- ๐๐๐๐๐
(๐ง.) ๐๐๐๐ซ๐ญ
/hรคrt/
ย ย ย noun
compassion and understanding, life-giving and complex. it's a symbol for love. often known as the seat of emotions, the heart is synonymous with affection.
ย โ ๐๐จ๐ฎ ๐๐๐ญ๐๐ก ๐ฆ๐ฒ ๐ก๐๐๐ซ๐ญ, ๐๐๐๐ฒ ๐๐ฏ๐๐ซ๐ ๐๐ซ๐๐๐ง. โ
ย ย ย ย โ ๐๐๐๐๐ฎ๐ฌ๐ ๐ข ๐๐๐ง, ๐ฆ๐ฒ ๐๐จ๐ฏ๐. โ
Cinta kerap disangkut-pautkan dengan hati. Meski dalam bahasa Inggris sebenarnya 'heart' merujuk kepada organ tubuh jantung, Namun dalam masing-masing bahasa, 'heart' dan hati sudah digunakan sebagai satu kata yang menjadi simbol perasaan cinta.
Namun, apakah para pembaca tahu bahwa alasan sebenarnya mengapa cinta dikaitkan dengan hati ataupun jantung? Ternyata jawabannya bermula dari kepercayaan filsuf kuno berusia ribuan tahun. Jantung dianggap sebagai organ tubuh manusia yang paling dekat dengan perasaan dan merupakan sumber emosi. Dari rasa sayang atau cinta, rasa takut, rasa sedih, dan rasa-rasa lainnya.
Dalam kehidupan umat manusia, hati juga memiliki peranan penting sama seperti jantung dalam tubuh manusia. Dengan adanya hati seluruh anggota tubuh manusia bisa berjalan dengan baik, dikarenakan mereka saling bergantung satu sama lainnya. Bahkan banyak filsuf dan ilmuwan era klasik termasuk Aristoteles, menyebut bahwa hati adalah pusat pemikiran dan emosi, dan kadang-kadang menolak peran otak.
Disebutkan juga bahwasannya hati adalah simbol yang sejak lama digunakan untuk menunjukkan spiritualitas, emosi, moral, dan pada masa lalu, juga sebagai pusat kecerdasan manusia.
Kadang kala Evergarden merasa bingung, apa ia harus mengikuti kata hatinya yang berpikir secara emosi atau otak yang berpikir secara logika. Jika keadaannya seperti, lambungnya bahkan tak bisa menjawab pertanyaan yang (Name) pikirkan.
Wajar saja, lambung tempatnya pencernaan makanan bukan untuk tempat berpikir.
Detak jantungnya berdegup sesuai dengan irama langkah kakinya, begitu cepat. Terlihat mata biru miliknya mengamati sekitar, sedangkan tangan mungil yang terbalut sarung tangan coklat tua itu nampak membawa tas tua yang cukup besar.
Sepertinya ia tak main-main dengan ucapannya yang kemarin, bahkan menyanggupi perintah dari atasannya untuk menginjakkan kakinya di kota Banteng milik Inggris.
Batinnya bergeliat karena gelisah, sedangkan wajahnya mencoba memasang ekspresi tenang dikala badai datang dalam otaknya. Entah dosa apa yang ia lakukan di kehidupan sebelumnya, jelas (Name) merasa bahwa ia terlalu banyak dosa sehingga mendapatkan kesempatan kedua yang ia anggap neraka.
Aidyn hanya bisa menatap nanar ke arah wanita yang selama ini menemani masa sulitnya. Dia mengulum senyum miris, saat mata biru milik (Name) nampak mencari sesuatu kesana-kemari. 'Ya Tuhannn... Cobaan apalagi ini woi..'
Nada bicaranya seperti tak asing..
Tangan besar yang dibaluti sarung tangan putih meraih tangan mungil milik (Name), membuat wanita berkepala tiga itu menoleh dan mendapati Aidyn menggenggam tangan mungilnya. 'Aidyn?' (Name) membatin bingung, lantaran Aidyn yang biasanya enggan untuk menggenggam tangannya sekarang mau menyentuhnya.
"Aku dengar di sini ada yang menjual sirup maple langsung dari Kanada, mau mencobanya?"
