- 𝐌𝐈𝐒𝐓𝐀𝐊𝐄
(𝐧.) 𝐌𝐢𝐬𝐭𝐚𝐤𝐞
/mɪˈsteɪk/
noun
a wrong action attributable to bad judgment or ignorance or inattention.
❝ 𝐖𝐡𝐚𝐭'𝐬 𝐭𝐡𝐞 𝐛𝐢𝐠𝐠𝐞𝐬𝐭 𝐦𝐢𝐬𝐭𝐚𝐤𝐞 𝐲𝐨𝐮'𝐯𝐞 𝐦𝐚𝐝𝐞 𝐢𝐧 𝐲𝐨𝐮𝐫 𝐥𝐢𝐟𝐞? ❞
❝ 𝐈 𝐰𝐚𝐬 𝐛𝐨𝐫𝐧 𝐢𝐧𝐭𝐨 𝐭𝐡𝐞 𝐰𝐨𝐫𝐥𝐝. ❞
Banyak orang di dunia ini ingin segala sesuatu menjadi sempurna dan sesuai dengan keinginannya. Maka tak ayal, bila masyarakat menghindar dari yang namanya 'kesalahan'. Bagi mereka, kesalahan adalah sesuatu yang harus dihindari dalam menjalankan kehidupan.
Menurut Sukiman (1985) kesalahan merupakan penyimpangan terhadap hal yang benar yang sifatnya sistematis, konsisten maupun isidental pada daerah tertentu.
Bahkan Kamus Besar Bahasa Indonesia turut andil menyatakan, kesalahan adalah "kekeliruan; kealpaan". Kesalahan dapat diartikan sebagai kekeliruan atau penyimpangan terhadap sesuatu yang benar, prosedur yang ditetapkan sebelumnya atau penyimpangan dari suatu yang diharapkan.
Seperti saat ini dan detik ini juga. Andaikan saja (Name) menurut pada Aidyn untuk tidak pergi terlalu jauh agar tak tersesat, agar tak menyusahkan diri sendiri. Namun sekarang, beginilah hasilnya.
Kesalahan pertama yang ia lakukan saat menginjakkan kaki di kota Banteng Inggris ini adalah tersesat di kota orang.
Kabut yang terus bersemayam dalam otak membuat Evergarden merasa bingung, kemana bagian bumi yang harus ia pijak sedangkan tubuh ini tersesat? Ah, dasar bajingan. Kepala (Name) berdeyut karena terlalu banyak berpikir. Jujur saja, (Name) sangat ingin membuang otaknya.
Tunggu, memangnya selama ini ia memiliki otak ya?
Rencana awal ingin jalan-jalan di sekitar stasiun kota, namun sekarang (Name) begitu tak berdaya. Kelereng biru itu berusaha mencari seseorang yang setidaknya bisa menolong dirinya. Namun ekspetasi terjatuh di tumpukan realita. Tak ada orang yang benar-benar bisa menolongnya.
'Aku.. harus kemana..' Batin yang berkecamuk hanya menambah masalah dalam diri. Matanya terus melirik kesana-kemari, setidaknya ada seseorang yang bisa membawanya ke Vila Goatsbeck 2, tempat ia akan bermalam bersama adik angkatnya.
Setidaknya sampai seseorang melakukan kesalahan, sehingga harus terhambat untuk datang ke sana.
William tak mengharapkan tatapan tajam penuh kebencian dari seorang wanita di saat pria muda itu merasa tak melakukan apapun. Kelereng merah itu terlihat menumpahkan perhatiannya pada sang puan yang memiliki rambut hitam lebat, dengan sorot mata yang tak bisa dijelaskan dalam kata.
Perasaan tak mengenakkan hati singgah, membuat nenek penjual buah-buahan merasa tak enak hati atas sikap wanita itu yang sepertinya beliau mengenal dirinya. "Tolong abaikan saja dia." Rasa simpati bersemayam dalam kalbu, membuat nenek ikut berkata, "namanya Michelle dan dia membenci bangsawan."
Ada sedikit jeda untuk nenek diam dan ada sedikit rasa penasaran yang membuat William ikut diam. "Hal itu dikarenakan Viscount yang menguasai daerah ini membunuh putranya."
Kelereng merah itu nampak menelisik kembali ucapan si nenek dengan ketenangan yang tak pernah lebur. Kasus ini sedikit menggelitik minatnya William.
'...' Mata scarlett itu sedikit menyipit yang membuat William tenggelam dalam pikirannya. Entah apa yang dipikirkan olehnya, tidak ada yang tahu kecuali Tuhan dan dirinya.
"Duh, pler bener. Minggir lo semua, dasar babik mesum! Baginda mau lewat!"
Setidaknya begitu, sampai suara sopran seorang wanita yang agak kasar berdengung di indra pendengaran William.
Netra scarlett itu melirik, menangkap sosok seorang wanita mungil berambut pirang dengan kulit pucat yang dibalut gaun perpaduan antara warna putih dan jaket biru Prusia berada di kerumunan pria yang terlihat ingin menganggunya. Ah, William sangat mengenal sosok ini. Sosok yang dia nantikan selama ini, 13 tahun lamanya.
Ribuan kupu-kupu menggerayang dalam perut, rasa hangat yang dipenuhi kerinduan dan kegembiraan bersemayam dalam dada yang membuat jantung berdetak lebih cepat dari biasanya. Kehangatan yang bersemayam hanya menambah euforia, terlebih lagi rasa rindu semakin kuat tiap detiknya.
