ㅤ⎯ 𝐅ireworks | 𝐌ika 𝐊agehira

Fireworks
Pair: Mika Kagehira x Reader
Requested by: -
Characters: © Happy Elements K.K
Written by: vlynt__
1278 words

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

"(Last name) Senpai!" Seorang pemuda pemilik mata heterokrom menghampirimu dengan setengah berlari. Kau yang awalnya hendak mengantar beberapa berkas pada OSIS lantas menghentikan langkah.

"Oh, Kagehira-kun! Ada apa?" Kau membalas sapaannya.

"Anu, Senpai pasti sudah tahu berita diadakannya festival...."

"Benar! Festivalnya diadakan tiga hari lagi."

"(Last name) Senpai, kau punya waktu luang?" Mika sedikit gugup. Kau bisa tahu itu. Tidak biasanya pemuda itu menunjukkan emosi seperti ini.

"Kupikir ada, selama festival berlangsung. Yah, jangan sampai aku diberi tugas tambahan oleh OSIS," kau pun tertawa miris mengingat nasibmu yang sering dijadikan budak ketua OSIS meski kau bukan salah satu dari anggotanya.

"Ba-bagaimana kalau kita pergi ke festival?!"

Kau sedikit terkejut meski dugaanmu benar--Mika mau mengajakmu pergi ke festival. Kau akhirnya memberi jawaban. "Tentu saja!"

Laki-laki dengan surai hitam berantakan itu terlihat senang. Senyuman mengembang sempurna menghias wajahnya, membuatnya semakin terlihat imut. Untungnya hal ini bukan sesuatu yang baru bagimu.

"Terima kasih, (Last name) Senpai!"

Melihat Mika yang sekarang ini membuatmu ingin mengelus-elus kepalanya. Tapi kertas-kertas di tanganmu itu nampaknya jauh lebih penting.

"Kalau begitu, aku akan lanjut bekerja. Sampai jumpa di festival, Kagehira-kun!"

"Um!" Mika mengangguk.

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

Selama tiga hari setelah Mika mengajakmu pergi bersama, kau tidak pernah lagi melihat kehadiran Kouhai-mu itu. Tugas-tugas dari ketua OSIS selalu menyibukkanmu. Mulai dari beberapa minggu sebelumnya, kau dipercaya untuk mempersiapkan konsep. Lalu kau juga yang mengurus banyak hal mulai dari A sampai Z--dari bulan lalu hingga hari ini. Si Ketua OSIS Penghuni Setia Rumah Sakit justru hanya menonton dari bangku paling belakang.

Tapi akhirnya hari itu tiba, kau akan menyambut kebebasan. Dalam hitungan jam festival akan dimulai. Kini kau sedang berada di lapangan tempat diadakannya festival nanti untuk melakukan pengecekan ulang. Kau berkeliling dari satu sudut ke sudut lainnya, namun yang kau cari tidak ada. Entah apa yang sedang dilakukan juniormu sejak tiga hari lalu.

"Hei-hei, (Name)-chan!" Seseorang memanggilmu. Kau menengok ke belakang, tidak ada. Lalu kau mengembalikan pandanganmu ke arah semula. Kaoru Hakaze pelakunya.

"Kaoru-kun, bukankah sudah kusuruh untuk berhenti memanggilku tiba-tiba?"

"Maaf, tapi itu hobiku."

Memang tak ada gunanya menasihati manusia seperti Kaoru. Tunggu, teman dekatmu itu manusia atau buaya?

"Apa persiapannya sudah selesai?" tanya pemilik rambut pirang.

"Tinggal memastikan beberapa hal, 30 menit lagi selesai."

"Hei, kau tidak punya teman untuk diajak ke festival 'kan?" Kaoru berniat mengejekmu. Tentu saja kau sudah kebal. Dua tahun sebelumnya kau selalu pergi sendirian, bahkan pernah memilih untuk tidak datang. Satu-satunya teman akrabmu adalah Kaoru. Sayangnya ia selalu sibuk dengan gadis-gadis, jadi kau dilupakan.