Tawaran yang diucapkan saudara angkatnya membuat bingung. (Name) mengulum bibirnya, sebelum mengulas senyum tipis dan mengangguk pelan untuk menyetujui tawaran Aidyn yang terdengar menyenangkan dan bisa memenangkan pikirannya. "Boleh.. puding kacang sepertinya juga enak," jawabnya memelankan kalimat terakhir.
Puding kacang, salah satu camilan yang disukai saudarinya dan Aidyn hafal betul walau (Name) mencoba menyembunyikannya. Pria itu mengulum senyum, kemudian menarik tangan (Name) agar berjalan lebih cepat. "Ayo cepat, Nee-chan. Nanti kita akan ketinggalan kereta."
Suasana stasiun yang cukup ramai hanya membuat jantung (Name) berdegup agak kencang, usai mendengar panggilan dari Aidyn yang membuatnya tersenyum kecil. "Baik, Otouto."
Ah.. pemandangan yang sangat manis untuk dilihat.
Pria pucat berambut pirang ini tak bisa menahan debaran dan gairah hangat dalam dadanya, tatkala mendapatkan kabar bahwa penantian panjang yang selama ini dia tunggu akan datang hari ini.
"Cukup dengan dongengnya, mari kita lanjutkan pelajaran Matematika kita."
Setiap jari yang menyentuh kapur papan tulis putih dengan gerakan penuh kelembutan, hanya menyebabkan sensasi hangat dalam diri William tatkala atma yang terasa ada. Sebagai seorang dosen termuda di salah satu universitas kota Durham, tentu dirinya sering kali membuat penasaran oleh para mahasiswanya.
Entah apapun yang dilakukan William, baginya pria muda itu adalah manusia penuh bakat.
Tiap goresan yang menciptakan angka dan huruf di atas papan, membuat semua pandangan ditumpahkan untuknya seorang. William memberikan fokusnya pada para mahasiswa, walau dadanya bergemuruh dalam rasa gembira.
Sekelebat ingatan tentang kejadian paling berkesan dalam hidupnya pada 13 tahun silam membuat William mengulum senyum dalam diam, tatkala hatinya bergetar penuh kehangatan saat pikirannya hanya difokuskan pada satu orang di masa lampau.
'Nee-san.. apa kau bahagia bersama suami bangsawan mu itu?'
Bola mata merah memancarkan kelembutan dalam diam, kala dia membalikkan tubuh untuk menatap para mahasiswanya karena sesi kuliah mereka akan mulai lagi.
Namun mata tak bisa membohongi, ada rasa gelisah yang terselip dalam hati William paling dalam. (Name) Evergarden, satu-satunya wanita yang selalu menjadi sumber masalah perasannya selama 13 tahun terakhir. Entah apa yang terjadi di masa lalu dan apa hubungan keduanya, jelas Earl Moriarty menaruh perhatian besar pada wanita pengantar surat.
'Apapun yang terjadi, aku akan merebutnya dan membuat Nee-san jatuh dalam pelukanku.. bahkan, jika aku harus bersaing dengan kedua saudaraku sendiri.'
Seharusnya kau tak melakukan tindakan yang tidak diperlukan, William James Moriarty.
Salahkah bagi Albert untuk mencintai seorang wanita yang notabenenya 4 tahun lebih tua darinya, bahkan kemungkinan besar sudah memiliki anak?
Ah, ya.. salahkan dirinya kala perasaan aneh yang pernah terselip dalam dirinya yang menginjak usia 14 tahun.
'Andai saja kita tak pernah bertemu, apakah aku akan bertindak sejauh ini?' Pertanyaan yang terbesit dalam benak Albert hanya menambah beban pikirannya Disaat ia harus menyelesaikan tugas lebih penting, rasa yang tak pernah asing selalu merintih dalam hatinya.
Tiap halaman kertas yang dibalikkan untuk menemui halaman selanjutnya harus terhenti. Tangan Albert menggantung di atas tumpukan dokumen, koran, dan beberapa catatan warga sipil. Netra hijau itu menumpahkan seluruh perhatiannya pada salah satu koran di masa lampau, yang terdengar tak asing baginya.
'Berita 13 tahun yang lalu?' Sebelah alis milik Albert terangkat, tatkala bola kelereng emerald itu menelisik temuan koran lama yang tak dia harapkan ada di tangannya. Awalnya sulung Moriarty terlihat penasaran, sebelum pada akhirnya dia menelan informasi tersebut dengan rasa tak nyaman menggerayangi.
