10: kejadian yang sebenarnya
Lu tau? Hati gw berhak memilih siapa yang pantas untuk menempatinya
.......
Saat yang lain sudah terlelap dalam tidur nya, azkia keluar untuk mencari udara segar, ia duduk di tepi kolam dan memandang langit penuh dengan bintang yang bersinar.
" Kok bisa terang banget sih bintang nya? Enggak lihat apa azkia lagi sedih" gumam gadis itu dengan mata berkaca-kaca nya.
" Tuhan..azkia kenapa sih? Kenapa sakit banget jauh dari kak Agam?, Kenapa azkia sulit untuk jauh bahkan sulit untuk azkia benci dengan kak Agam" kini air mata nya meluncur bebas.
Sesekali gadis itu memejamkan mata nya, mengingat saat-saat dekat dengan Agam. Dan tanpa di sadari nya sebuah tangan kekar memukul pundak mungil nya. Tentu azkia kaget dan mata nya menangkap sesosok Agam yang duduk di samping nya.
" Kenapa belum tidur?" Tanya Agam , tetapi tak di hiraukan oleh gadis itu.
Pria itu menarik nafas lalu memandang langit, lalu membuka mulutnya untuk bercerita.
" Apa yang gw bilang itu bener, cinta pertama gw adalah mama gua, mereka cuma teman bagi gw, sedangkan gw enggak ada rasa sama sekali" Agam melirik sebentar ke azkia, tapi gadis itu enggan merespon ia lebih memilih mendengarkan lanjutan cerita Agam.
"Termasuk Hana, dia memang pacar gua terlama, tapi suatu hari gua tau dia jalang, di-"
" Enggak!!" Bantah azkia cepat.
" Kak Hana bukan jalang, dia lakuin itu semua demi kebaikan kak Agam, dia sakit kak Agam, dia enggak mau kakak malu punya pacar penyakitan kayak dia. Dan satu lagi , dia bukan jalang, apa yang kak Agam lihat itu salah, cowok itu bukan pacar kak Hana melainkan paman nya" entah sejak kapan air mata nya mengalir.
Agam tersenyum menatap gadis polos di depan nya ini. Dalam hati nya ia tak kan pernah memaafkan jalang itu.
" Seharusnya azki enggak dekat-dekat sama kakak. Azkia udah lukai hati kak Hana, di sisa-sisa hidup nya dia cuma mau kak Agam di sisinya" sambung azkia .
" Lu tau? Hati gw berhak memilih siapa yang pantas menempati nya" Agam terdiam sejenak lalu melanjutkan ucapannya.
" Gw mau mencintai dengan cara gw sendiri, karena itu lah gw.
Gw bukan pria lain yang mengatakan beribu-ribu kata manis, itu jelas bukan gw.
Gw lebih memilih melakukan perbuatan yang menunjukkan gw cinta sama seseorang". Lidah azkia sulit untuk berbicara, badan nya pun menolak untuk meninggalkan Agam, seakan akan ingin mendengar kan pria itu lebih dalam.
" Bahkan sampai bintang meninggalkan langit yang gelap pun, gw tetap mencintai, karena gw yakin bintang dan langit memang di takdir kan untuk bersama".
Flashback:
Tengah malam saat Agam baru saja pulang dari markas, ia melewati club malam, dan mata nya tak sengaja menangkap sesosok gadis yang di kenal nya. Penasaran, ia pun masuk dan memerhatikan gerak gerik gadis tersebut.
" Hai sayang, udah lama nungguin aku ya?" Tanya gadis itu mengelus dada seorang pria paruh baya.
" Enggak kok sayang, aku baru nyampe" jawab pria itu meraba-raba payudara Hana.
Agam yang melihat itu pun sedikit terkejut kemudian jijik dengan kelakuan pacar nya itu, eh, maaf larat Agam tak pernah menganggap pacar melainkan teman.
Kemudian dua pasangan itu berciuman hingga pria itu mengendong Hana dan membawanya ke sebuah kamar, Agam pun mengikuti lalu menyaksikan sendiri pasangan itu berhubungan badan, lalu pria itu memberikan kartu serta uang kepada Hana.
" Cuih!! Jalang" Ucap Agam mengagetkan Hana yang baru keluar dari kamar itu.
Gadis yang semula panik itu pun seketika tersenyum lalu memeluk Agam serta tangan nya yang mulai meraba raba, sontak Agam menepis tangan itu secara kasar.
" Jauhi tangan kotor lu dari gw" ucap Agam menahan amarahnya.
" Enggak usah munafik Agam, khusus buat kamu gratis kok" Hana mengedip sebelah mata nya mengoda.
Agam tersenyum meremehkan " maaf, gw enggak tertarik dengan wanita murahan kayak lu.
Sok-sokan kaya lu di sekolah? Ternyata uang dari pekerjaan jalang lu ini?" Kemudian Agam pergi meninggalkan Hana.
..
Agam tersenyum mengingat kejadian itu, bagaimana bisa Hana mengatakan itu paman nya dan dia memiliki penyakit?
Dalam hati nya dia mengamini pernyataan kalau Hana memiliki penyakit.
" Udah lu masuk sana, ini udah malam angin nya juga kenceng!"
" Iya" ucap azkia lalu meninggalkan Agam sendiri.
Agam memperhatikan pundak mungil itu , entah kenapa ia merasa Hana akan berbuat jahat terhadap azkia.
Sebenarnya agam mendengar percakapan antara Hana, azkia, dan juga intan Waktu pembakaran api unggun. Oleh karena itu ia harus waspada, karena hana sangat terobsesi dengan diri nya. " Lu tunggu aja Hana" lirih Agam dengan senyum iblis nya.
Maaf guys kalau cerita nya makin Enggak nyambung
.
.
.
.
.
( Azkia Aqila)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top