"Maaf tapi kali ini aku punya teman. Kau sendiri? Masih belum puas? Apa suatu hari kau akan mengajak laki-laki juga?"

"Ugh, hentikan itu, kau tahu itu mustahil. Tapi, apa katamu? Siapa yang mengajakmu?"

"Tidak perlu tahu. Kusarankan kau cepat mengatur jadwal untuk mengurus pacar-pacarmu," kau berniat mengakhiri pembicaraan dengan Kaoru. Alasannya ada dua: kau masih punya pekerjaan, dan sebenarnya kau tidak ingin melihat Kaoru dihakimi massa--maksudnya, gadis-gadis yang ia ajak.

"Ya, baiklah. Kau juga, semoga kencanmu berjalan dengan lancar!" Pemuda jangkung itu mulai berjalan menjauh hingga tak bisa lagi dilihat olehmu. Kau sendiri jadi berpikir, untuk apa Mika mengajakmu?

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

Berdiri sendirian di tengah keramaian selama satu jam, kau masih setia menunggu juniormu. Menghilang selama tiga hari, dan ia melewatkan jam sesuai perjanjian. Apa Mika punya kesibukan yang benar-benar memadati jadwalnya? Kau hanya geleng-geleng kepala. Mungkin Shu masih saja memberi tumpukan tugas pada Mika, pikirmu.

Sementara itu, Mika sedang menyelesaikan jahitannya di ruang latihan Valkyrie. Tiga hari lalu ia buru-buru berguru pada Shu Itsuki, lalu mulai menjahit baju untuk ia kenakan saat festival.

"Kalau Oshi-san yang melakukannya, itu terlihat mudah. Tapi...." Mika memandang hasil jahitannya yang sebentar lagi selesai. Hasil jahitan Shu memang lebih rapi dan indah, tapi Mika juga sudah berusaha untukmu, demi membuatmu terkesan.

"Kagehira, kau telat satu jam loh." Shu muncul dari ambang pintu. Mika terlalu sibuk dengan jahitannya, sampai ia lupa dengan waktu yang terus mengejar.

"Eh, benar juga! Gawat, Senpai bisa marah!" Mika membuka ponselnya yang menunjukkan pukul tujuh malam, juga ada beberapa notifikasi darimu.

"Biarkan saja seperti itu, cepat pakai. Jika (Name) memang membalas perasaanmu, ia tidak akan memedulikan itu."

"Oshi-san ... um, baiklah!"

Setelah menunggu lima belas menit kemudian, Mika akhirnya menampakan batang hidungnya. Ia berlari sangat kencang bahkan sempat hampir tersandung. Untungnya itu tidak terjadi. Kalau sampai terjadi, kau pasti akan menertawakannya, baru setelah itu membantunya berdiri.

"Maaf, Senpai! Aku benar-benar minta maaf!" Mika hampir saja bersujud di hadapanmu kalau kau tidak segera mencegahnya.

"Tidak apa, tidak usah dipikirkan!"

Pandanganmu beralih pada pakaian yang Mika kenakan. Indah, entah mengapa kau bisa merasakan sensasi hangat saat melihatnya. Meski kau tahu itu belum selesai sepenuhnya.

"Kau yang menjahit ini?" tanyamu.

"E-eh? Iya, aku minta bantuan Oshi-san juga," jawab Mika setengah malu.

"Ini sangat indah, tahu! Apa Shu-kun tidak ikut festival?"

Pujianmu tadi sempat membuat Mika melambung, namun berkat pertanyaan di akhir, ia kembali mendarat dengan selamat. "Seperti tahun-tahun sebelumnya. Oshi-san lebih memilih menghabiskan waktu dengan bonekanya."

