ㅤ⎯ 𝐏erfect | 𝐋eo 𝐓sukinaga

Perfect
Pair: Leo Tsukinaga x Reader
Requested by: Naq_baek
[Maaf kalo ga jelas dan lama dibikinnya /sungkem.]
Characters: © Happy Elements K.K
Written by: vlynt__
1267 words

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

Sudah tiga tahun sejak kelulusanmu dari Yumenosaki Gakuen. Sudah tiga tahun pula kau dan Leo menjalin hubungan. Entah Leo memakai mantra atau apa, sampai-sampai kau mau menerima pernyataan cintanya yang kelewat bodoh. Dirimu pun sama, entah bagaimana bisa bertahan dengan Leo yang terkadang merepotkanmu selama tiga tahun ini.

Hari istimewa itu jatuh pada salah satu hari di bulan Maret, karena Leo menyatakannya tepat satu hari setelah kelulusan. Dan tahun ini akan menjadi perayaan yang ketiga kalinya. Dulu Leo pernah merayakan anniversary ke-1 bulan, mirip bocah di bawah umur yang alay-nya melampaui akal sehat. Tentu saja kau kabur dari rencana Leo untuk memeringati hari jadi ke-1 bulan kalian.

Setelah itu Leo tak pernah lagi merayakannya ala anak kecil. Di peringatan ke-1 tahun kalian, Leo mengadakan pesta barbeque yang berakhir membakar sebagian kecil kebun rumahmu. Lalu yang kedua kalinya, ia mengajakmu kencan seharian. Tapi kau pergi setelah makan siang karena kakimu sudah merengek minta diistirahatkan.

Perayaan yang Leo buat semuanya tidak berjalan dengan mulus. Meski begitu, kau selalu menantikan rencana-rencananya untuk mengejutkanmu. Tapi berbeda dengan tahun ini. Leo tidak melakukan apa pun, kau sudah jenuh menunggu sampai pukul 9 malam. Bahkan kabar atau pesan darinya pun tidak ada.

Yang kau tahu, Leo semakin sibuk dengan pekerjaannya akhir-akhir ini. Kau juga sama, kegiatan perkuliahan memadati jadwalmu. Hampir tak ada waktu bagi kalian untuk bertemu, dan satu-satunya komunikasi adalah melalui bertukar pesan.

Sejak pagi kau menunggu, barangkali Leo tiba-tiba berdiri di depan pagar rumahmu untuk memberi kejutan, atau mungkin meneleponmu pagi-pagi buta. Sayangnya harapanmu tak terwujud. Sampai saat ini pun kau masih menanti ketidakpastian. Tak peduli akan gagal seperti sebelumnya--atau Leo hanya akan membuat perayaan bodoh--kau tetap menunggunya.

Pukul sebelas malam, sebuah surel masuk ke ponselmu. Nama pengirim yang tidak kau kenal terpampang di sana.

Datanglah ke taman dengan air mancur di dekat rumahmu.

Kau mengernyit heran. Sempat berharap bahwa itu Leo, namun kenyataan yang ada berkata tidak. Lantas kau berpikir, bagaimana bisa orang tak dikenal ini mendapat alamat surelmu? Sebelum pikiranmu semakin mengada-ada, kau memutuskan untuk menelepon Leo. Seperti dugaan, Leo tidak menjawabnya, bahkan ponselnya pun sedang tidak aktif.

Sejujurnya kau begitu penasaran dan ingin mendatangi pengirim tak dikenal itu, tapi kau sadar itu terlalu berbahaya bagimu. Apalagi kau tak punya skill bela diri. Larimu saja tidak terlalu cepat.

Siapa?

Kau akhirnya membalas, dan tak lama kemudian balasan dari pengirim sampai.

Datang saja, aku bukan mau macam-macam.

Dengan bermodal pepper spray, kau mengikuti perintah si pengirim. Sambil berkomat-kamit sepanjang jalan, akhirnya kau pun sampai di tempat yang dimaksud--sebuah taman dengan air mancur besar. Taman itulah yang paling dekat dengan rumahmu, jadi seharusnya kau tidak salah tempat.

Matamu mengerling, mencari seseorang selain dirimu di sini. Sudah hampir tengah malam, wajar saja kalau tak ada orang lain di taman. Jalanan di dekat rumahmu pun sepi. Hanya ada suara lalu lalang kendaraan di jalan raya yang berada di balik perumahan ini.

Tak lama kemudian, sebuah e-mail kembali masuk ke ponselmu.

Pergilah ke air mancur. Cari sebuah batu besar di sana, angkat batu itu lalu kau akan temukan sesuatu.

Dengan berat hati kau menurutinya. Kalau bukan karena penasaran, lebih baik kau tidur nyenyak di kamarmu. Mungkin sambil memutar beberapa lagu galau yang ada di playlist karena pacarmu melupakan hari jadi kalian.

Jarak titik awal dengan air mancur tak terlalu jauh. Dengan mudahnya kau menemukan sebuah batu besar di dekat air mancur, kau lalu mengangkatnya. Batu itu mungkin beratnya sekitar 7 kilogram, butuh perjuangan untuk mengangkatnya dengan kedua tanganmu.

Terdapat sebuah kunci usang berbentuk kuno di balik batu besar tadi. Kunci itu dilengkapi dengan sebuah gantungan. Ada sebuah kertas yang diselipkan di sana.