'Nee...-san..?' 13 tahun penantian bukanlah waktu yang terbilang sebentar. Pada akhirnya, takdir dan Tuhan berpihak padanya untuk bertemu lagi dengan wanita miliknya.
Dengan langkah kaki yang mantap tanpa ada keraguan sedikitpun, Willian bergegas untuk melangkah maju dan menariknya kembali dalam pelukannya. Earl Moriarty yakin bahwasannya ratapan kerinduan yang selama ini dia tanggung, pada akhirnya sudah terbayarkan pada saat ini juga.
"Nee-san..!!"
Kegundahan malah menggudang dalam atma, hanya membuat rasa pening terus datang ke kepalanya. Aidyn tahu, bahwa akhir-akhir ini tak ada yang beres dengan saudarinya. Namun, wanita itu malah membuat dirinya ikut tak beres sehingga beban pikirannya bertambah akibat wanita itu hilang dari pandangan.
Ingatkah Aidyn untuk mencoret (Name) dari keluarga Carrington, karena selalu menyusahkan dirinya dengan hal-hal tak perlu seperti sekarang.
"Dasar bajingan. Sudah berumur, malah keluyuran seperti anak kecil! Kadang aku berharap (Name) bisa ingat bahwa umurnya sudah memasuki fase dewasa," keluh Aidyn pusing tujuh keliling.
Mata zaitun itu menelisik ke arah kerumunan massa di stasiun Durham. Dalam lubuk hati mungil Aidyn yang terdalam, dia benar-benar menyesal menyetujui gagasan (Name) untuk bberjalan-jalan 'Lain kali akan ku rantai wanita itu.'
Mungkin ada baiknya Aidyn membawa barang-barang mereka terlebih dahulu ke penginapan, sehingga memudahkannya untuk mencari saudarinya yang tersesat.
Kelereng zaitun Aidyn menangkap seorang pria yang terlihat mencoba menawarkan jasa pembawa barang miliknya, walau pria itu mendapatkan hikmahnya. Rasa kasihan yang terselubung, membuat Aidyn tergerak dan mendekati si pria. "Kau portir kan? Tolong bawakan barang-barang ku ini ke Vila Goatsback 2. Aku kesulitan membawanya karena terlalu banyak," pinta Aidyn pada pria berseragam itu.
Binar kebahagiaan tak dapat disembunyikan olehnya. Lantas, portir yang masih terlihat muda ini menganggukkan kepala, bersyukur ada seorang bangsawan baik hati yang mau memakai jasanya. "B-baik! Saya akan bawakan barang anda, terimakasih banyak Tuan!" balasnya tak bisa menahan rasa senang.
Ada perasaan senang ikut bersemayam, sehingga Aidyn mengulum senyum tipis kala melihat pria ini yang terlihat bahagia karena akan mendapatkan uang untuk sesuap nasi. "Ya, ayo cepat. Aku tak mau membuang waktuku terlalu banyak."
Dia mengangguk semangat. Tangan besar portir meraih tas dan koper yang dibawa Aidyn, bahkan nampaknya tas (Name) ikut andil untuk dibawa.
Sekarang Aidyn mengerti, bagaimana rasanya melihat senyuman orang lain yang membuatnya ikut bahagia. 'Kak Asher.. aku akan hidup untuk melanjutkan perjuangan mu bersama Kak (Name).'
Sepasang mata menangkap interaksi antara Aidyn dan portir yang membawa barang-barangnya. Kedua mata itu menelisik tajam, bagaimana melihat keduanya keluar dari stasiun menuju tujuan mereka. Dia mengenalnya.
'Earl Aidyn Carrington.. bagaimana kau masih hidup setelah insiden kebakaran besar yang kau sengaja?'
Kedua sudut bibirnya terangkat, mengulum senyum sinis yang diikuti sorot mata tajam penuh kegelapan yang diperhitungkan. Mungkin seharusnya sejak awal, dia tak mengenalnya sama sekali.
'Itu berarti, (Name) Evergarden masih hidup.'
Senyum sinis yang masih tersungging hanya menambah kesan menawan, terlebih lagi bagaimana gairah panas menggerayang dalam dada hanya menambah fakta bahwa orang yang selama ini dia cari ternyata masih hidup.
'Ah.. aku benar-benar merindukan mereka. Bagaimanapun juga, mereka berdua harus kembali dalam pelukanku.'
Benar. Seharusnya mereka tak saling mengenal sejak awal.
ꔵֺ CHAPTER VII ꓺ ʻ ℎ𝑎𝑣𝑒 𝑏𝑒𝑒𝑛 𝑐𝑜𝑚𝑝𝑙𝑒𝑡𝑒𝑑 ʼ
ִ┊ֺ᭝݊⢾ִ̜̜̜🍊⃞⡷ྀ 𝐏ᦅ͜͡ʝׂᦅ𝗄ׂ 𝕺ɾᧉ꯭۫ᥢᥢ𝆹ִ𝅥𝆭 ꮺ◜ִ۫
yahaha kasian penasaran 🤪.
tembus 600 vote, orenn bakalan pertemuin nem sama keluarga moriarty hehe. asal kalian rajin vote, orenn rajin update.
happy new year teman-teman. semoga di tahun ini kita semua diberikan kesehatan, rezeki, serta keberuntungan yang banyak. semoga cita-cita kalian di tahun ini bisa tercapai yaa.
eh btw, tiba-tiba orenn kepikiran buat mtp x reader nya yang original dari orenn wkwkw /slapp.
canda cuk, iki aja belum kelar.
yauda, semangat menjalani hari ya teman-teman q.
bye bye~!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top