- 𝐂𝐑𝐈𝐌𝐄

(𝐧.) 𝐂𝐫𝐢𝐦𝐞
/krīm/
      noun
an action or omission that constitutes an offense that may be prosecuted by the state and is punishable by law.

  ❝ 𝐌𝐲 𝐜𝐫𝐢𝐦𝐞? 𝐖𝐡𝐚𝐭 𝐝𝐨 𝐲𝐨𝐮 𝐦𝐞𝐚𝐧? ❞

          ❝ 𝐘𝐨𝐮𝐫 𝐜𝐫𝐢𝐦𝐞 𝐢𝐬 𝐬𝐨 𝐬𝐰𝐞𝐞𝐭, 𝐦𝐲 𝐋𝐚𝐝𝐲. ❞

Berbicara tentang kejahatan tak jauh-jauh dari yang namanya manusia. Karena kejahatan dan manusia, begitu melekat dan selaras yang dipadukan dengan dosa manusia.

Namun, jika ada kejahatan pastilah ada hukuman yang harus ditebus atas kejahatan yang pernah dilakukan di masa lalu. Namanya manusia, tak pernah luput dari yang dosa. Dan lucunya sudah tahu mereka berdosa, tetapi mereka memalingkan pandangan akan dosa yang diperbuat.

Mungkin itu yang dirasakan (Name), saat melihat mimpi yang sama terus berputar selama 7 hari 7 malam, hingga membuat (Name) tak bisa tidur dengan nyenyak. Seakan-akan mimpi yang datang dalam tidurnya yang lelap, memberikan peringatan atas semua dosa yang pernah ia perbuat di masa lalu.

Di umurnya yang genap 31 tahun ini, membuat wanita Evergarden merasa bimbang atas keputusan yang ia buat pada 13 tahun yang lalu. Keputusan yang sangat beresiko, hingga ia takkan pernah bisa untuk lari seumur hidupnya. Baru kali ini, ia merasa bahwa ialah masalahnya.

'Mereka mengizinkan ku untuk memakai buku tersebut, tetapi anehnya aku merasa bersalah menggunakannya. Apakah ini karma?' Sedari tadi (Name) bolak-balik di depan tungku api yang menghangatkan ruangan. Mata birunya menatap lantai kayu tua tersebut dengan tatapan intens, sedangkan giginya menggigit kuku dengan perasaan gusar.

Bayang-bayang masa lalu terus menghantuinya, mengingat kembali kejadian 13 tahun silam yang menurutnya adalah keputusan terburuk yang pernah ia buat. 'Semoga Tuhan memaafkan aku.'

Helaan nafas keluar dari bibir pucatnya, dan meremas erat rok hijau daun yang dikenakan. Ada rasa takut, gelisah, bahkan kemarahan saat mata (Name) melihat sepucuk surat di atas meja kecil yang tak jauh dari tempat ia berdiri. Surat putih yang memiliki warna emas di sisi suratnya, kemudian cap emas yang sudah dibuka dengan isi surat tersebut di atasnya. Rasanya ketakutan terbesar (Name) telah kembali setelah sekian lamanya.

"Tinggal menunggu waktu dan aku akan kembali ke dalam genggamanmu lagi, Moriarty."

Siapa sangka, kedatangan jiwa sepertinya bisa menghebohkan dunia atas, apalagi dunia manusia.

Suara burung bersahut-sahutan satu sama lain, di pagi hari yang indah ini. Aroma teh yang dipadukan dengan sepiring omelet menjadikan paginya lebih baik, terutama dengan beberapa lembar koran di tangannya.

Netra merahnya yang gelap menatap lurus ke arah koran yang ada di genggamannya, untuk mengawali pagi yang indah ini dengan cara membaca koran. William James Moriarty, menikmati pagi harinya dengan cara membaca berita yang baru-baru saja terjadi saat ini. "Totalnya sudah ada tujuh korban." Dia diam sesaat, sebelum melanjutkannya kembali. "Pelaku yang tidak diketahui identitasnya ini membuat masyarakat takut."

Benturan antara cangkir dan piring menciptakan suara menawan, tatkala secangkir teh disediakan oleh Louis James Moriarty untuk kakaknya yang tercinta. Bau teh yang baru saja disediakan mengudara, menciptakan aroma memikat dan memanjakan indra penciuman. "Ini peristiwa yang mengerikan, Kak William," sahut Louis, lantaran William membacakan berita hangat yang baru saja terjadi.

Ada rasa aneh menggelora dalam batin William, saat membaca berita tersebut. Wajah tampannya terlihat sedikit menggelap, seakan-akan tengah menahan amarah usai membaca berita tersebut. "Benar. Pelaku sengaja memilih anak laki-laki, untuk memuaskan keinginannya. Lalu disaat pelaku sudah puas, mereka dibunuh."

Alis Louis berkerut, usai mendengar penjelasan kakaknya tentang berita yang ada di koran. Ekspresi ketidaksukaan terhadap pelaku yang melakukan aksi menjijikkan dan kejam tersebut, tak dapat terelakkan dari wajah Louis. "Sulit dipercaya, manusia bisa melakukan hal sekeji ini," ungkapnya.

Kedua sudut bibir pucat William terangkat, mengulas senyuman (baca : seringai) tipis dengan kedua mata tertutup yang membuatnya terlihat sangat manis dan dia berkata, "anggapan bahwa hal ini tidak mungkin dilakukan manusia, justru sangat manusiawi."

