi yang terekspos. Pria Hispanik ini lebih dari sekadar rupawan.

Marigold tidak pernah menduga akan bertemu pemilik bisnis seperti ini. Caribbean adalah tujuan utamanya, sebagai pilihan paling akhir tatkala Marigold Sara membutuhkan tempat pelarian atas stres yang dibawa oleh mantan kekasih jahanamnya dan komplotan pengikutnya. Namun, beruntung juga Ajax mengejarnya hingga ke Caribbean dan membawa Marigold pada keuntungan besar. Marigold tidak perlu repot-repot pergi keluar bumi hanya untuk melarikan diri dari Ajax.

Oh, segala pembahasan itu mengingatkan Marigold pada suatu hal penting yang harus divalidasi.

"Apakah itu artinya aku tidak masuk daftar hitam Caribbean?"

Pria itu menarik sudut bibir, persis setelah meneguk kecil anggur tersebut. Dia tidak menoleh sama sekali demi menemui netra lawan bicara, melainkan menatap kosong ke depan. "Kau aman di sini."

Milisekon kemudian, bukan lagi visual kolam air yang diperhatikan pria tersebut. Ortiz menoleh dengan netra yang begitu jelas tengah memindai Marigold Sara. Seandainya Marigold berusaha mendapatkan kebenaran mengenai Ortiz Salvatore yang mungkin berbahaya atau tidak, barangkali Ortiz juga memiliki visi yang serupa. Dia terlihat bukan seperti pria Bangsat Murahan yang bertanggungjawab membuat perempuan menangis ketakutan hanya karena tatapan liar. Tatapan mata hitam gelapnya memang mengintimidasi, tapi tidak terlihat tengah mendisrespek Marigold atau tengah menunjukkan jika dia murahan.

Selanjutnya, ada sebuah komentar yang membuat Marigold menarik sudut labium. "Cocktail Hat, Satin Gloves, dan Vintage A-Line Dress untuk gadis dua puluh tahunan terbilang sangat langka."

Jangan aneh, tentu saja Ortiz tahu umur Marigold Sara. Ada pemindaian identitas untuk memasuki Caribbean, terlebih Marigold sudah mendaftar member. Ortiz bisa dengan sangat mudah mengetahui identitas ringkas dari perempuan ini sebelum akhirnya pria ini memutuskan menyelamatkan Marigold dari mantan kekasihnya dan menyelamatkan bangunan lantai satu dari kericuhan kecil itu.

Tidak membalas, Marigold tersenyum manis.

Marigold ingat seluruh masa kecilnya yang terlampau menyenangkan. Marigold Sara dicintai banyak orang sejak kecil. Bukan karena tanpa usaha, ada banyak usaha yang gadis itu lakukan berkat keluarganya sendiri dan juga dirinya sendiri yang terbilang suka menunjukkan diri. Tampilannya begitu nyentrik untuk ukuran gadis seumurannya. Bahkan saat pesta kostum sekolah junior, dia memiliki tampilan seperti Marilyn Monroe atau sederetan orang-orang pada jaman 60 atau 70-an. Dia juga banyak mengikuti kompetisi seperti itu dan mempertahankan gaya klasiknya yang membuatnya disukai orang-orang. Kendati tak bisa dimungkiri juga bahwa ada banyak pembenci yang berusaha menjatuhkannya atau menjadi salinannya. Yah, setidaknya, persetan soal pembenci, sebab itu, dia bisa mengamankan posisi karirnya sebagai model sejak kecil.

Kemudian, Ortiz Salvatore juga ikut tidak memberi tanggapan lagi. Pria itu lebih suka memindai lebih jauh perempuan berambut emas itu, kendati sesungguhnya netranya hanya diam statis merujuk pada mata biru terang lawan bicaranya. Tidak mengintimidasi, hanya begitulah caranya. Kapan terakhir kali figur Ortiz Salvatore memandangi seorang gadis seolah tengah menjamahnya secara sopan dan penuh afeksi? Pertemuan pertama dengan mantan kekasihnya empat tahun lalu. Tidak berbohong, Marigold Sara yang unik ini memang kelewat atraktif kendati hanya memakai gaun putih satin klasik dengan adisi sarung tangan berbahan sama sebatas lengan atas, kalung mutiara sederhana, dan topi koktail. Riasan wajahnya tidak tebal, tetapi hiasan bibir merah darahnya memang kelewat kontras. Di sekitar mata birunya ada beberapa mutiara kecil untuk menjadi penghias untuk menyeimbangi. Ortiz Salvatore tidak akan pernah melepaskan target seperti ini semenjak dia melihat perempuan ini diganggu oleh pria berandal berjaket jeans itu.