Pergilah ke jembatan kecil di dekat kolam.

Sekali lagi kau menuruti keinginan pengirim. Kau berjalan menuju kolam. Dari kejauhan kau bisa melihat cahaya rembulan yang dipantulkan air kolam, namun lagi-lagi kau tidak mendapati hawa kehidupan. Langkahmu semakin jauh dari tempat awal kau berdiri. Semakin dekat dengan kolam, kau baru merasakan hawa keberadaan manusia lain selain dirimu.

Sebuah jembatan kecil dengan lebar tidak lebih dari 1,5 meter sudah berada di hadapanmu. Keadaan yang semula diselimuti gelap berganti saat lampu hias mulai dinyalakan. Beberapa lampu hias menggantung di railing jembatan. Ada banyak lilin dekorasi yang dibentuk menyerupai hati. Serta sebuah rangkaian bunga dengan bentuk serupa, lengkap dengan balon-balon berwarna merah muda.

Di seberang sana, lima orang laki-laki sedang menghadapmu. Salah satunya adalah orang yang kau nantikan seharian ini.

Kali ini--tanpa diberi aba-aba seperti tadi--kau melangkah di atas jembatan; melintasi kolam. Matamu sedikit membelalak kaget; lidahmu ikut kelu. Sedangkan kelima pemuda di seberang sana tengah sibuk mempersiapkan sesuatu.

Sebuah organ dimainkan oleh Tsukasa. Seorang pemuda bersurai gelap bernama Ritsu tengah memetik gitar. Si Pirang di sampingnya memainkan sebuah violin. Sedangkan Izumi yang dicurigai sebagai pemilik akun e-mail memainkan sebuah bass.

Lalu, kekasihmu yang kau nantikan--Leo Tsukinaga berdiri di depan mereka berempat sambil membawa gitar akustik di tangannya. Tepat saat kau berdiri di tengah-tengah jembatan, mereka berlima mulai memainkan sebuah lagu dengan Leo sebagai vokalis.

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

"I found a love for me. Oh darling, just dive right in and follow my lead." Dua larik awal dinyanyikan Leo dengan diiringi permainan organ Tsukasa serta alunan gitar Ritsu.

"Well, I found a girl, beautiful and sweet. Oh, I never knew you were the someone waiting for me."

Kau terus berjalan mengikuti tempo lagu; menikmati permainan mereka sambil terhanyut dalam emosi.

"We are still kids, but we're so in love, fighting against all odds. I know we'll be alright this time."

Leo lalu mengulurkan tangannya padamu; menatapmu dalam sambil tetap bernyanyi. "Darling, just hold my hand. Be my girl, I'll be your man. I see my future in your eyes."

Kau membalas uluran tangan Leo, membiarkan laki-laki yang kau cintai menggenggam tanganmu sampai lagu berakhir--bukan, tapi sampai selamanya.

"Baby, I'm dancing in the dark with you between my arms. Barefoot on the grass, listening to our favorite song. I have faith in what I see, now I know I have met an angel in person and she looks perfect. I don't deserve this, you look perfect tonight...."

Lagu berakhir setelah outro dari Tsukasa, Ritsu, Izumi, dan Arashi. Tanpa sadar air matamu menetes, semakin lama semakin deras. Leo meletakkan gitarnya lalu mengusap air matamu dengan lembut. Sedangkan sebelah tangannya masih menggenggam erat tanganmu.

"Uchuu~☆, (Name) kena prank~!"

"INI MEMALUKAN, LEO-KUN BODOH!" Tangisanmu justru semakin menjadi-jadi. Bahkan kini hidungmu mengeluarkan lendir. Kau segera mengelap ingusmu sebelum semakin parah.

"Wah, (Name) menangis tuh. Ou-sama harus tanggung jawab," timpal Ritsu.

"Hee? Kan aku berniat membuat kejutan biar (Name) bahagia!"

"YA ENGGAK GINI JUGA! NGAPAIN NGAJAK TEMAN-TEMANMU?" Kau memprotes Leo yang mengikutsertakan teman-teman satu unitnya.

"Chou uzai, Ou-sama maksa. Katanya Ninti kili picir iki mirih gimini? Siilnyi tihin lili gigil tiris, iki tikit dipitisin," balas Izumi.

"Ou-sama ternyata seorang love slave ya?" komentar Tsukasa.

"Bahasa planet mana itu, Kasa?" tanyamu yang sejak dulu susah memahami pilihan kata Tsukasa. Cuma big brain yang paham.

"Bahasa gampangnya tuh bucin, (Name)-chan," jawab Arashi. "(Name)-chan, ini dekorasinya dari aku semua loh!"

"Wah, enggak kaget sih. Soalnya Ara-nee memang ahlinya. Terus, tadi ngirim pakai e-mail siapa?"

"Aku," komentar Izumi.

Kau menanggapi dengan oh singkat, memang benar sesuai dugaan. Pandanganmu beralih pada Leo yang menatap wajahmu dari tadi, matamu lalu melirik ke bawah--melihat tangan Leo yang belum rela melepas telapak tanganmu.

Buset, sejak kapan pacarmu serius seperti ini?

"(Name)," panggil Leo.

"Hm?"

"Aishiteru."

vlynt
2022.01.20

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top