Mendengar perkataan kakaknya, membuat Louis tertegun. Hingga sang kakak membacakan beberapa kalimat, yang ada di berita tersebut. "Kinerja polisi semakin dipertanyakan, mengingat pelaku masih belum ditangkap." Louis sedikit membungkuk, melihat isi dari koran yang dipegang kakaknya dan berkomentar, "tampaknya polisi kesulitan, karena mereka tak memiliki petunjuk."

Senyuman tipis William tak pernah luntur dari bibirnya. Entah mengapa ada perasaan menggelitik dirinya, ketika membaca kasus yang ada di berita. "Petunjuknya ada di sini," koreksinya.

Ekspresi terkejut Louis terlihat menyegarkan, bagaimana pria yang selalu berekspresi datar itu selalu dibuat terkejut oleh kakaknya yang memiliki otak cerdas.

"Omong-omong Louis, bagaimana perkembangan jejak mencari ia? Apakah ada petunjuk dari yang lain?" Pertanyaan ganda yang diiringi senyuman tipis dari William, membuat Louis diam di tempat. Mata merahnya menyorotkan arti mendalam, sebelum menjawab, "ada, beberapa.."

Jawaban Louis yang terdengar tak yakin, membuat William memberikan senyuman lembut. Dia menganggukkan kepalanya dan melebarkan koran, kemudian menaruhnya di atas meja yang ada di depan. "Ia.. seharusnya berada tak jauh di London." William diam sesaat, sebelum melanjutkan, "Tepatnya Cambridge, di bagian Kota Norwich."

Louis mengedipkan kedua matanya, menatap William dengan tatapan bingung. Kenapa kakaknya bisa menyimpulkan sampai ke sana? Menyadari kebingungan Louis, Willian hanya memberikan semyuman geli yang menawan. "Louis, jika kamu ingin kabur dari seseorang tetapi tak memiliki uang yang cukup, apa yang akan kamu lakukan?" tanya William secara acak, menunggu responnya.

Louis diam sesaat, memikirkan jawaban dari pertanyaan William. Pertanyaan acak ini membuat dia sedikit kebingungan untuk menjawab. Tangan kiri pucatnya memegang dagu, kemudian dia menjawab, "aku.. akan pergi ke kota terdekat karena tak memiliki uang yang cukup untuk kabur. Namun, karena posisinya aku dikejar, aku akan memilih tinggal di ujung kota."

Usai memberikan jawaban pada William, bola mata merah Louis melebar, menyadari apa yang dimaksud kakaknya. Dia menoleh, masih dalam keterkejutannya. "Nii-san.. itu berarti.." William mengangguk, memberikan seringai tipis pada adiknya. "Itu benar. Ia, (Name) nee-san ada di sana."

Sorot mata merahnya menyiratkan kerinduan dan cinta yang mendalam, dan Louis menyadari ekspresi William lewat mata merahnya. Siapa sangka, orang yang mereka cari selama belasan tahun, ternyata mendiami wilayah ujung Kota Cambridge. Dan bukan lain ia adalah, (Name) Evergarden.

Pikiran Albert James Moriarty melayang ke arah masa lalu, usai sulung Moriarty ini mendapatkan kabar baik dari kedua adiknya. Anggur muda dalam gelas yang ada di dalam genggamannya bergoyang, mengikuti gerakan tangan Albert. Netra hijaunya menyiratkan makna dalam, saat mereka menatap genangan anggur merah yang ada di gelas.

"Nee-san.." Hembusan nafas keluar dari bibir Albert, merasakan sensasi dadanya yang terasa berdebar sesaat menegak anggur terakhir. Dia menggenggam gagang gelas dengan erat, mencoba menahan euforia yang ada di dalam dirinya.

Pikirannya terus-menerus memikirkan seseorang yang membuatnya merasakan sensasi menyegarkan, saat dia dalam masa remaja. Kedua sudut bibirnya melengkung, mengulas senyuman lembut yang menawan. Sungguh, bila Albert ingin, dia sangat ingin melempar gelas saking senangnya.

"Nee-san masih hidup.. itu berarti, cinta pertamaku masih hidup.." Jelas sekali Albert mengecilkan suaranya, saat mengucapkan kalimat terakhir. Jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya, membuat dia memegang dadanya dan merasakan detak jantungnya. Oh tidak, Tuan Albert James Moriarty jatuh cinta. Apakah ini berita baik?

Tanpa diketahui masing-masing individu, ketiga saudara tersebut mencintai orang yang sama, cinta pertama yang sama.

ꔵֺ CHAPTER III ꓺ ʻ ℎ𝑎𝑣𝑒 𝑏𝑒𝑒𝑛 𝑐𝑜𝑚𝑝𝑙𝑒𝑡𝑒𝑑 ʼ

ִ┊ֺ᭝݊⢾ִ̜̜̜🍊⃞⡷ྀ 𝐏ᦅ͜͡ʝׂᦅ𝗄ׂ 𝕺ɾᧉ꯭۫ᥢᥢ𝆹ִ𝅥𝆭 ꮺ◜ִ۫

tadinya orenn mau kasih prev nya moriarty bersaudara ketemu sama nem versi terbaru, cuma mager. jadi yaaa, next chap aja hh!

seperti biasa, koreksi kalau ada yang typo. dan tolong jangan jadi silent reader yang menyusahkan author. vote dan komen kalian ditunggu, bye byee!!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top