Drama Keluarga

Sepulang kampus, empat sekawan itu kembali mengurus brosur dan daftar sewa apartemen. Ga diduga, ternyata udah lumayan banyak yang mau nyewa apartemen mereka. Baru ingat kalo Yuki pernah masang pelet trus dilanjutin sama Wawa. Curiga ini penyebab utamanya. Beban emang.

Di sini yang lagi ngerodi ada Yuna, Hatsu, sama Yuki. Wawa? Gada dia ilang lagi. Lenyap ditelen bumi. Biasalah

"Ini udahan aja ya? Kalo kebanyakan repot," ucap Hatsu yang udah mulai lelah.

"Bener udahan?" jawab Yuki menoleh pada Hatsu.

"Iya, lagian kasian Yuna yang tinggal sendiri di apartemen ngurus daftar." Ini entah kenapa Hatsu tiba-tiba baik sama Yuna sehingga membuat Yuki curiga.

"Kalo dia dimakan setan kan ga lucu. Ntar target nistaan ku gada lagi gimana?"

Bener aja dugaan Yuki. Ada udang di dibawah kasur.

Eh ralat, ada udang di balik batu. Ternyata ada maksud tersembunyi dari perkataannya Hatsu barusan.

Kalo udang di bawah kasur mah udang goreng milik Sena Izumi yang jatuh ke kolong kasur.

"Yaudahlah ayo." Akhirnya Yuki pasrah, ngumpulin brosur dulu dan siap-siap buat balik. Tapi belum satu langkah mereka jalan, ada gorila betina yang menghampiri mereka.

"TUNGGU! AKU MAU MINTA SELEBARANNYAAA!!"

Sakit kuping dua manusia itu akibat teriakan gorila bernama Zira. Gabisa nyante aja napa? Telinga kami masih sehat wal afiat kok, gausa treak.

Yuki langsung aja memberikan selebaran itu ke Zira dengan telinga yang masih berdengung. Habis bilang terimakasih dengan teriak tentu saja, orangnya langsung ngacir gatau kemana. Nyungsep di kolam ikan kek Yuna baru tau rasa.

"...siapa gorila betina barusan?" tanya Hatsu ga habis pikir sama kelakuan mahasiswa di sini.

"Oh? Itu Zira anak psikologi. Ya orangnya emang gitu sih. Maba aja banyak yang ngeluh karena suara Zira yang sebelas dua belas sama toa. Tapi dia baik kok, walau narsis dikit."

"...keknya aku salah milih universitas ya?"

Hatsu tertekan pt2.

Oke coba kita sorot makhluk yang disebut-sebut sebagai gorila betina tadi. Sehabis minta selebaran, dia langsung pulang ke rumah naik ojol.

"BANG CEPET DONG, AKU PUNYA SUPRES BUAT EMAK DI RUMAH!" Teriak Zira nepuk² bahu babang gojeknya.

"S-sabar atuh neng. Jangan goyang-goyang nanti jaーAAAAA-"

Baru juga dibilangin, hampir jatuh kan. Untung abang gojeknya udah profesional sehingga bisa menyeimbangkan motor. Walau harus teriak panik berkepanjangan dulu sih.

"BANG CEPETAANN."

Zir, istighfar zir. Tadi kamu hampir kecelakaan masih tetep ngotot nambah kecepatan. Bukannya cepet sampe rumah malah cepet innalilah.

Setelah perjalanan yang penuh kesabaran itu akhirnya Zira udah nyampe di rumahnya.

"Ini bang ongkosnya, makasih ya!" Ucap Zira memberikan selembar duit ke kang ojeknya.

"Eh neng uangnya kurー"

Belum selesai Abang ojek tadi ngomong, Zira nya malah keburu ilang masuk rumah.

"Apa aku berhenti aja ya jadi ojek?"

.
.
.

"Mamahhh anak terajin dan tercantikmu udah pulang!!" Pulang-pulang Zira langsung dobrak pintu rumah. Untung ga patah.

"Gausah teriak-teriak! Nanti pintunya rusak lagi. Itu pintu baru ganti minggu lalu!"

Zira malah nyengir dimarahi. "Mah, aku punya supres!"

"Hah? Apaan itu? Jenis taperwer baru?"

"Supres mah, kejutan, bukan taperwer!" :(

"Ooh... Ngomong-ngomong, taperwer yang kamu bawa pas kemping semester lalu kemana!? Kok gada!?"