THE DAILY OF LONDON
A fire broke out at the Carrington residence.
A huge fire broke out in the main Carrington residence, leaving 14 family members, 9 servants, 5 guards dead at the scene of the crime. This unfortunate incident caused the head of the Carrington family, Viscount Asher Carrington to meet his death in a horrible way. The only person who managed to survive the fire was Aidyn Carrington. However, the fire left deep scars on the boy, so he decided to move out of London and head for the city of Norwich. The Viscount's fiancรฉe was nowhere to be found in the fire, it is possible that she survived but was traumatised by the incident. Police are still unable to establish who the perpetrators were, or the cause of the fire.
'Tunggu.. bukankah Nee-san adalah tunangan dari Viscount?' Mata emerald itu menelisik tajam tiap kalimat yang ditumpahkan di atas koran, memastikan bahwa dia tak salah baca.
Kening Albert membentuk kerutan, kala koran dia tutup kembali diikuti helaan nafas gusar. Seharusnya dia tak menorehkan luka lama, kala membaca selebaran berita lampau. 'Tidak.. William bilang Nee-san telah ditemukan..'
Kelereng emerald itu tertutup dengan gusar, bahkan rasanya Albert begitu enggan untuk membukanya dan memastikan berita duka 13 tahun silam. 'Namun, usai kejadian kebakaran itu Nee-san langsung menghilang secara misterius.' Sulung Moriarty membuka matanya, menelisik kembali temuan berita duka yang membuat jantungnya hampir copot tadi. 'Sebenarnya.. selama 13 tahun menghilang, apa yang Nee-san lakukan?'
Kau tahu Albert, semakin sedikit yang kita ketahui, semakin baik untuk kita sendiri.
Kelereng oranye milik Marlon menelisik kembali rekaman kehidupan seseorang yang dia bawa kemari, (Name) Evelyn Grace. Seorang wanita yang seharusnya sudah lama mati, namun harus terseret arum jeram yang diciptakan khusus untuknya.
Andaikata ini bukan tugasnya, Marlon pun merasa enggan untuk menyeret jiwa unik sepertinya dalam neraka buatan milik sang Tuan. Semuanya sudah terlambat, dan satu-satunya cara untuk menyelesaikan neraka ini adalah (Name) menyelesaikannya sendiri.
"Semuanya berjalan sesuai keinginannya Tuan Muda.." Helaan nafas penuh rasa gusar dan cemas hanya membuat dirinya serat, dan rasa bersalah menambah kesengsaraan batin. Marlon merasa bahwa dia tak pantas disebut malaikat, kala menjerumuskan jiwa yang seharusnya berada di antara surga dan neraka.
Munafik rasanya, bila Marlon tak bisa untuk merasa tidak khawatir pada (Name). Dia selalu mengkhawatirkan wanita muda ini, bahkan rasa sayang sudah bersemayam dalam batin. Marlon bukan pria bodoh yang akan memaksakan diri untuk menolak perasaan, karena bagaimanapun juga rasa ini tak bisa dipadamkan secara paksa.
Kedua bola mata seindah langit senja itu ditutup rapat, membuat Marlon terjebak dengan ingatan masa lalu tentang wanita itu. Bayang-bayang serta pertemuan pertama mereka sedikit berkesan bagi Marlon. Baginya, (Name) adalah manusia yang cukup manis.
"Ia adalah jiwa yang unik. Jiwa yang diselamatkan oleh seluruh kebaikannya dari neraka, namun terhalang seluruh dosanya untuk masuk surga." Kedua bola mata oranye Marlon berkedip, rasa kebas memenuhi kepalanya karena merasa pusing hanya dikarenakan mengurus satu orang wanita.
"Kuharap kehidupan kedua ini bisa kau manfaatkan dengan baik, (Name). Sehingga jiwamu takkan terjebak kedua kalinya, untuk menentukan dosa dan pahala mu kembali."
Semuanya bukan berawal ketidaksengajaan, melainkan kesengajaan yang sudah direncanakan Tuan Muda mereka semua.
๊ตึบ CHAPTER VI ๊บ สป โ๐๐ฃ๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ก๐๐ สผ
Bแบกn ฤang ฤแปc truyแปn trรชn: AzTruyen.Top