Sebetulnya, selain dengan Kaoru, kau juga cukup dekat dengan Shu. Saat itu kau memutuskan untuk tidak menghadiri festival, dan kau sedang berjalan sendirian di koridor gedung sekolah. Lalu kau tidak sengaja berpapasan dengan Shu yang sedang membawa Mademoiselle bersamanya. Awalnya kau menganggap Shu sebagai orang aneh karena berbicara dengan boneka. Tapi pada akhirnya kau mengerti perasaan Shu.

"Ah, dia tidak berubah, ya? Kalau begitu, Kagehira-kun, kita mau ke mana?"

Mika tersentak. Ini terlalu tiba-tiba baginya. Ia bahkan tidak punya rencana harus melakukan apa selama festival--kecuali skenario klimaks yang sudah ia siapkan sejak lama.

"Ah, kau suka permen bukan?" tanyamu setelah menyadari Kouhai-mu yang bingung harus menjawab apa.

"Ah, iya!"

"Kalau begitu, permen apel atau permen kapas?"

"Aku pilih Sen—"

"Sen?"

Mika refleks menutup mulutnya. Tidak, jika ia katakan sekarang, semuanya tidak akan berjalan sesuai rencana. Ia harus menahannya sampai bagian akhir.

"Maaf, maksudku, permen apel."

"Baiklah, sebelah sana!" Kau menarik Mika menuju gerai yang menjual permen apel. Mika pun hanya menurut dengan berjalan mengikuti langkahmu. Setelah itu kalian menangkap ikan mas. Kau memamerkan kemampuanmu dalam menaklukkan perenang gesit. Mika terlihat sangat senang. Tidak, ia benar-benar senang. Itu semua berkat dirimu.

Acara puncak pun tiba. Kembang api raksasa akan diluncurkan sebentar lagi, tepat pada pukul dua belas malam. Kau dan Mika sedang mencari tempat yang bagus untuk melihatnya. Tentu, Mika menjalankan rencananya. Ia membawamu ke atap sekolah. Ini memang melanggar peraturan, tapi siapa peduli? Eichi bahkan sedang bersenang-senang dengan antek-anteknya di bawah sana.

"Memangnya tidak apa kalau kau ke sini?" Kau mencoba memastikan. Mika mengangguk mantap. Baru kali ini kau melihatnya begitu antusias.

"Ya sudahlah, kembang apinya akan diluncurkan satu menit lagi."

Kalian berdua menengadah, melihat cakrawala berhias bintang tak terhingga. Jika saat ini juga ada bintang jatuh, maka Mika ingin mengajukan satu permohonan. Sayangnya tidak ada. Cukup bersama dengan gadis di sampingnya ini saja ia sudah bahagia, benar-benar bahagia. Baginya, kau bagaikan bintang Sirius.

Beberapa detik lagi kembang api pertama akan diluncurkan. Jantung Mika  berdetak tak karuan. Tangannya berkeringat, perutnya pun mendadak tidak nyaman. Tolong, jangan di saat-saat seperti ini.

Sekarang waktunya.

Kembang api pertama diluncurkan. Bersamaan dengan itu, kau mendengar Mika mengatakan sesuatu. Memang samar, tapi kau bisa menangkap maksudnya. Mika menatapmu serius, dengan gemetar ia mengambil kedua tanganmu. Tiba-tiba jantungmu juga ikut berdegup kencang.

"Aku menyukaimu, Senpai."

Disusul oleh kembang api selanjutnya, disaksikan oleh candra masa purnama, dikenang oleh ratusan juta lebih bintang, pernyataan cinta di musim panas itu takkan kau lupakan. Musim panas itu, di atap sekolah, pukul dua belas malam, saat kembang api pertama diluncurkan, Mika Kagehira mengatakannya.

vlynt
2022.01.01

***

Cringe cringe cringe suara sepeda-
Btw kurang sweet ya? Niatku pengen ga alay, ternyata malah gini. Sepertinya aku harus berguru sama Kaoru.

Anw, Happy New Year y'all!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top