Paham karena barangkali Ortiz tidak begitu pandai berkonversasi, Marigold memulai lebih banyak kesan menyenangkan. Karena dia duduk pada pembaringan, mudah baginya untuk mengatur arah tubuh dan pandangannya. Marigold duduk menghadap Ortiz yang persis duduk mengarah pada kolam di kursinya. Dia mengangkat tangannya dengan citra elegan, lantas tersenyum, "Hanya jika berkenan, Marigold Sara Petrova," katanya, "not a gold-digger if you're worried."

Senyum asimetris itu tercipta di bibir Ortiz. Perempuan ini barangkali khawatir jika Ortiz menganggap Marigold sebagai perempuan pecinta uang pria. Namun, alih-alih memiliki imej seperti itu, Marigold yang tidak sepenuhnya menunjukkan ketertarikan pada pria kaya ini justru bersikap eksklusif. Marigold adalah kebalikan dari para gadis yang tersenyum liar seraya memainkan rambut dan memikirkan segala kemungkinan soal pria yang dihadapiㅡapakah memiliki Porsche atau Rolls Royce, apakah memiliki gaji tahunan lebih dari satu miliar, dan apakah-apakah lainnya. Perempuan ini bahkan tidak melupakan perkenalan formalnya.

"Ortiz Salvatore." Pria itu membalas uluran tangan itu dan tersenyum semakin menawan.

Marigold melepaskan salam itu. Dia meneguk satu tegukan anggur. Keningnya sedikit mengernyit. "Pasti sangat sulit berkenalan dengan perempuan."

"Tidak, aku hanya suka menilai dengan cermat."

Marigold terkekeh. "Aku hanya melihat satu foto formal di internet dan mengira bahwa kau akan cukup keras dalam batasan, walau sebenarnya aku juga tidak berpikir akan bersitatap muka dengan pemilik Caribbean secara langsung."

"Oh, kau sudah tahu sebelumnya, Nona?"

"Menjamin keselamatan pribadi. Meneliti destinasi adalah kewajiban yang harus dilakukan."

"Ada teman?"

Marigold mengangkat alis. Dia menaruh gelas kristal anggur yang isinya tersisa sedikit itu. "Menanyakan hal itu pada perempuan sangat salah, Senõr Ortiz."

Ortiz tersenyum tipis, tetapi siapapun akan tahu bahwa pria ini tertarik dengan konversasi eksentrik iniㅡOrtiz tidak akan pernah sudi berbicara sebanyak dan selama ini jika dia tidak tertarik. Pria itu menganggukkan kepalanya begitu pelan.

Kemudian, disela-sela jeda singkat itu, kening Ortiz tiba-tiba mengernyit. Semakin lama memperhatikan Marigold membuat Ortiz mengingat sesuatu; dia pikir, lama-lama dia merasa familiar dengan wajah Marigold Sara. "Aku pikir aku pernah melihatmu, dan rasa-rasanya, aku merasa tidak asing dengan nama Nona Petrova," kata Ortiz. Dia terlihat tengah mengingat-ingat. Sebuah geraman kecil muncul. "Er ... Balmain?"

"Em, ya, mungkin tiga bulan lalu. Balmain Spring-Summer 2027. Aku peragawati, dan aku tampil di sana."

Tidak salah lagi, pikir Ortiz. Kadang-kadang dia memang datang ke acara peragaan busana. Jangan tanya mengapa, anggap saja bahwa jaringan Ortiz memang tidak ada batasnya, misalnya karena dia memiliki bisnis investasi yang mengakomodir beberapa perusahaan. 

"A supermodel?"

"I hope so," balasnya.