"Eh i-itu..." Zira udah keringat dingin akibat diminta klarifikasi dari emaknya. Masalahnya itu taperwer malah anyut di sungai. Ntah udah dimakan ikan atau dipungut orang dia gatau.

"E-eh ah! Lihat nih Mah, ada apartemen yang disewa deket kampus! Harganya juga murah!"

Akal-akalan Zira buat mengalihkan perhatian emaknya ternyata berhasil. Kini sang emak membaca isi selebaran yang katanya estetik itu.

"Trus?"

"Zira mau tinggal di apartemen! Sekalian mengurangi beban keluarga!"

"Tapi beban keluarga tuh cuma kamu. Bukan ngurang lagi, tapi emang bakal ilang kalo kamu gada." sahut emak Zira yang masih natap pamflet sewa apartemen tadi. Brosurnya estetik, jadi nagih diliat.

"KOK GITU MAH?"

Emak Zira mengangkat bahunya tak peduli. "Yaudah, kapan mau pindah?"

"Sekarang!"

Zira langsung ngacir ke kamar buat mengemasi barang-barangnya. Tak lupa poster Arashi, teman satu jurusan yang ia cetak. Gini-gini Zira jago stalker sehingga bisa dapet banyak foto Arashi.

Setelah selesai beres-beres, ia berdiri depan pintu buat pamit sama emaknya.

"Mah, sebenarnya Zira gamau minggat dari sini, tapi apartemen mewah itu menggoda sekali:(

Mulai sekarang babu mama di rumah udah gada. Maaf banget ya mah:'(

Nah trusー"

"Gausah banyak bacot, cepet pergi sana." Ketawa aja yuk?

Potek kokoro Zira mendengar ini. Ini posisinya malah kek dia yang diusir. Dahlah, keep setrong ya.

Setelah drama keluarga yang mengharukan itu, Zira langsung saja menggeret kopernya menjauh dari tanah kelahirannya.

Tamat.






































Ga dulu. Masih ada satu drama keluarga lagi yang harus di sorot.

Sepulang ngedaftar dari apartemen Limerence, Cansa langsung berkemas barang-barangnya di kamar. Bawa pakaian dan benda yang sekiranya perlu di bawa.

"Gergaji pink ku mana ya?" kata Cansa lalu melirik sekitar untuk menemukan keberadaan gergaji kesayangannya. Dan ternyata tuh gergaji nyelip di antara bantal-bantal di kasurnya.

Buset mba, itu gergaji dibawa tidur? Pengganti guling kah?

"Oke, koleksi darah kambing juga udah ku bawa, saatnya berangkat!"

Baru aja Cansa berdiri dan geret kopernya, Miko, saudara kembar laki-laki dari Cansa langsung menghentikannya.

"Kamu beneran mau tinggal di apartemen? Gamau di rumah aja sama aku?" Kadang Cansa heran. Yang sebenernya cewek siapa sih? Kok lucu dan cantikan Miko dari dia? Merengek aja cantik.

"Aniki, kita kan masih bisa ketemuan di kampus..."

"Tapi itu jarang! Kalo sibuk sama tugas kita ga ketemuan seharian gimana??" Sebenarnya Miko cuma khawatir kalo dia ga bisa liat mode kyut Cansa lagi. Ntar dia jadi gabisa ngesiscon:(

Mendadak sesuatu terpikirkan oleh Miko, "Oh, Gimana kalo aku ikut tinggal di apartemen!?"

"Aniki ku sayang, jangan ngadi-ngadi. Itu apartemen khusus cewek. Aniki cewek?" :)

"Aku kan mirip cewek. Lagian gaakan ada yang sadar kalo aku cowok."

"..." Oke, Cansa tidak bisa membantah tentang satu itu.

"...sebenarnya aku juga mau bawa aniki, tapi ada temen yang udah tau kalo aniki tuh cowok. Jadi, gabisa."

Miko tetep ga nyerah buat mencegat Cansa pergi. Sampe malem pun ia masih ngotot. Tapi akhirnya Miko rela melepaskan adik kembarnya buat tinggal di apartemen.

Inilah drama keluarga tersad abad ini, cinta seorang kakak terhadap adiknya. Saksikan di bioskop kesayangan anda!

〔🐵〕

Beb klean debut loh ꒰⑅ᵕ༚ᵕ꒱˖♡ yumeko_mio CansaMiko

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top