Saat itu, Ortiz hendak segera membalasnyaㅡMarigold sangat pandai bereaksiㅡ, tetapi ada distraksi lain yang cukup familier sehingga atensi Ortiz berpindah pada hal lain. Bukan lagi sekuriti kasino, tetapi pria lain dengan profesi lain. "Ada kericuhan baru dengan subjek yang sama. Pria berjaket jeans yang mengejar nona ini kembali danㅡ"

"Ayat ketiga." Bius dan tempatkan di jalanan. "Jika Nona Sara berkenan."

"Apa artinya?"

"Membiusnya."

Marigold balas ragu-ragu. "Boleh, tapi dia selalu membawa senjata tajam, harap berhati-hati." Menjeda, perempuan tersebut balas setengah hati. "Mantan kekasihku maniak danㅡ" Disela kembali.

Ortiz Salvatore dan anak buahnya itu tertawa, seolah-olah mengatakan bahwa itu bukan masalah atau ancaman besarㅡsenjata tajam bukanlah kegilaan besar bagi mereka. Marigold Sara seolah telah mengeluarkan lelucon kering yang laik direndahkan dan ditertawakan, meski sesungguhnya dia tidak tersinggung sama sekali. Sampai kemudian, Ortiz memberikan isyarat agar pria bawahannya pergi hingga pria itu berakhir melakukan komunikasi tertentu dengan suruhan lainnya. Kemudian, Ortiz kembali memandang Marigold, "Caribbean mengutamakan kesenangan dan kenyamanan anggota, kita melakukan cara paling halus atau kasar. Kau tahu itu jika kau menelitinya."

"Maaf soal dia."

Wajah Ortiz berubah meremehkan. "Mantan kekasih? Terlihat berbeda level."

Marigold tertawa kecil. Marigold bersumpah, kendati Ajax memiliki spesifikasi sempurna hingga menjadi favorit para gadis kampus, belum lagi hartanya yang cukup melimpahㅡharta orangtuanyaㅡ, pria itu seolah berupaya besar untuk menjadi parasit yang jelas berbeda dengan Marigold yang ingin waras. Namun, di luar dari faktor itu, Ortiz mungkin berpikir lain. Ajax memang acapkali berpenampilan urak-urakan yang membuatnya terasa aneh. Jika disandingkan dengan Marigold Sara yang berpenampilan begitu klasik dan rapih, rasanya begitu kontras.

Ah, Caribbean adalah mimpi yang Marigold Sara cari selama ini.

Satu hal yang Marigold Sara ketahui, Caribbean dan pemiliknya membantunya melakukan pelarian diri dengan baik. Sehabis air anggur alkohol itu habis, gelas kristal selalu kembali terisi seperti konversasi-konversasi unik yang selalu berjalan. Ada banyak nota untuk pertemuan penuh keberuntungan ini. Marigold lebih dari sekadar member emas, atau Ortiz yang lebih dari sekadar 'Tuan Rumah Yang Baik'. Marigold pula tidak salah saat dia mengklaim bahwa barangkali Ortiz Salvatore bukanlah pria Bangsat Murahan. Terlalu banyak meminum anggur tanpa teman sudahlah biasa, kadangkala bisa menyusahkan Ebony yang tahu-tahu menjadi supervisi Marigold. Kali ini, Ebony yang barangkali memiliki masalah dengan penyihir muda tidak dapat berbuat apa-apa. Akhirnya, Marigold berakhir menjadi penghuni kamar tamu lantai pribadi Caribbean, bangun dengan selamat tanpa tanda-tanda aneh, dan mendapatkan kabar bahwa orang gila itu dihajar habis-habisan oleh orang tak dikenal di gang-gang sepi motel-motel kecil.

Kapan lagi bisa melarikan diri dari tekanan menuju destinasi yang menyenangkan? Seperti slot judi, hanya satu kesempatan seumur hidup.

Ayo kasih tanda penghuni baru Escapism di sini!

Gimana prolognya?

Prolognya emang masih sangat sopan. Beberapa part awal juga mungkin masih kelewat sopan. Ortiz Salvatore nih memang sangat-sangat sopan. Sopan. Sopan. Sopan.

Sampai jumpa di bagian selanjutnya!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top